Anda di halaman 1dari 28

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa


indikator yang dapat digunakan, seperti kondisi morbiditas, mortalitas
dan status Gizi. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi
faktor. Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan sangat menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah penting
berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah
keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan
faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat kesehatan
masyarakat di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangratu digambarkan
melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),
Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa penyakit yang
ada di UPT Puskesmas Sindangratu.

A. MORTALITAS /KEMATIAN
Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain
dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu
wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di bidang
kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan erat
dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang dapat
diketahui secara langsung dan tidak langsung. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi,
pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan,
upaya kesehatan dan fertilitas.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah
disebut Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.22
sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak
khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan
penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial
ekonomi masyarakat.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum
adalah tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil
dan proses penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan
salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan
ibu selama hamil yang mempengarhi perkembangan fungsi dan
organ janin.
Tabel.3.1
Angka Kematian Bayi (AKB/1000KH) di UPT Puskesmas Sindangratu
Tahun 2016 s/d 2018
TAHUN
NO DESA
2016 2017 2018
1 Jatiwangi - 3 1
2 Depok 2 1 -
3 Panyindangan 1 3 4
4 Wangunjaya 1 3 -
5 Sukamulya 2 - -
6 Pasirlangu 6 1 1
7 Talagawangi 1 1 -
8 Jayamekar - - -
JUMLAH 13 12 6

Data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa Angka


Kematian Bayi (AKB) di UPT Puskesmas Sindangratu dalam Tiga
tahun terakhir sejak tahun 2016 s/d 2018 ada Tiga Puluh satu
kematian. Ada sedikit menurun di bandingkan pada tahun 2017
sebanyak 12 Orang dan yang paling banyak di duduki oleh Desa
Jatiwangi sebayak 3 orang, Desa Panyindangan sebanyak 3 orang
dan Desa Wangunjaya sebanyak 3 orang, sedangkan pada tahun
2018 angka kematian bayi ( AKB ) sebanyak 6 orang dan yang paling

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.23
banyak kasus kematian bayi di duduki oleh Desa Desa
panyindangan sebanyak 4 orang. Kematian Bayi Tersebut
disebabkan oleh BBLR, pemberian ASI tersedak, Asfiksia, IUFD,
Konsinetal, rendahnya AKB tidak terlepas dari pemerataan
pelayanan kesehatan yang masih tinggi kepercayaan terhadap
dukun paraji, berikut fasilitasnya, dekatnya masyarakat terhadap
akses layanan kesehatan, meningkatnya pendapatan masyarakat
serta perbaikan gizi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit.
Grafik. 3.1
Angka Kematian Bayi (AKB/1000KH)
14 13 di
12 UPT
12

10

8
6 6
6 2016
4 2017
4 3 3 3 2018
2 2
2 1 1 1 1 11 11
0 0 0 00 0 000
0
i k n a ya u i r H
ang po ga jay ul ng ang eka LA
e n n la
tiw D da u am ir aw am JU
M
Ja yin ang Suk Pas lag Jay
n W Ta
Pa
Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s/d 2018

Tabel 3.2
Angka Kematian Bayi (AKB) Menurut
Jenis Kelamin di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
JENIS
KELAMIN PENYEBAB
NO DESA JML
KEMATIAN
L P
1 Jatiwangi 1 - 1 LAIN-LAIN : 1

2 Depok - - - -
BBLR 2, ASFIKSI 1, LAIN-LAIN :
3 Panyindangan 2 2 4 1
4 Wangunjaya - - - -

5 Sukamulya - - - -

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.24
JENIS
KELAMIN PENYEBAB
NO DESA JML
KEMATIAN
L P
6 Pasirlangu 1 - 1 BBLR

