Anda di halaman 1dari 37

Tugas Pribadi

Rabu/ 24 Februari 2021

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASESMENT PEMBELAJARAN FISIKA
“Perbandingan Penilaian/Asesmen, Pengukuran dan Tes”

OLEH :

Silvia Agustin (20175015)

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M. S
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perbandingan Penilaian/Asesmen, Pengukuran dan Tes”. Shalawat beriring
salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW karena dengan kerasulan
beliaulah kita telah dibawa dari alam yang penuh dengan kejahilan menuju alam
yang penuh dengan keimanan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr.
Fatni Mufit S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.

Padang, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 3
E. Landasan Agama ........................................................................ 4
F. Landasan Yuridis ........................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tes .............................................................................................. 7
B. Pengukuran ................................................................................. 9
C. Penilaian ................................................................................... 10
D. Evaluasi .................................................................................... 15
E. Hubungan Tes. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi .............. 19
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 22
A. Matriks Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi.22
B. Matriks Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi 27
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 29
A. Kesimpulan .............................................................................. 29
B. Saran ......................................................................................... 29
C. Pertanyaan-Pertanyaan ............................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Fungsi Tes ........................................................................................ 9
Tabel 2 Matriks Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan
Asesmen ....................................................................................... 24
Tabel 3 Matriks Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan
Asesmen ........................................................................................ 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penilaian adalah proses, cara, perbuatan
menilai. Dalam menentukan seberapa jauh peserta didik memahami pelajaran
yang diberikan, maka perlu adanya tes dan penilaian.
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik.
Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem
penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi
mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.
Asesmen/penilaian merupakan pengumpulan bukti yang dilakukan secara
sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi
siswa atau metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik
tentang seberapa baik siswa belajar. Dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah)
maupun saat pembelajaran sedang berlangsung. Asesmen dapat berupa tes atau
non tes. Asesmen berupa nontes misalnya penggunaan metode, observasi,
wawancara, monitoring tingkah laku. Hasilnya dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Proses yang mencakup yaitu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya, mengumpulkan dan
mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-kompetensi siswa dan
menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh
demonstrasi atau kinerja dalam kompetensi-kompetensi tersebut.
Asesmen/penilaian bertujuan untuk memberikan umpan balik mengenai
kemajuan belajar siswa untuk siswa, orang tua, dan guru serta meningkatkan
belajar (pembelajaran) dan perkembangan siswa (Alwasilah.1996). Masih banyak
guru di sekolah yang belum menggunakan asesmen yang sesuai dengan yang
seharusnya. Sedangkan asesmen merupakan hal yang penting dalam

1
pembelajaran. Pada umumnya, guru masih sulit untuk membedakan antara
penilaian/asesmen, evaluasi, tes da pengukuran. Padahal antara penilaian/asesmen,
evaluasi, tes dan pengukuran merupakan hal yang berbeda.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa perlu adanya pemahaman tentang
perbedaan penilaian/asesmen, evaluasi, tes dan pengukuran. Pengembangan
asesmen di sekolah juga perlu diperhatikan agar proses belajar mengajar dengan
maksimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah :
apakah perbedaan penilaian/ asesmen, tes dan pengukuran.

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penulisan :
mengetahui perbedaan penilaian/ asesmen, tes dan pengukuran.

D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan dan
memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah pengembangan assessment
pembelajaran fisika.
2. Bagi pembaca untuk menambah tentang penilaian/ asesmen, tes dan
pengukuran.

2
E. Landasan Agama
Kecluclukan evaluasi pendidikan amat strategis. Dikatakan clemikian karena
hasil kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan
kegiatan pendidikan. Al-Qur'an telah menaruh perhatian yang sangat besar
terhaclap evaluasi sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur'an, surah al-
Baqarah (2) 31-32.

Artinya:
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yg
benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
QS. Al-Ankabut, 29:2-3

Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)


mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”. “Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.”

3
Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka akan dibiarkan (saja)
mengatakan : “kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji (dievaluasi) lagi ?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut, 29:2-3).
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut, adalah ketahanan mental
beriman dan taqwa kepada Allah. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba
Tuhan, mereka akan mendapatkan kegembiraan dalam segala bentuk, terutama
kegembiraan yang bersifat mental rohaniah. Seperti kelapangan dada, ketegaran
hati, terhindar dari putus asa, kesehatan jiwa dan kegembiraan paling tinggi
nilainya adalah mendapatkan tiket masuk surga.
Fungsi evaluasi menurut A. Tabrani Rusyan clan kawan-kawan yaitu;
mengetahui tercapai ticlaknya tujuan instruksional secara konprehensif, sebagai
umpan balik, mengukur keberhasilan proses belajar mengajar dan mengetahui
bahan pelajaran yang diberikan clan dikuasainya, untuk umpan balik bagi guru,
menentukan angka kemajuan atau hasil belajar, menempatkan murid dalam situasi
belajar yang tepat, dan mengenal latar belakang muricl yang mengalami kesulitan
belajar.

