Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

DEFISIT KEPERAWATAN DIRI

Nama : Ifrohati Fitri

Nim : 21118073

Dosen : Inne Yesline.S.Kep.,Ns.M.Kep

Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana,


Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang
Tahun Ajaran 2018/2019
A. Pengkajian
Defisit perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa
terjadi akibat perubahan proses pikir.
 Tanda dan gejala
1. Gangguan kebersihan diri
- Ditandai dengan rambut kotor
- Ditandai dengan gigi kotor
- Ditandai dengan kulit berdaki
- Ditandai dengan bau badan
- Ditandai dengan kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias atau berdandan
- Ditandai dengan rambut acak-acakan
- Ditandai dengan buaian kotor dan tidak rapi
- Pada pasien laki-laki tidak bercukur
- Pada pasien wanita tidak berdandan
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri
- Ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan secara mandiri
- Ditandai dengan makan berceceran
- Ditandai dengan makan tidak pada
tempatnya
4. Ketidakmampuan BAB/BAK
- Ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya
- Ditandai dengan tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB/BAK
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri (kebersihan diri, berdandan / berhias, makan,
(BAB / BAK) Berhubungan dengan penurunan motivasi.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan :
a. Pasien dapat melatih kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien dapat berdandan / berhias dengan baik
c. Pasien dapat melakukan makan secara mandiri
d. Pasien dapat melakukan BAB / BAK secara mandiri

NO Diagnosa Keperawatan Intervensi


1. Defisit perawatan diri : mandi NIC : Bantuan perawatan diri :
berhubungan dengan penururan mandi/kebersihan
motivasi 1. Sediakan lingkungan yang terapeutik
dengan memastikan kehangatan,
suasana rileks, privasi
2. Fasilitasi pasien untuk mandi dengan
tepat
3. Fasilitasi pasien untuk gosok gigi
dengan tepat
2. Defisit perawatan diri : NIC : Bantuan perawatan diri :
Berhias/berdandan berhubungan Berbuaian/berdandan
dengan penurunan motivasi 1. Sediakan buaian pribadi, dengan tepat
2. Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut
dengan tepat
3. Letakkan buaian kotor ke tempat
pencucian
3. Defisit perawatan diri : Makan NIC : Bantuan perawatan diri : Makan
berhubungan dengan penurunan 1. Posisikan pasien dalam posisi makan
motivasi yang nyaman
2. Sediakan makanan dan minuman yang
disukai, dengan tepat
3. Alur meja dan nampan makanan agar
(terlihat) menarik
4. Defisit perawatan diri : eliminasi NIC : Bantuan perawatan diri : eliminasi
(BAB/BAK) berhubungan 1. Lepaskan baju yang diperlukan
dengan penurunan motivasi sehingga bisa melakukan eliminasi
2. Beri privasi selama eliminasi
3. Siram toilet/bersihkan alat-alat untuk
eliminasi (kursi toilet, pispot)

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
- Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
- Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
- Melatih pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
- Pada pasien laki-laki diajarkan merapikan rambut, bercukur dan berbuaian
rapi.

- Pada pasien wanita diajarkan untuk berdan,berbuaian dan menyisir


rambut.
3. Melatih pasien makan secara mandiri
- Menjelaskan cara mempersiapkan makan
- Menjelaskan cara makan yang tertib
- Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
- Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
- Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
- Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan tubuhnya gatal dan bau
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien terlihat kotor
Data objektif :
- Klien tambu kuku panjang
- Rambut pasien terlihat acak-acakan
- Kulit pasien berdaki
- Gigi pasien tambu kotor
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : kebersihan diri
3. Tujuan Keperawatan pada Klien
- Pasien mampu mandi secara mandiri
- Pasien mampu membersihkan rambut/keramas secara mandiri
- Pasien mampu gosok gigi secara mandiri
- Pasien mampu memotong kuku secara mandiri
4. Rencana Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
SP 1 : Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri (pengkajian dan
melatih cara menjaga kebersihan diri : mandi
- Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri : mandi
- Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri : mandi
- Menjelaskan alat-alat untuk mandi
- Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi dan ganti
buaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
- Melatih pasien mempraktekkan cara mandi
- Memasukkan dalam jadwal kegitan
B. Rencana Komunikasi Keperawatan Pada Pasien Defisit Perawatan Diri
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat pagi, Ibu”
“Saya suster Fitri, saya bertugas pada pagi ini dari jam 07.00-14.00 WIB.
Selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat Ibu.”
b. Validasi klien
“Nama Ibu siapa? Senengnya dipanggil siapa?”
“Suster lihat dari tadi Ibu menggaruk – garuk badannya, kenapa,
Bu?” “Ibu, tadi pagi sudah mandi belum?”
“Kenapa, Ibu belum mandi?”
c. Kontrak Kerja
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita bicara tentang perawatan kebersihan
diri”