7 Talagawangi - - - -
8 Jayamekar - - - -
JUMLAH 4 2 6 -

Pada tabel diatas menunjukkan ada kematian bayi di UPT


Puskesmas Sindangratu pada tahun 2018 yaitu sebanyak 6 orang.
Dan yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 4 orang, sedangkan perempuan ada 2 orang. Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencantumkan target kematian
bayi 24 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi di UPT
Puskesmas Sindangratu (0,12/1000 Kelahiran Hidup) masih
tingginya angka kematian bayi (AKB) di sebabkan rendahnya
kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan fasilitas kesehatan
tingkat pertama, dan masih mempercayai dukun paraji di wilyah
kerja UPT Puskesmas Sindangratu.
Grafik 3.2
Angka Kematian Bayi (AKB) Menurut
Jenis Kelamin di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
6
6

5
4 4
4

3
22 2 L
2 P
Jumlah
1 1 1 1
1
0 000 000 000 0 000 000
0

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.25
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun
tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan
dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan kematian
balita. Berdasarkan pedoman MDGs disebutkan bahwa nilai
normatif >140 tinggi, 71-140 tinggi, 20-40 sedang dan <20 rendah.
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak
dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak
balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Angka
Kematian Balita (AKABA) di UPT Puskesmas Sindangratu seperti
pada Tabel di halaman berikutnya :

Tabel 3.3
Angka Kematian Balita (AKABA) 3 Tahun kebelakang per 1000
KH
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2016-2018
N TAHUN
DESA
O 2016 2017 2018
1 Jatiwangi - - -
2 Depok - - -
3 Panyindangan - 1 -
4 Wangunjaya - - -
5 Sukamulya - - -
6 Pasirlangu - - -
7 Talagawangi - - -
8 Jayamekar - - -

Pada tabel kematian Balita di UPT Puskesmas Sindangratu


pada 3 tahun kebelakang ada satu kematian anak balita (anak usia
11-59 bulan), yaitu pada tahun 2017 dari Desa Panyindangan,
sedangkan pada tahun 2018 tidak kasus kematian balita.

Grafik 3.3
Angka Kematian Balita (AKABA) menurut jenis kelamin

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.26
per 1000 KH Di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
JENIS KELAMIN PENYEBAB
NO DESA
L P KEMATIAN
Jatiwangi - - -
1
Depok - - -
2
Panyindangan - - -
3
Wangunjaya - - -
4
Sukamulya - - -
5
Pasirlangu - - -
6
Talagawangi - - -
7
Jayamekar - - -
8

Secara Nasional ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH. Pada


tahun 2018 tidak ada kematian balita di UPT Puskesmas
Sindangratu. Hal ini terlihat bahwa upaya kesehatan Ibu dan Anak
sudah berjalan sangat baik.

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang
terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara
langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa
nifas.Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan senantiasa
menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator
utamanya.Angka kematian ibu maternal di UPT Puskesmas

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.27
Sindangratu dalam Tiga tahun terakhir sebagaimana terlihat pada
Tabel di bawah ini
Tabel 3.5
Angka Kematian Ibu Maternal
Di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s.d 2018
TAHUN PENYEBAB
NO DESA
2016 2017 2018 KEMATIAN
-
1 Jatiwangi - -  
-
2 Depok - -  
1
3 Panyindangan - - Pendarahan
-
4 Wangunjaya - -  
-
5 Sukamulya - -  
-
6 Pasirlangu - -  
Kompilasi/ Penyakit
7 Talagawangi - 1
- penyerta
8 Jayamekar - - -  
Pada tabel diatas terlihat dalam tiga tahun terakhr ada 2
kematian ibu di wilayah UPT Puskesmas Sindangratu yaitu tepatnya
di Desa Talagawangi pada tahun 2017 yang disebabkan oleh
pendarahan dan Desa Panyindangan pada tahun 2018 yang di
sebabkan penyakit penyerta/kompilasi, Angka Kematian Ibu
Maternal di UPT Puskesmas Sindangratu tahun 2016 sampai dengan
2018 sudah lebih rendah dari target Rensra Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut tahun 2017. Bila terjadi kematian Ibu maka akan
dilaksanakan Perinatal (AMP) untuk mengetahui akar permasalahan
penyebab kematian, juga akan dilaksanakan pembelajaran kasus
yang mengakibatkan kematian ibu tersebut. Serta strategi
kedepannya yang akan diambil untuk mengatasi hal ini adalah
selain melibatkan lintas sektor dan lintas program agar ikut bersama
- sama memantau ibu hamil, melahirkan dan masa setelah
melahirkan dengan gerakan sayang ibu di harapkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi di UPT Puskesmas Sindangratu
dapat di tekan.