F. Landasan Yuridis
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dan juga Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan,
penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Hal ini dinyatakan secara lebih
tegas lagi dalam Rancangan.

4
Penilaian Hasil Belajar yang menyatakan bahwa penilaian adalah rangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusanDari sinilah kemudian akan terlihat bahwa penilaian yang
ideal adala Dalam konsep penilaian dari implementasi Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ada implikasi terhadap
model dan teknik penilaian proses dan hasil belajar, penilaian yang menyangkut
proses maupun hasil belajar.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tes
1. Defnisi Tes
Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piringan
atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi
dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk
menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian
suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur
suatu aspek perilaku tertentu. Beberapa pengertian tes menurut ahli, antara lain :
a) Tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat
atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. (Jacobs
& Chase, 1992; Alwasilah, 1996).
b) Tes menurut Arkunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan
cara atat aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan
pengertian antara tes, testing, testee, dan tester. Testing adalah saat pada
waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes).Testee adalah
responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau
diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seorang yang diserahi
tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden.
c) Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan
atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis
tertentu.
d) Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh
guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam
memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah
ditentukan (Calongesi, 1995).

6
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil pengertian bahwa tes adalah
instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu
atau objek yang direncanakan untuk mengetahui tentang trait/sifat/atribut dimana
tiap butir pertanyaan tersebut memiliki jawaban. Sebagai alat pengumpul
informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat
dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang
diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah
ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan
serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang
diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes
ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja
fisik, checklist, dan lain-lain.
2. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
- Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajarmengajar
dalam jangka waktu tertentu.
- Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang
telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:152) dalam bukunya Dasar-
Dasar Evaluasi Pendidikan, fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal:
a. Fungsi untuk kelas.
b. Fungsi untuk bimbingan.
c. Fungsi untuk administrasi.
Adapun perbandingan dari ketiga fungsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 fungsi tes.

7
Fungsi Untuk Kelas Fungsi Untuk Bimbingan Fungsi Untuk Administrasi
a. Mengadakan diagnosis a. Menentukan arah a. Memberi petunjuk
terhadap kesulitan belajar pembicaraan dengan dalam mengelompokkan
b. Mengevaluasi celah
orang tua tentang anak- siswa.
antara bakat dengan
pencapaian. anak mereka. b. Penempatan siswa baru.
c. Menaikkan tingkat b. Membantu siswa c. Membantu siswa
prestasi.
dalam menentukan memiliki kelompok.
d. Mengelompokkan siswa
dalam kelas pada waktu pilihan. d. Menilai kurikulum.
metode kelompok. c. Membantu siswa e. Memperluas hubungan
e. Merencanakan kegiatan
mencapai tujuan masyarakat (public
proses belajar mengajar
untuk siswa secara pendidikan dan relation).
perseorangan. jurusan. f. Menyediakan informasi
f. Menetukan siswa mana d. Memberikan untuk badan lain di luar
yang memerlukan
bimbingan khusus. kesempatan kepada sekolah.
g. Menentukan tingkat pembimbing, guru, dan
pencapaian untuk setiap orang tua dalam
anak.
memahami kesulitan
anak.

B. Measurement (Pengukuran)
Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan
dalam bahasa arabnya adalah muqasayah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Misalnya
mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer, hasilnya 360 celcius,
370 celcius, dan seterusnya. Dapat dipahami bahwa pengukuran itu sifatnya
kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dibagi menjadi tiga , yang
pertama adalah pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu.
Misalnya ; pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai panjang
lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan sebagainya. Yang kedua
adalah pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Misalnya ; pengukuran
untuk menguji daya tahan per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk
menguji daya tahan nyala lampu pijar, dan sebagainya. Yang ketiga adalah

8
pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu.
Misalnya ; mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai
rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar.
Pengukuran jenis ketiga ini yang dipakai dalam dunia pendidikan.
Menurut Cangelosi(1995) yang dimaksud dengan pengkuran adalah suatu
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini
pendidik atau guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa
saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang
mereka katakana, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar,
menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001)
pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: penggunaan angka atau skala
tertentu dan menurut aturan atau formula tertentu.
Measurement merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa
dengan menggunakan suatu skala kuantitatif(system angka) sedemikian rupa
sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka
angka (Alwasilah , 1996) Peryataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang
menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu
atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seorang, atau objek tertentu yang
mengacu pada aturan atau formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersbut
disepakati oleh para ahli(Zainul dan Nasution, 2001). Dengan demikian,
pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik
peserta didik tertentu, yang diukur bukan peserta didik tetapi karakteristik atau
atributnya. Menurut Ari Kunto, pengukuran merupakan kegiatan membandingkan
suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif

C. Asesmen (Penilaian)
1. Definisi Asesmen Menurut beberapa Ahli
a. Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), asesmen (penilaian)
merupakan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa
(observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian

9
kemajuan belajar. Selain itu, asesmen didefinisikan juga sebagai sebuah
proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum,
program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen
pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi
resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
b. Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), asesmen atau penilaian
merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru menemukan
hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat
keberhasilannya dalam pembelajaran.
c. James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis mendefinisikan asesmen sebagai
proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang
berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang
saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun
program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan
objektif.
d. Asesmen menurut Dariyanto (2010:130) adalah suatu proses untuk
menyimpulkan hasil pengukuran melalui analisis yang sistematis dengan
menggunakan kriteria seperti baik, buruk, cocok tidak cocok sesuai dengan
penilaian kriteria masing-masing.
e. Penilaian menurut Zaenal Arifin (2009:2) merupakan suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan
tertentu.
f. Haryati (2009:15) berpendapat lain, ia mengungkapkan bahwa penilaian
(assessment) merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa
dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai
unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.

10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkanbahwa
penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahuikemampuan atau keberhasilan
siswa dalam pembelajaran dengan menilaikinerja siswa baik kinerja secara
individu maupun dalam kegiatankelompok. Penilaian itu harus mendapatkan
perhatian yang lebih dariseorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut harus
dilaksanakandengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital (utama)
daripengembangan diri yang sehat, baik bagi individu (siswa) maupun
bagiorganisasi/kelompok.
2. Tujuan dan Fungsi Asesmen (Penilaian)
a. Tujuan Asesmen
Adapun tujuan dilakukannya asesmen dalam proses pembelajaran dijelaskan
pula oleh Sudjana (2005) yaitu sebagai berikut :
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuh;
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para
siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan;
3) Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya;
4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis
assessment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh
informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.
b. Fungsi Asesmen / Penilaian
Dengan mengetahui makna dari penilaian, maka dapat dikatakan bahwa
tujuan asesmen menurut Suharsimi Arikunto (2005:10-11) adalah :
a) Penilaian berfungsi selektif, artinya dengan mengadakan penilaian guru
memiliki cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.

11
b) Penilaian berfungsi diagnostik. Apabila alat yang digunakan dalam
penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru
akan dapat mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula
sebab-musabab kelemahan itu.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan. Pendekatan yang lebih bersifat
melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk
dapat menentukan secara pasti di kelompok mana siswa akan ditempatkan,
digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang memiliki hasil penilaian
yang sama akan berada di dalam kelompok yang sama.
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi ini dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana program berhasil diterapkan. Keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.
Menurut Unodan Satria (2012) fungsi penilaian dibagi menjadi menjadi
beberapa bagian. Pertama, fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk (a)
mengetahui kemajuan belajar peserta didik, (b) mengetahui kedudukan masing-
masing individu peserta didik dalam kelompoknya,(c) mengetahui kelemahan-
kelemahancara belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar, (d) memperbaiki
prosesbelajar-mengajar, dan (e) menentukan kelulusan murid. Sedangkan
bagimurid, penilaian pendidikan berfungsi untuk (a) mengetahui kemampuan
danhasil belajar, (b) memperbaiki cara belajar, dan (c) menumbuhkan
motivasibelajar. Fungsinya bagi sekolah adalah (a) mengukur mutu hasil
pendidikan,(b) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, (c) membuat
keputusankepada peserta didik, dan (d) mengadakan perbaikan kurikulum.
Secara lebih rinci, Purwanto mengelompokkan fungsi penilaian dalam
kegiatan evaluasi pendidikan dan pengajaran, yakni:
1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa
setelahmengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu
tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.Pengajaran
sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yangsaling berkaitan

12
satu sama lain. Komponen-kompenen yang dimaksud adalah: tujuan, materi
atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan
sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.
3) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam
kegiatan evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya
dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para
konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya.
4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
3. Ciri-Ciri Asesmen (Penilaian)dalam Pendidikan)
Ciri – ciri penilaian dalam pendidikan menurut Suharsimi Arikunto
(2005:11-17), antara lain sebagai berikut :
a) Ciri pertama, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung.
Contoh kasusnya adalah mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan
menyelesaikan soal-soal. Sehubungan dengan tanda-tanda anak yang pandai
atau inteligen, seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl
Witherington mengemukakan pendapatnya dan memberikan sumbangsih
dalam pembentukan macam tingkatan inteligensi (IQ) pada manusia.
b) Ciri kedua, yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan
bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil
pertama pengukuran. Setelah itu lalu diintrepretasikan ke bentuk kualitatif.
Contoh : Ani mempunyai IQ 125 dan Ana dengan IQ 105, maka Ani termasuk
anak yang sangat pandai sedangkan Ana anak normal.
c) Ciri ketiga, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau
satuan-satuan yang tetap, karena dari contoh diatas IQ 105 termasuk anak
normal maka IQ 80 termasuk anak yang dungu
d) Ciri keempat, yaitu bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap
dari waktu ke waktu yang lain.
e) Ciri kelima, yaitu dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa ditinjau karena banyak faktor

