Anda di halaman 1dari 32

ExPoSurE DrAFt ED PSAK 110 8 Februari 2011

Pernyataan
Standar akuntanSi keuangan

akuntanSi Sukuk

Exposure draft ini dikeluarkan


oleh Dewan Standar Akuntansi
Syariah

Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat


diterima paling lambat tanggal 30 Juni 2011 oleh
Dewan Standar Akuntansi Syariah

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


ED PSAK
110
PErnyAtAAn
StAnDAr AKUntAnSI KEUAngAn

AKUntAnSI SUKUK

Hak cipta © 2011, Ikatan Akuntan Indonesia

Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Syariah
Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sindanglaya No. 1
Menteng
Jakarta 10310
Telp: (021) 3190-4232
Fax : (021) 724-5078
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaigglobal.or.id

Februari 2011
Akuntansi Sukuk ED PSAK 110

Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar


Akuntansi Syariah hanya untuk ditanggapi dan dikomentari.
Saran-saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure
draft ini masih dimungkinkan sebelum diterbitkannya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat


diterima pada 30 Juni 2011. Tanggapan dikirimkan ke:

Dewan Standar Akuntansi Syariah


Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No.1, Menteng,
Jakarta 10310

Fax: 021 724-5078


E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id

Exposure draft dibuat dengan tujuan untuk penyiapan


tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Dewan
Standar Akuntansi Syariah. Penggandaan exposure draft
oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan
untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.

Hak Cipta © 2011 IKAtAn AKuntAn


InDonESIA
iii
PENGANtAr

Dewan Standar Akuntansi Syariah telah membentuk tim


kerja penyusunan PSAK tentang Sukuk dengan susunan
sebagai berikut:

Ketua
Arif Machfoed Dewan Standar Akuntansi
Syariah Anggota
Bambang E. Prasetyo Bapepam dan LK
Cecep M. Hakim Dewan Standar Akuntansi Syariah
Dewi Astuti Dewan Standar Akuntansi
Syariah Hasanudin Dewan Standar Akuntansi
Syariah Kanny Hidaya Dewan Standar Akuntansi
Syariah Langgeng Basuki Kementerian Keuangan
Latifah Hanum PT. Bursa Efek Indonesia
Safei PT. Mandiri Sekuritas
Yayan Darmawangsa PT. Indosat Tbk

Tim kerja telah melakukan tugasnya sejak 1 Maret 2009


dan telah menghasilkan konsep exposure draft PSAK 110:
Akuntansi Sukuk. Penyusunan konsep eksposure draft aspek
syariah, akuntansi, praktik, dan regulasi, dan hal lain yang
terkait dengan sukuk. Konsep exposure draft tersebut
kemudian dibahas lebih lanjut oleh Dewan Standar
Akuntansi Syariah.

Dewan Standar Akuntansi Syariah telah menyetujui


exposure draft PSAK 110 tentang Akuntansi Sukuk dalam
rapatnya pada tanggal 8 Februari 2011 untuk disebarluaskan
dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi,
pengurus dan anggota IAI, dan pihak lainnya.

Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan


permasalahan secara jelas dan alternatif saran yang
didukung dengan alasan.
Exposure draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku,
sisipan dokumen dalam majalah Akuntan Indonesia, dan
situs IAI: www.iaiglobal.or.id.

Jakarta, 8 Februari 2011


Dewan Standar Akuntansi Syariah

M. Jusuf Wibisana Ketua


Agus Edy Siregar Anggota
Amin Musa Anggota
Arif Machfoed Anggota
Cecep Maskanul Hakim Anggota
Dewi Astuti Anggota
Dwi Yanto Anggota
Endy M. Estiwara Anggota
Hasanudin Anggota
Ikhwan A. Basri Anggota
Kalamuddinsjah Anggota
Kanny Hidaya Anggota
Setiawan Budi Utomo Anggota
Sri Yanto Anggota
Wasilah Anggota
Wiroso Anggota
Akuntansi Sukuk ED PSAK 110

Nomor 0l79D8AS/IAl/I0/2011 Jakarta, 2 Maret 2011


Perihal Permohonan Review PSAK Akuntansi
Sukuk
Lampiran 1 beikas

Kepada Yth.
KH Ma’ruf Amin
Keiua Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia
di Tempat

Assalaeiyalaikwn Mr. lb,

Sehubungan dengan telah selesainya pembahasan Pemyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) Syaiiah, maka kami bermaksud meminta kesediaan Dewan Shariah
Nasional untuk me-review kesesuaian PSAK Syariah tersebut dengan prinsip-prinsip
syariaii, serta memberikan covering lefter yang menyatakan bahwa transaksi yang
diatur perlakuan akuntansinja di dalam PSAK tersebut telah sesuai dengan prinsip
syariah. Bersama ini pula kami lampirkan Draft final PSAK: Akuntansi Sukuk.

Kami sangat mengharapkan jawaban dari Dewan Syaiiah Nasional agar dapat segera
mengesahkan Draft tersebut untuk dapat segera digunakan di Indonesia.

Demikianlah, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Dewan Standar Akuntansi Syariah

J*KARTA
M. Jusuf Wibisana
Ketua
Akuntansi Sukuk ED PSAK 110

PErMINtAAN tANGGAPAN

Penerbitan ED PSAK 110: Akuntansi Sukuk bertujuan untuk


meminta tanggapan atas semua pengaturan dan paragraf
dalam ED PSAK 110.

Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan,


berikut ini hal yang diharapkan masukannya:

1. PSAK tErSENDIrI uNtuK SuKuK

a. Sukuk dan PSAK 50 dan 55

Instrumen keuangan secara umum diatur tersendiri


dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan dan PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Sukuk,
berdasarkan definisi dalam PSAK 50, merupakan
suatu instrumen keuangan.

Terdapat dua pendapat terkait dengan penerapan


PSAK 50 dan 55 untuk sukuk, yaitu:
- Pertama, PSAK 50 dan 55 secara penuh
diterapkan untuk sukuk. Alasan pendapat ini
adalah sifat sukuk tidak berbeda dengan obligasi
konvensional, termasuk perilaku pasar, sehingga
tidak memerlukan aturan akuntansi tersendiri
untuk sukuk.
- Kedua, PSAK 50 dan 55 tidak dapat diterapkan
sepenuhnya untuk sukuk sehingga diperlukan
PSAK tersendiri yang sesuai dengan sifat dari
sukuk. Beberapa konsep dalam PSAK 50 dan 55
dianggap tidak sesuai dengan prinsip syariah dan
akuntansi syariah, antara lain:
- Suku bunga efektif. Instrumen keuangan
yang bersifat utang yang tidak
diklasifikasikan sebagai "diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi (not fair value
through profit or loss)"
viii Hak Cipta © 2011 IKAtAn AKuntAn
InDonESIA
harus diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif. Dalam prinsip
syariah, bunga merupakan hal yang dilarang,
dan dalam akuntansi syariah, metode
suku bunga efektif tidak digunakan dalam
pengakuan dan pengukuran. Jika instrumen
keuangan syariah (sukuk) diakui dan diukur
dengan metode suku bunga efektif, maka hal
ini menyebabkan tidak ada perbedaan antara
instrumen keuangan syariah (sukuk) dan
instrumen keuangan konvensional dari aspek
akuntansi.
- Nilai wajar. Instrumen keuangan yang diukur
pada nilai wajar, baik dalam klasifikasi
"diukur pada nilai wajar melalui laba rugi"
atau "tersedia untuk dijual", mengacu pada
kuotasi harga di pasar aktif dan teknik
penilaian (transaksi terkini, nilai wajar
instrumen sejenis, analisis arus kas yang
didiskonto, dan penetapan harga opsi). Jika
acuan nilai wajar tersebut diterapkan untuk
instrumen keuangan syariah (sukuk) yang
diukur pada nilai wajar, maka menimbulkan
pertentangan dengan prinsip syariah dan
akuntansi syariah (lihat Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah paragraf 27).
- Penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak
diklasifikasikan sebagai "diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi" harus dilakukan
uji penurunan nilai secara individual dan/
atau secara kolektif. Penurunan nilai secara
individual dilakukan dengan
membandingkan antara nilai tercatat dan
nilai kini arus kas masa depan. Akuntansi
syariah tidak menggunakan nilai kini sebagai
dasar pengukuran (lihat Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah paragraf 128).
Pendapat kedua yang digunakan dalam ED PSAK
110, yaitu PSAK 50 dan 55 tidak dapat diterapkan
sepenuhnya.

b. Sukuk sebagai instrumen transaksi atau transaksi


sendiri

Sukuk dikecualikan dari ruang lingkup PSAK 102:


Akuntansi Murabahah, PSAK 103: Akuntansi Salam,
PSAK 104: Akuntansi Istishna’, PSAK 105:
Akuntansi Mudharabah, PSAK 106: Akuntansi
Musyarakah, dan PSAK 107: Akuntansi Ijarah. Hal
ini didasari pertimbangan bahwa akan dilakukan
kajian lebih lanjut yang komprehensif apakah sukuk
dapat mengacu kepada PSAK tersebut atau harus
dibuat PSAK tersendiri.

Terdapat dua pendapat mengenai sukuk, yaitu:


- Sukuk merupakan instrumen transaksi
sebagaimana deposito, tabungan, atau lainnya.
Misalnya, deposito yang menggunakan akad
mudharabah tidak diatur dalam PSAK tersendiri,
tetapi mengacu kepada PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah. Menurut pendapat ini, jika suatu
sukuk diterbitkan dengan berbagai akad, maka
masing-masing akad diperlakukan tersendiri.
Misalnya, sukuk ijarah dilengkapi dengan akad
kafalah, maka pencatatan akad ijarah dan kafalah
dilakukan tersendiri.
- Sukuk bukan merupakan instrumen transaksi.
Misalnya, sukuk mudharabah tidak dapat
disamakan dengan deposito mudharabah. Sukuk
dipandang sebagai suatu instrumen keuangan
syariah yang merupakan representasi dari aset
yang mendasarinya, atau sebagai instrumen
kepemilikan atas suatu aset, manfaat aset, atau
proyek. Sukuk memiliki karakteristik yang mirip
dengan saham. Menurut pendapat ini, jika suatu
sukuk diterbitkan dengan berbagai akad, maka
berbagai akad tersebut diperlakukan sebagai
suatu akad. Misalnya, sukuk ijarah dilengkapi
dengan akad kafalah, maka pencatatan akad
ijarah dan kafalah dilakukan sebagai suatu
kesatuan akad penerbitan sukuk.