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.28
B. MORBIDITAS
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu
penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan
berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
1. Gambaran Masalah Umum Kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia
dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas secara produktif. Hal
ini melahirkan berbagai upaya manusia untuk memelihara dan
meningkatkan drajat kesehatan agar terhindar dari penyakit dan
masalah kesehatan. Usaha-usaha preventif dan promotif sepertri
Gizi, sanitasi, konseling genetika, ekonomi, estetika termasuk di
dalamnya. Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah untuk
mendirikan pelayanan kesehatan, agar masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan tersebut dengan mudah. Pelayanan kesehatan
adalah salah satu pelayanan public yang merupakan ujung tombak
dalam pembangunan kesehatan Masyarakat. Pemerintah berupaya
meningkatkan dengan mendirikan fasilitas kesehatan Puskesmas
dan Rumah Sakit sebagai bentuk untuk menunjang Pelayanan
Kesehatan masyarakatbaik pengunjung Rawat Jalan maupun Rawat
Inap.
Jumlah seluruh Kunjungan Pasien ke UPT Puskesmas
Sindangratu Pada tahun 2018 sebanyak 93.179 Pengunjung.
Banyaknya Kunjungan pasien ke puskesmas dan jaringannya selain
berobat jalan dan rawat inap juga ada pustu, posbindu, prolanis dan
posyandu ditambah pelayanan preventif seperti pelayanan keluarga
berencana ( KB ) imunisasi, pemeriksaan kehamilan, kir dokter dan
klinik sanitasi. Dari total jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat
inap yang datang ke UPT Puskesmas Sindangratu selama tahun
2018, maka terdapat sepuluh besar (10) penyakit terbanyak
berdasarkan kunjungan dan diagnose pengunjung.

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.29
a. Kunjungan Pasien Ke UPT Puskesmas Sindangratu dan
Jaringannya

Jumlah kunjungan pasien ke UPT Puskesmas Sindangratu


Tahun 2018 adalah sebagai mana terlihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.3
Jumlah kunjungan pasien di UPT Puskesmas Sindangratu
Tahun 2018
93179
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000 7321 7987 7138 7984 7237 6595 7433 7875 8407 8724 8559 7919
10000
0

Jumlah Pasien Umum dan Bpjs yang mendapat pelayanan di


UPT Puskesmas Sindangratu pada Tahun 2018 adalah sebagaimana
terlihat pada grafik di halaman berikut :

Grafik 3.4
Jumlah kunjungan pasien Umum dan Bpjs di UPT Puskesmas
Sindangratu Tahun 2018
87396

6464 7608 6583 7562 6811 6269 7004 7449 7835 8077 7907 7827 5783
656 379 455 422 326 326 420 425 572 647 602 553

Bpjs Umum

Berdasarkan Grafik diatas menunjukan bahwa setiap bulan


kunjungan pasien yang mempunyai kartu jaminan kesehatan (BPJS)
lebih banyak dibandingakan pasien yang tidak tidak memiliki kartu

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.30
jaminan kesehatan. Dengan total pasien BPJS sebanyak 87.396 dan
pasien Umum sebanyak 5.783.