“Berapa lama kita berbicara? 20 menit mau ya? Ibu mau dimana
ngobrolnya? disini aja ,boleh?”

SP 1 : Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri (pengkajian dan


melatih cara menjaga kebersihan diri : mandi)
a. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri
“Ibu berapa kali mandi dalam satu hari.”
“Menurut Ibu mandi itu apa yah?”
“ Terus Pentingnya mandi itu apa ya,Ibu
tau gak?”
b. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
“Kalau begitu kita sekarang bicara tentang pentingnya mandi. Nah kan tadi
udah suster jelasin tentang mandi.Coba Ibu pikirkan, kalau Ibu gak mandi,
apa yang Ibu rasakan?”
“Nah, sekarang suster akan menyebutkan gunanya jika Ibu mandi. Pertama
badan Ibu jadi bersih. Kalau, yang kedua apa bu?”
“Coba, Ibu ingat-ingat dulu.”
“Iya Ibu benar, lalu apa lagi bu?”
“Iya, Ibu bagus sekali. Terus, kalau kita tidak mandi apa akibatnya?”
“Iya, Ibu bagus sekali.”
c. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
“Baiklah bu, Sekarang coba Ibu sebutkan dulu apa saja alat-alat yang
digunakan saat Ibu mandi.”
“Suster sebutkan dulu ya bu. Pertama sabun, lalu apa lagi bu?”
“Benar bu, lalu apa lagi bu?”
“Benar sekali bu.”
d. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri: mandi dan ganti
buaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku dan melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
“Nah Ibu sudah tahu kan alat-alat untuk mandi. Sekarang suster akan
menjelaskan cara-cara mandi, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku.”
“Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan
membimbing ibu melakukannya”
“Kita mulai dengan mandi ya bu. Pertama kita basahi seluruh tubuh,
ambil sabun, tuangkan sabun ke spon mandi lalu gosok-gosok ke seluruh
tubuh ibu. Iya,Seperti Ibu benar.”
“Sekarang cuci rambut bu. Pertama tuangkan sedikit shampo di telapak
tangan, lalu gosok-gosok, lalu gosokkan di kepala.”
“Terakhir kita basahi seluruh badan sampai shampo dan sabunnya hilang,
ya bu.”
“Selanjutnya gosok gigi.”
“Pertama beri pasta gigi di atas sikat gigi, setelah itu kumur-kumur dan
buang airnya,mulai gosokan gigi secar menyeluruh setelah itu kumur-
kumur lagi dan bilas area mulut hingga bersih”
“terakhir siram lagi seluruh tubuh Ibu sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk badan ibu bagus sekali melakukannya. Selanjutnya, pakai baju dan
memotong kuku”
2. Fase Terminasi Sementara
a. Evaluasi Subjektif
“Nah, Ibu bagaimana perasaanya setelah mandi?”
b. Evaluasi Objektif
“Ibu masih ingat apa yang kita lakukan tadi?”
c. Tindak Lanjut
“Ibu, tadi kan sudah dibuat jadwal kapan bu mau melakukannya, besok
suster cek ya sudah dilakukan apa belum. Kalau Ibu sudah melakukan
sendiri tanpa dingatkan, nanti dijadwal suster tulis M ya, kalau masih perlu
diingatkan nanti suster tulis B ya.”
d. Kontrak yang Akan Datang
“Kalau begitu bu, Saya akan kembali ke ruang perawat, besok saya akan
menemui Ibu lagi jam 09.00 pagi untuk latihan berdandan, tempatnya di
ruangan ini saja. Bagaiman, bu?”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data subjektif :
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan tidak berdaya
Data Objektif :
- Klien memakai baju miring
- Salah mengkancingkan baju
- Rambut tidak disisir
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : Berdandan
3. Tujuan Keperawatan pada Klien
a. Pasien mampu berdandan secara mandiri
b. Pasien mampu menyisir rambut secara mandiri
4. Rencana Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
SP 2 : Melatih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka
untuk perempuan
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
b. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
c. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
d. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
e. Latihan cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan
f. Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan
B. Rencana Komunikasi Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat pagi, Ibu.” “Ibu
masih ingat dengan suster?”
b. Validasi Pasien
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