Pendapat kedua yang digunakan dalam ED PSAK


110, yaitu sukuk bukan merupakan instrumen
transaksi.

c. Sukuk sebagai aset atau representasi aset

Terdapat dua pendapat mengenai sukuk yaitu sukuk


sebagai aset dan sukuk sebagai representasi aset.
- Pertama, sukuk sebagai aset. Sukuk dipandang
sebagai aset independen yang terlepas sama
sekali dengan aset yang lain. Dalam pandangan
ini, sukuk dianggap sama dengan instrumen
keuangan konvensional seperti obligasi, medium
term note, dan lainnya. Dampaknya, sekuritisasi
atas kepemilikan sukuk dapat dilakukan, bahkan
secara konseptual sekuritisasi tersebut hingga
tidak terbatas.
- Kedua, sukuk dipandang sebagai representasi
aset. Sukuk merupakan hasil sekuritisasi pertama
dari suatu aset, manfaat aset, atau proyek. Dalam
pandangan ini, sukuk dianggap berbeda dengan
instrumen keuangan konvensional dan tidak
dapat dilakukan sekurititasi lebih lanjut atas
kepemilikan sukuk karena akan melepaskan
keterkaitan antara sektor riil (hal yang
mendasari) dan sektor keuangan (sukuk).

Pendapat kedua yang digunakan dalam ED PSAK


110, yaitu sukuk sebagai representasi aset bukan
suatu aset tersendiri.
Akuntansi Sukuk ED PSAK 110

Di sisi lain, jumlah dan nilai penerbitan sukuk


di Indonesia relatif signifikan. Sukuk diterbitkan
pertama kali pada tahun 2002 oleh suatu perusahaan
telekomunikasi. Dalam perkembangannya, sukuk
tidak hanya diterbitkan oleh sektor swasta tetapi juga
oleh sektor publik.

Berdasarkan pertimbangan di atas, disepakati bahwa


diperlukan PSAK tersendiri untuk mengatur sukuk
baik dari pertimbangan akuntansi maupun non-
akuntansi. Hal-hal yang tidak diatur secara spesifik
dalam ED PSAK 110 mengacu pada ketentuan
PSAK 50 dan 55.

Apakah anda setuju dengan penerbitan PSAK


tersendiri untuk sukuk?

2. KLASIFIKASI BErDASArKAN MoDEL uSAHA


(PArAGrAF 35-39)

ED PSAK 110 mengacu pada IFRS 9 Financial


Instruments dalam penentuan klasifikasi investasi sukuk
yaitu berdasarkan model usaha. Jika tujuan utama dari
suatu model usaha untuk memperoleh arus kas
kontraktual, maka investasi di sukuk diukur pada biaya
perolehan. Sebaliknya, jika tujuan utama dari suatu
model usaha bukan untuk memperoleh arus kas
kontraktual tetapi untuk mencari keuntungan dari
kenaikan nilai (capital gain/capital appreciation), maka
investasi sukuk diukur pada nilai wajar dengan
perubahan nilai wajar diakui di laba rugi.

Dasar klasifikasi tersebut berbeda dengan PSAK 50


dan 55 yang menggunakan intensi dan kemampuan.
Klasifikasi aset keuangan berdasarkan PSAK 50 dan 55
terdiri dari: diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

xii Hak Cipta © 2011 IKAtAn AKuntAn


InDonESIA
(fair value through profit or loss), tersedia untuk dijual
(available for sale), dimilikhi hingga jatuh tempo (hold
to maturity), dan pinjaman yang diberikan dan piutang
(loan and receivable).

Apakah anda setuju klasifikasi sukuk


berdasarkan
model usaha?

3. ACuAN NILAI WAJAr (PArAGrAF 41)

Untuk investasi sukuk yang diukur pada nilai wajar,


penentuan nilai wajar mengacu pada harga pasar yang
dikuotasi. Acuan nilai wajar tersebut terdiri dari kuotasi
harga sukuk di pasar aktif, nilai wajar dari transaksi
terkini, dan nilai wajar instrumen keuangan yang sejenis.

Batasan acuan nilai wajar ini lebih sempit dibandingkan


dengan acuan nilai wajar dalam PSAK 50 dan 55, yang
juga termasuk analisis arus kas yang didiskonto
(discounted cash flow analysis) dan model penetapan
harga opsi (option pricing model), selain ketiga jenis
acuan nilai wajar di atas. Kedua metode yang tidak
digunakan dalam menentukan nilai wajar sukuk tersebut
berlandaskan pada, atau menggunakan, faktor suku
bunga.

Apakah anda setuju nilai wajar hanya mencakup


harga pasar yang dikuotasi (kuotasi harga di pasar
aktif, nilai wajar dari transaksi terkini, dan nilai wajar
dari instrumen keuangan sejenis)?

4. PENuruNAN NILAI (PArAGrAF 42)

Uji penurunan nilai dilakukan atas sukuk yang diukur


pada biaya perolehan yang mengalami indikasi
penurunan nilai. Jumlah yang dapat dipulihkan dari
sukuk merupakan
estimasi jumlah arus kas yang akan diterima tanpa
memperhitungkan nilai kininya.

Penentuan jumlah yang dapat dipulihkan tersebut


berbeda dengan model yang digunakan dalam PSAK 55
yaitu nilai kini dari estimasi jumlah arus kas yang akan
diterima. Model dalam PSAK 55 tersebut tidak sesuai
dengan dasar pengukuran yang digunakan dalam
akuntansi syariah (lihat Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 128).

