Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN

TEKNIK MENYIKAT GIGI PADA SISWA/I KELAS V SD NEGERI 065011 MEDAN TAHUN 2019 DINDA
JULIANTI NIM : P07525016060 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN
GIGI TAHUN 2019 KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP
PENGETAHUAN TEKNIK MENYIKAT GIGI PADA SISWA/I KELAS V SD NEGERI 065011 MEDAN TAHUN 2019
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III DINDA JULIANTI NIM :
P07525016060 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2019
HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL : Gambaran Penyuluhan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan
Teknik Menyikat Gigi Pada Siswa/i Kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019 NAMA : DINDA
JULIANTI NIM : P07525016060 Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji
Medan, Mei 2019 Menyetujui , Dr. drg. Ngena Ria, M.Kes NIP. 19670410 1999103 2 003 Ketua Jurusan
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes NIP.
196911181993122001 Gambaran penyuluhan metode demonstrasi terhadap pengetahuan tehnik
menyikat gigi pada siswa/I kelas V SD Negeri 065011 medan tahun 2019 LEMBAR PENGESAHAN JUDUL :
NAMA : Dinda Julianti NIM : P07525016060 Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes RI Medan Tahun 2019 Penguji I Penguji II Manta Rosma, S.Pd,
M.Si drg. Nelly Katharina M, M.Kes NIP. 196111061982032001 NIP. 197005232000032001 Ketua
Penguji Dr. drg. Ngena Ria, M.Kes NIP. 1967041019991032003 Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes NIP. 196911181993122001
LEMBAR PERNYATAAN GAMBARAN PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN
TEKNIK MENYIKAT GIGI PADA SISWA/I KELAS V SD NEGERI 065011 MEDAN TAHUN 2019 Dengan ini saya
menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka Medan, Mei 2019 Dinda Julianti P07525016060 i MEDAN HEALTH POLYTECHNIC
OF MINISTRY OF HEALTH DENTAL HYGIENE DEPARTMENT SCIENTIFIC PAPER, MAY 2019 DINDA JULIANTI
OVERVIEW OF DEMONSTRATION METHODS COUNSELING TO KNOWLEDGE OF TEETH BRUSHING
TECHNIQUES TO GRADE V STUDENTS OF SD NEGERI 065011 MEDAN IN 2019 IX + 31 PAGES, 3 TABLES, 2
PICTURES, 10 ATTACHMENTS ABSTRACT Efforts to maintain oral health as well as the promotion of
dental health, especially in elementary school children, need special attention. Dental and oral health
counseling to elementary school students is one of the efforts to improve the degree of dental health in
children in promotive and preventive aspects. The choice of demonstration methods in oral and dental
health education supports the improvement of children's understanding, by directly practicing the right
way to brush their teeth. This type of research was descriptive research with survey methods, a
population of 30 people, and samples taken from the entire population. The data taken is knowledge of
the technique of brushing teeth before and after counseling with the demonstration method. This
research was conducted at grade V students of SD Negeri 065011. The results obtained level of
knowledge of the technique of brushing teeth before being counseled with the demonstration method
obtained 15 respondents (50%) of respondents have good knowledge about brushing techniques and 15
respondents (50%) have moderate knowledge. After counseling with the demonstration method, 24
respondents (80%) had good knowledge of the technique of brushing their teeth and 6 respondents
(20%) had moderate knowledge. Counseling with demonstration methods can improve students'
knowledge about brushing techniques. It is hoped that students of class V of SD Negeri 065011 Medan
will maintain their oral health by brushing their teeth properly. Keywords : Knowledge, Counseling,
Demonstration Method References : 41 (2002-2018) ii POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI KTI, Mei 2019 Dinda Julianti Gambaran Penyuluhan Metode Demonstrasi
Terhadap Pengetahuan Tehnik Menyikat Gigi Pada Siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019
ix + 31 halaman, 3 tabel, 2 gambar, 10 lampiran Abstrak Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada anak kelompok Sekolah Dasar perlu mendapat
perhatian khusus. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada murid sekolah dasar merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi pada anak dalam aspek promotif dan preventif.
Pemilihan metode demonstrasi pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut mendukung meningkatnya
pemahaman anak, dengan mempraktekkan secara langsung cara menyikat gigi yang benar. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriftif dengan metode survey, populasi sebanyak 30
orang, dan sampel diambil dari seluruh populasi. Data yang diambil adalah pengetahuan teknik
menyikat gigi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan metode demonstrasi. Penelitian ini
dilakukan pada siswa/i kelas V SD Negeri 065011. Hasil penelitian didapat tingkat pengetahuan teknik
menyikat gigi sebelum diberikan penyuluhan dengan metode demonstrasi diperoleh 15 responden
(50%) responden memiliki pengetahuan baik mengenai teknik menyikat gigi dan 15 responden (50%)
memiliki pengetahuan yang sedang. Setelah diberikan penyuluhan metode demonstrasi, diperoleh 24
responden (80%) memiliki pengetahuan baik tentang teknik menyikat gigi dan 6 responden (20%)
memiliki pengetahuan yang sedang. Penyuluhan dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan
pengetahuan siswa/i tentang teknik menyikat gigi. Diharapkan agar siswa/i kelas V SD Negeri 065011
Medan tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Kata
Kunci : Pengetahuan, Penyuluhan, Metode Demonstrasi Daftar Bacaan : 41 (2002-2018) iii KATA
PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul “Gambaran
Penyuluhan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Teknik Menyikat Gigi Pada Siswa/i Kelas V SD
Negeri 065011 Medan Tahun 2019”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan gigi. Dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini banyak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dan
saran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu drg. Ety Sofia Ramadhan,
M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. 2. Ibu Dr. drg.
Ngena Ria, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Ketua Penguji yang telah banyak meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat diselesaikan dengan baik. 3. Ibu Manta Rosma, S.Pd, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Ibu drg.
Nelly Katharina M, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan kepada
penulis dalam menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Jurusan
Keperawatan Gigi yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan. 6.
Orangtua tercinta Husnul Hafis dan Aisyah dan kakak saya Dita Ulfa Ariska yang telah memberikan
dukungan, semangat dan doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. 7. Seluruh
mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi yang telah bersamasama memberi dukungan. iv Harapan penulis,
semoga Tuhan Yang maha Esa senantiasa melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Akhirya dalam kesempatan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik isi, susunan, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mohon maaf, dan penulis
mengharapan saran dan masukan yang sifatnya membangun guna perbaikan dan kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebelum dan
sesudahya saya ucapkan terima kasih. Medan, Mei 2019 Dinda Julianti P07525016060 v DAFTAR ISI
Halaman ABSTRACT ............................................................................................... i
ABSTRAK................................................................................................... ii KATA
PENGANTAR................................................................................... iii DAFTAR
ISI ................................................................................................ v DAFTAR
TABEL......................................................................................... vii DAFTAR
GAMBAR ................................................................................... viii DAFTAR
LAMPIRAN.................................................................................. ix BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar
Belakang ...................................................................... 1 B. Perumusan
Masalah .............................................................. 2 C. Tujuan
Penelitian ................................................................... 2 C.1. Tujuan
Umum ............................................................... 2 C.2. Tujuan
Khusus .............................................................. 3 D. Manfaat
Penelitian ................................................................. 3 BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ................................................................. 4 A.
Penyuluhan ............................................................................ 4 A.1. Pengertian
Penyuluhan ................................................ 4 A.2. Tujuan Penyuluhan .......................................................
4 A.3. Langkah-langkah Penyuluhan ...................................... 5 A.4. Prinsip-prinsip Dasar Penyuluhan
Kesehatan Gigi dan Mulut ........................................................................... 6 A.5. Metode
Demonstrasi .................................................... 7 A.6.
Media ........................................................................... 8 B. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Mulut ................... 9 B.1. Pengertian .................................................................... 9 B.2. Tingkat
Pengetahuan ................................................... 9 C. Anak (Usia Sekolah Dasar 10-11
Tahun) .............................. 10 D. Menyikat Gigi ......................................................................... 11 D.1.
Pengertian Menyikat Gigi .............................................. 11 D.2. Tujuan Menyikat
Gigi .................................................... 11 D.3. Lama dan Frekuensi Menyikat Gigi .............................. 12
D.4. Waktu Yang Tepat Menyikat Gigi ................................. 12 D.5. Alat dan Bahan Menyikat
Gigi ...................................... 13 D.6. Cara Menyikat Gigi ....................................................... 14 D.7.
Tehnik Menyikat Gigi Yang Baik dan Benar .................. 17 D.8. Manfaat Menyikat
Gigi .................................................. 21 E. Kerangka Konsep ................................................................... 22
F. Defenisi Operasional ............................................................. 23 vi BAB III METODE
PENELITIAN ................................................................ 24 A. Jenis
Penelitian ...................................................................... 24 B. Lokasi dan Waktu
Penelitian .................................................. 24 B.1. Lokasi Penelitian ..........................................................
24 B.2. Waktu Penelitian ........................................................... 24 C. Populasi dan Sampel
Penelitian ............................................ 24 C.1. Populasi ........................................................................ 24
C.2. Sampel ......................................................................... 24 D. Jenis Pengumpulan
Data ....................................................... 24 E. Prosedur
Penelitian ............................................................... 25 E.1.
Persiapan ..................................................................... 25 E.2. Alat dan
Bahan ............................................................. 25 E.3.
