Dosen pengampu : ….
Di Susun Oleh:
Kelompok 2
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
Dengan Hipertensi”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian..........................................................................................................3
C. Patway................................................................................................................5
D. Farmakologi.......................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................18
A. KESIMPULAN................................................................................................18
B. Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
menurunkan tekanan darah, sedangkan terapi non farmakologis atau disebut
juga dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi berhenti merokok,
mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet
serta yang mencakup psikis antara lain mengurangi stress, olah raga, dan
istirahat (Kosasih dan Hassan, 2013).
Keberhasilan dalam mengendalikan tekanan darah tinggi merupakan usaha
bersama antara pasien dan dokter yang menanganinya. Kepatuhan seorang pasien
yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat berdasarkan kepatuhan dalam
B. Rumusan masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Hipertensi
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam
dari 139 mmHg tetapi kurang dari 160 mmHg atau tekanan darah diastolik
yang lebih dari 89 tetapi kurang dari 100 mmHg. Hipertensi stadium 2
didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik yang lebih dari atau sama dengan
159 mmHg atau tekanan darah diastolik yangblebih dari atau sama dengan 99
mmHg.
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar
kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
4
pre- ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
5
C. Patway
6
D. Farmakologi
Farmakodinamika didefinisikan sebagai studi tentang bagaimana suatu obat
organisme hidup.
kerja obat, waktu perjalanan dan penyerapan obat, efek obat terhadap fungsi
tersedia dalam dua sediaan dosis yakni 5mg dan 10mg. Pada pasien
hipertensi dengan tekanan darah yang masih dalam kondisi stabil diberikan
dosis 5mg/24 jam, sedangkan pada pasien hipertensi dengan tekanan darah
yang masih tinggi dan tidak terkontrol maka dosisnya perlu dinaikkan.
a. Farmakodinamik
generasi kedua dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan
mengikat situs yang dibentuk dari residu asam amino pada dua segmen
7
kanal kalsium termodifikasi ke dalam kondisi inaktif tanpa mampu
b. Farmakokinetik
1) Absorpsi
dan efek saturasi metabolisme hepatik. Kadar plasma ini akan stabil
2) Distribusi
8
Mengingat volume distribusinya yang besar (21,4±4,4 L/kg),
3) Metabolisme
melalui urin.
4) Eskresi
a. Farmakodinamik
9
Sehingga menurunkan kadar angiotensin II, suatu vasokonstriktor
dalam jumlah sedikit dalam serum darah dan penurunan natrium dan
terhadap efek obat pada angiogenesis tumor. Efek kerja obat ini juga
10
vasokonstriksi dan reabsorbsi air/garam akibat aktivitas angiotensin II,
a. Farmakodinamik
b. Farmakoinetik
oleh system P450 sitokrom. ARB dieksresikan melalui feses dan urine.
abnormalitas Janis yang serius dan bahkan kematian jika iberikan pada
wanita hamil trimester kedua atau ketiga. Wanita subur dianjurkan untuk
bawah.
11
a. Farmakodinamik
lengkung henle.
b. Farmakokonetik
1. Absrobsi
2. Distribusi
3. Metabolisme
4. Eksresi
E. Farmakokinetik
Farmakokinetik captopril adalah onset kerja cepat dan masa kerja yang singkat.
1) Absorpsi
12
Captopril diabsorpsi cepat sekitar 60‒75% pada perut kosong. Makanan
akan mengurangi bioavailabilitas obat sekitar 24% hingga 30%. Dalam satu
jam, dosis tunggal 100 mg captopril per oral, akan mencapai konsentrasi
puncak dalam darah sekitar 800 ng/mL. Penurunan tekanan darah akan
2) Distribusi
sekitar 1% dari konsentrasi obat dalam darah maternal. Uji coba pada
semua jaringan tubuh, kecuali susunan saraf pusat. Captopril terikat pada
3) Metabolisme
13
pada pasien dengan fungsi ginjal yang rusak, daripada pasien dengan fungsi
Waktu paruh biologis terjadi < 2 jam pada pasien dengan fungsi ginjal
creatinine clearance. Waktu paruh meningkat sekitar 20‒40 jam pada pasien
dengan creatinine clearance <20 mL/menit. Dapat lebih lama sekitar 6,5
4) Eliminasi
jam, pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal. Sekitar 40‒50% dari
sistein.
Sekitar 20% dari dosis obat tunggal ditemukan pada feses dalam waktu
5 hari, yang berupa obat yang tidak diabsoprsi. Obat captopril dapat
diketahui apakah obat ini dapat dieliminasi melalui proses tersebut pada
5) Resistensi
14
dihubungkan dengan munculnya kembali mekanisme yang mengakibatkan
jangka waktu panjang. Hal ini terjadi karena tidak adanya volume ekspansi,
atau kontrol terhadap tekanan darah yang secara gradual menurun, yang
a. Farmakodinamik
darah.
b. Farmakoinetik
hati oleh system P450 sitokrom. ARB dieksresikan melalui feses dan
15
urine. Diketahui menembus plasenta, ARB terbukti berkaitan dengan
abnormalitas Janis yang serius dan bahkan kematian jika iberikan pada
kalium, kalsium, dan magnesium serta membatasi asupan kalori jika berat badan
cairan diluar sel akan meningkat. Akibatnya natrium akan menarik keluar banyak
cairan yang tersimpan dalam sel, sehingga cairan tersebut memenuhi ruang diluar
sel. Berjejalnya cairan diluar sel membuat volume darah dalam sistem sirkulasi
meningkat. Hal ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan
risiko terjadinya hipertensi adalah tidak lebih dari 2400 mg natrium atau 6 gram
garam perhari (Almatsier, 2008). Hampir 50% orang yang memiliki hipertensi
langsung.
16
Cara melakukan diet rendah natrium yaitu mengurangi konsumsi garam pada
masakan dengan tidak memasukan garam meja, MSG, pelunak daging, berbagai
macam kecap dan saus, acar, dan lainnya kepada makanan (Ridwan, 2011). Cara
memiliki cukup energi, protein mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
natrium.
17
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
2. Sayuran hijau : Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk,
daun singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.
Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda,
pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih
pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe
kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk
18
dalam menangani hipertensi bisa menurunkan kadar kolesterol total,
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Ada dua terapi yang dilakukan untuk mengobati hipertensi yaitu
terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis yaitu
dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi yang terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, sedangkan terapi non farmakologis atau disebut
juga dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi berhenti merokok,
mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet
serta yang mencakup psikis antara lain mengurangi stress, olah raga, dan
istirahat (Kosasih dan Hassan, 2013).
B. Saran
Masih banyak kekurangan didalam makalah ini, penulis berharap
kedepan nya bisa terus melengkapi makalah tersebut.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Sari. (2020). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Hipertensi Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Balikpapan.
http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/1069/1/KTI%20NOVIA
%20PUSPITA%20SARI.pdf
19