Apakah anda setuju penurunan nilai tidak


menggunakan model nilai kini?

5. tANGGAL EFEKtIF (PArAGrAF 45)

ED PSAK 110 direncanakan akan berlaku efektif


mulai 1 Januari 2012. Perubahan pengaturan dalam ED
PSAK 110 dibandingkan PSAK 50 dan 55 memerlukan
persiapan bagi entitas yang memiliki investasi sukuk
atau menerbitkan sukuk.

Apakah anda setuju tanggal efektif 1 Januari 2012?

6. KEtENtuAN trANSISI (PArAGrAF 46-48)

Investasi sukuk dan penerbitan sukuk, sebelum


keluarnya ED PSAK 110, diterapkan PSAK 50, 55, dan
PSAK lain yang relevan. Perubahan ketentuan akuntansi
berdasarkan PSAK lain ke ED PSAK 110 diterapkan
secara prospektif.

Ketentuan transisi perubahan kebijakan akuntansi untuk


investasi sukuk dapat digambarkan sebagai berikut:
Berdasar- Berdasar- Keterangan
kan PSAK kan ED
50 dan 55 PSAK 110
Menerapkan ketentuan ED PSAK 110
Nilai wajar mulai 1 Januari 2012.
- Jumlah tercatat pada 1 Januari 2012
dianggap sebagai biaya perolehan
Diukur pada awal (deemed cost).
nilaiwa-
jar melalui - Selisih antara jumlah tercatat tersebut
laporan laba Biaya dan nilai nominal diamortisasi secara
rugi perolehan garis lurus mulai 1 Januari 2012
sampai dengan jatuh tempo.

- Menerapkan ketentuan ED PSAK 110


mulai 1 Januari 2012.
- Jumlah tercatat pada 1 Januari 2012
dianggap sebagai biaya perolehan
awal (deemed cost).a

- Pada 1 Januari 2012, saldo selisih


Nilai wajar nilai wajar di ekuitas (pendapatan
komprehensif lain) direklasifikasi ke
saldo laba.

- Menerapkan ketentuan ED PSAK 110


mulai 1 Januari 2012.
- Jumlah tercatat pada 1 Januari 2012
dianggap sebagai biaya perolehan
Tersedia awal (deemed cost).
untuk dijual
- Mulai 1 Januari 2012 selisih atas
jumlah tercatat tersebut dan nilai
nominal diamortisasi secara garis
Biaya lurus sampai dengan jatuh tempo.
perolehan
- Pada 1 Januari 2012, saldo selisih
nilai wajar di ekuitas (pendapatan
komprehensif lain) direklasifikasi ke
saldo laba.

- Menerapkan ketentuan ED PSAK 110


mulai 1 Januari 2012.

a
Dalam konsep deemed cost ini, saldo pos terkait (misalnya cada-
ngan kerugian penurunan nilai) dieliminasi ketika penerapan
awal kebijakan akuntansi baru.
Berdasar- Berdasar- Keterangan
kan PSAK kan ED
50 dan 55 PSAK 110
- Jumlah tercatat pada 1 Januari 2012
dianggap sebagai biaya perolehan
awal (deemed cost).b
Nilai wajar
- Menerapkan ketentuan ED PSAK
Dimilik 110 mulai 1 Januari 2012.
i hingga - Jumlah tercatat pada 1 Januari 2012
jatuh tempo dianggap sebagai biaya perolehan
Biaya awal (deemed cost).c
perolehan
- Menerapkan ketentuan ED PSAK
110 mulai 1 Januari 2012.
Sama dengan keterangan untuk klasifi-
Pinjama Nilai wajar kasi dimiliki hingga jatuh tempo.
n yang
Sama dengan keterangan untuk klasifi-
diberi- kan Biaya kasi dimiliki hingga jatuh tempo.
dan piu- perolehan
tang

Sementara ketentuan transisi untuk penerbitan sukuk yang


dilakukan sebelum 1 Januari 2012 adalah sebagai berikut:
Berdasar- Berdasar- Keterangan
kan PSAK kan ED
50 dan 55 PSAK 110
Kewajiban Biaya - Jumlah tercatat pada 1 Januari 2012
yang diukur perolehan dianggap sebagai biaya perolehan
pada nilai awal (deemed cost).
wajar me-
lalui laporan - Menerapkan ketentuan ED PSAK
laba rugid 110 mulai 1 Januari 2012.
Kewajiban Biaya Menerapkan ketentuan ED PSAK 110
yang diukur perolehan mulai 1 Januari 2012.
pada biaya
perolehan

Apakah anda setuju dengan ketentuan transisi tersebut?

b
Penjelasan sama dengan catatan kaki a.
c
Penjelasan sama dengan catatan kaki a.
d
Sukuk yang diterbitkan kemungkinan sangat kecil, bahkan
mendekati tidak mungkin, untuk diklasifikasikan sebagai
kewajiban yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi.
IKHtISAr rINGKAS

Secara umum ED PSAK 110 memberikan pengaturan


terkait dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah dari sisi penerbit dan investor.

ED PSAK 110 juga memberikan penjelasan mengenai


karakteristik dari sukuk, diantaranya harus berdasarkan
akad- akad syariah. Akad syariah yang digunakan dalam
penerbitan sukuk antara lain adalah akad ijarah dan akad
mudharabah, dan dapat juga dikombinasikan dengan akad
lain (multi akad).

Dari sisi penerbit, sukuk ijarah diakui sebesar biaya


nominal dan biaya transaksi. Sementara untuk sukuk
mudharabah diakui sebesar biaya nominal dengan biaya
transaksi diakui secara terpisah. Sukuk ijarah disajikan di
laporan posisi keuangan sebagai liabilitas, sementara sukuk
mudharabah sebagi bagian dari dana syirkah temporer atau
liabilitas bagi entitas konvensional.

Dari sisi investor, investasi pada sukuk ijarah dan sukuk


mudharabah diakui sebesar harga perolehan. Klasifikasi
investasi sukuk didasarkan pada model usaha investor.
Untuk pendapatan investasi dan beban amortisasi biaya
transaksi disajikan secara neto dalam laba rugi.
Akuntansi Sukuk ED PSAK 110

DAFtAr ISI

Paragraf
PENDAHuLuAN.....................................................01-12
Tujuan................................................................................01
Ruang lingkup..............................................................02-05
Definisi..............................................................................06
Karakteristik..................................................................07-12

AKuNtANSI PENErBIt ........................................13-31


Pengakuan dan pengukuran..........................................13-22
Sukuk ijarah.............................................................13-17
Sukuk mudharabah..................................................18-22
Penyajian......................................................................23-29
Pengungkapan...............................................................30-31

AKuNtANSI INVEStor ........................................32-44


Pengakuan dan pengukuran..........................................32-42
Pengakuan awal.......................................................32-34
Klasifikasi dan reklasifikasi.....................................35-39
Setelah pengakuan awal...........................................40-42
Penyajian............................................................................43
Pengungkapan....................................................................44

tANGGAL EFEKtIF ....................................................45

KEtENtuAN trANSISI ........................................46-48

LAMPIrAN

xviii Hak Cipta © 2011 IKAtAn AKuntAn InDonESIA


Akuntansi Sukuk ED PSAK 110

1 PErNYAtAAN StANDAr AKuNtANSI KEuANGAN


2 No.110
3
4 AKuNtANSI SuKuK
5
6 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 110: Akuntansi
7 Sukuk terdiri dari paragraf 1-48. PSAK 110 dilengkapi
8 dengan Lampiran yang bukan merupakan bagian dari PSAK
9 110. Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan
10 mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf
11 tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 110
12 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka
13 Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
14 Syariah. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
15 Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan
16 dasar pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi ketika
17 tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib
18 diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
19
20 PENDAHuLuAN
21
22 tujuan
23
24 01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan,
25 pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi sukuk
26 ijarah dan sukuk mudharabah.
27
28 ruang Lingkup
29
30 02. Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang
31 melakukan transaksi sukuk ijarah dan sukuk mudharabah,
32 baik sebagai penerbit sukuk maupun investor sukuk.
33
34 03. Entitas yang menerbitkan sukuk dan entitas yang
35 memiliki sukuk dapat terdiri dari entitas swasta ataupun entitas
36 sektor publik. Pernyataan ini diterapkan oleh entitas swasta.
37 Namun, entitas sektor publik dapat menerapkan Pernyataan
38 ini sepanjang dizinkan oleh regulasi yang berlaku.

Hak Cipta © 2011 IKAtAn AKuntAn


InDonESIA
110.1
1 04. Pernyataan ini hanya mengatur sukuk ijarah dan
2 sukuk mudharabah. Jika entitas menerbitkan dan memiliki
3 sukuk dengan akad selain akad ijarah dan mudharabah, maka
4 entitas dapat menerapkan Pernyataan ini dan PSAK lain yang
5 mengatur akad yang mendasari sukuk.
6
7 05. Pernyataan ini dapat diterapkan untuk efek yang
8 mempunyai karakteristik yang serupa dengan sukuk.
9
10 Definisi
11
12 06. Berikut ini adalah pengertian istilah yang
13 digunakan dalam Pernyataan ini:
14
15 Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang dapat
16 diatribusikan secara langsung dengan penerbitan atau
17 perolehan sukuk.
18
19 Pasar yang lazim adalah pasar yang mana pembelian atau
20 penjualan sukuk berdasarkan kontrak yang mensyaratkan
21 penyerahan sukuk dalam kurum waktu yang umumnya
22 ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku
23 di pasar.
24
25 Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti
26 kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang
27 tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
28 (a) aset berwujud tertentu;
29 (b) manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah
30 ada maupun yang akan ada;
31 (c) jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
32 (d) aset proyek tertentu;
33 (e) kegiatan investasi yang telah ditentukan.
34
35 Sukuk Ijarah adalah sukuk yang menggunakan akad ijarah.
36
37 Sukuk Mudharabah adalah sukuk yang menggunakan
38 akad mudharabah.
1 Karakteristik
2
3 07. Sukuk merupakan sertifikat yang bernilai sama yang
4 diterbitkan atas nama pemilik atau pemegang sertifikat untuk
5 menetapkan klaim pemilik sertifikat atas hak dan kewajiban
6 keuangan yang diwakili oleh sertifikat tersebut.
7
8 08. Sukuk mewakili kepemilikan bersama dalam
9 kepemilikan aset yang tersedia untuk diinvestasikan, baik
10 aset nonmoneter, manfaat, jasa, atau kombinasi ketiganya,
11 ditambah hak takberwujud, utang dan aset moneter.
12
13 09. Penerbitan dan perdagangan sukuk harus
14 berdasarkan akad-akad syariah, termasuk adanya aset/aktivitas
15 yang mendasari (underlying assets/activities).
16
17 10. Perdagangan sukuk tunduk kepada ketentuan yang
18 mengatur perdagangan hak-hak yang diwakilinya.
19
20 11. Pemilik sertifikat berbagi hasil sebagaimana
21 dinyatakan dalam akad dan menanggung kerugian sebanding
22 dengan proporsi kepemilikan sertifikat.
23
24 12. Penerbitan sukuk ijarah dan sukuk mudharabah
25 umumnya tidak hanya menggunakan akad ijarah atau
26 mudharabah, tetapi dapat dikombinasikan dengan akad lain
27 (multi akad). Untuk tujuan pengaturan dalam Pernyataan ini,
28 semua akad tersebut diperlakukan sebagai satu kesatuan akad
29 dalam penerbitan sukuk.
30
31 AKuNtANSI PENErBIt
32
33 Pengakuan dan Pengukuran
34
35 Sukuk Ijarah
36
37 13. Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi
38 pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk
1 ijarah. Sukuk ijarah diakui sebesar nominal dan biaya
2 transaksi.
3
4 14. Pengakuan awal sukuk ijarah dilakukan pada saat
5 sukuk ijarah diterbitkan.
6
7 15. Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat
8 berbeda dengan nilai nominal, maka perbedaan tersebut
9 diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk
10 ijarah.
11
12 16. Beban ijarah diakui pada saat terutang.
13
14 17. Amortisasi di paragraf 15 tidak diakui sebagai beban
15 ijarah, tetapi diakui sebagai beban penerbitan sukuk ijarah.
16
17 Sukuk Mudharabah
18
19 18. Sukuk mudharabah diakui pada saat entitas
20 menjadi pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan
21 sukuk mudharabah. Sukuk mudharabah diakui sebesar
22 nominal. Biaya transaksi diakui secara terpisah dari sukuk
23 mudharabah.
24
25 19. Pengakuan awal sukuk mudharabah dilakukan pada
26 saat sukuk mudharabah diterbitkan.
27
28 20. Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus
29 selama jangka waktu sukuk mudharabah.
30
31 21. Amortisasi di paragraf 20 diakui sebagai beban
32 penerbitan sukuk mudharabah.
33
34 22. Bagi hasil yang menjadi hak investor sukuk
35 mudharabah diakui sebagai pengurang pendapatan, bukan
36 sebagai beban.
37
38
1 Penyajian
2
3 23. Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas.
4
5 24. Untuk entitas yang menyajikan liabilitas menjadi
6 liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang, maka
7 sukuk ijarah disajikan sesuai dengan klasifikasi liabilitas
8 tersebut.
9
10 25. Sukuk ijarah disajikan secara neto setelah premium
11 atau diskonto dan biaya transaksi yang belum diamortisasi.
12
13 26. Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana
14 syirkah temporer.
15
16 27. Untuk entitas yang menyajikan dana syirkah
17 temporer secara terpisah dari liabilitas dan ekuitas (entitas
18 syariah), maka sukuk mudharabah disajikan dalam dana
19 syirkah
temporer. 20
21 28. Untuk entitas yang tidak menyajikan dana syirkah
22 temporer secara terpisah dari liabilitas dan ekuitas (bukan
23 entitas syariah), maka sukuk mudharabah disajikan dalam
24 liabilitas yang terpisah dari liabilitas lain. Sukuk mudharabah
25 disajikan dalam urutan paling akhir dalam liabilitas.
26
27 29. Biaya transaksi untuk penerbitan sukuk mudharabah
28 disajikan dalam aset sebagai beban ditangguhkan, bukan
29 bagian dari sukuk mudharabah.
30
31 Pengungkapan
32
33 30. Untuk sukuk ijarah, entitas mengungkapkan hal-
34 hal berikut:
35 (a) Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan
36 sukuk ijarah, termasuk:
37 (i) ringkasan akad syariah yang digunakan;
38 (ii) aset atau manfaat yang mendasari;
1 (iii) besaran imbalan;
2 (iv) nilai nominal;
3 (v) jangka waktu; dan
4 (vi) persyaratan penting lain.
5 (b) Penjelasan mengenai aset atau manfaat yang mendasari
6 penerbitan sukuk ijarah, termasuk jenis dan umur
7 ekonomis; dan
8 (c) Lain-lain.
9
10 31.Untuksukukmudharabah, entitasmengungkapkan
11 hal-hal berikut:
12 (a) Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan
13 sukuk mudharabah, termasuk:
14 (i) ringkasan akad syariah yang digunakan;
