Anda di halaman 1dari 5

RESUME KORUPSI, SEJARAH KORUPSI,

DAN DAMPAK DARI KORUPSI

Dosen pembimbing: Rohaida M.pd

Disusun oleh:

Sukmawati (PO71200190046)

Tingkat: 2 B Keperawatan

POLTEKES KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN 2021/2022
RESUME

1. Korupsi
A. Defenis
Pengertian korupsi secara umum adalah suatu tindakan penyalahgunaan jabatan atau
wewenang yang dilakukan oleh seorang pejabat demi mendapatkan keuntungan
pribadi.

B. Ciri-ciri
a. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang
b. Korupsi biasanya dilakukan secara rahasia kecuali korupsi itu telah
merajalela.
c. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
Kewajiban dan keuntungan itu tidak selalu berupa uang.
d. Mereka yang mempraktekkan cara-cara korupsi biasanya berusaha
untuk menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik
pembenaran hukum.
e. Mereka yang terlibat korupsi menginginkan keputusan yang tegas
dan mampu untuk memengaruhi keputusan-keputusan itu.
f. Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan
oleh badan publik atau umum (masyarakat).
g. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.

C. Modus korupsi
A. Penyalahgunaan anggaran
B. Modus mark up
C. Modus suap
D. Modus pengelapan
E. Modus pungutan liar
F. Modus penyalahguanaan wewenang
G. Modus gratifikasi
H. Modus pemotongan anggaran
I. Modus anggaran dana
J. Modus proyek fiktif
K. Modus mark down

D. Pola korupsi
(1) pola korupsi berkaitan dengan perizinan—sektor pertambangan dan migas,
kehutanan, tata ruang dan pertanahan.
(2) pola korupsi berkaitan dengan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD)—legislasi, anggaran dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan.
(3) pola korupsi berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
(4) pola korupsi berkaitan dengan promosi, mutasi dan suap jabatan.
(5) pola korupsi berkaitan dengan dana desa—merupakan pola mutakhir
E. korupsi dalam berbagai aspek
1) Dampak Korupsi Terhadap Aspek Ekonomi
2) Dampak Korupsi Terhadap Aspek Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
3) Dampak Korupsi Terhadap Aspek politik dan demokrasi
4) Dampak Korupsi Terhadap Aspek penegakan hukum
5) Dampak Korupsi Terhadap Aspek Pertahanan dan Keamanan
6) Dampak Korupsi Terhadap Aspek Lingkungan

2. Sejarah korupsi di indonesia


A. Korupsi sejak dulu sampai sekarang

a. Korupsi pada masa Soekarno dan Soeharto

Pada masa kemimpinan Soekarno dan Soeharto, sifat-sifat feodalisme merupakan


nama korupsi pada masa kerajaan, ini masih berlangsung. Soekarno itu menjadi
presiden, Soeharto itu menjadi presiden tapi birokrasinya cara mimpinya sifat-sifat
kepemimpinanya itu sangat feodalisme atau korupsi . Jadi sifat-sifat feodalistik yang
ada pada zaman feodal itu masih dipertahankan, gaya kepemimpinan walau
seharusnya sudah tidak seperti itu jadi masih dipertahankan pada waktu itu.

b. Korupsi diera terbentuknya KPK

Karena lemahnya pengawasan terhadap korupsi, akhirnya Komisi Pemberantasan


Korupsi dibentuk. Pada waktu inilah pengawasan dipertegas lagi, bukan dari
pihak orang dalam atau pengawasan dilakukan diluar regulasi.

Lembaga anti korupsi harus di luar. Sehingga presiden bisa diusut para menteri
bisa diusut, DPR bisa diusut, karena jaman dulu polisi tidak berani mengusut
pejabat-pejabat. Apalagi pejabat-pejabat dulu itu mempunyai hubungan dengan
presiden, entah itu hubungan keluarga, hubungan saudara, hubungan perkoncoan,
ya seperti itu," katanya.

Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, otoritas dan dukungan kepada KPK
semakin ditingkatkan lagi. Upaya pelemahan KPK oleh berbagai pihak juga
diblok oleh Jokowi.

"Saya kira Jokowi berusaha untuk menghilangkan itu dengan memberi otoritas
dan berusaha terus mendukung upaya-upaya KPK. Upaya Pelemahan KPK juga
coba di blok oleh Jokowi," katanya.

Sri Margana mengatakan memang untuk sekarang korupsi belum sepenuhnya


teratasi, hal ini dikarenakan tidak adanya keseimbangan antara kontrol dan prakti
birokrasi di Indonesia.

"Artinya wilayah Indonesia itu terlalu luas dibandingkan dengan jumlah KPK-
nya, dan juga sistem yang masih memungkinkan orang untuk melakukan KKN,
karena ada yang mengatakan teori korupsi itu jika ada kesempatan, artinya sistem
yang kita bangun itu masih memberi kesempatan," katanya.

Walaupun sistem transaksi sudah berubah menjadi digital sehingga data-data


tidak bisa dimanipulasi, dan transparansi birokrasi. Namun praktik korupsi masih
bisa berlangsung melalui celah-celah seperti suap-menyuap pejabat.

B. Berdirinya lembaga penegak hukum, pencegah dan pemberantas korupsi

a. Berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (2002) Setelah dilakukannya


revisi berbagai peraturan perundang-undangan tetapi pemberantasan
tindak pidana korupsi yang terjadi belum dapat dilaksanakan secara
optimal dan lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana
korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak
pidana korupsi, sehingga dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi dengan
Undang-Undang No. 30 Tahun 2002.

b. Tim Koordinasi Pemberantasan Korupsi merupkan lembaga pemerintah


dalam menindak lanjuti kasus korupsi yang dibentuk dan bertanggung
jawab secara langsung terhadap presiden berdasarkan Keppres No. 11
Tahun 2005. Adapun Timtaspikor ini keanggotaanya terdari dari
Kejaksaan Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Namun karena
keberadaan Timtastipikor dinilai kurang efektif dan tegas serta
kewenagannya tumpang tindih dengan lambaga pemerintah lainnya
seperti kepolisian, kejaksaan dan KPK sehingga dikeluarkan Keppres No 10
Tahun 2007 tentang Pengakhiran Tugas Dan Pembubaran Tim
Koordinasi Pemberantasan Tindak Korupsi.

3. Dampak korupsi
a) Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi
b) Turunya Produktifitas
c) Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
d) Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak
e) Meningkatnya Hutang Negara

1) Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat

     Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik

 Lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat


 Akses bagi masyarakat sangat terbatas
 bertambahnya anka kriminalitas

2) Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat


 Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
 Lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat
 Akses bagi masyarakat sangat terbatas
 bertambahnya anka kriminalitas

3) Dampak Terhadap Penegak Hukum

 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik


 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah

4) Dampak Terhadap Penegak Hukum


 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik
 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah

5) Dampak Terhadap Penegak Hukum


 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik
 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah

6) Dampak terhadap pelayanan kesehatan.


Dampak korupsi pada sektor kesehatan dapat mengakibatkan menurunnya derajat
kesehatan masyarakat yang berimbas pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia).

7) Dampak Terhadap Penegak Hukum


 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik
 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah

SUMBER

https://www.kompasiana.com/ftl/58249af5c6afbd1b63337e55/7-dampak-masif-
korupsi?page=all

Anda mungkin juga menyukai