Jumlah kunjungan pasien menurut jenis kelamin di UPT


Puskesmas Sindangratu pada tahun 2018 dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :

Grafik 3.5
Jumlah kunjungan Pasien Menurut Jenis Kelamin
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
50617

42562

4578 4066 4151 4436 4648 3033 3557 4519 4418 4701 4181 4329
2743 3921 2987 3548 2589 3562 3876 3356 3989 4023 4378 3590

ri ri et ril ei ni li us te... er r r h
ua rua ar Ap M Ju Ju st ob be be la
n b M u p t m m m
Ja Fe Ag Se Ok ve se Ju
Laki-laki PerempuanNo De

Berdasarkan grafik di halaman sebelumnya, dapat dilihat


bahwa kunjungan pasien di UPT Puskesmas Sindangratu pada
tahun 2018 yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 50.617
orang, sedangkan laki-laki sebanyak 42.562 orang. Hal ini terlihat
bahwa perempuansangat memperhatikan kodisi kesehatannya.
Sedangkan jumlah pasien yang dirujuk selama tahun 2018
adalah sebanyak 944 orang seperti terlihat pada grafik di halaman
berikutnya :

Grafik 3.6
Jumlah Rujukan Pasien Ke RSU UPT Puskesmas Sindangratu
Tahun 2018

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.31
84
90
80 62
70
53 45 45 45 53 48
60 42 39
50 41 33 39 35
31 29 34
40 30 32 31
22 23 23 25
30
20
10
0
ri ri et ril ei ni Ju
li us be
r er be
r
be
r
nua rua ar Ap M Ju ust m tob m m
Ja b M
Fe Ag pt
e Ok ve se
Se No De

UMUM BPJS

b. 10 Besar Penyakit

Data 10 besar penyakit berdasarkan kunjungan pasien ke UPT


Puskesmas Sindangratu Tahun 2018, seperti terlihat pada grafik
dibawah ini:

Grafik 3.7
10 Besar Penyakit di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
ISPA 3641
TUKAK LAMBUNG 2503
HIPERTENSI PRIMER 1694
ARTRITIS LAINNYA 397
DIARE DAN GASTREONTIRITIS 918
PENYAKIT KULIT 1494
REMATISME TIDAK SPESIFIK 2285
DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI SEBABNYA 2335
MIGREN DAN SINDROME NYERI KEPALA LAINNYA 1509
DERMATITIS LAINNYA TIDAK SPESIPIK 898
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Dari grafik diatas terlihat bahwa penyakit terbanyak adalah


penyakit Infeksi Saluran Pernapasan ( ISPA ) yaitu sebanyak 3641
kasus disebabkan karena wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangratu
berada didaerah pegunungan lebih dari 1.200 diatas Permukaan
Laut sehingga suhu udarannya dingin.

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.32
Sedangkan penyakit 10 besar terbanyak peserta JKN adalah
penyakit ISPA sebanyak 3641 dan kasus penyakit tukak lambung
sebanyak 2503 kasus dan lebih jelasnya seperti terlihat pada gafik
dibawah ini:

Grafik 3.8
10 Besar Penyakit Peserta BPJS
UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
2452
2500

2000 1786

1500 1327 1327


1427
1000 989 1103
1023
500
242
0
0

2. Gambaran Umum Penyakit Tidak Menular ( PTM )


Penyakit tidak menular (PTM) saat ini menjadi perhatian yang
sangat penting pada sector kesehatan masyarakat, karena memiliki
predikat sebagai penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian.
Berdasarkan Global Status Report on Non-communicable Disease
(WHO, 2011), sebanyak 63% kematian di dunia di sebabkan oleh
penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit kardiovaskuler,
Diabetes, Kanker, Hipertensi, dan penyakit pernafasan dan sebesar
80% terjadi di negara berpendapatan menengah kebawah (lower-
middle income).
Di Negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah
seluruh kematian terjadi pada manusia produktif yaitu berusia
kurang dari 60 tahun.