Pelaksanaan ................................................................. 26 F. Pengolahan dan Analisa
Data .............................................. 26 F.1. Pengolahan Data .......................................................... 26 F.2.
Analisa Data ................................................................. 26 BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ...................................…….. 27 A. Hasil ..............................................................................
27 B. Pembahasan ................................................................. 28 BAB V SIMPULAN DAN
SARAN .................................................. 31 A. Simpulan ....................................................................... 31 B.
Saran............................................................................. 31 DAFTAR
PUSTAKA......................................................................... 32 LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL Halaman Tabel
4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa/I kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun
2019 ........................................ 27 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Sebelum Diberi
Penyuluhan Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa/I Kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun
2019 ............................... 27 Tabel 4.3 Distribusi Frekuens Tingkat Pengetahuan Sesudah Diberi
Penyuluhan Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa/I Kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun
2019 ..................... 28 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Gerakan Menyikat Gigi Yang
Benar ....................................... 15 Gambar 2.2. Gerakan Membersihkan Gigi Dari Sisa-sisa
Makanan............ 16 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Melakukan Penelitian
Lampiran 2. Surat Keteranganm Lampiran 3. Informed Consent Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 6. Etical Clereance Lampiran 7. Master Tabel Lampiran
8. Daftar Konsultasi Lampiran 9. Jadwal Penelitian Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup Penulis 1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari,
untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat agar dapat terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Menurut Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, bahwa menyikat gigi adalah kegiatan membersihkan gigi
menggunakan sikat gigi dengan atau tanpa pasta gigi. Perilaku benar dalam menyikat gigi mengacu pada
kebiasaan menyikat gigi setiap hari, minimal dua kali sehari, sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Menurut RISKESDAS pada kelompok umur 5-9 tahun terdapat sebanyak 93,2% yang melakukan
perilaku sikat gigi setiap hari, namun hanya 1,4% yang melakukan perilaku sikat gigi dengan waktu sikat
gigi yang baik dan benar. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi
terutama pada anak kelompok sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak
sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap
perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Melalui program penyuluhan diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan upaya pelihara diri (Prasko, dkk,
2016). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada murid sekolah dasar merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi pada anak dalam aspek promotif dan preventif. Pemilihan
metode demonstrasi pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut mendukung meningkatnya
pemahaman anak, dengan mempraktekkan secara langsung cara menyikat gigi yang benar (Ilyas,
dkk.2012). Penyuluhan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk menciptakan suasana
agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah perilaku lama yang kurang menguntungkan
untuk kesehatan gigi, menjadi lebih menguntungkan untuk kesehatan gigi (Budiharto, 2009). 2 Usia saat
sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk di
antaranya menyikat gigi. Potensi menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup
penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Situmorang, 2008). Bagi anak, cara menyikat gigi
perlu diberikan contoh suatu model yang baik serta dengan teknik yang sederhana mungkin.
Penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak harus dibuat semenarik mungkin,
antara lain melalui penyuluhan yang atraktif tanpa mengurangi isi pendidikan, demonstrasi secara
langsung, program audiovisual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol (Situmorang, 2008).
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan dengan wawancara pada siswa/i kelas V SD Negeri
065011 Medan bahwa dari 15 siswa/i yang diwawancarai terdapat 10 orang yang pengetahuannya
tentang teknik menyikat gigi tergolong masih kurang dan tidak bisa mempraktekkan teknik menyikat
gigi. Sebagian besar siswa/siswi juga hanya menyikat gigi 1 kali dalam 1 hari yaitu di pagi hari. Dari
permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “gambaran penyuluhan
metode demonstrasi terhadap pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa/i kelas V SD Negeri 065011
Medan Tahun 2019.” B. Perumusan Masalah Bagaimana gambaran penyuluhan metode demonstrasi
terhadap pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019.
C. Tujuan Penelitian C.1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran penyuluhan metode demonstrasi terhadap pengetahuan teknik menyikat gigi
pada siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019. 3 C.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari
penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa/i kelas V
SD Negeri 065011 Medan sebelum dilakukan penyuluhan metode demonstrasi. 2. Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan setelah
dilakukan penyuluhan metode demonstrasi. D. Manfaat Penelitian 1. Menambah pengetahuan bagi
peneliti metode demonstrasi terhadap pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa/i kelas V SD Negeri
065011 Medan. 2. Sebagai bahan informasi untuk pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa/i kelas
V SD dalam upaya merencanakan pemeliharaan kesehatan gigi pada siswa/i. 3. Untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain, serta sebagai bahan referensi dan informasi di
perpustakaan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan dan hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan gigi dan mulut. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan A.1. Pengertian
Penyuluhan Menurut Waston (1985), penyuluhan adalah menyediakan informasi bagi klien dan dengan
hidup dan kejadian-kejadian dalam hidup secara lebih efektif (Maulana, 2014). Penyuluhan kesehatan
sama dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau
usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik (Depkes, 2012). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan
yang dilamkukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan
dengan kesehatan. Dengan pengertian tersebut maka petugas penyuluhan kesehatan harus menguasai
ilmu komunikasi juga harus menguasai pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan
(Machfoedz, 2015). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sehingga mempunyai kemampuan
dan kebiasaan untuk berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut (Depkes, 2012). A.2.
Tujuan Penyuluhan Tujuan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah mengubah perilaku masyarakat
ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Adapun tujuan
dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah : 5 1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan sasaran
di bidang kesehatan gigi dan mulut 2. Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan
individu untuk meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri di dalam bidang kesehatan gigi
dan mulut. 3. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri maupun kesehatan keluarga. 4.
Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta menjelaskan kepada
keluarganya tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 5. Mampu mengenal adanya kelainan
dalam mulut sedini mungkin kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar 6.
Mengenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut dan pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut. 7. Menjelaskan akibat-akibat yang ditimbulkan dari kelalaian menjaga kesehatan gigi dan
mulut 8. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah (Depkes RI, 2010) A.3.
Langkah-langkah Penyuluhan Untuk melaksanakan program penyuluhan harus membuat perencanaan
penyuluhan terlebih dahulu. Suatu perencanaan yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1.
Dapat dilaksanakan terus menerus. 2. Berorientasi ke masa depan. 3. Dapat menyelesaikan suatu
masalah. 4. Mempunyai tujuan. Menurut Herijulianti, Indriani, & Artini (2002), langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan penyuluhan adalah : 1. Analisis Situasi. Analisis situasi
merupakan suatu kegiatan dalam mengumpulkan data tentang keadaan wilayah, masalah-masalah
sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi. 6 2. Penentuan Prioritas
Masalah Mengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai dengan urutan yang
kurang penting. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain dengan cara
pembobotan. 3. Penentuan Tujuan Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku
yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. 4. Penentuan Sasaran Sasaran untuk penyuluhan dapat
dibedakan menjadi : a. Masyarakat umum b. Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah
dicapai c. Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader kesehatan yang membantu menggerakkan
dan menyebarkan informasi. 5. Penentuan Pesan Pesan merupakan informasi yang akan disampaikan
kepada sasaran. Pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan sasaran yang akan diberikan
penyuluhan. 6. Penentuan Metode Pemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan tujuan yang
ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif atau psikomotor (contoh : untuk
mengubah kognitif / pengetahuan dapat memilih dengan menggunakan metode ceramah ataupun
diskusi). 7. Penentuan Media Dalam menyampaikan penyuluhan digunakan media dan alat bantu
peraga. Pemilihan media dan metode yang tepat serta didukung oleh kemampuan dari tenaga penyuluh
merupakan suatu hal untuk mempermudah proses belajar mengajar. 8. Penentuan Rencana Penilaian
Penilaian yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan penilaian, penentuan tolak ukur yang akan
digunakan untuk penilaian. 9. Penyusunan Jadwal Kegiatan 7 Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun
waktu dan terjadwal yang disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas
penyuluh, waktu dan rencana penilaian. A.4. Prinsip-Prinsip Dasar Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan
Mulut Penyuluhan merupakan upaya pendidikan yang memiliki prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan agar penyuluhan berhasil yakni : 1. Prinsip-prinsip dasar penyuluhan
masyarakat meliputi : seorang penyuluh hendaknya mempunyai keahlian, kejujuran, ketekunan dan
kesungguhan dalam melaksanakan aktifitasnya, antara penyuluh dan kelompok sasaran yang harus
terjadi jalinan hubungan batin yang baik, materi atau bahan penyuluhan yang disampaikan hendaknya
mulai dari materi yang paling mudah diterima dan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan kelompok,
media yang digunakan tepat guna dan berdaya guna. 2. Prinsip dasar penyuluhan kelas antara lain :
Mengikut sertakan peserta didik pada saat memberikan penyuluhan dalam kelas, memajukan pelajaran
peserta didik pada saat memberikan pelajaran yang mudah kemudian bertahap dilanjutkan kepada
yang sulit, keluwesan dalam pergaulan membiarkan diri mengikuti kehendak anak-anak sesuai dengan
keadaan mereka. 3. Bentuk penyuluhan Penyuluhan individu atau perorangan yaitu formal dan informal
yang dilaksanakan di puskesmas dan kunjungan rumah, penyuluhan kelompok misalnya Karang Taruna
dan ibu-ibu PKK, penyuluhan masa yaitu penyuluhan yang diberikan pada sekelompok orang atau
masyarakat dalam jumlah yang besar, misalnya memasang poster/tulisan ditempat ramai, melalui
media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar (Machfoedz, 2015). A.5. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran/penyuluhan dengan cara
mempertunjukkan secara langsung cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses. 8
Keuntungan dari metode demonstrasi adalah proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan
akan lebih berkesan secara mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih
baik, terlebih lagi bila para peserta dapat turut serta secara aktif melakukan demonstrasi. Kekurangan
dari metode demonstrasi adalah apabila alat yang diperagakan tidak dapat diamati dengan baik karena
ukuran alat terlalu kecil, maka hal tersebut mengakibatkan proses demonstrasi hanya dapat dilihat
beberapa orang yang berdekatan dengan pembicara (Khanza, 2015). A.6. Media Menurut Fitriani
(2011), media yang dapat digunakan dalam penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi: 1) Media Power
Point Presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum untuk menyajikan sebuah informasi
atau gagasan. Tujuannya adalah untuk membujuk atau mempengaruhi dan meyakinkan seseorang
mengenai informasi yang disampaikan. Sebelum teknologi mengalami kemajuan presentasi dilakukan
dengan media papan tulis (blackboard maupun whiteboard), selanjutnya berkembang dengan handout
untuk dibagi ke audiensi, kemudian mulailah berkembang presentasi dengan pemanfaatan teknologi
yaitu dengan menggunakan power point (Umbaran, 2013). Media power point adalah program aplikasi
presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Media power point
dapat dibuat dengan sederhana dan tidak terlalu sulit, bahkan dalam dunia pendidikan media ini sudah
mulai digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah (Berk, 2011). Keuntungan dari program ini
adalah sederhananya ikon-ikon pembuatan presentasi yang kurang lebih sama dengan ikon-ikon
microsoft word yang sudah banyak dikenal oleh sebagian besar masyarakat pemakai komputer.