13
antara lain terletak pada alat ukurnya, pada orang yang melakukan
penilaian, pada anak yang dinilai, atau situasi saat penilaian berlangsung.
4. Manfaat Asesmen Pembelajaran
Menurut Endang Poerwanti (2001:7), asesmen pembelajaran bermanfaat
untuk:
1) Memberi penjelasan secara lengkap tentang target pembelajaran yang dapat
dijelaskan; sebelum pendidik melakukan asesmen terhadap siswanya
terlebih dulu harus mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa,
informasi yang dibutuhkan tentang pengetahuan, keterampilan, dan
performa siswa. Pengetahuan, keterampilan dan performa siswa yang
dibutuhkan dalam pembelajaran disebut dengan target atau hasil
pembelajaran;
2) Memilih teknik asesmen untuk kebutuhan masing-masing siswa, bila
mungkin guru dapat menggunakan beberapa indikator keberhasilan untuk
setiap taget pembelajaran; masing masing target pembelajaran memerlukan
pemilihan teknik asesmen yang berbeda, misalnya untuk dapat melakukan
asesmen kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dalam matematika
tentu akan sangat berbeda dengan kemampuan membaca atau
mendengarkan, dan berbeda pula untuk pemecahan masalah IPS yang
memerlukan diskusi;
3) Memilih teknik asesmen untuk setiap target pembelajaran, pemilihan teknik
asesmen harus didasarkan pada kebutuhan praktis di lapangan dan efisiensi.
Teknik asesmen ini harus dapat mengungkapkan kemampuan khusus serta
untuk mengembangkan kemampuan siswa, sehingga ketika memilih teknik
asesmen harus pula dipertimbangkan manfaatnya untuk umpan balik bagi
siswa. Sebab itu, ketika melakukan interpretasi dari hasil asesmen haruslah
dengan cermat, dengan menghindari berbagai keterbatasan yang bersumber
dari subyektifitas pelaksana asesmen.

14
D. Evaluasi
1. Definisi Evaluasi
Evaluasi berasal dari akar kata bahasa Inggris value yang berarti nilai, jadi
istilah evaluasi sinonim dengan penilaian. Pengertian evaluasi menurut beberapa
ahli sebagai berikut :
a) Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data
yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
b) Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai
berdasarkan hasil pengukuran. Calengosi (1995) juga menyatakan bahwa
evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
c) Arikunto (2003:2) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
d) Purwanto (2002:58) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi
program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai
sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002:55).
Dengan kata lain evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data
yang terkumpul. Pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti tidak dapat
dilakukan secara sembarangan, oleh karenanya evaluasi harus dilakukan berdasar
prinsip-prinsip tertentu. Evaluasi harus merupakan kegiatan yang harus dilakukan
terus menerus dari setiap program, karena tanpa evaluasi sulit untuk mengetahui
jika, kapan, dimana, dan bagaimana perubahan-perubahan akan dibuat. Evaluasi
bersifat kualitatif. Evaluasi tidak hanya terbatas dalam menggambarkan

15
pengertian untuk menggambarkan status seseorang dibandingkan dengan anggota
kelompok lainnya. Tetapi yang lebih penting, evaluasi dilaksanakan dalam rangka
menggambarkan kemajuan yang dicapai oleh seseorang. Karena itu evaluasi harus
dipahami sebagai bagian yang integral dari penyelenggaraan sebuah program,
yang selalu berawal dari pemahaman terhadap siswa.
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk:
(1) Pengelompokkan,
Salah satu tujuan pengukuran dan evaluasi adalah untuk
pengelompokan. Pengelompokkan ini dapat berdasarkan tingkat
ketrampilan, umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, minat. Sebagai upaya
untuk memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat menempatkan
siswanya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Siswa dengan kemampuan yang tinggi tidak harus
dipaksa bertahan dengan teman sekelompoknya yang berkemampuan
kurang, demikian juga sebaliknya. Dengan dilakukannya pengukuran dan
evaluasi siswa dapat dikelompokkan pada kelompok yang tepat.
Jika siswa ditempatkan dalam kelompok yang setara tingkat
ketrampilannya, guru dapat menyusun program pelajaran secara
individual. Keuntungan lain yang diperoleh dari pengelompokkan ini
adalah siswa dapat berani, lebih lancar, lebih aktif ketika berlatih, karena
mereka bersaing dengan siswa lain yang berkemampuan setara. Dengan
kata lain, tujuan penempatan siswa ke dalam kelompok yang setara adalah
untuk memperbaiki proses pembelajaran.
(2) Penilaian
Tujuan utama dari penilaian ini adalah memberikan informasi tentang
kemajuan yang dicapai dari proses pembelajaran yang dikerjakan dan
posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan mempertimbangkan seluruh
faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat
mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.