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.33
Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi aka nada 52
juta jiwa kematian pertahun karena penyakit tidak menular, atau
naik Sembilan (9) juta jiwa dari 38 jiwa pada saat ini.
Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular
dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular menurun.
Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan factor
resiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan
dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan
usia harapan hidup.
Gambaran penyakit tidak menular (PTM) di UPT Puskesmas
Sindangratu Tahun 2018 dapat di lihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.9
Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM)
Berdasrkan jenis penyakit
Di
JUMLAH UPT

HIPERTENSI 1705
DIABETES MELITUS 201
PENYAKIT TUMOR 0
ASMA 295
POSTEOPOROSIS 0
TUMOR PAYUDARA 0
LESI PRA KANKER LEHER RAHIN 0
CEDERA AKIBAT LAIN 11

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800


Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
Kasus Penyakit Tidak Menular terbannyak adalah penyakit
hipertensi yaitu sebanyak 1665 kasus

Salah satu jenis penyakit tidak menular (PTM) yaitu hipertensi.


Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan
perkembangan teknologi dan industri membuat perubahan perilkau
dan life style pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, social
ekonomi, industralisasi dapat memacu meningkatnya penyakit
seperti hipertensi . Hipertensi merupakan penyebab utama gagal

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.34
jantung, stroke dan ginjal. Hipertensi disebut sebagai “pembunuh
diam-diam” karena orang hipertensi tidak menampkkan gejala
(Brunner & suddarth, 2002:896).

Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun


2013, tetapi terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat
minum obat hanya sebesar 9,5%. Ini menandakan bahwa sebagian
besar kasus hipertensi dimasyarakat belum terdiagnosis dan
terjangkau pelayanan kesehatan (kemenkes RI,2013). Jumlah
hipertensi di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2017 di
gambarkan pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.10
Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM)
Berdasrkan jenis penyakit Hipertensi dan jenis kelamin
Di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
197

158 163
151 155
134 135 141
119 125 122
105 105
89 89 92 91 87
7781 81 LAKI-LAKI
72 72 75 71
62 6356 62 66 68
53 54 51 PEREMPUAN
45 43
JUMLAH

3. Gambaran Umum Penyakit Menular


a. Penyakit Menular Bersumber Binatang (malaria, Demam
Berdarah Dengue, Gangguan Hewan Tersangka Rabies)

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.35
Wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangratu bukan
merupakan daerah endemis DBD sehingga pada tahun 2018
tidak ditemukan penyakit Demam Berdarah, maupun
gannguan hewan tersangka rabies.
b. Penyakit Menular Langsung (Diare, Kusta, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut, Tuberkulosis, Penyakit Menular
Seksual)
a) Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air
besar berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di
Kabupaten Garut, karena IR nya cukup tinggi. Penyakit
gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus perut
klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di
Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit.
Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka
kematiannya relative rendah.
Serangan penyakit yang bersifat akut mendorong
penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan
kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar
penderita sembuh sempurna.
Angka kesakitan akibat diare yang dilayani di UPT
Puskesmas Sindangratu dalam Tiga tahun terakhir seperti
pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.11
Jumlah Kasus Diare di UPT Puskesmas Sindangratu
Tahun 2016 s/d 2018

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.36
Chart Title
2500 2081
1815
2000

1500
918
1000

500

0
2016 2017 2018

Telah terjadi penurunan kasus diare di tahun 2018


sebanyak 918 kasus diare Di Bandingkan Dengan tahun
2017 yaitu sebanyak 1815 kasus diare. Gejala diare yang
terkesan ringan dan dapat diobati sendiri oleh penderitanya
menyebabkan penderita enggan mendatangi sarana
pelayanan kesehatan. Penanggulangan diare dititikberatkan
pada penanganan penderita untuk mencegah kematian dan
promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi dan makanan
untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang
dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh Puskesmas
maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum dan
peningkatan sanitasi lingkungan.