Penggunaan media power 9 point sebagai metode pembelajaran dapat membuat proses penyampaian
informasi menjadi semakin variatif dan menarik (Rockhman dkk., 2007). Penelitian ini menggunakan
media power point sebagai media pendidikan kesehatan gigi dan mulut. 2) Media visual Media ini
berguna dalam membantu menstimulasi indra penglihatan pada saat proses penyampaian materi
penyuluhan dilakukan. Beberapa contoh alat/benda yang termasuk dalam media visual adalah poster,
boneka karakter, Power Point, dan lain sebagainya. 3) Media audio Media ini berguna dalam membantu
menstimulasi indra pendengaran pada saat proses penyampaian materi penyuluhan dilakukan.
Beberapa contoh alat yang termasuk dalam media audio adalah radio dan rekaman suara dalam kaset.
4) Media audiovisual Media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra pendengaran dan
indra penglihatan. Contoh alat yang termasuk dalam media audiovisual adalah film animasi. B. Tingkat
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut B.1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2003). Pengetahuan mengandung suatu objek yaitu aspek positif dan aspek negatif yang keduanya akan
menentukan sikap seseorang. Apabila terdapat banyak objek dan aspek positif yang dimiliki, maka
sesorang akan memiliki sikap yang positif pula terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi, 2010).
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut memiliki hubungan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut. Semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan gigi dan mulut, 10
semakin baik pula pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya (Hapsoro dkk, 2000). B.2. Tingkat
Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkatan pengetahuan yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu
diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya.
Menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan menyatakan adalah kata kerja untuk mengukur
„tahu‟ bagi seseorang. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menjelaskan suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpetasikan secara benar.
3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan materi
yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat pula diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih ada kaitannya satu
sama lain. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun
formulasi yang sudah ada. Sintesis juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang baru. C. Anak (Usia Sekolah
Dasar 10-11 tahun) Anak usia sekolah dasar sudah dapat melaksanakan tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, dan menghitung.
Kemampuan intelektual pada masa 11 ini sudah cukup untuk diberikan berbagai kecakapan yang dapat
mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Anak usia sekolah dasar sudah dapat diberikan dasar-
dasar ilmu pengetahuan. Anak dapat dilatih untuk belajar mengungkapkan pendapat, gagasan atau
penilaian terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya (Yusuf, 2011). Anak usia 10-11 tahun rata-rata duduk dibangku kelas V sekolah dasar. Anak
pada usia tersebut mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak, memahami hukum sebab akibat,
dan menggunakan logika dalam memahami sesuatu (Allen dan Marotz, 2010). Anak usia 10-11 tahun
merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Umumnya, anak usia tersebut
memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kurang, sehingga anak masih melakukan
kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut seperti makan makanan yang manis
(Silaban dkk., 2013). D. Menyikat Gigi D.1. Pengertian Menyikat Gigi Menyikat gigi adalah
membersihkan gigi dari kotoran/sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi
(Ramadhan, 2014). Menyikat gigi adalah kegiatan rutinitas yang penting dalam menjaga dan
memelihara kesehatan gigi setiap hari. Menyikat gigi merupakan suatu kontrol plak dan langkah awal
untuk mencegah karies. Saat ini kontrol plak telah dilengkapi dengan penambahan bahan aktif yang
mengandung bahan dasar alami ataupun sintetik sebagai bahan antibakteri yang tersedia dalam bentuk
sediaan obat kumur dan pasta gigi (Hongini, dkk, 2015). D.2. Tujuan Menyikat Gigi Tujuan menyikat gigi
(Brushing Teeth) adalah menghilangkan dan mengganggu pembentukan plak, membersihkan gigi dari
makanan, debris dan 12 pewarnaan, menstimulasi jaringan gingival, mengaplikasikan pasta gigi yang
berisi suatu bahan khusus yang ditujukan terhadap karies, penyakit periodontal atau sensitivitas
(Ramadhan, 2014). Menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur merupakan kegiatan rutin sehari-
hari yang mana bertujuan untuk menghilangkan partikel makanan dari dalam gigi, menjaga gigi agar
selalu bersih, membantu menghilangkan plak yang menyebabkan pembusukan dan membuat napas
terasa lebih segar. Menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum
tidur di malam hari. Tujuan menyikat gigi setelah sarapan adalah untuk membersihkan sisa makanan
yang menempel di gigi, menyegarkan nafas, dan membuat lebih percaya diri. Membiasakan diri
menyikat gigi setelah sarapan otomatis akan membiasakan sarapan setiap pagi. Menyikat gigi sebelum
tidur penting dan sangat efektif untuk menjaga kesehatan gigi. Malam hari aktivitas kuman meningkat
dua kali lipat dibandingkan pada siang hari. Sementara kemampuan saliva untuk menetralisir kuman
berkurang karena tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut (Machfoedz, 2015).
D.3. Lama dan Frekuensi Menyikat Gigi Lama waktu menyikat gigi pada seseorang tidak sama,
tergantung kecenderungan seseorang terhadap plak dan debris, keterampilan menyikat gigi, dan
kemampuan saliva membersihkan sisa makanan dan debris. Makin lama menyikat gigi, makin efektif
dalam pembersihan plak. Menyikat gigi yang menggunakan sikat gigi manual dibutuhkan waktu tidak
kurang dari 2 menit, sedangkan menggunakan sikat gigi elektrik dibutuhkan waktu tidak kurang dari 1
menit. Frekuensi menyikat gigi menurut American Dental Association (ADA) minimal 2 kali sehari yaitu
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat gigi secara tidak teratur akan menimbulkan
efek pada rongga mulut. Plak yang tidak disingkirkan secara sempurna, dapat menyebabkan bau mulut,
karies, dan penyakit periodontal (Ramadhan, 2014). 13 D.4. Waktu Yang Tepat Menyikat Gigi Waktu
yang tepat untuk sikat gigi adalah ketika mau tidur malam, dan setelah sarapan di pagi hari. Kalau mau
ditambah lagi setelah makan siang. Adapun waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah : 1. Ketika
akan tidur malam Sisa-sisa makanan dan minuman selama seharian penuh mungkin sudah menumpuk
di dalam rongga mulut kita. Meskipun kelihatannya bersih, mungkin saja serpihan (debris) makanan
terselip diantara gigi-gigi. Jangan sampai sisa makanan dan minuman itu dibawa tidur karena bisa
menimbulkan banyak kerugian. Salah satunya bisa menyebabkan munculnya karang gigi. Maka
sebaiknya sebelum tidur malam itu disempat-sempatkan untuk menggosok gigi. Supaya sisa-sisa
makanan dan minuman tadi bersih, sehingga kuman-kuman tidak mendapatkan jatah makan malam,
lalu jadi malas dan dan berkembangbiak di dalam rongga mulut. 2. Setelah sarapan di pagi hari Waktu
yang tepat untuk sikat gigi selain sebelum tidur, adalah setelah sarapan pagi setelah 30 menit. Tidak
langsung setelah makan langsung sikat gigi. Jeda waktu tadi untuk memberi kesempatan sistem
pencernaan kita, utamanya di rongga mulut, bekerja optimal. 3. Sikat gigi saja belum cukup Menyikat
gigi saja belum cukup. Setidaknya setiap 6 bulan sekali periksalah ke dokter gigi untuk mengetahui
masalah yang mungkin muncul, juga untuk membersihkan karang gigi sebelum menumpuk terlalu
banyak. Umumnya dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat giginya segera setelah
makan. Pasien harus menyikat gigi secara teratur minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur. Biasanya rata-rata menyikat gigi kira-kira 1 menit, walaupun ada juga yang
melaporkan 2 sampai 2,5 menit. Penentuan waktu ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada
orang yang sangat memerlukan program kontrol plak, yang perlu diingat bahwa sebaiknya pasien
diberitahu urut-urutan menyikat gigi (Intan, Ayu, 2013). 14 D.5. Alat dan Bahan Menyikat Gigi Perlu kita
perhatikan dalam memilih produk kesehatan untuk gigi. Berikut alat dan bahan menyikat gigi : 1. Sikat
gigi Ada berbagai macam jenis sikat gigi yang di jual di pasaran. Hal ini membuat kita dapat memilih
mana yang kita sukai dari bentuknya atau warnanya. Akan tetapi memilih sikat gigi yang tepat bukan
dilihat dari bentuk dan warnanya. Pilihan terbaik memilih sikat gigi adalah bagian sikat yang lembut dan
ujungnya tidak rata. Sikat yang lembut dan ujungnya tidak rata akan memudahkan masuk kedalam sela-
sela gigi. Hal ini akan membersihkan gigi lebih maksimal dalam waktu yang singkat. Keuntungan lainnya
yang didapat dengan menggunakan sikat gigi yang lembut adalah melindungi email gigi agar tidak
mudah terkikis, merawat gusi agar tidak luka atau iritasi, merawat langit-langit agar tidak luka, menyikat
lebih banyak bagian gigi. Hindari memilih sikat yang keras, karena dapat mengikis email gigi lebih cepat
serta dapat membuat iritasi pada gusi. Hal ini dapat mempercepat kerusakan organ yang ada di dalam
mulut. 2. Pasta gigi Seperti halnya sikat gigi, pasta gigi juga ada sangat banyak yang dijual di pasaran.