16
(3) Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk
mencapai hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi
dapat merupakan proses memotivasi yang positif. Demikian pula
sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangi
motivasi. Motivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar supaya siswa
tetap memiliki motivasi, mereka harus mengetahui bahwa dirinya
berkembang kemampuannya. Tes-tes ketrampilan olahraga
memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai
cara untuk mengukur kemajuannya.
(4) Penelitian.
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan
bergantung pada antara lain: ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik
pengukuran, dan kelayakan tes. Penentuan ini dapat digunakan untuk
menentukan tingkat, membebaskan peserta dari suatu kesatuan pelajaran,
menaikkan peserta dari suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi,
memberikan umpan balik untuk memperbaiki unjuk kerja, menempatkan
individu-individu ke dalam kelompok-kelompok tertentu atau menentukan
suatu bentuk latihan yang khusus. Pada pokoknya, penentuan status
mencakup semua tujuan-tujuan lain pengukuran dan evaluasi.
3. Tipe-tipe Evaluasi
a) Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif
• Evaluasi formatif bertujuan untuk menyempurnakan program dan
memantau kemajuan siswa. Evaluasi ini dilakukan di sela-sela program
yang sedang berlangsung, dengan tujuan agar hasilnya dapat digunakan
untuk menyempurnakan program. Pelaksanaan tes secara periodik dan
dilakukan beberapa kali, seperti tes mingguan, bulanan.
• Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir suatu
program, misalnya akhir catur wulan, akhir semester. Nilai yang
diperoleh pada evaluasi sumatif biasanya dilaporkan dalam bentuk

17
rapor, sementara hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai tertentu atau
dalam bentuk laporan secara deskriptif.
b) Evaluasi produk dan Evaluasi Proses
Berdasarkan atas tujuan-tujuan khusus program, dapat menekankan
perhatian pada produk yang dihasilkan dari unjuk kerja fisik, proses yang
menghasilkan produk, atau keduanya. Misalnya, dalam evaluasi produk,
menentukan urutan hasil akhir dalam perlombaan lari 10 Km hanya
memerlukan catatan waktu seorang pelari yang diperlukan untuk menempuh
jarak perlombaan. Hal ini disebut evaluasi produk.
Apabila nita menaruh minat untuk memperbaiki gaya lari para pelari,
maka kita perlu menganalisa proses terjadinya gerak lari, termasuk aspek-
aspek seperti penempatan kaki pelari, ayunan lengan, panjang langkah,
kecondongan tubuh dan sebagainya. Hal ini merupakan evaluasi proses.
Untuk sebagian besar aktivitas, harus memperhatikan keduanya baik
evaluasi produk maupun proses. Beberapa aktivitas misalnya senam, lebih
banyak memberi kemungkinan untuk evaluasi proses daripada evaluasi
produk.
c) Evaluasi Acuan Patokan dan Acuan Norma
Guru, merasa perlu untuk menafsirkan arti informasi atau data yang
hasil pengetesan. Misalnya pada sebuah kelas yang terdiri atas 40 orang
siswa. Siswa A memperoleh nilai 25 dalam tes kesegaran jasmani untuk
butir tes push-up. Apabila yang diterapkan evaluasi acuan norma, maka
yang digunakan sebagai kriteria adalah norma kelompok. Misalnya
kemampuan rata-rata 40 siswa dalam push-up adalah 20 kali, maka
berdasarkan rata-rata tersebut kemampuan siswa A dapat ditafsirkan. Ini
berarti, jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya kemampuan
siswa A berada di atas rata-rata.

