SKIN GRAFT

PRESENTATOR : ADHE SYASKIA DEWI

PEMBIMBING : DR.NAZWIR NAZAR SP.B

Definisi

 Skin graft yaitu tindakan memindahkan sebagian

atau seluruh tebalnya kulit dari satu tempat ke
tempat lain supaya hidup ditempat yang baru
tersebut dan dibutuhkan suplai darah baru
(revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan
hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
Indikasi
 Luka yang luas
 Luka bakar
 Operasi tertentu yang mungkin memerlukan
cangkok kulit untuk penyembuhan.
 Area infeksi sebelumnya dengan hilangnya kulit
yang luas
 Alasan kosmetik dalam operasi rekonstruktif
Klasifikasi
Berdasarkan ketebalannya, skin graft dibagi atas :
1. Split Thickness Skin Graft (STSG)
Terbagi atas tiga yaitu:
 Thin Split Thickness Skin Graft, ketebalan kulit 

0,008-0,012 mm, terdiri dari epidermis dan ¼

bagian lapisan dermis.        
 Intermediet (medium) Split  Thickness Skin Graft,
ketebalan kulit 0,012-0,018 mm, terdiri dari
epidermis dan ½ bagian dermis.
 Thick Split Thickness Skin Graft, ketebalan kulit
0,018-0,030 mm, terdiri dari epidermis dan ¾
bagian dermis.
2. Full Thickness Skin Graft (FTSG)
Skin Graft yang terdiri dari epidermis dan seluruh
bagian dermis
 Klasifikasi lainnya
1. Autograft
2. Allograft
3. Xenograft
 Split Thickness Skin Graft
Keuntungan
- Kemungkinan take lebih besar
- Dapat dipakai untuk menutup defek yang
luas
- Donor dapat diambil dari daerah tubuh
mana saja
-Daerah donor dapat sembuh
sendiri/reepitelisasi
Thin STSG :
- Vaskularisasi lebih mudah terjadi dan
transplatasi lebih bertahan lama
- Penyembuhan daerah donor lebih cepat
terjadi dan bisa digunakan kembali dalam
waktu singkat, sekitar tujuh sampai
sepuluh hari.
Thick STSG :
- Lebih sedikit terjadi kontraksi, lebih
tahan terhadap trauma
- Lebih menyamai seperti kulit normal
Kerugian
- Mempunyai kecendrungan kontraksi
lebih besar
- Memiliki kecenderungan terjadi
perubahan warna
- Permukaan kulit mengkilat
-Secara estetik kurang baik
Thin STSG :
- Kecendrungan untuk terjadi kontraksi
lebih besar
-Kurang menyamai tekstur kulit asli
Thick STSG :
- Vaskularisasi lebih sedikit
- Penyembuhan daerah donor lebih
lambat, sekitar sepuluh sampai delapan
belas hari
 Full Thickness Skin Graft
Keuntungan Kerugian

- Kecendrungan untuk terjadinya kontraksi - Kemungkinan take lebih kecil

lebih kecil dibanding dengan STSG

- Kecendrungan untuk terjadinya berubah - Hanya dapat menutup defek yang tidak
warna lebih kecil terlalu luas

- Kecendrungan permukaan kulit mengkilat - Donor harus dijahit atau ditutup oleh
lebih kecil STSG bila luka donor agak luas
- Secara estetik lebih baik dari STSG sehingga tidak dapat ditutup primer’

- Donor terbatas pada tempat-tempat

tertentu
Fase Penyembuhan Skin Graft

 1. Imbibisi plasmic (24-48 jam pertama setelah

graft)
 2. Fase penyembuhan/inokulasi (48-72 jam
sampai 1 minggu setelah graft).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Skin
Graft

- Usia lanjut ( > 60 tahun ) atau bayi baru lahir

- Merokok
- Penderita penyakit kronis
- Menggunakan obat hipertensi, insulin, relaksan

otot.
Faktor – Faktor Penyebab Kegagalan Skin Graft

 Hematoma
 Faktor mekanik, berupa kegagalan imobilisasi

sehingga skin graft bergeser dan

revaskularisasi tidak terjadi.
 Infeksi

 Tekhnik yang salah

Faktor-Faktor Keberhasilan Skin Graft

 Vaskularisasi yang adekuat

 Kontak yang baik antara skin graft dengan daerah
resipien
 Tekanan yang adekuat
 Mencegah timbunan cairan antara graft dengan
resipien
 Imobilisasi yang baik
 Tidak adanya infeksi
Komplikasi

- Perdarahan
- Infeksi
- Hematoma atau seroma
- Kontraktur
- Penyembuhan yang tidak sesuai dengan tekstur,
warna atau topografi
Kesimpulan

Skin graft merupakan tindakan memindahkan sebagian

atau seluruh tebalnya kulit dari donor ke resipien yang
membutuhkan revaskularisasi untuk menjamin
kelansungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
Pelaksanaan skin graft bergantung kepada tebal / tipisnya
skin graft yang akan dipindahkan dari donor ke resipien.
Penyebab terjadinya kegagalan tindakan skin graft harus
selalu dievaluasi.
TERIMA KASIH