Kita juga dapat memilih mana yang kita sukai. Mungkin kandungan rasa, kesegaran dan harga yang
murah menjadi pilihan. Akan tetapi hal yang perlu diperhatikan di sini adalah kandungan yang ada di
dalam pasta gigi yaitu flouride. Flouride merupakan mineral yang sangat bermanfaat untuk kesehatan
gigi. Ketika kita mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung gula dan pati, menyebabkan
bakteri mudah berkembang biak di gigi. Disinilah peran dari Flouride akan membantu melindungi gigi
dari bakteri tersebut. Manfaat fluoride pada gigi kita adalah melindungi gigi dari asam di dalam mulut.
Asam ini bisa disebabkan oleh makanan, ataupun dari bakteri yang berkembangbiak di mulut. Sisa-sisa
makanan yang tertinggal di sela-sela gigi kita juga dapat diurai bakteri menjadi asam. Hal ini akan
menambah 15 cepat rusaknya gigi. Fluoride akan membuat enamel gigi menjadi lebih kuat dan
memberikan melindungi dari sengatan asam. 3. Obat kumur Sebagian kita juga pernah menggunakan
obat kumur, sebagian juga tidak. Memang ada banyak obat kumur yang ada di pasaran. Dalam merawat
gigi tidak ada salahnya untuk menggunakan obat kumur ini agar dapat membersihkan gigi 2 kali lipat.
Hal ini disebabkan karena dengan berkumur dapat menjangkau seluruh bagian sela-sela gigi sehingga
dapat memberikan keberihan mulut optimal. Adapun kandungan yang perlu diperhatikan dalam obat
kumur adalah antibakteri, fluoride, tidak mengandung pewarna dan mengandung penyegar mulut atau
rasa mint (Hongini, dkk, 2015). D.6. Cara Menyikat Gigi Berikut ini ada cara yang penting untuk kita
ketahui dalam menggosok gigi agar mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadikan gigi putih bersih
dan meningkatkan percaya diri : 1. Penggunaan Pasta Pertama kali sebelum menggosok gigi adalah
meletakkan pasta gigi di atas sikat. Gunakan pasta secukupnya saja. Untuk orang dewasa anda bisa
mengeluarkan pasta sepanjang sikat gigi, sedangkan untuk anak kecil, ambil sebesar biji jagung saja agar
tidak terlalu berlebihan 2. Meratakan pasta Masukkan sikat gigi bersama pasta gigi. Agar pasta tidak
menempel di satu bagian saja, cobalah ratakan terlebih dahulu di bagian gigi sebelah kanan dan juga di
sebelah kiri. Gosok perlahah-lahan agar pasta menempel di seluruh permukaan gigi. 3. Gerakan
menggosok Setelah pasta rata berada di seluruh gigi sekarang saatnya untuk menggosok gigi yang tepat.
Pertama bagian belakang gigi atau gigi graham bagian sampingnya, anda gosok secara vertical (naik-
turun) dengan memiringkan sikat gigi 45 derajat. 16 Gambar 2.1. Gerakan Menyikat Gigi Yang Benar
Untuk gigi tepi bagian atas anda gunakan gerakan satu arah saja, arah menurun. Dengan mengarahkan
sikat gigi miring 45 derajat bagian tepi sikat gigi yang akan memberisihkan area graham atas. Lakukan
juga untuk gigi tepi bagian bawah. Anda gunakan gerakan satu arah saja, arah keatas. Dengan
mengarahkan sikat gigi miring 45 derajat bagian tepi sikat gigi ini yang akan membersihkan area graham
bawah tersebut. Ini juga anda lakukan pada bagian gigi sebelahnya. Jika di atas tadi adalah bagian
kanan, maka anda lakukan juga pada bagian kirinya serta lakukan bagian gigi depan. Lakukan dalam
tempo yang santai saja, jangan terburuburu dan jangan terlalu keras menekan sikat ke gigi agar tidak
melukai gusi atau mengikis detin gigi. 4. Gosok keseluruhan Setelah menggosok gigi secara keseluruhan,
bagian kanan, bagian depan dan bagian kiri selanjutnya adalah bagian atas gigi atau permukaan gigi dan
bagian belakang gigi. Bagian atas atau permukaan gigi adalah gigi graham atas dan gigi graham bawah.
Untuk bagian belakang gigi adalah gigi depan atas dan gigi depan bawah. Ini berfungsi untuk
membersihkan gigi dari sisasisa makanan yang menyangkut di atas gigi graham dan mencegah plak di
belakang gigi. 17 Gambar 2.2. Gerakan membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan Untuk menggosok
bagian ini, anda cukup menggerakkan maju dan mundur saja sampai di perkirakan waktu yang cukup. 5.
Gosok langi-langit dan lidah Gosok pada bagian langit-langit mulut anda agar dapat di bersihkan secara
menyeluruh. Gosok secara perlahan dan jangan terlalu keras atau menekan terlalu kuat karena dapat
melukai kulit langit-langit. Terakhir, jangan lupa untuk menggosok lidah. Pada bagian permukan lidah ini
banyak sisa-sisa makanan yang menempel. Gosok secara perlahan hingga sampai ke pangkal lidah.
Jangan di paksa sampai terasa ingin muntah. Setelah lidah di gosok akan terlihat lebih bersih dan segar.
6. Bersihkan semua busa Setelah selesai menggosok seluruh bagian gigi. Ambil air untuk berkumur.
Bersihkan semua busa yang ada di dalam mulut dengan berkumur beberapa kali. 7. Gunakan Floss
Ketika ingin mendapatkan gigi yang bersih maksimal, sebaiknya menggunaan flossing agar dapat
mencegah terbentuknya plak pada selasela gigi. Beberapa bagian di dalam gigi yang tidak rata membuat
sulit untuk dijangkau sikat gigi sehingga mengharuskan flossing untuk membersihkannya. Caranya
mudah saja, ambil flossing atau benang gigi lalu masukkan ke sela-sela gigi anda yang dapat dijangkau.
Lakukan perlahan sampai kira-kira bersih 8. Gunakan obat kumur 18 Tidak ada keharusan untuk
menggunakan obat kumur akan tetapi apabila anda ingin menggunakannya, akan lebih baik. Karena
dapat membersihkan mulut secara keseluruhan. Dimana bagian yang tidak dapat di jangkau sikat gigi
dan flossing akan dapat dibilasnya. Ambilah obat kumur secukupnya dan kumur dalam beberapa detik.
Lalu setelah merasa cukup keluarkan semua obat kumur dari mulut. Rasa mint dan mentol akan
menyegarkan nafas anda dan sensasi sejuk di mulut. 9. Gunakan cermin Gunakan cermin untuk
memudahkan melihat bagian-bagian gigi sehingga bisa memperhatikan yang digosok. Ketika
menggunakan floss, cermin akan memudahkan menemukan plak yang melekat pada gigi sehingga bisa
membersihkan lebih maksimal. (Intan, Ayu, 2013). D.7. Tehnik Menyikat Gigi yang Baik dan Benar
Menyikat gigi harus sistematis supaya tidak ada gigi yang terlewat, yaitu mulai dari posterior ke anterior
dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya. Teknik penyikatan gigi yang baik dan benar yang
dikembangkan oleh para ahli menyangkut proses pembersihan gigi dapat digolongkan ke dalam 9
teknik, yaitu : 1. Teknik Vertikal Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian
permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan lingual dan
palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut yang terbuka. Cara ini terdapat kekurangan yaitu
bila menyikat gigi tidak benar dapat menimbulkan resesi gusi sehingga akar gigi terlihat. 2. Teknik
Horizontal Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke belakang. Untuk
permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut “scrub brush technic” dapat dilakukan dan
terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentu anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang
yang belum diberi pendidikan khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertical dan horizontal
dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi
gigi. 19 3. Teknik Roll atau Modifikasi Stillman Teknik ini disebut “ADA-roll Technic”, dan merupakan
cara yang paling sering di anjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh
bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan
ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui
permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu
bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lurus permukaan email. Gerakan ini
diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat
menghasilkan pemijatan gusi dan membersihkan sisa makanan di daerah interproksimal. Menyikat gigi
dengan roll teknik untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik roll adalah
menggerakan sikat seperti berputar. 4. Teknik Charter Pada permukaan bukal dan labial, sikat di pegang
dengan tangkai dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada permukaan gigi
membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal. Hati-hati jangan sampai
menusuk gusi. Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari
bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi. Kemudian sikat ditekan sedemikian rupa sehingga ujung-
ujung bulu sikat masuk ke interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi. Sikat digetarkan
dalam lengkungan-lengkungan kecil sehingga kepala sikat bergerak secara sirkuler, tetapi ujung-ujung
bulu sikat harus tetap ditempat semula. Setiap kali dapat dibersihkan dua atau tiga gigi. Setelah tiga
atau empat lingkaran kecil, sikat diangkat, lalu ditempatkan lagi pada posisi yang sama, untuk setiap
daerah dilakukan tiga atau empat kali. Jadi pada teknik ini tidak dilakukan gerakan oklusal maupun ke
apical. Dengan demikian, ujung-ujung bulu sikat akan melepaskan debris dari permukaan gigi dan sisi
bulu sikat memijat tepi gusi dan gusi interdental. Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama,
hanya saja ujung bulu sikat ditekan ke dalam ceruk dan fisura. Permukaan lingual dan palatinal
umumnya sukar dibersihkan kerena bentuk lengkungan dari barisan 20 gigi. Biasanya kepala sikat tidak
dipegang secara horizontal, jadi hanya bulubulu sikat pada bagian ujung dari kepala sikat yang dapat
digunakan. Metode Charter merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan tetapi keterampilan
yang dibutuhkan cukup tinggi sehingga jarang pasien dapat melakukannya dengan sempurna. Metode
ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai orthodontic
cekat/kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen. 5. Teknik Stillman-McCall Posisi
bulu sikat yang berlawanan dengan Charter. Sikat gigi ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian
pada gusi, membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apical. Kemudian sikat gigi
ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan
ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan dengan cara sedikit menekuk bulu-bulu sikat tanpa
mengakibatkan friksi atau trauma terhadap gusi. Bulu-bulu sikat dapat ditekuk ketiga jurusan, tetapi
ujung-ujung bulu sikat harus pada tempatnya. Metode Stillman-McCall ini telah diubah sedikit oleh
beberapa ahli, yaitu ditambah dengan gerakan ke oklusal dari ujung-ujung bulu sikat, tetap mengarah
ke apical. Dengan demikian, setiap gerakan berakhir dibawah ujung insisal dari mahkota, sedangkan
pada metode yang asli, penyikatan hanya terbatas pada daerah servikal gigi dan gusi. 6. Teknik Bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal dengan ujung-
ujung bulu sikat pada tepi gusi. Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat
dipijat. Sikat digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih
10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi
belakang agak menyudut (agak horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertical. 7. Teknik Fones
atau Teknik Sirkuler Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan
gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakkan dalam lingkaranlingkaran besar sehingga gigi dan gusi
rahang atas dan rahang bawah 21 disikat sekaligus. Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus.
Setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal
disikat dengan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini
agak sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan maju-mundur untuk daerah ini. 8.
Teknik Fisiologik Untuk teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak. Tangkai sikat gigi
dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus terhadap permukaan gigi. Metode ini
didasarkan atas anggapan bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari
mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakukan beberapa kali gerakan sebelum berpindah ke daerah
selanjutnya. Teknik ini sukar dilakukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang bawah
sehingga dapat diganti dengan gerakan getaran dalam lingkaran kecil. Bulu-bulu sikat gigi ditempatkan
pada sudut kurang lebih 450 terhadap sumbu panjang gigi ke arah okusal, kemudian dengan
menggunakan tekanan bulu-bulu sikat digetarkan di antara gigi-gigi disertai gerakan-gerakan rotasi
kecil. Dengan demikian, sisi dari bulu-bulu sikat berkontak dengan pinggiran gusi dan menghasilkan
pemijatan yang ideal. Setelah 3 atau lingkaran kecil tanpa mengubah posisi, bulu-bulu sikat diangkat
dan diletakkan kembali pada posisi yang sama. Prosedur ini dilakukan sampai seluruh permukaan bukal,
labial, dan lingual, serta interproksimal bersih. Permukaan oklusal dibersihkan dengan cara menekan
bulu sikat ke dalam ceruk dan fisura kemudian dilakukan gerakan rotasi kecil, sikat diangkat dan
diletakkan kembali. Prosedur ini harus dilakukan berulang kali sampai seluruh permukaan kunyah
menjadi bersih. Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah pembentukan plak
adalah memperbaiki susunan gigi yang tidak rata, memperbaiki pinggiran restorasi yang
buruk,menghaluskan permukaan gigi yang kasar dan sebagainya dengan tujuan mengurangi “plak traps”
, tempattempat plak mudah terbentuk. 22 9. Teknik Kombinasi Teknik ini menggabungkan teknik
menyikat gigi horizontal (kirikanan), vertical (atas-bawah), dan sirkular (memutar). Setelah itu dilakukan
penyikatan pada lidah diseluruh permukaanya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak
ditemukan, namun umumnya adalah dari pangkal belakang lidah sampai ujung (Hongini, dkk, 2015).
D.8. Manfaat Menyikat Gigi Menggosok gigi sebaiknya sudah diajarkan pada anak-anak kita sejak dini
agar nantinya saat mereka mulai memasuki usia remaja dan beranjak dewasa, diharapkan akan menjadi
terbiasa dengan kebiasaan baik tersebut. Dengan demikian kesehatan gigi akan bisa terjaga karena
menggosok gigi adalah hal yang sangat penting kemudian wajib untuk diperhatikan dan tentunya harus
dilakukan secara rutin. Dengan menggosok gigi secara rutin dan benar akan mendapatkan manfaat
diantaranya adalah : 1. Mencegah kerusakan gigi Dengan menggosok gigi, akan membantu melakukan
pencegahan sedini mungkin terhadap masalah-masalah yang akan terjadi pada gigi nantinya, tanpa
terkecuali mulai menurunnya kepadatan pada gigi yang dapat mengakibatkan kerapuhan secara
permanen. Hal ini artinya, gigi akan kehilangan fungsi utamanya yakni alat yang digunakan untuk
membantu proses pencernaan di dalam mulut. 2. Membasmi bakteri Banyaknya sisa-sisa makanan yang
menempel pada gigi, akan menimbulkan plak yang akan merusak kondisi fisik gigi. Sisa-sisa makanan
yang membusuk karena tak kunjung dibersihkan pastinya bisa memicu munculnya bakteri yang lama
kelamaan akan berkembang biak di dalam mulut. Jika tersebut dibiarkan dan tidak segera ditangani
yakni dengan menggosok gigi, maka seiring dengan berjalannya waktu, gigi akan mengalami kerusakan
permanen dan tentunya bisa mempengaruhi kesehatan. 3. Menghindari lubang pada gigi Lubang pada
gigi biasanya disebabkan oleh adanya plak-plak pada gigi yang masih tersisa pada beberapa permukaan
gigi, yang mungkin tidak bisa 23 ataupun sulit untuk dijangkau saat proses penggosokan gigi. Untuk itu
disarankan sebaiknya memperhatikan proses penggosokan gigi yang dilakukan. Seperti halnya
bagaimana memilih sikat gigi yang flexible, cocok, dan nyaman untuk digunakan sehingga bisa
menjangkau seluruh bagian gigi. 4. Menjaga kesehatan area dalam mulut Mulut yang sehat tentunya
akan membuat nafas menjadi segar saat berkomunikasi dengan orang lain. Dan sebaliknya jika mulut
tidak sehat akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena banyaknya bakteri yang bersarang di dalam
mulut. Dengan menggosok gigi secara rutin dan teratur akan mengurangi dampak buruk yang
disebabkan oleh bakteri yang nantinya bisa menurunkan tingkat kesehatan pada area dalam mulut. 5.
Contoh Kebiasaan Yang Baik Bagi Anak Kebiasaan baik harus diajarkan kepada anak-anak sedini
mungkin. Karena mereka akan lebih mudah meniru dan melakukan kebiasaan yang dicontohkan
terlebih dahulu oleh kedua orang tuanya ataupun orang lain dibandingkan hanya berbicara tanpa
adanya tindakan. Oleh sebab itu perlu sekali mengajarkan dan mencontohkan pentingnya sikat gigi pada
anak sehingga nantinya saat mereka sudah mulai beranjak remaja dan dewasa, sudah terbiasa dan tidak
asing lagi dengan menggosok gigi karena memang kebiasaan baik tersebut sudah mereka lakukan sejak
masih kecil (Intan, Ayu, 2013). E. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Variabel dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Variabel independent atau bebas adalah variabel yang sifatnya
mempengaruhi. 2. Variabel dependent atau variabel bertingkat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas atau variabel independent. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konsep penelitian
mengenai gambaran penyuluhan metode demonstrasi terhadap pengetahuan teknik menyikat gigi pada
siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019 adalah : 24 Variabel Independent Variabel
Dependent Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Penyuluhan tentang
Menyikat Gigi Dengan Metode Demonstrasi, sedangkan variabel independennya adalah Perubahan
Pengetahuan Teknik Menyikat Gigi siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019. F. Defenisi
Operasional Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini penulis ingin menentukan
defenisi operasional sebagai berikut : 1. Penyuluhan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik 2. Metode Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran/penyuluhan dengan
cara mempertunjukkan secara langsung cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses.
3. Teknik menyikat gigi adalah pemahaman seseorang tentang cara menyikat gigi yang dilakukan sehari-
hari. 4. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap
obyek tertentu. Penyuluhan Dengan Metode Demonstrasi Pengetahuan Teknik Menyikat Gigi 25 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat deskriptif
yaitu untuk mengetahui gambaran penyuluhan metode demonstrasi terhadap pengetahuan teknik
menyikat gigi pada siswa kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019. B. Lokasi dan Waktu Penelitian
B.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada SD Negeri 065011 Medan. B.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai dengan Mei 2019. C. Populasi dan Sampel Penelitian C.1.
Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas V Negeri 065011 Medan sebanyak 30 orang.
C.2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2012). Menurut Arikunto (2010), apabila subjek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah total populasi yang berjumlah 30 orang siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan. D. Jenis
Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. 26
1. Data primer Data diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pengambilan data sebagai berikut : Memberikan kuesioner pada siswa kelas V SD Negeri
065011 Medan tentang menyikat gigi. Penilaian pada kuesioner sebagai berikut : a. Untuk jawaban
benar nilai = 1 b. Untuk jawaban salah nilai = 0 Skor Maksimum – Skor Minimum Rumus = Kategori 12 -
1 = 3 = 3.67 dibulatkan 4 Untuk penilaian akhir perhitungan memiliki tiga kategori (baik, sedang, buruk).
- Baik = 9 – 12 - Sedang = 5 – 8 - Buruk = 0 – 4 2. Data Sekunder Data diperoleh dari pencatatan biodata
siswa kelas V SD Negeri 065011 Medan dari Wali Kelas. E. Prosedur Penelitian E.1. Persiapan a.
Melakukan perizinan kepada kepala sekolah SD Negeri 065011 Medan. b. Menentukan waktu
pelaksanaan penelitian c. Penyiapan kuesioner d. Mempersiapkan alat dan bahan E.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan terdiri dari : a. Alat 1) Sikat gigi 2) Poster 3) Phantom 4) Gelas
kumur b. Bahan : Pasta gigi 27 E.3. Pelaksanaan a. Mengumpulkan siswa Kelas V. b. Menyerahkan
kuisioner penelitian dan menerangkan cara pengisiannya kuesioner. c. Mengumpulkan kembali
kuesioner yang telah diisi oleh responden. d. Memberikan penyuluhan tentang cara menyikat gigi
kepada siswa/i Kelas V. e. Menyerahkan kuesioner penelitian untuk diisi kembali. f. Mengumpulkan
kuesioner. g. Merapikan alat dan bahan yang digunakan. F. Pengolahan dan Analisa Data F.1.
Pengolahan Data Data yang diperoleh dari instrument penelitian kuesioner dan hasil pemeriksaan
kemudian dilakukan pengolahan data sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data) Hasil wawancara,
angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara
umum editing adalah kegiatan yang dilakukan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner
tersebut. 2. Coding (pemberian kode) Untuk mempermudah pengolahan data semua variabel diberi
kode, misalnya jenis kelamin untuk laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2. 3. Scoring
Dalam langkah ini peneliti menghitung skor yang diperoleh berdasarkan hasil yang diperoleh oleh siswa.
4. Tabulating (penyusunan data) Memasukkan hasil perhitungan ke dalam bentuk tabel untuk melihat
ratarata dan persentase dari pemeriksaan yang dilakukan. F.2. Analisa Data Analisa data dilakukan
dengan cara manual menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk memberikan informasi tentang
gambaran penyuluhan metode demonstrasi terhadap pengetahuan teknik menyikat gigi pada siswa
kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019. 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pada siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun
2019, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa/i kelas V SD
Negeri 065011 Medan Tahun 2019 Jenis Kelamin n % Laki-laki 13 43 Perempuan 17 57 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa distribusi frekuensi jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang
(43%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (57%). Mayoritas responden adalah berjenis
kelamin perempuan. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Sebelum Diberi Penyuluhan
Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019 Tingkat
Pengetahuan n % Baik 15 50 Sedang 15 50 Buruk 0 0 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
bahwa tingkat pengetahuan tentang teknik menyikat gigi sebelum diberi penyuluhan dengan metode
demonstrasi siswa/i dengan kriteria baik sebanyak 15 orang (50%) dan kriteria sedang sebanyak 15
orang (50%) dan tidak ada kriteria buruk. 29 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Sesudah Diberi Penyuluhan Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan
Tahun 2019 Tingkat Pengetahuan n % Baik 24 80 Sedang 6 20 Buruk 0 0 Jumlah 30 100 Berdasarkan
tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pengetahuan tentang teknik menyikat gigi sesudah diberi penyuluhan
dengan metode demonstrasi siswa/i dengan kriteria pengetahuan baik sebanyak 24 orang (80%) dan
kriteria sedang sebanyak 6 orang (20%) dan tidak ada kriteria buruk. B. Pembahasan Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh distribusi frekuensi jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (43.3%) dan jenis
kelamin perempuan sebanyak 17 orang (56.7%). Mayoritas responden adalah berjenis kelamin
perempuan. Tingkat pengetahuan teknik menyikat gigi meningkat sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan dengan metode demonstrasi yaitu sebelum diberikan penyuluhan terdapat 15 responden
(50%) memiliki pengetahuan baik dan 15 responden (50%) memiliki pengetahuan yang sedang. Setelah
diberikan penyuluhan metode demonstrasi terdapat 24 responden (80%) memiliki pengetahuan baik
dan 6 responden (20%) memiliki pengetahuan yang sedang. Artinya penyuluhan dengan metode
demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Akan tetapi setelah penyuluhan masih terdapat 6
responden yang pengetahuannya belum baik. Hal ini diasumsikan karena pada saat melakukan
demonstrasi siswa/i tersebut kurang memperhatikan dan tingkat daya serap informasi setiap siswa yang
diberikan berbeda-beda. Peningkatan pengetahuan responden dikarenakan adanya kemauan dalam
dirinya untuk mengetahui teknik menyikat gigi melalui penyuluhan dengan metode demonstrasi dan
memperhatikan intervensi yang diberikan, selain itu media pembelajaran yang digunakan memberikan
motivasi dan pengaruh psikologis untuk responden. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah
demonstrasi (sikat gigi). Pemberian informasi dengan demonstrasi yang menarik 30 dan suasana yang
menyenangkan dapat membuat responden lebih mudah menerima informasi yang diberikan.
Pengetahuan yang ada pada setiap manusia ditangkap atau diterima melalui panca indera. Semakin
banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas
pengetahuan yang diperolehnya (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan yang diberikan dengan metode
demonstrasi menyikat gigi dengan efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang teknik menyikat
gigi. Hal ini disebabkan oleh karena metode demonstrasi dapat memperlihatkan dan memperagakan
sesuatu sehingga menambah pengetahuan dan keterampilan responden. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian Wibawa (2007), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode demonstrasi. Berdasarkan kuesioner soal no.2
sebelum dilakukan penyuluhan terdapat 16 siswa yang menjawab benar tentang pengertian menyikat
gigi yaitu membersihkan gigi dari kotoran dan sisa-sisa makanan yang lengket dan melekat pada
permukaan gigi dan terdapat 14 siswa yang menjawab salah. Menurut Ramadhan (2014), menyikat gigi
adalah membersihkan gigi dari kotoran/sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.
Setelah dilakukan penyuluhan terdapat 22 siswa yang menjawab benar tentang pengertian menyikat
gigi. Berdasarkan kuesioner no.12 sebelum dilakukan penyuluhan masih terdapat 23 siswa (77%) yang
menjawab salah. Siswa/i tersebut menjawab gerakan yang tepat untuk menyikat gigi bagian belakang
yang menghadap ke pipi adalah maju mundur. Sementara jawaban yang benar adalah memutar.
Menurut Hongini (2015), gerakan yang tepat untuk menyikat gigi bagian belakang yang menghadap ke
pipi adalah memutar. Setelah dilakukan penyuluhan siswa/i mampu menjawab benar sebanyak 25 siswa
(83%). Namun setelah dilakukan penyuluhan masih terdapat sebagian besar siswa belum menjawab
benar kuesioner no. 9 yaitu tentang bagaimana teknik menyikat gigi bagian menghadap ke langit-langit.
Sebanyak 14 siswa (47%) yang menjawab salah. Siswa menjawab gerakan menggosok gigi ke atas ke
bawah dalam keadaan mulut terbuka. Sementara jawaban yang tepat adalah gerakan menggosok gigi
ke depan ke belakang dari permukaan pipi bagian dalam dan 31 daerah lidah. Masih banyaknya siswa/i
belum menjawab benar dikarenakan pada saat dilakukan demonstrasi siswa/i tersebut kurang
memahami apa yang disampaikan. Pengetahuan teknik menyikat gigi adalah syarat penting dalam
membentuk sikap untuk menjaga gigi yang sehat. Pengetahuan yang baik akan berdampak pada
perilaku merawat kesehatan gigi dan mulut yang baik pula (Neamatollahi, et all, 2011). Penyuluhan
menyikat gigi yang baik dan benar adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku
seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sehingga mempunyai pengetahuan, sikap dan kebiasaan
untuk berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut yaitu cara menyikat gigi yang baik dan
benar (Kemkes, 2008). Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah menyikat gigi dengan teknik yang
benar dan di waktu yang tepat. Menyikat gigi yang benar dilakukan dengan teknik memutar minimal 15
detik untuk setiap gigi, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, gerakan vertikal untuk
mengangkat kotoran dari sela-sela gigi, lidah juga ikut disikat. Waktu yang tepat menyikat gigi adalah
menyikat gigi setiap kali selesai makan dan malam sebelum tidur (Kemkes RI, 2019). 32 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan tentang teknik
menyikat sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dengan metode demonstrasi pada siswa/i kelas V SD
Negeri 065011 Medan Tahun 2019 dengan sampel 30 orang, dapat ditemukan suatu hasil kesimpulan,
yaitu : 1. Tingkat pengetahuan tentang teknik menyikat gigi sebelum diberi penyuluhan dengan metode
demonstrasi pada siswa/i adalah baik yaitu sebanyak 15 orang (50%). 2. Tingkat pengetahuan tentang
teknik menyikat gigi sesudah diberi penyuluhan dengan metode demonstrasi pada siswa/i adalah baik
sebanyak 24 orang (80%). 3. Penyuluhan dengan metode demonstrasi kepada siswa/i merupakan upaya
yang cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknik menyikat gigi. B. Saran 1.
Diharapkan kepada pihak SD Negeri 065011 Medan untuk membuat suatu UKGS (Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah) agar di peroleh tingkat kebersihan gigi dan mulut yang lebih baik pada seluruh siswa-siswi. 2.
Diharapkan kepada orangtua siswa untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi anak dengan
memperhatikan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi yang baik dan
benar. 3. Diharapkan kepada seluruh siswa-siswi SD Negeri 065011 Medan untuk menerapkan teknik
menyikat gigi yang baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Allen, K. E., & Marotz, L. R. (2010). Profil
Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks. Artini, Eliza, Indriyani, 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Kedokteran EGC : Jakarta Astoeti, T. E, 2006. Total Quality Management Dalam Pendidikan Kesehatan
Gigi Sekolah. Raja Grafindo Persada : Jakarta Berk. 2011. Pengaruh Penyuluhan Cara Menyikat Gigi
Terhadap Indeks Plak Gigi Pada Siswa SD Inpres Lapangan. Jurnal e-GiGi (eG). Bhat PK, Kumar ANCA.
Preventive Oral Health Knowledge, Practice And Behavior Of Patient Attending Dental Institution In
Bangalore, India. J. Int Oral Health 2010 Budiharto, 2009. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan Dan
Pendidikan Kesehatan Gigi. Kedokteran EGC : Jakarta Darwita RR, Novrinda H, Budiharto. Efektivitas
Program Sikat Gigi Bersama Terhadap Risiko Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar. J Indonesia Med
Assoc 2011: 204-9. Departemen Kesehatan RI. (2010). Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut di Puskesmas, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2012.
https://pdgi.or.id/wp content/uploads/2015/04/UKGS.pdf diakses tanggal 30 Maret 2019. Fitriani, S.
(2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Hapsoro, dkk. (2000). Hubungan Antara Pendidikan
dan Pengetahuan Ibu dengan Gambaran Kebersihan Gigi. Majalah Kedokteran Gigi Airlangga journal
33(4). h 140-144. Herijulianti, E., Indriani, T. S., & Artini, S. (2002). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
EGC. Hiremath S. Text Book Of Preventive And Community Dentistry. New Delhi: Elsevier; 2007. p. 385-
8. Hongini, Siti Yundali dan Mac Aditiawarman, 2015. Kesehatan Gigi dan Mulut. Pustaka Reka Cipta.
Bandung. Ilyas, dkk. 2012. Efek Penyuluhan Metode Demonstrasi Menyikat Gigi Terhadap Penurunan
Indeks Plak Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Intan, Ayu. 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Nuha
Medika. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. Pusat Promosi Kesehatan: Pengelolaan Media Promosi
Kesehatan. Jakarta. 2008. Kementerian Kesehatan RI. Sikat Giigi Dengan Teknik Dan Waktu Yang Tepat
Hindarkan Karies. Jakarta. 2019. Khanza. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan
Media Power Point Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa Usia 9-10 Tahun Di
SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta Koch, G., & Poulsen, S. (2006). Pediatric Dentistry a Clinical Approach.
Denmark: Blackwell Munksgaard. Machfoedz, Ircham. 2015. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-
anak dan Ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta Neamatollahi, et all. 2011. Major Differences In Oral Health
Knowledge And Behavior In A Group Of Iranian Preuniversity Students: A Cross-Sectional Study. Journal
of Oral Science 2011;53(2):177- 184. Notoatmodjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi
Revisi 2011. Jakarta: RinekaCipta. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. (2003).
Prinsip- Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2th ed. Jakarta: Rineka Cipta. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta Prasko,dkk. 2016. Penyuluhan Metode Audio Visual dan Demonstrasi Terhadap
Pengetahuan Menyikat Gigi Pada Anak Sekolah Dasar, Poltekkes Kemenkes Semarang Ramadhan, A.G.,
2014. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Bukune. Jakarta. Riyanti E, Chemiawan E, Rizalda RA.
Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari. Diunduh dari:
http://studentresearch.umm.ac.id/research/download/umm_student _research_abstract_75.pdf.
Diakses Maret 2019. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Republik Indonesia. Jakarta: LaporanNasional; 2018 Rockhman, M. N., Aman, & Hendrastomo, G.
(2007). Pengembangan Media Pembelajaran dan Bahan Ajar dengan Microsoft Power Point. Said F,
Rahmawati I, Hadayati S. Gambaran Kebersihan Gigi Mulut dan Pengetahuan Cara Menyikat Gigi Murid
SD Negeri Hapingin kelas IV dan V Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Buletin
Penelitian RSUD Dr Soetomo 2009 Sep; 3(11): 148-50. Setyaningsih, D, 2007. Menjaga Kesehatan Gigi
Dan Mulut. CV.Sinar Cemerlang Abadi : Jakarta Silaban, S., Gunawan, P. N., & Wicaksono, D. (2013).
Prevalensi Karies Gigi Geraham Pertama Permanen pada Anaka Umur 8-10 Tahun di SD Kelurahan
Kawangkoan Bawah. Situmorang N. Status dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid
Sekolah di 8 Kecamatan di Kota Medan. Dentika Dent J Tahun 2008; 2(3): 115-9. Umbaran, J. (2013).
Mengelola Dokumen untuk Presentasi dengan Ms Power Point 2013. Yogyakarta: KTSP. Wawan, A., &
Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha
Medika. Wendt LK, Hallonsten AL, Koch G. Oral Health In Pre-School Children Living In Sweden. Part Iii A
Longitudinal Study. Risk Analyses Based On Caries Prevalence At 3 Years Of Age And Immigrant Status.
Swedish Dent J 2009; 23(1): 17-25. Wibawa C. Perbedaan Efektifitas Metode Demonstrasi Dengan
Pemutaran Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak SD di Kecamatan Wedarijaksa
Kabupaten Pati. Jurnal Promosi Kesehatan 2007; 2(2):115-129. Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan
Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN (INFORMED
CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Responden : Umur : Pekerjaan : Alamat :
Setelah mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang berjudul “Gambaran
Penyuluhan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Teknik Menyikat Gigi Pada Siswa/i Kelas V SD
Negeri 065011 Medan Tahun 2019”, menyatakan bahwa saya bersedia dengan sukarela menjadi subjek
penelitian tersebut. Medan, April 2019 Yang Menyatakan, Peneliti, ( ...................................... ) (Dinda
Julianti) LEMBAR KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI
TERHADAP PENGETAHUAN TEKNIK MENYIKAT GIGI PADA SISWA/I KELAS V SD NEGERI 065011 MEDAN
TAHUN 2019 Nama Siswa : Kelas : Jenis Kelamin : Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar
dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban kamu ! 1. Apa tujuan siswa menyikat gigi ? a.
Membersihkan gigi dari plak b. Membersihkan gigi kotoran dan sisa makanan c. Memlihara kebersihan
dan kesehatan mulut terutama gigi serta jaringan sekitarnya 2. Coba siswa terangkan pengertian
menyikat gigi ? a. Membersihkan gigi dari kotoran dan sisa-sisa makanan yang lengket dan melekat
pada permukaan gigi b. Mulut segar dan harum c. Agar gigi tidak berlubang 3. Kapan waktu siswa
melakukan sikat gigi a. Pagi hari b. Setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam c. Sehabis makan dan
pada saat mandi sore 4. Berapa lama waktu siswa menyikat gigi ? a. Minimal 2 sampai 3 menit b. 15
menit c. 10 sampai 15 menit 5. Bagaimana siswa memilih sikat gigi yang baik ? a. Tangkai sikat gigi lurus
dan mudah dipegang b. Tangkai sikat gigi bengkok dan bulu sikat gigi yang lebat c. Bulu sikat gigi dan
kepala sikat gigi yang sesuai selera siswa/i 6. Pernahkan siswa menyikat lidah ? a. Malam sebelum tidur
b. Tidak pernah c. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur 7. Bagaimanakah teknik menyikat gigi
bagian depan? a. Arah gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah
tertutup b. Gerakan memutar ke atas dan ke bawah c. Dengan gerakan maju mundur 8. Bagaimana
gerakan yang tepat untuk menyikat gigi bagian belakang? a. Maju mundur b. Atas bahwa dan memutar
c. Kombinasi jawaban a dan b 9. Bagaimana teknik menyikat gigi bagian menghadap ke langitlangit? a.
Gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan mulut terbuka b. Gerakan menggosok gigi ke
dapan ke belakang dari permukaan pipi bagian dalam dan daerah lidah c. Posisi sikat 45o terhadap
sumbu gigi masuk ke gusi 10.Kapan waktu pemeriksaan kesehatan gigi ke dokter gigi ? a. 6 bulan sekali
b. Kalau gigi sakit c. 1 tahun sekali 11.Gerakan yang tepat untuk menyikat gigi bagian depan yang
menghadap ke bibir adalah .... a. Memutar b. Naik turun c. Memutar dan naik turun 12.Gerakan yang
tepat untuk menyikat gigi bagian belakang yang menghadap ke pipi adalah .... a. Memutar b. Menyapu
c. Maju mundur a. Pengertian menggosok gigi b. Tujuan menggosok gigi c. Manfaat menggosok gigi
yang baik dan benar d. Cara menggosok gigi yang baik dan benar e. Akibat tidak menggosok gigi dengan
baik dan benar f. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi SATUAN PENYULUHAN Topik Penyuluhan :
Cara menggosok gigi yang baik dan benar Pokok Bahasan : Cara menggosok gigi yang baik dan benar
Sub Pokok Bahasan : Sasaran : Siswa/i kelas V SD Negeri 065011 Medan Tahun 2019 Tanggal : April 2019
Waktu : 30 Menit Tempat : V SD Negeri 065011 Medan A. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan siswa/i SD Negeri Sipirok Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan mengerti cara menggosok gigi yang baik dan benar . 2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan kelas V SD Negeri 065011 Medan dapat menjelaskan : a.
Pengertian menggosok gigi b. Tujuan menggosok gigi c. Manfaat menggosok gigi yang baik dan benar d.
Cara menggosok gigi yang baik dan benar e. Akibat tidak menggosok gigi dengan baik dan benar f.
Waktu yang tepat untuk menggosok gigi B. Metode : Demonstrasi C. Media/Alat Peraga : visual (sikat
gigi, poster, panthom) D. Materi a. Menjelaskan pengertian menggosok gigi b. Menjelaskan tujuan
menggosok gigi c. Menjelaskan manfaat menggosok gigi yang baik dan benar d. Menjelaskan caa
menggosok gigi yang baik dan benar e. Menjelaskan akibat tidak mengosok gigi f. Menjelaskan waktu
yang tepat untuk menggosok gigi E. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap kegiatan Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Sasaran Metode Penyuluhan Media Penyuluhan Waktu Penyuluhan Pendahuluan
-Memberikan salam -Perkenalan diri -Apreserpsi -Motivasi -Menjelaskan Tujuan penyuluhan Menjawab
Salam Mendengarkan Dan menjawab pertanyaan 5 menit Penyajian Penyampaian materi tentang
-Pengertian menggosok gigi -Tujuan menggosok gigi -Manfaat menggosok gigi yang baik dan benar
-Cara menggosok gigi yang baik dan benar -Akibat tidak menggosok gigi dengan baik dan benar -Waktu
yang tepat menggosok gigi Mendengarkan materi yang disampaikan Demontrasi -Pantom Gigi -Sikat
Gigi 20 menit Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti
Bertanya tentang materi yang belum dimengerti Penutup -Menyimpulkan materi - Menyampaikan
harapan -Ucapkan terima kasih 5 menit F. SUMBER REFERENSI MATERI - Ardia ristian.2014.Satpel
hhtp://adiristian.blogspot.com/2012/II/satuan-acara-penyuluhanpersonal-hy 9 (diakses pada tanggal 4
April 2019) - Sinta ardila.2013.Satpel Kesehatan Gigi hhtp://sintardila.blogspot.com/2013/03/satuan-
acara-penyuluhan-sapgigi.html (diakses pada tanggal 4 April 2019) G. EVALUASI - Jelaskan pengertian
menggosok gigi - Apa tujuan menggosok gigi - Sebutkan manfaat menggosok gigi - Bagaimana cara
menggosok gigi yang baik dan benar - Kapan waktu yang tepat menggosok gigi - Apa akibat tidak
menggosok gigi dengan baik dan benar Lampiran MATERI PENYULUHAN 1. Pengertian Kesehatan gigi
dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau
mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam kadaan putih dan
bersih serta memliki kekuatan yang baik. 2. Menyikat gigi yang benar a. Waktu menyikat gigi : menyikat
gigi sebaiknya dilakukan pada saat setelah makan pagi dan menjelang tidur pada malam hari. b.
Lamanya menyikat gigi dianjurkan salama 3-5 menit. c. Menggunakan pasta gigi yang mengandung
flour. d. Cara menyikat gigi 1) Permukaan luar Bulu sikat membentuk sudut 45 derajat, dimulai dari
batas antara gusi dengan gigi lalu lakukan gerakan memutar perlahan. 2) Permukaan dalam Sikat gigi di
arahkan ke atas dan gunakan ujung bulu sikat untuk membersihkan bagian dalam, gigi depan bawah
dan kebalikan untuk gigi depan atas. Untuk gigi belakang permukaan dalam dibersihkan dengan cara
yang sama dengan membersihkan permukaan dalam dibersihkan dengan cara yang sama dengan
membersihkan permukaan luar. 3) Permukaan atas Permukaan oklusal (atas gigi) dibersihkan dengan
gerakan maju mundur. Jangan lupa sikat juga permukaan lidah 3. Penyebab gigi rusak a. Makan dan
minum panas dan dingin secara bergantian dalam satu waktu, b. Tidak membersihakan gigi setelah
makan gula, coklat, cuka 4. Akibat bila tidak rajin sikat gigi a. Bau mulut b. Gigi berlubang c. Sakit gigi 5.
perawatan yang baik untuk gigi a. Sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur b. Menghindari hal-hal yng
merusak gigi c. Periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan DAFTAR PUSTAKA Depkes, RI. Riset Kesehatan
Dasar, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: 2008. Riyanti, E & Saptarini, R. 2012.
Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut melalui Perubahan Perilaku Anak.
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/09/pustaka_unpad_Upaya-
PeningkatanKesehatan-Gigi-dan-Mulut-Melalui-Perubahan.pdf, diakses 19 September 2016. Fitriyani.
2009. “Tingkat Pengetahuan Mengenai Menggosok Gigi Pada SiswaSiswi Kelas Iv Sd Kelurahan
Cirendeu”. Skripsi. Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Frequencies Statistics Jenis Kelamin Pengetahuan
Sebelum Penyuluhan Pengetahuan Sesudah Penyuluhan N Valid 30 30 30 Missing 0 0 0 Frequency Table
Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 13 43.3 43.3 43.3
Perempuan 17 56.7 56.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Frequency
Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 15 50.0 50.0 50.0 Sedang 15 50.0 50.0 100.0 Total
30 100.0 100.0 Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 24 80 93.3 93.3 Sedang 6 20 6.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 MASTER TABEL GAMBARAN
PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN TEKNIK MENYIKAT GIGI PADA
SISWA/I KELAS V SD NEGERI 065011 MEDAN TAHUN 2019 Nomor responden Jenis kelamin Tingkat
pengetahuan Sesudah Penyuluhan Jumlah skor Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 L 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
1 8 Sedang 2 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 3 L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 baik 4 P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
10 baik 5 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 baik 6 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 7 P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
baik 8 P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10 baik 9 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 10 P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
baik 11 L 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 baik 12 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 13 P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 8
Sedang 14 P 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 8 Sedang 15 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 16 P 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
8 Sedang 17 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 18 P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10 baik 19 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 baik 20 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 21 P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 baik 22 L 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 baik 23 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 baik 24 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 25 L 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
10 baik 26 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 27 L 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 8 Sedang 28 L 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 baik 29 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 baik 30 L 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 8 Sedang TOTAL 30 22 30 30 29 29
27 29 16 27 25 25 319 baik RATA-RATA 10,6 Keterangan : Jenis Kelamin : Pengetahuan : 1 : Laki-laki 1 :
Baik (9-12) 2 : Perempuan 2 : Sedang (5-8) 3 : Buruk (0-4) JADWAL PENELITIAN No Uraian Kegiatan Bulan
Januari Februar i Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1. Pengajuan Judul 2.
Persiapan proposal 3. Persiapan Izin Lokasi 4. Pengumpula n Data 5. Pengolahan Data 6. Analisa Data 7.
Mengajukan Hasil Penelitian 8. Seminar Hasil Penelitian 9. Penggandaa n Laporan Penelitian DAFTAR
RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi Nama : Dinda Julianti Jenis Kelamin : Perempuan Tempat,
Tanggal Lahir : Pangkalan Susu, 13 Juli 1998 Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Anak Ke : 2
(dua) Jumlah Saudara : 2 (dua) bersaudara (kandung) Nama Ayah : Husnul Hafis Nama Ibu : Aisyah
Alamat : Pangkalan Susu Desa/Kelurahan : Pangkalan Susu Kecamatan : Pangkalan Susu Kabupaten/Kota
: Langkat Provinsi : Sumatera Utara Pendidikan 2005 - 2011 : SD 5 050775 Pangkalan Susu 2011 - 2014 :
SMP DP Pangkalan Susu 2014 - 2016 : SMA Negeri 1 Pangkalan Susu 2016 - 2019 : Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan Keperawatan Gigi.

Anda mungkin juga menyukai