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.37
b) Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan
oleh mycobacterium leprae. Bila penyakit kusta tidak
ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota
gerak. Strategi global WHO menetapkan indicator eliminasi
kusta adalah angka penemuan penderita/ new case detection
rate (NCDR). Dengan NCDR 0,1 per 10.000 penduduk di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangratu sudah dapat
dikatagorikan sebagai daerah rendah kusta dengan mengacu
pada indicator pusat bahwa daerah dengan NCDR 0,50 per
10.000 penduduk sudah dapat dikatakan sebagai daerah
rendah kusta.
Gambaran Penyakit kusta dalam Tiga tahun terakhir
seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.12
Kasus Penyakit Kusta
1 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 0
0
2016 2017 2018
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s.d 2018

Keberhasilan penanganan kasus kusta di UPT


Puskesmas Sindangratu tidak terlepas dari upaya intensif
dari dinas kesehatan, Puskesmas dan jajarannya serta
adanya kemauan penderita untuk sembuh dari penyakit

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.38
kusta. Adapun Kasus kusta sampai dengan tahun 2017 ada
satu kasus yaitu di Desa Depok, di UPT Puskesmas
Sindangratu sudah bisa ditekan menjadi < 1 per 10.000
penduduk. Indikator yang dipakai dalam menilai
keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat
tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh mata). Angka ini
dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila angka
proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi
keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja
petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
tanda/gejala penyakit kusta. Di UPT Puskesmas Sindangratu
cacat tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas
sudah baik.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan
program adalah adanya penderita anak diantara kasus baru,
yang mengindikasikan bahwa masih terjadi penularan kasus
di masyarakat. Proporsi kasus anak di Kabupaten Garut
sebesar 0%. Dalam Tiga tahun terakhir prevalensi kusta tidak
mengalami penurunan yang signifikan, akan tetapi masih
berada pada posisi eliminasi kusta.
c) Pneumonia ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah
penyakit infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai
dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi
masalah dan masuk dalam program penanggulangan
penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah satu
penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut
yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa
disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan
karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi
rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur < 2
tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.39
satu kegiatan program penanggulangan
Jumlah kasus pneumonia pada balita yang berobat di
UPT Puskesmas Sindangratu dalam tiga tahun terakhir
seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.13
Prevalensi Kasus Pneumonia Pada Balita
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s.d 2018
247
250

240 231
230

220 211
210

200

190
2016 2017 2018

Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani di


UPT Puskesmas Sindangratu terlihat terjadi penurunan
kasus sebanyak 211 kasus di tahun 2018, di bandingkan
dengan tahun 2017 yaitu sebanyak 247 kasus. Namun tetap
perlu diterus ditingkatkan upaya penemuan penderita
penemonia terutama pada Balita sehingga segera dapat
ditangani. Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan
karena faktor seperti kurang gizi, status imunisasi yang
tidak lengkap, terlalu sering membedung anak, kurang
diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi
atau balita, sanitasi lingkungan tempat tinggal yang kurang
memenuhi syarat kesehatan, orang tua perokok dan lain
sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.40
adalah menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui
peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status
imunisasi bayi atau balita.

d) TB Paru ( Tuberculosis)
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging
masih terus ditemukan di Provinsi Jawa Barat. Secara
nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat
kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit
yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan
yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit
TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus
diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria. Hasil pengobatan
penderita TB Paru dipakai indikator succses rate, dimana
indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah
penderita ditemukan dan diobati.Sukses rate akan meningkat
bila pasien TB Paru dapat.menyelesaikan pengobatan dengan
baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Pada tahun
2018 angka sukses rate sebesar 100%. Gambaran penyakit
TB Paru di UPT Puskesmas Sindangratu seperti terlihat pada
grafik dibawah ini.

Grafik 3.14
Prevalensi Kasus TB Paru ( Tuberculosis )
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s.d 2018

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.41
42
45
40
35
30 24 25
25 18 17
20 12 12
15 9
10 3 3 2016
1 0 2 0 0 2017
5
0 2018
h ir ru ru lah
bu ngk Ba Pa m
m a n B Ju
Se M ua tT
ru ru m a
Pa Pa ne kib
TB TB Pe A
ru an
Pa ati
m
TB Ke

Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa sucses


rate kasus TB Paru di UPT Puskesmas Sindangratu dalam
kurun waktu Tiga tahun terakhir masih cukup rendah.
Prevalensi TB Paru pada tahun 2018 sebesar 18 per 100.000
penduduk, dengan jumlah kematian akibat TB Paru tidak
ada. Angka penemuan kasus TB Paru tahun 2018 sejumlah
9 kasus, menurun jika di bandingkan pada tahun 2016 dan
2017.
Meskipun sucses rate kasus TB Paru di UPT
Puskesmas Sindangratu dalam kurun waktu Tiga tahun
terakhir telah 100%. Namun upaya untuk menurunkan
Case Rate dan meningkatkan Success Rate terus harus

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.42
dilakukan dengan cara meningkatkan sosialisasi
penanggulangan TB Paru sesuai manajemen DOTS melalui
jejaring internal maupun eksternal rumah sakit serta sektor
terkait lainnya. Disamping meningkatkan jangkauan
pelayanan, upaya yang tidak kalah penting dan perlu
dilakukan dalam rangka penanggulangan penyakit TB Paru
adalah meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku
hidup bersih dan sehat di masyarakat. Kasus TB Paru
sangat dipengaruhi oleh kepadatan penduduk dan
kemiskinan, karena penularan TB Paru adalah melalui
kontak langsung dengan penderita. Status gizi juga
mempengaruhi kasus TB Paru terutama angka
kesembuhannya, dengan status gizi yang baik penderita TB
Paru akan lebih cepat pulih.
e) Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
HIV/AIDs merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus
yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya
sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit
yang lain.Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih
dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat
diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, dan zero survey.
Grafik 3.15
Jumlah Kasus Baru HIV-AIDS
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s.d 2018

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.43
1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 2017 2018

Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa dalam


tiga tahun terakhir ada 2 kasus HIV-AIDS pada tahun 2018
yaitu di Desa Wangunjaya dan Desa Panyindangan, Upaya-
upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi
penyebaran kasus HIV-AIDS di UPT Puskesmas Sindangratu
adalah dengan melakukan penyuluhan kelompok di
posyandu, Sekolah tingkat SMA, pertemuan lintas sektoral di
Desa-desa dan penyuluhan di dalam gedung. Disamping itu
juga bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bekerja
sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tujuan
penyuluhan atau KIE tersebut adalah agar penyakit menular
HIV – AIDS tidak menyebar penularannya.

4. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah
dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi antara lain:
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil
Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka.
Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.44
pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada
tahun 2018 di UPT Puskesmas Sindangratu tidak ditemukan
kejadian tetanus neonatorum.
b. Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah
menular baik pada balita, anak-anak maupun orang dewasa
yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak
dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi dan secret
orang yang terinfeksi. Dalam Tiga tahun terakhir penyakit
campak pada balita seperti pada grafik di halaman
berikutnya :
Grafik 3.16
Prevalensi Penyakit Campak Pada Balita
3 di
3
UPT
2.5
2
1.5
1
0.5 0 0
0
2016 2017 2018
Puskesmas Sindangratu Tahun 2016 s.d 2018
Prevalensi penyakit campak di masyarakat dalam tiga
tahun terakhir sudah bisa ditekan. Pada tahun 2016 sampai
dengan tahun 2018 di UPT Puskesmas Sindangratu telah
ditemukan kejadian campak yaitu di Desa Sukamulya
sebanyak 2 orang dan di Desa Talagawagi sebanyak 1 orang
tepatnya pada tahun 2017. Untuk menekan kasus campak
tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak secara
rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan
lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah memadai,
tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya.
c. Penyakit Difteri