E. Hubungan Antara Tes, Measurement (Pengukuran), Asesment


(Penilaian) dan Evaluasi
1. Perbedaan Asesmen dan Evaluasi

18
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada
penilaian proses. Sementara itu pada evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar.
Apabila dilihat dari sisi keberpihakannya, asesmen lebih berpihak kepada
kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan asesmen untuk
merefleksikan kekuatan, kelemahan dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi
lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara
evaluasi dengan asesmen. Evaluasi merupakan penilaian program pendidikan
secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan
menyeluruh. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih
sempit (mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Asesmen hanya menyangkut
kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran.
2. Perbedaan Tes, Pengukuran dan Evaluasi
Terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur
(Measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu,
sehingga pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah
pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk.
Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif.
(Arikunto, 2003; Zainul & Nasution, 2001).
Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus selalu direncanakan dan
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Sementara itu tugas
ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu
memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement
tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena
measurement dapat dilakukan melalui alat ukur non-tes.
3. Hubungan Tes, Measurement (Pengukuran), Asesment (Penilaian) dan
Evaluasi
Menurut Zainul & Nasution (2001), hubungan antara tes, pengukuran dan
evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan
baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Selain tes, informasi

19
tentang hasil belajar juga diperoleh menggunakan alat ukur non tes seperti
observasi, skala rating, dan lain-lain. Mereka juga menyatakan bahwa guru
mengukur berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam
menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan
standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka
kegiatan tersebut disebut evaluasi.
Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel (1993)
mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap
data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen. Hubungan antara asesmen,
evaluasi, pengukuran, dan testing dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Diagram hubungan antara peristilahan dalam asesmen & evaluasi

20
21

BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen
Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen.
Pengertian Fungsi
a) Tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat • Sebagai alat pengukur terhadap peserta
atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
(Jacobs & Chase, 1992; Alwasilah, 1996). mengukur tingkat perkembangan atau
b) Tes menurut Arkunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur kemajuan yang telah dicapai oleh
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan peserta didik setelah mereka menempuh
menggunakan cara atat aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus proses belajarmengajar dalam jangka
dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, dan tester. Testing adalah waktu tertentu.
Tes saat pada waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes).Testee • Sebagai alat pengukur keberhasilan
adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai program pengajaran, sebab melalui tes
atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seorang yang tersebut akan dapat diketahui sudah
diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden. seberapa jauh program pengajaran yang
c) Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan telah ditentukan, telah dapat dicapai.
atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis
22

tertentu.
d) Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan
oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam
memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah
ditentukan (Calongesi, 1995).
Menurut Cangelosi(1995) yang dimaksud dengan pengkuran adalah suatu
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan
Pengukuran informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik
utama yaitu: penggunaan angka atau skala tertentu dan menurut aturan atau
formula tertentu.

a. Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), asesmen (penilaian) a. Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan
merupakan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa Satria, 2012), asesmen (penilaian)
(observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian merupakan suatu istilah umum yang
kemajuan belajar. Selain itu, asesmen didefinisikan juga sebagai sebuah meliputi tentang belajar siswa
proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan (observasi, rata-rata pelaksanaan tes
dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, tertullis) dan format penilaian kemajuan
Penilaian/ Asesmen kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau belajar. Selain itu, asesmen
instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau didefinisikan juga sebagai sebuah
institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu. proses yang ditempuh untuk

b. Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), asesmen atau penilaian mendapatkan informasi yang digunakan

merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru dalam rangka membuat keputusan-
23

menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat keputusan mengenai para siswa,
keberhasilannya dalam pembelajaran. kurikulum, program-program, dan
c. James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis mendefinisikan asesmen kebijakan pendidikan, metode atau
sebagai proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak instrumen pendidikan lainnya oleh
yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi suatu badan, lembaga, organisasi atau
seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang institusi resmi yang menyelenggarakan
sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan suatu aktivitas tertentu.
dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai b. Menurut Angelo dan Croos (Abidin,
dengan kenyataan objektif. 2014), asesmen atau penilaian

d. Asesmen menurut Dariyanto (2010:130) adalah suatu proses untuk merupakan sebuah proses yang didesain

menyimpulkan hasil pengukuran melalui analisis yang sistematis dengan untuk membantu guru menemukan hal-

menggunakan kriteria seperti baik, buruk, cocok tidak cocok sesuai hal yang telah dipelajari siswa di dalam

dengan penilaian kriteria masing-masing. kelas dan tingkat keberhasilannya


dalam pembelajaran.
e. Penilaian menurut Zaenal Arifin (2009:2) merupakan suatu proses atau
c. James A. Mc. Lounghlin & Rena B
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
Lewis mendefinisikan asesmen sebagai
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
proses sistematika dalam
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan
mengumpulkan data seseorang anak
tertentu.
yang berfungsi untuk melihat
f. Haryati (2009:15) berpendapat lain, ia mengungkapkan bahwa penilaian
kemampuan dan kesulitan yang
(assessment) merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa
dihadapi seseorang saat itu, sebagai
dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai
bahan untuk menentukan apa yang
unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.
24

sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan


informasi tersebut guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang
bersifat realitas sesuai dengan
kenyataan objektif.
d. Asesmen menurut Dariyanto
(2010:130) adalah suatu proses untuk
menyimpulkan hasil pengukuran
melalui analisis yang sistematis dengan
menggunakan kriteria seperti baik,
buruk, cocok tidak cocok sesuai dengan
penilaian kriteria masing-masing.
e. Penilaian menurut Zaenal Arifin
(2009:2) merupakan suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbanagan tertentu.
f. Haryati (2009:15) berpendapat lain, ia
25

mengungkapkan bahwa penilaian


(assessment) merupakan istilah yang
mencakup semua metode yang biasa
dipakai untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa dengan cara menilai unjuk
kerja individu peserta didik atau
kelompok.
a) Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data
yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
b) Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai
berdasarkan hasil pengukuran. Calengosi (1995) juga menyatakan
bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
Evaluasi pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
c) Arikunto (2003:2) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan.
d) Purwanto (2002:58) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi
program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai
sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
26

B. Matriks Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen

Keterkaitan Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen, tes merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan seorang
individu, kemudian dilakukan proses untuk mengukur kemampuan individu tersebut yang disebut dengan Testing. Setelah dilakukan
testing maka menghasilkan Hasil tes atau lembar kerja. Kemudian dilakukan Pengukuran, Pengukuran merupakan proses
membandingkan hasil tes dengan standart ukuran tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif karena hasil dari perbandingan
menghasilkan angka atau skor. Langkah selanjutnya adalah penilaian, penilaian merupakan proses untuk memberikan atribut atau
deskripsi tinggi atau rendah, baik atau buruk dari hasil pengukuran yang berupa angka tersebut. Penilaian bersifat kualitatif
dikarenakan hasil dari penilaian berupa deskripsi. Kemudian evaluasi, evaluasi adalah justifikasi atau pengambilan keputusan atas
hasil penilaian, apakah individu tersebut lulus atau tidak, naik atau tidak. Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi,
Assesmen, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen.

Definisi Proses Hasil

Alat ukur untuk mengukur Hasil tes atau


Tes Testing
kemampuan seseorang lembar kerja

Membandingkan
Proses untuk menentukan
hasil tes dengan Angka atau skor
Pengukuran kuantitas sesuatu yang
standar ukuran Bersifat kuantitatif
menghasilkan angka.
tertentu
27

Mengambil keputusan terhadap Pemberian atribut


Deskripsi
Penilaian sesuatu dengan ukuran baik terhadap hasil
Bersifat kualitatif
atau buruk. pengukuran
Pengambilan
Kegiatan yang meliputi dua
keputusan terhadap Keputusan atau
Evaluasi unsur yaitu pengukuran dan
hasil penilaian Justifikasi
penilaian.
lulus/tidak
Proses belajar siswa
merupakan hal
penting yang dinilai
Istilah yang tepat untuk
Assesmen dalam asesmen, Hasil Proses belajar
penilaian p roses belajar siswa.
faktor hasil belajar
juga tetap tidak
dikesampingkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
perbedaan evaluasi,penilaian dan pengukuran :
1. Tes adalah Alat ukur untuk mengukur kemampuan seseorang.
2. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
3. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan
penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran
sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan
data melalui pengamatan empiris.
4. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini sangat diperlukan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

C. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Mengapa seorang guru harus mampu menilai hasil belajar siswa?
Jawaban: Seorang guru harus mampu menilai hasil belajar siswa karena:
1) Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat tiga kemampuan pokok yang
dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan dalam merencanakan materi dan
kegiatan belajar-mengajar, kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan
belajar-mengajar, serta menilai hasil belajar siswa (Gagne, 1974)

28
2) Dalam Standar Nasional Pendidikan meliputi 8 standar yaitu: (1) standar isi,
(2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7)
standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian. Setiap pendidik harus memahami
landasan yuridis maupun filosofis yang melatarbelakangi munculnya standar
penilaian, mekanisme, dan prosedur evaluasi.
3) Dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan
Standar Kompetensi Guru dinyatakan bahwa salah satu kompetensi inti guru
adalah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
2. Berkaitan dengan penilaian, kompetensi apa saja yang harus dikuasai
oleh seorang guru ?
Jawaban: Adapun kompetesi yang harus dikuasi oleh seorang guru berkaitan
penilaian adalah: 1) Guru harus mampu memilih prosedur-prosedur penilaian
yang tepat untuk membuat keputusan pembelajaran 2) Guru perlu memiliki
kemampuan mengembangkan prosedur penilaian yang tepat guna membuat
keputusan pembelajaran 3) Guru harus memiliki kemampuan dalam
melaksanakan, melakukan penskoran, serta menafsirkan hasil penilaian yang telah
dibuat 4) Guru harus memiliki kemampuan menggunakan hasilhasil penilaian
untuk membuat keputusan-keputusan di bidang pendidikan 5) Guru harus
memiliki kemampuan mengembangkan prosedur penilaian yang valid dan
menggunakan informasi penilaian 6) Guru harus memiliki kemampuan
mengkomunikasikan hasil-hasil penilaian (Kusaeri dan Suprananto, 2012)
3. Apakah keterbatasan pelaksanaan penilaian pembelajaran ?
Jawaban: Keterbatasan -keterbatasan penilaian dalam pembelajaran anatara lain
yaitu:
1. Untuk pengukuran konstruk psikologis termasuk pembelajaran yang bersifat
abstrak tidak ada pendekatan tunggal yang dapat diberlakukan dan diterima
secara universal, sehingga harus digunakan bermacam pendekatan dan dalam
berbagai kesempatan sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses
pembelajaran.

29
2. Proses dan hasil pembelajaran pada umumnya dikembangkan berdasarkan
atas sampel tingkah laku yang terbatas, sehingga untuk dapat menjadi sumber
informasi yang akurat, penilaian dilakukan dengan perencanaan yang matang
dan dilakukan dengan cermat, dengan memperhatikan perolehan sampel yang
memadai dari domain tingkah laku dalam pengembangan prosedur dan alat
ukur yang baik.
3. Pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam prnilaian proses dan hasil belajar
mengandung kekeliruan. Angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran
(dengan menggunakan tes ataupun nontes) berupa: Thrue score + Error, untuk
itu kegiatan pengukuran dalam prosedur asesmen yang baik harus
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kekeliruan (error).
4. Hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman siswa terhadap materi,
sedang tes pengukuran hasil belajar, pengajar diharuskan memberikan
kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas dari suatu gejala yang
bersifat abstrak.
5. Konstruk psikhologis termasuk proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
didifinisikan secara tunggal, tetapi selalu berhubungan dengan konstruk yang
lain
4. Bagaimana sistem penilaian menurut Kurikulum 2013?
Jawaban: Sistem penilaian menurut Kurikulum 2013 dilakukan dengan
memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). (1) Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah
semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. (2) Penilaian terhadap
kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. (3) Penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran
dalam pembelajaran.

30
5. Apa Fungsi dan manfaat evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran?
Jawaban : Fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran
Ada 6 fungsi evaluasi siswa menurut Sanjaya (2012). Fungsi-fungsi tersebut yaitu
meliputi (1) merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa; (2)
merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa
dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan; (3) dapat memberikan informasi
untuk mengembangkan program kurikulum; (4) informasi dari hasil evaluasi
dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan,
khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang
pekerjaan serta pengembangan karier; (5) berguna untuk pengembang kurikulum
khususnya menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai; dan (6)
sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan
di sekolah, misalnya untuk orang tua, untuk guru dan pengembang kurikulum,
untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang mengambil kebijakan
pendidikan termasuk juga untuk masyarakat.
Menurut Hardiansyah (2009), fungsi evaluasi dalam pendidikan mencakup
lima hal, yaitu (a) sebagai umpan balik, untuk memberikan umpan balik kepada
guru mengenai program pembelajaran yang dilaksanakannya, ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk perbaikan proses pembelajarannya selanjutnya; (b) sebagai
alat diagnostik, dari hasil evaluasi guru akan mengetahui kesulitan-kesulitan
belajar siswa, dengan demikian dapat dilakukan program remedial; (c) sebagai
alat ukur; dalam hal ini seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai, sekaligus
ketuntasan belajar, juga sekaligus mengukur keberhasilan guru dalam mengajar;
(d) sebagai alat penempatan, untuk menempatkan siswa dalam jurusan yang tepat
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat anak; dan (e) sebagai alat seleksi,
dengan evaluasi dapat digunakan untuk menerima siswa baru, menentukan siswa
yang naik kelas, menentukan siswa yang menerima beasiswa, menentukan siswa
teladan, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Scriven (1967) dalam Sanjaya (2012), ada 2 fungsi dari
evaluasi. Fungsi-fungsi tersebut yaitu evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi
sebagai fungsi formatif. Menurutnya evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai

31
keberhasilan siswa setelah berakhirnya suatu program pembelajaran. Evaluasi
sumatif digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan.
Sedangkan evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajarn berlangsung
untuk melihat kemajuan belajar siswa. Hasil dari evaluasi formatif dapat dijadikan
sebagai umpan balik bagi guru dalam upaya memperbaiki kinerjanya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Arikunto, S & Jabar. (2004). Evaluasi Program Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Calongesi,J.S.(1995).Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung:
ITB.

Festiyed. (2017). Evaluasi Pembelajaran Fisika. Padang : Sukabina Press.

Jacobs & Cgase. (1992). Developing And Using Test Effectively. San Fransisco:
Jossey-Bass Publisher.
Mimin, Haryati. (2009). Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada.
Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

33

Anda mungkin juga menyukai