15 (ii) aktivitas yang mendasari;
16 (iii) nilai nominal;
17 (iv) prinsip pembagian hasil usaha, dasar bagi hasil,
18 dan besaran nisbah bagi hasil;
19 (v) jangka waktu;
20 (vi) persyaratan penting lain.
21 (b) Penjelasan mengenai aktivitas yang mendasari
22 penerbitan sukuk mudharabah, termasuk jenis usaha,
23 kecenderungan (tren) usaha, pihak yang mengelola
24 usaha (jika dilakukan pihak lain); dan
25 (c) Lain-lain.
26
27 AKuNtANSI INVEStor
28
29 Pengakuan dan Pengukuran
30
31 Pengakuan Awal
32
33 32. Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan
34 sukuk mudharabah sebesar harga perolehan.
35
36 33. Harga perolehan sukuk ijarah dan sukuk
37 mudharabah yang diukur pada biaya perolehan termasuk
38
1 biaya transaksi. Sedangkan harga perolehan sukuk ijarah
2 dan sukuk mudharabah yang diukur pada nilai wajar tidak
3 termasuk biaya transaksi.
4
5 34. Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah
6 dan sukuk mudharabah pada saat tanggal perdagangan atau
7 penyelesaian transaksi dalam pasar yang lazim.
8
9 Klasifikasi dan Reklasifikasi
10
11 35. Sebelum pengakuan awal, entitas menentukan
12 klasifikasi investasi pada sukuk ijarah dan sukuk
13 mudharabah sebagai diukur pada biaya perolehan atau
14 diukur pada nilai wajar.
15
16 36. Investasi diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya
17 perolehan jika:
18 (a) investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang
19 bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual;
20 dan
21 (b) persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu
22 pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
23
24 37. Model usaha yang bertujuan untuk memperoleh
25 arus kas kontraktual didasarkan pada tujuan investasi yang
26 ditentukan oleh entitas. Arus kas kontraktual yang dimaksud
27 adalah arus kas bagi hasil dan pokok dari sukuk mudharabah;
28 atau arus kas ujrah ijarah dan pokok dari sukuk ijarah. Setelah
29 pengakuan awal, jika aktual berbeda dengan tujuan investasi
30 yang telah ditetapkan, maka entitas menelaah kembali
31 konsistensi tujuan investasinya.
32
33 38. Biaya transaksi untuk investasi pada sukuk ijarah
34 dan sukuk mudharabah yang diklasifikasikan sebagai
35 diukur pada biaya perolehan diakui secara terpisah. Biaya
36 transaksi tersebut diamortisasi secara garis lurus selama
37 jangka waktu sukuk sebagai beban investasi.
38
1 39. Entitas tidak dapat mengubah klasifikasi investasi,
2 kecuali terjadi perubahan tujuan model usaha sebagaimana
3 dijelaskan di paragraf 37.
4
5 Setelah Pengakuan Awal
6
7 40. Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada nilai
8 wajar, selisih antara harga pasar dengan jumlah tercatat
9 diakui dalam laba rugi.
10
11 41. Nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu
12 pada harga pasar yang dipublikasikan.
13
14 42. Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada biaya
15 perolehan, jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas
16 mengukur jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan
17 lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka entitas mengakui
18 rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah
19 yang akan diperoleh entitas dari pengembalian pokok tanpa
20 memperhitungkan nilai kininya.
21
22 Penyajian
23
24 43. Pendapatan investasi dan beban amortisasi biaya
25 transaksi disajikan secara neto dalam laba rugi.
26
27 Pengungkapan
28
29 44. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
30 (a) Klasifikasi investasi berdasarkan jumlah investasi;
31 (b) Tujuan model usaha yang digunakan;
32 (c) Jumlah investasi yang direklasifikasikan, jika ada, dan
33 penyebabnya;
34 (d) Nilai wajar untuk investasi yang diukur pada biaya
35 perolehan; dan
36 (e) Lain-lain.
37
38
1 tANGGAL EFEKtIF
2
3 45. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
4 tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
5 2012.
6
7 KEtENtuAN trANSISI
8
9 46. Pernyataan ini diterapkan secara prospektif.
10
11 47. Untuk sukuk yang telah diterbitkan sebelum tanggal
12 efektif Pernyataan ini, jumlah tercatat pada saat penerapan
13 awal Pernyataan ini merupakan jumlah tercatat awalnya dan
14 Pernyataan ini diterapkan atas sukuk tersebut.
15
16 48. Pada saat penerapan awal Pernyataan ini, entitas
17 (investor) menentukan kembali klasifikasi investasi pada
18 sukuk sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan ini. Jumlah
19 tercatat pada saat penerapan awal Pernyataan ini merupakan
20 jumlah tercatat awalnya (deemed cost).
21 (a) Untuk investasi yang sebelumnya diklasifikasikan
22 sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan
23 tersedia untuk dijual, kemudian diklasifikasikan sebagai
24 diukur pada biaya perolehan, maka selisih antara jumlah
25 tercatat baru dan nilai nominal diamortisasi selama sisa
26 jangka waktu sukuk. Selanjutnya untuk investasi yang
27 sebelumnya diklasifikasikan sebagai tersedia untuk
28 dijual, saldo perubahan nilai wajar yang diakui di ekuitas
29 direklasifikasi ke saldo laba.
30 (b) Untuk investasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai
31 dimiliki untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan
32 piutang, kemudian diklasifikasikan sebagai diukur
33 pada nilai wajar, maka perubahan nilai wajar pada saat
34 penerapan awal Pernyataan ini diakui di saldo laba.
35
36
37
38
1 LAMPIrAN
2
3 Lampiran ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari PSAK
4 110.
5
6 A. Sukuk Ijarah Diterbitkan atas Aset yang Dimiliki
7
8 Entitas A menerbitkan sukuk ijarah atas Aset Z yang
9 dimilikinya. Nilai tercatat Aset Z adalah Rp100 milyar dan
10 metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
11 Penerbitan sukuk dilakukan dengan skema sebagai berikut:
12 - Entitas A menerbitkan sukuk ijarah dan Investor membeli
13 sukuk ijarah tersebut.
14 - Investor mewakilkan kepada Entitas A atas aset yang
15 mendasari penerbitan sukuk (Aset Z).
16 - Aset Z disewakan kepada Konsumen.
17
18 (5) Bayar Rp30 M/tahun

19 Aset Z

Entitas A
20 (1) terbitkan sukuk

21 Investor
22 (4) terima Rp30 M/tahun
(3) Sewa
(2) terima Rp100 M
23
24
Konsumen
25
26
27
28 (1) Pada saat Entitas A menerbitkan sukuk ijarah, Rp100
29 milyar, 5 tahun
30 Tidak ada jurnal
31
32 (2) Pada saat Entitas A menerima pembayaran dari Investor
33 Db Kas dan setara kas 100.000.000.000
34 Kr Sukuk ijarah 100.000.000.000
35
36 (3) Pada saat aset disewakan kepada Konsumen
37 Tidak ada jurnal
38
1 (4) Pada saat menerima pembayaran sewa dari Konsumen
2 Db Kas dan setara kas 30.000.000.000
3 Kr Kewajiban 30.000.000.000
4
5 Db Sukuk ijarah 20.000.000.000
6 Kr Pendapatan sewa 20.000.000.000
7
8 Db Beban penyusutan 20.000.000.000
9 Kr. Akumulasi penyusutan 20.000.000.000
10
11 (5) Pada saat pembayaran kepada Investor
12 Db Kewajiban 30.000.000.000
13 Kr Kas dan setara kas 30.000.000.000
14
15 B. Sukuk Ijarah Diterbitkan atas Aset yang Disewa
16
17 Entitas A menerbitkan sukuk ijarah atas Aset Z yang akan
18 disewanya. Penerbitan sukuk dilakukan dengan skema sebagai
19 berikut:
20 − Entitas A menerbitkan sukuk ijarah dan Investor membeli
21 sukuk ijarah tersebut.
22 − Investor mewakilkan kepada Entitas A untuk membeli
23 Aset Z.
24 − Aset Z disewa oleh Entitas A selama jangka waktu sukuk
25 ijarah.
26 − Aset Z dihibahkan kepada Entitas A setelah berakhirnya
27 jangka waktu sukuk ijarah, nilai wajar Aset Z sebesar
28 Rp5 milyar.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1 Aset Z
2
3 (4) Sewa (6) Hibah (3) Beli Rp100 M

4
5 (5) Bayar sewa Rp30 M/tahun

6 Entitas A
(1) terbitkan sukuk

7
8 Investor

9 (2) terima Rp100 M

10 (1) Pada saat Entitas A menerbitkan sukuk ijarah, Rp100


11 milyar, 5 tahun
12 Tidak ada jurnal
13
14 (2) Pada saat Entitas A menerima pembayaran dari Investor
15 Db Kas dan setara kas 100.000.000.000
16 Kr Sukuk ijarah 100.000.000.000
17
18 (3) Pada saat Entitas A membeli Aset Z atas nama Investor
19 Tidak ada jurnal
20
21 (4) Pada saat Entitas A menyewa Aset Z kepada Investor
22 Tidak ada jurnal
23
24 (5) Pada saat Entitas A membayar sewa
25 Db Beban ijarah 10.000.000.000
26 Db Sukuk ijarah
27 (bagian dari beban ijarah) 20.000.000.000
28 Kr. Kas dan setara kas 30.000.000.000
29
30 (6) Pada saat Aset Z dihibahkan kepada Entitas A
31 Db Aset Z 5.000.000.000
32 Kr Pendapatan
33 (setara nilai wajar) 5.000.000.000
34
35 C. Sukuk Mudharabah
36
37 Entitas A menerbitkan sukuk mudharabah atas Proyek Z.
38 Penerbitan sukuk dilakukan dengan skema sebagai berikut:
1 − Entitas A menerbitkan sukuk ijarah dan Investor membeli
2 sukuk ijarah tersebut.
3 − Bagi hasil antara Entitas A dan Investor adalah 40% dan
4 60% dari pendapatan proyek (dasar laba bruto atau gross
5 profit basis).
6 − Pengembalian modal pokok dilakukan pada akhir tahun
7 kelima.
8
9 (3) Pendapatan (4) Bagi hasil

10
Proyek Z
11 Entitas A (1) terbitkan Sukuk
12
13 Pihak Lain Investor
14
15 (2) terima Rp100 M

16
17
18 (1) Pada saat Entitas A menerbitkan sukuk mudharabah,
19 Rp100 milyar, 5 tahun
20 Tidak ada jurnal
21
22 (2) Pada saat Entitas A menerima pembayaran dari Investor
23 Db Kas dan setara kas 100.000.000.000
24 Kr Sukuk mudharabah 100.000.000.000
25
26 (3) Pada saat Aset Z menghasilkan laba bruto Rp15 milyar
27 Db Kas dan setara kas 15.000.000.000
28 Kr Pendapatan 6.000.000.000
29 Kr Kewajiban 9.000.000.000
30
31 Hal ini akan dilakukan setiap tahun. Pada saat jatuh
32 tempo, dilakukan perhitungan untuk menentukan bagi
33 hasil final.
34
35 (4) Pada saat sukuk mudharabah jatuh tempo
36 Db Sukuk mudharabah 100.000.000.000
37 Kr Kas dan setara kas 100.000.000.000
38

Anda mungkin juga menyukai