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.45
Penyakit difteri di sebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriae yang menyerang system
pernapasan bagian atas; menyerang selaput lendir pada
hidung dan tenggorokan seerta terkadang dan dapat
mempengaruhi kulit, penyakit difteri merupakan penyakit
menular dan termasuk infeksi seriusyang berpotensi
mengancam jiwa jika tidak segera di tangani. Penyakit difeteri
pada umum nya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Menurut Word Health Organization ( WHO ), tercatat
ada stidanya 7.321 kasus difteri yang tercatat di seluruh
dunia pada tahun 2014. Penemuan kasus Difteri di Wilayah
UPT Puskesmas Sindangratu pada tahun 2017 bisa di lihat
pada grafik di bawah ini.
Grafik 3.18
Penemuan Kasus Difteri
di UPT Puskesmas Sindangratu Tahun 2018
6
6
5
4
4
3
2 2 2 2 2
2
1 1 1 1 1 1
1
0 0 0 0 0000 0000 0000 0 0 0000
0

Positif Suspek Meninggal jumlah

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.46
Adanya penemuan kasus difteri menunjukan bahwa
jejaring dan system surveilans epidemiologi di UPT
Puskesmas Sindangratu sudah berjalan dengan baik, terlihat
pada grafik diatas ada 6 kasus Difteri diantaranya di Desa
Jatiwangi ada 1 orang, Desa Panyindangan 2 orang, Desa
Depok 2 orang dan Desa Sukamulya 1 orang dengan status
positif.
Meskipun demikian, seluruh desa tetap perlu
mewaspadai adanya tranmisi atau penularan dari desa lain
yang sudah ada kasus difteri dan desa yang mempunyai
factor risiko cakupan imunisasi DPT Rendah.

5. Penyakit berpotensi KLB/Wabah


a. Rabies
UPT Puskesmas Sindangratu merupakan daerah
tertular rabies. Rabies merupakan penyakit dengan CFR
yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh infeksi virus rabies
yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing,
kera yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies.
Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Sindangratu telah di
temukan kasus rabies sebanyak 3 orang, hal ini harus benar
diperhatikan mengigat penyakit rabies ini adalah salah satu
penyakit yang sangat berbahaya jika tidak di tangani secara
lagsung.
b. Keracunan Makanan
Sampai tahun 2018 di UPT Puskesmas
Sindangratu belum pernah ada kejadian keracunan
makanan.

C. STATUS GIZI MASYARAKAT

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.47
Gambaran status gizi pada balita di wilayah Kerja UPT
Puskesmas Sindangratu pada Tahun 2018 hasil kegiatan Bulan
Penimbangan Balita adalah sebagai berikut:

Grafik 3.19
Prevalensi Status Gizi Hasil Bulan Penimbangan (BPB) Berat
Badan Menurut Umur (BB/U) UPT Puskesmas Sindangratu Tahun
2018
3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
gi n
po
k ya gi u ya ar as
an ga ja an ng ul ek
an De un la em
tiw nd g a gw si r ka
m am sk
Ja
ny
i an l Pa Su ay Pu
W Ta J
pa

Prevalensi Status Gizi Balita Hasil Bulan Penimbangan (BPB)


Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) di wilayah kerja UPT Puskesmas
Sindangratu Tahun 2018.

Grafik 3.20
Prevalensi Status Gizi Balita Hasil Peimbangan (BPB)
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) UPT Puskesmas Sindangratu
Tahun 2018

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.48
3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
gi n
po
k ya gi u ya ar as
an ng
a ja an ng ul ek
a e
un la m em
tiw nd
D g ag
w
si r ka ya
m sk
Ja i an l Pa Su Ja Pu
ny W Ta
pa

Dari grafik diatas terlihat status gizi pada balita yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangratu masih ada yang kurus
sebanyak 8 orang dan yang obesitas sebanyak 74 orang sedangkan
prevalensi status gizi berdasarkan Tinggi badan menurut umur masih
ada balita yang sangat pendek sebanyak 52 orang.

Profil kesehatan UPT Puskesmas Sindangratu


Dinas Kesehatan tahun 2018
Page.49

Anda mungkin juga menyukai