“Iya Ibu, Ibu udah segar dan wangi, Ibu sudah mandi ya.”
c. Kontrak Kerja
“Nah Ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan
merias diri atau berdandan, tempatnya disini saja bu, waktunya kurang
lebih 25 menit. Bagaimana bu?”
2. Fase kerja
SP 2 : Melatih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka
untuk perempuan : sisiran, cukuran untuk pria
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu, suster liat kancing baju Ibu tidak pas.” “Terus, Ibu tadi
setelah mandi sudah sisiran belum?” “Ibu, rambutnya kapan
terakhir disisir?”
b. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
“Gimana bu, Ibu ada kesulitan melakukan kegiatan yang telah
kita jadwalkan kemaren bu?”
“Ibu melakukan kegiatannya diingatkan perawat atau Ibu
melakukannya sendiri?”
“Bagus sekali, Ibu.”
c. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
“Apa yang Ibu rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut bu?”
“Iya Ibu, benar sekali.”
d. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan, latih cara berdandan setelah
kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk perempuan: sisiran,
cukuran untuk pria
“Nah, sekarang kita belajar berdandan ya bu.”
“pertama pakai baju bu, masukkan tangan Ibu satu-satu, setelah itu
masukkan kancingnnya ke lubang yang sesuai.”
“Habis itu kita sisir rambut, terus pakai bedak biar tambah cantik bu .”
“Nah, bu kalau bu melakukannya nanti Ibu akan lebih rapi
bu.”
“Sekarang suster contohkan ya, bu lihat suster.” “Nah
ibu coba ya sekarang.”
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan
“Nah, Ibu bisa melakukan berdandan ini setalah mandi”
“Suster masukkan ke dalam jadwal ya, bu.”
3. Fase Terminasi Sementara
a. Evaluasi Subjektif
“Nah bagaimana perasaan Ibu setelah belajar berdandan tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“Nah Ibu, Ibu masih ingat kita tadi belajar apa?”
“Coba sebutkan bu.”
“Bagus Ibu, Ibu bisa mengingatnya dengan cepat.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah tadi kan, Ibu bilang ingin melakukan kegiatan berdandan sehari 2
kali, ini akan dimasukkan ke jadwal harian Ibu. Nah lakukan ya bu.”
“Nah, beri tanda jika Ibu sudah melakukannya. Tanda M jika Ibu
melakukannya sendiri atau tanpa bantuan orang lain, tanda B jika
diingatkan baru dilakukan, dan tanda T jika tidak dilakukan.”
d. Kontrak yang Akan Datang
“Baiklah bu, kalau begitu saya permisi ya bu, saya ke ruang perawat dulu,
nanti siang jam 12 kita latihan makan dan minum yang baik di ruang
makan.”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan tidak mau menghabiskan makan
- Klien mengatakan malas untuk menyiapkan makan
Data Objektif :
- Klien terlihat tidak menghabiskan makanannya
- Cara makan klien berantakan
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : makan dan minum
3. Tujuan Keperawatan pada Klien
a. Pasien mampu makan dan minum secara mandiri
b. Pasien mampu makan dan minum dengan baik
c. Pasien mampu makan dan minum dengan rapi
4. Rencana Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum
yang baik)
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri.
b. Validasi kemampuan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan
beri pujian.
c. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga
d. Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-22—kal
(perempuan) dan laki-laki 2400-2800 kal setiap hari makan : minum 8
gelas (2500ml setiap hari) dan cara makan dan minum.
e. Menjelaskan cara makan yang tertib.
f. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.
g. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik : Latihan cara
makan dan minum yang baik.
h. Masukkan latihan kegiatan pada jadwal kegiatan.
B. Rencana Komunikasi Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat pagi, bu .”
b. Validasi Pasien
“Ibu siang ini masih terlihat rapi dan segar ya.”
c. Kontrak Kerja
“Nah Ibu sesuai janji kita tadi pagi,siang ini kita akan melakukan kegiatan
latihan makan dan minum yang baik, tempatnya disini, waktunya kurang
lebih 25 menit. Bagaimana bu,ibu mau?”
2. Fase Kerja
SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum
yang baik).
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu biasanya makan dimana?”
b. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama dan kedua
yang telah dilatih dan beri pujian
“Gimana bu, apakah Ibu ada kesulitan dalam melakukan kegiatan yang
telah kita dijadwalkan, bu?”
“Ibu melakukan kegiatannya diingatkan perawat atau Ibu
melakukannya sendiri?”
“Wah, itu bagus sekali, Ibu tetap lanjutkan sampai Ibu bisa melakukannya
tanpa diingatkan perawat atau orang lain ya.”
c. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mandi bu?”
“Kalau setelah berdandan, apa yang Ibu rasakan?”
“Ibu, benar sekali.”
d. Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-
2200 kal (perempuan) dan laki-laki antara 2400-2800 kal setiap hari
makan : minum 8 gelas (2599ml setiap hari) dan cara makan dan
minum.
“Ibu, sekarang kita membahas tentang kebutuhan kita makan dan minum
perhari, yaitu satu kali makan kita dengan 1 piring nasi dengan sayur dan
lauk pauk sama 1 gelas air, ya bu.”
“Sekarang suster nanya apa yang harus kita lakukan sebelum makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan, setelah itu?”
“suster akan menjelaskan cara makan yang baik, saat makan kita harus
menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Jika merasa haus, Ibu
bisa minum.”
e. Menjelaskan cara makan yang tertib
“Ibu kalau makan yang terti ya, ini piring dan makanan Ibu . Dan, itu
piring punya temen Ibu, jadi Ibu makan yang ada di piring Ibu, ya.”
f. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
“Setelah selesai kita bereskan dan taruh gelas dan piring yan kotor ke
tempat pencucian piring. Setelah itu, Ibu cuci tangan.”
“Bu , kalau Ibu makan tiap hari sesuai kebutuhan nanti badan Ibu akan
lebih sehat.”
g. Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik : Latihan
cara makan dan minum yang baik.
“Sekarang, ayo kita ke ruang makan, bu .” “Ada
suster Intan ingin membagikan obat.” “Coba Ibu
sendiri yang minta obatnya.”
h. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan makan dan minum
yang baik
“Nah, sekarang Ibu kapan akan melakukan latihan makan dan minum
ini.”
“Suster masukkan ke jadwal ya bu.”
3. Fase Terminasi Sementara
a. Evaluasi Subjektif
“Nah bagaimana perasaan Ibu setelah belajar latihan makan dan minum
yang baik tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“Nah Ibu, Ibu masih inget tadi kita belajar apa?”
“bisa coba sebutkan bu.”
“Bagus. Ibu bisa mengingatnya dengan cepat.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah tadi kan, Ibu bilang ingin melakukan latihan makan dan minum
yang baik sewaktu makan. Ini akan dimasukkan ke jadwal harian Ibu. Nah
lakukan ya bu.”
“Nah, beri tanda jika Ibu sudah melakukannya. Tanda M jika Ibu
melakukannya sendiri atau tanpa bantuan orang lain, tanda B jika
diingatkan baru dilakukan, dan tanda T jika tidak dilakukan.”
d. Kontrak yang Akan Datang
“Baiklah bu, kalau begitu saya permisi ya bu, saya ke ruang perawat dulu,
Besok jam 09.00 pagi latihan BAB/BAK secara mandiri disini saja,
waktunya kurang lebih 25 menit.”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan BAB/BAK bukan di toilet
- Klien mengatakan tidak bisa membersihkan diri setelah BAB/BAK
Data Objektif :
- Klien BAB/BAK di sembarangan tempat
- Klien tambu tidak membersihkan diri setelah BAB/BAK
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri BAB/BAK
3. Tujuan Keperawatan pada Klien
a. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan BAB/BAK pada tempatnya
4. Rencana Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
SP 4 : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri.
b. Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang
telah dilatih dan beri pujian.
c. Evaluasi menfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga.
d. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.
e. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
f. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
g. Latih BAB dan BAK yang baik.
h. Masukkan pada jadwal kegiatan.
B. Rencana Komunikasi Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapautik
“Assalamualaikum..!! Selamat pagi Ibu .”
b. Validasi Pasien
“Ibu tambah cantik,wangi ,dan seger pagi ini. Biar suster tebak,pasti ibu
udah mandi terus dandan kan.”
c. Kontrak Kerja
“Nah Ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan
latihan BAB/BAK secara mandiri tempatnya disini, waktunya kurang lebih
25 menit. Bagaimana bu?”
2. Fase Kerja
SP 4 : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
“Ibu, biasanya BAB dan BAK dimana?”
“Setelah selesai BAB dan BAK apa yang Ibu lakukan?”
b. Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga
yang telah dilatih dan beri pujian
“Gimana bu, Ibu ada kesulitan gak selama melakukan kegiatan yang telah
kita jadwalkan, bu?”
“Ibu melakukan kegiatannya diingatkan perawat atau melakukannya
sendiri?”
“Wah, itu bagus sekali, Ibu terus bagaimana dengan latihan makan dan
minum kemarin.”
“Wah, bagus sekali bu.”
c. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mandi, bu?” “Kalau
setelah berdandan, apa yang Ibu rasakan?”
“Iya Ibu, benar sekali. Terus setelah Ibu latihan makan dan minum yang
baik kemarin. Apa yang Ibu rasakan?”
“Bagus sekali Ibu .”
d. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
“Sekarang suster tanya, dimana seharusnya Ibu BAB dan BAK?” “Iya,
betul. Kalau kita mau BAB dan BAK tempatnya di WC.”
e. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
“Sekarang suster akan menjelaskan cara Ibu membersihkan diri setelah
BAB dan BAK. Setelah BAB dan BAK Ibu membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yng bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing
yang masih tersisa di tubuh Ibu . Ibu paham.”
f. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
“Setelah Ibu selesai membersihkannya, jangan lupa tinja/air kencing yang
ada di WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di WC. Jika Ibu
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Ibu ikut mencagah
menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/air kencing. Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, Ibu
perlu merapihkan kembali buaian sebelum keluar dari WC. Pastikan
resleting celana telah tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan menggunakan
sabun.”
g. Latih BAB dan BAK yang baik
“Sekarang kita latihan ya, bu...”
“Pertama, kita latihan membersihkan diri setelah BAB atau
BAK.” “Kedua, kita latihan membersihkan tempat BAB dan
BAK.”
h. Masukkan pada jadwal kegiatan
“Nah, Ibu bisa lakukan latihan ini sewaktu Ibu ingin BAK atau BAB.”
“Jadi, Ibu sewaktu ingin BAB atau BAK Ibu bisa melakukan latihan yang
kita lakukan tadi.”
3. Fase Terminasi Sementara
a. Evaluasi Subjektif
“Nah bagaimana perasaan Ibu setelah belajar BAB atau BAK secara
mandiri tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“Nah Ibu masih ingat kita tadi belajar apa?”
“Coba sebutkan Ibu.”
“Bagus Ibu, Ibu bisa mengingatnya dengan cepat.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah tadi kan, Ibu bilang akan melakukan latihan BAB dan BAK secara
mandiri sewaktu Ibu ingin BAB atau BAK, ini akan dimasukkan ke jadwal
harian Ibu, nah lakukan ya bu.”
“Nah, beri tanda jika Ibu sudah melakukannya. Tanda M jika Ibu
melakukannya sendiri atau tanpa bantuan orang lain, tanda B jika
diingatkan baru dilakukan, dan tanda T jika tidak dilakukan.”
d. Kontrak yang Akan Datang
“Baik bu, kalau begitu saya permisi ya bu, saya ke ruang perawat dulu,
besok jam 09.00 pagi saya akan menemui Ibu untuk berdiskusi tentang
perkembangan konsi Ibu dengan keluarga Ibu di ruangan Ibu .”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat A B. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Ajat Sudrajat .2016.Karya Tulis Ilmiah. Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan
Defisit Perawatan Diri Akibat Skizofrenia Di Rsud Kota Banjar.Stikes Muhammadiyah

Departemen Kesehatan RI. (2006). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta.

Aprilianti dkk. (2014). Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Defisit Perawatan


Diri. Bina Medika (pp. 5-7). Jakarta: Scribd.

Keliat.dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai