Anda di halaman 1dari 33

Tugas Pribadi 8

Kamis/ 26 November 2020

TUGAS MAKALAH
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA

ANALISIS MODEL PENGEMBANGAN GAGNE AND BRIGGS, DICK AND


CARREY, BORG AND GALL

Oleh:
SILVIA AGUSTIN
20175015
Pendidikan Fisika

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S
Dr. H. Asrizal, M.Si.

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Judul dari makalah ini yaitu “Analisis Model Pengembangan Gagne And Briggs,
Dick And Carrey, Borg And Gall”. Shalawat serta beriring salam penulis ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari alam yang
penuh dengan kejahilan menuju kealam yang penuh dengan keimanan seperti
yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas makalah Pengembangan
Bahan Ajar. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan, motivasi, masukan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika, Ibu
Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S dan Bapak Dr. H. Asrizal, M. Si. Semoga segala
bimbingan, bantuan dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis menjadi
amal shaleh kepada semuanya serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT.
Penulis menyadari dalam penyajian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar
penulis dapat memperbaiki kesalahan tersebut pada pembuatan makalah
selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI.........................................................................3
A. Landasan Agama...........................................................................3
B. Landasan Yuridis...........................................................................5
C. Model Pembelajaran......................................................................6
D. Model Desain Pembelajaran Gagne and Briggs............................7
E. Model Desain Pembelajaran Dick and Carrey..............................11
F. Model Desain Pembelajaran Borg and Gall..................................17
BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................22
A. Matriks Perbandingan Model Desain Pembelajaran
Gagne and Briggs, Dick and Carrey, Borg and Gall.....................22
BAB IV. PENUTUP.............................................................................................25
A. Kesimpulan....................................................................................25
B. Saran..............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada banyak model pembelajaran yang kita ketahui diantaranya adalah model
pembelajaran Gagne and Briggs, Dick and Carrey, Borg and Gall. Kadang
seorang pendidik ketika mengajar di dalam kelas tidak melihat atau menganalisis
kebutuhan dan kompetensi serta karakteristik peserta didiknya. Padahal hal ini
sangat penting dalam kelancaran sistem belajar mengajar dan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Banyak hal atau penunjang keberhasilan proses belajar mengajar di dalam
kelas, baik itu yang berasal dari pendidik maupun dari peserta didik. Pendidik
dalam merancang pembelajarannya pun sangat berpengaruh. Ketika seorang
pendidik merancang/ mendesain/ mengembangkan pembelajaran akan
memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran, karena pengembangan
pembelajaran akan menjadikan rencana proses belajar mengajar tersusun dengan
sistematik.
Model pengembangan Gagne and Briggs, Dick and Carrey, Borg and Gallini
dapat dijadikan solusi dalam model pembelajaran. Dengan adanya komponen
analisis, pendidik dapat menganalisis baik itu karakteristik atau pengetahuan
peserta didik sebelum dimulai proses belajar mengajar. Sehingga model
pembelajaran dapat dijadikan solusi dalam kegiatan belajar mengajar. Bukan
berarti hanya model pembelajaran ini yang paling baik, karena pada dasarnya
model pembelajaran yang baik adalah yang dapat menghasilkan output yang baik.
Namun penulis prediksi model ini merupakan salah satu yang dapat memecahkan
masalah- masalah dalam pembelajaran. Atas dasar pertimbangan pemikiran yang
telah dikemukakan diatas, uraian berikut ini penulis membahas tentang
pengertian, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan model desain
pembelajaranGagne and Briggs, Dick and Carrey, Borg and Gall.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis
dalam resume ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaranGagne and Briggs?
3. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Dick and Carrey?
4. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Borg and Gall?
5. Bagaimana perbedaan model pembelajaran Gagne and Briggs, Dick and
Carrey, Borg and Gall?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian diatas, tujuan penulisan yang dikemukakan oleh penulis
dalam resume ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran.
2. Mengetahui pengertian model pembelajaran Gagne and Briggs.
3. Mengetahui pengertian model pembelajaran Dick and Carrey.
4. Mengetahui pengertian model pembelajaran Borg and Gall.
5. Mengetahui perbedaan model pembelajaran Gagne and Briggs, Dick and
Carrey, Borg and Gall.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan resume ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran Gagne and Briggs,
Dick and Carrey, Borg and Gall.
2. Sebagai masukan bagi pendidik dalam model pembelajaran Gagne and
Briggs, Dick and Carrey, Borg and Gall.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman
tertentu. Agar proses tersebut sesuai dengan harapan maka perlu suatu model
pembelajaran yang dijadikan sebagai petunjuk dalam pemebalajarn. Petunjuk
dalam agama Islam yang kita anut tidak lain adalah kitab suci Al-Qur’an yang
membenarkan kitab suci sebelumnya. Al-Qur’anlah yang kita gunakan sebagai
pedoman hidup sekaligus sebagai bahan pelajaran selama kita diatas dunia. Hal
ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 46 :

Artinya :
“Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu KItab
Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertaqwa.”

3
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang diperbuat di hari
esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Rencana tersebut harus sesuai
dengan model pembelajaran. Hal ini terbukti dalam surat al Hasyr ayat 18.
ْ ‫يَا أَيـُّها َ الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقُوا هللاَ َوا ْنظُرْ نَ ْفسٌ ما َ قَ َّد َم‬.
َ‫ت لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِ َّن هللاَ َخبِ ْي ٌر بِما َ تَ ْع َملُوْ ن‬
Artinya :
 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan diperbuatnya di
hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang akan kamu kerjakan".
Dengan demikian model pembelajaran berkaitan dengan penentuan apa yang
akan dilakukan. Mengingat model pembelajaran merupakan suatu proses untuk
menentukan ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan langkah-langkah
model pembelajaran yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Dalam pembelajaran maka guru perlu merencanakan model pembelajaran di
kelas. Model pembelajaran tidak hanya sebagai alat untuk pembelajaran, tapi juga
dapat menambah ilmu pengetahuan. Sesuai Firman Allah Surat Thoha ayat 114:

Artinya:
“Maka Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan katakanlah :” Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan.”

4
Selain itu sebagai seorang pendidik, kita harus betul-betul memahami
kewajiban menyebarluaskan ilmu dan larangan menyembunyikannya, seperti
yang diterangkan dalam Q.S Ali-Imran ayat 187:

Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi
Kitab (yaitu), ‘Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu)
kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya,’ lalu mereka
melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan
harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan.”

B. Landasan Yuridis
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20
Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam
undang-undang tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

5
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional guru sebagai fasilitator harus inovatif dalam proses pembelajaran, salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran.
Model pembelajaran adalahkerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, aktivitas
pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara
sistematis.

C. Model Pembelajaran
Model menurut kamus bahasa indonesia adalah pola dari sesuatu yang akan di
buat, contoh dari sesuatu yang akan di buat. Model adalah prosedur yang
sistematis tentang pola belajar untuk mencapai tujuan belajar serta sebagai
pedoman bagi pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran (Hosnan, 2014:337).
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
dalam Susanto (2013 : 19) bahwa pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang
melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode,dan pendekatan kearah
pencapaian tujuan yang telah direncanakan (Majid, 2012 : 109). Arends dalam
Trianto (2015: 51) model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalm kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas.

6
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

D. Model Desain Pembelajaran Gagne and Briggs


1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Gagne and Briggs
Model desain instruksional model Gagne dan Briggs ini beriorentasi pada
rancangan system dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang atau
desainer kegiatan intruksional maupun tim pengembang intruksional yang
anggotanya meliputi guru, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli
media, dan perancang intruksional.

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Gagne and Briggs


Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan Model Gagne
dan Griggs (Analisis dan identifikasi kebutuhan, Penetapan tujuan umum dan
khusus, Identifikasi altenatif cara memenuhi kebutuhan, Merancang komponen
dari system, Analisis (a) sumber – sumber yang diperlukan (b) sumber – sumber
yang tersedia (c) kendala – kendala, Kegiatan untuk mengisi kendala, Memilih
atau mengembangkan materi pelajaran, Merancang prosedur penelitian murid, Uji
coba lapangan : evaluasi formatif dan pendidikan guru, Penyesuaian, revisi dan
evaluasi  lanjut, Evaluasi sumatif, Pelaksanaan operasional). Penelitian dan
pengembangan model Gagne dan Griggs juga sering digunakan dalam penelitian
dan pengembangan bahan ajar cetak maupun noncetak. Berikut tahapan Model
Gagne dan Griggs:
a. Analisis Dan Identifikasi Kebutuhan

7
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah
pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang diinginkan setelah peserta
didik melaksanakan pembelajaran.
b. PenetapanTujuan Umum Dan Khusus
Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran
yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan peserta didik dalam
belajar, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang bekerja dalam bidang atau
beberapa keperluan pembelajaran secara aktual.
c. IdentifikasiAlternatif Cara Memenuhi Kebutuhan
Analisis intruktional mengidentifikasi kerampilan bawahan. Ketrampilan
bawahan adalah semua ketrampilan yang mendukung tercapainya kerampilan
pada langkah-langkah hasil analisa tujuan pembelajaran. Ketrampilan bawahan
seringkali melibatkan beberapa domain belajar yang mencakup ketrampilan
(pengetahuan, ketrampilan dan sikap).
d. Merancang Komponen Dari Sistem
Merumuskan tujuan performasi merumuskan kerampilan yang perlu
ditingkatkan serta mengembangkan instrumen assessment,berkaitan dengan
tujuan khususyang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu.

e. Menganalisis Sumber Dan Kendala


Pada tahap ini, analisis yang dilakukan adalah analisis konteks pembelajaran
dan analisis karakteristik. Analisis konteks belajar meliputi: lokasi/tempat belajar,
kesesuain kebutuhan pembelajaran (dimulai dari tugas diberikan berupa pribadi,
kelompok atau praktikum, bahan ajar yang digunakan dll). Sedangkan analisis
karakteristik peserta didik adalah kemampuan aktual yang dimiliki peserta didik
dalam belajar dimulai dari gaya belajar, motivasi belajar, sikap terhadap materi
disajikan, karakteristik kelompok belajar.

8
f. KegiatanUntuk Mengisi Kendala
Untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan ketika terjadi kendala,
diperlukan analisa konteks dan karakteristik siswa dalam belajar. Analisis tersebut
dijadikan sebagaipetunjuk dalam mempreskripsikan strategi dan pemilihan bahan
ajar.
g. Memilih Atau Mengembangkan Materi Pelajaran
Menganalisis bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa bahan
cetak manual, baik untuk peserta didik maupun guru, dan media lain. Tahap ini
akan digunakan strategi instruktional yang digunakan.
h. Merancang Prosedur Penelitian
Setelah tujuh tahap sebelumnya, diperlukan adanya rancangan prosedur
penelitian.
i. Uji Coba Lapangan: Evaluasi Formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif merupakan
proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka meningkatkan efektif
pengajaran. Penilaian dilaksanakan sebagai proses yang bersifat membangun
tanpa mengandung keputusan.
j. Melakukan Revisi Instruksional
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau
produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. revisi instruksional
untuk membuatnya menjadi alat instruksional yang lebih efektif.
k. MerancangDan Melaksanakan Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka
untuk membuat keputusan tentang perolehan tujuan pembelajaran yang telah
dirancang. Melalui evalusai sumatif, suatu desain pembelajaran yang memiliki
dasar keputusan penilaian yang didasarkan pada keefektifan dan efisiensi dalam
kegiatan belajar mengajar dapat ditetapkan dan diberikan nilai. Evaluasi sumatif
dilakukan dengan cara divalidasi dan diujicobakan atau diimplementasikan di
kelas.

9
l. Pelaksanaan Operasional
Setelah dilakukan sebelas tahap sebelumnya, diperlukanya pelaksanaan
operasional agar terlihat hasil dari pengembagan bahan ajar tersebut.

3. Kelebihan Model Desain Pembelajaran Gagne and Briggs


a. Mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran
Teori Gagne mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran yang akan
dilakukan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur. Selain itu
agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi sebaik mungkin. Dimana inti
dari kegiatan pembelajaran adalah menyajikan cirri-ci stimulis,memberikan
pedoman belajar,memunculkan kinerja,dan memberikan tanggapan dan umpan
balik.
b. Memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan
Teori Gagne sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
membutuhkan prakrik dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti
kecepatan spontanitas kelenturan reflek, dan daya tahan. menurut gagne
rancangan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks menyajikan peristiwa
pembelajaran untuk urutan keterampilan yang ada dalam prosedur dan hirarki
belajar.

c. Cocok untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran


orang dewasa.
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dapat dilakukan
langsung bagi siswa pendidikan dasar.
d. Dapat dikendalikan
Mulai dari identifikasi kapabilitas yang akan dipelajari, analisis tugas atas
tujuan, pemilihan peristiwa pembelajaran yang cocok, semua dapat disusun.

10
Sehingga pembelajaran yang diinginkan dapat dikendalikan guru agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Pada teori ini, analisis tugas merupakan kunci
bagi pengajaran yang efektif. Untuk mengajarkan tugas apapun, paling tidak guru
harus memastikan bahwa semua komponen yang diperlukan telah dipelajari, yaitu
bisa jadi mensyaratkan pengajaran-pengajaran setiap komponen pembelajaran.

4. Kekurangan Model Desain Pembelajaran Gagne and Briggs


a. Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana
guru bersifat otoriter.
b. Komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid.
c. Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur. Murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

E. Model Desain Pembelajaran Dick and Carrey


1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Dick and Carrey
Model pembelajaran Dick and Carrey merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Terhadap
komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran meliputi analisis,
desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Model sistem pembelajaran
yang dikembangkan oleh Dick and Carrey terdiri dari beberapa komponen yang
perlu untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Dick dan
Carrey memasukkan unsur kognitif dan behavioristik yang menekankan pada
respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan (Komsiyah, 2012 : 29)
Model desain pembelajaran berperan subagai alat konseptual, pengelolaan,
komunnikasi, untuk menganalisis, merancang, mengevaluasi program
pembelajaran, dan program latihan. Setiap desain pembelajaran memiliki
keunikan dan perbedaan dalam langkah-langkah dan prosedur yang digunakan.

11
Perbedaan juga kerap terdapat pada istilah-istilah yang digunakan. Namun
demikian, model-model desain tersebut memiliki dasar prinsp yang sama dalam
upaya merancang proharam pembelajaran yang berkualitas. Dalam desain
pembelajaran dikenal beberapa model yang di kemukakan oleh para ahli, salah
satunya adalah model Dick and Carrey (Trianto, 2012 : 90).

2. Langkah-Langkah Model Desain Pembelajaran Dick and Carrey


Komponen-komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model desain
sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick and Carreyadalah sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran hal yang perlu dilakukan dalam
kegiatan ini adalah menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki
oleh siswa setelah menempuh program pembelajaran. Hal ini diistilahkan dengan
tujuan pembelajaran atau instructional goal.
Rumusan tujuan pembelajaran dapat dikembangkan baik dari rumusan tujuan
pembelajaran yang sudah ada pada silabus maupun dari hasil analisys kinerja atau
performance analysis. Rumusan tujuan pembelajaran dapat dihasilkan melalui
proses anayisis kebutuhan atau need analysis dan penglaman-pengalaman tentang
kesulitan-kesulitan yang diahadapi oleh siswa.
Selain itu tujuan pembelajaran dapat juga dirumuskan dengan menggunakan
analisyis tentang cara seseorang melakukan tugas atau pekerjaan yang spesifik
dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melakukan tugas dan
pekerjaan tersebut, atau istilah ini disebut dengan istilah analysis tugas atau Task
analisis.
b. Melakukan Analisis Instruksional
Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya
adalah analysisi instruksional, yaitu sebuah proses proses yang digunakan untuk
menentukan keterampilan dan pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa

12
untuk mencapai kompetensi atas tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis
instruksional beberapa langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi
kompetensi berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan (Phsycomotor) dan
sikap (attitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran.
c. Analisis Siswa dan Konteks
Dalam model Dick dan Carrey analisis terhadap siswa yang akan belajar dan
konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersama-sama
atau paralel. Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan
keterampilan yang dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas
yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari.
Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan actual yang yang
dimiliki oleh siswa, gaya belajar (learning styles), dan sikap terhadap aktivitas
belajar. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar
dapat membantu perancang program pembelajaran dalam memilih dan
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
d. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan analisis instruksional, seorang perancang desain sistem
pembelajaran perlu mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran
spesifik (instructional objectives) yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang bersifat umum (instructional goal). Dalam merumuskan
tujuan pembelajaran yang bersifat berspesifik, ada beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian:
1) Menentukan pengetahuan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa setelah
menepuh proses pembelajaran.
2) Kondisi yang dieprlukan agar siswa dapat melakukan unjuk kemampuan dari
pengetahuan yang telah dipelajari
3) Indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan
siswa dalam menempuh proses pembelajaran

13
e. Mengembangkan Instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan kompetensi khusus yang telah dirumuskan,langkah
selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumem penilaian yang mampu
mengukur pencapaian hasil belajar siswa, hal ini dikenal dengan istilah evaluasi
hasil belajar.
Hal yang penting dalam menentukan instrument evaluasi yang akan
digunakan adalah instrument harus dapat mengukur performance siswa dalam
mencapau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
f. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan
aktivitas pembelajaran yaitu aktifitas pra-pembelajaran, penyajian materi
pembelajara, dan aktivitas tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran.
Penentu strategi pembelajaran harus didasarkan pada faktor-faktor berikut:
1) Teori terbaru tentang aktifitas pembelajaran
2) Penelitian tentang hasil belajar
3) Karekteristik media pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran
4) Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh siswa
5) Karakterisitik siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran

g. Penggunaan Bahan Ajar


Istilah bahan ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pesan dari sumber belajar kepada siswa, bahan ajar yang
dapat digunakan adalah buku teks, buku panduan, modul, program audio video,
bahan ajar berbasis computer, program multimedia, dan bahan ajar yang
digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh.
h. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif
Evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang terkait
dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses

14
evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki draf
program
Tiga jenis evaluasi formatif:
1) Evaluasi perorangan (on to one evaluation)
2) Evaluasi kelompok sedang (small group evaluation)
3) Evaluasi lapangan/field trial
Evaluasi perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan untuk melakukan
kontak langsung dengan satu atau tiga orang calon pengguna program untuk
memperoleh masukan tentang ketercenaan dan daya tarik program. Evaluasi
kelompok dialakukan kecil dilakukan untuk menguji cobakan program terhadap
sekelompok kecil calon pengguna yang terdiri dari 10-15 orang siswa.
Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan
untuk memperbaiki kualitas program. Evaluasi lapanagan adalah uji coba
program sebelum program tersebut digunakan dalam situasi pembelajaran yang
sesungguhnya.
i. Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran
Langkah terakhir dari proses desain adalah melakukan revisi terhadap draf
program pembelajaran. Data yang diperoleh dari prosedur evaluasi foramtif
dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki
oleh program pembelajaran, evaluasi tidak hanya dilakukan pada draf program
pembelajaran saja, tetapi juga pada aspek-aspek desain sistem pembelajaran yang
digunakan dalam program, seperti analisis instruksional, entry behavior dan
karakteristik siswa. Prosedur evaluasi formatif perlu dilakukan pada semua aspek
program pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas program tersebut.
j. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
Evaluasi merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan evaluasi formatif.
Evaluasi ini dianggap puncak dalam aktifitas desain pembelajaran yang
dikemukakan oleh Dick dan Carrey. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program

15
selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yan
digunakan oleh perancang. Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang program,
tetapi melibatkan penilai independen. Hal ini merupakan satu alasan untuk
menyatakan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong kedalam proses desain sistem
pembelajaran.
Langkah desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey
merupakan sebuah prosedur yang menggunakan pendekatan sistem dalam
mendesain sebuah program pembelajaran. Setiap langkah dalam desain
pembelajaran memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

3. Kelebihan Model Desain Pembelajaran Dick and Carrey


Adapun kelebihan model desain pembelajaran Dick and Carrey adalah sebagai
berikut :
a. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
b. Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa
c. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga
mudah diikuti
d. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal
yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan
didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya
e. Model Dick & Carrey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua
yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

4. Kekurangan Model Desain Pembelajaran Dick and Carrey


a. Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan.
b. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan
langkah-langkah tersebut.
c.   Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar.

16
d. Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan
revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
e. Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran
maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak
secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).
f. Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.

F. Model Desain Pembelajaran Borg and Gall


1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Borg and Gall
Model ini meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian. Menurut
Borg and Gall ada beberapa tahapan dalam penelitiannya, yaitu: studi
pendahuluan, merencanakan penelitian, pengembangan desain, preliminary field
test, revisi hasil uji lapangan terbatas, main field test, revisi final hasil uji
kelayakan, desiminasi atau implementasi produk akhir.
2. Langkah-Langkah Model Desain Pembelajaran Borg and Gall
1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,
penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.
1) Analisis kebutuhan: Untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa
kriteria, yaitu:
a) Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan hal yang penting bagi
pendidikan?
b) Apakah produknya mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan?
c) Apakah SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman
yang akan mengembangkan produk tersebut ada?
d) Apakah waktu untuk mengembangkan produk tersebut cukup?
2) Studi literatur: Studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap

17
produk yang akan dikembangkan. Studi literatur ini dikerjakan untuk
mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan
pengembangan produk yang direncanakan.
3) Riset skala kecil: Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisa
dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Oleh
karenanya pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk mengetahui
beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan
2. Merencanakan Penelitian (Planning)
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan
langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R & D
meliputi:
1) Merumuskan tujuan penelitian
2) Memperkirakan dana, tenaga dan waktu
3) Merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam
penelitian.

3. Pengembangan produk (Develop Preliminary of Product)


Langkah ini meliputi:
1) Menentukan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik)
2) Menentukan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses
penelitian dan pengembangan
3) Menentukan tahaptahap pelaksanaan uji desain di lapangan
4) Menentukan deskripsi tugas pihakpihak yang terlibat dalam penelitian.
4. Uji coba terbatas (Preliminary Field Testing)
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi:
1) Melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk
2) Bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat
3) Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain
layak, baik substansi maupun metodologi.

18
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji
lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan
uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini,
lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan
lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat
perbaikan internal.
6. Uji coba lebih luas (Main Field Test)
Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi:
1) melakukan uji efektivitas desain produk
2) uji efektivitas desain, pada umumnya, menggunakan teknik eksperimen model
penggulangan
3) Hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi
substansi maupun metodologi.
7. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil
ujilapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita kembangkan,
karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya
kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain
perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada
evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar yaitu:
1) Melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk
2) Uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk
3) Hasil uji lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik
dari sisi substansi maupun metodologi.
9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)

19
Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat
efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.
10. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination and
Implementation)
Laporan hasil dari R & D melalui forum-forum ilmiah, ataupun melalui media
massa. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality control. Teknik
analisis data, langkah-langkah dalam proses penelitian model pembelajaran
dikenal dengan istilah lingkaran research dan development menurut Borg and
Gall terdiri atas:
1) Meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan
2) Mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian
3) Uji lapangan
4) Mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba lapangan.

3. Kelebihan Model Desain Pembelajaran Borg and Gall


a. Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-and-
now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembarimenghasilkan
pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang.
b. Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi
tinggi, karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
c. Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga
diharapkan akan selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan
tuntutan kekinian.
d. Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan.
(Pasu Iting Situmorang, 2013).

20
4. Kekurangan Model Desain Pembelajaran Borg and Gall
a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena proseduryang
harus ditempuh relatif kompleks.
b. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R&D ditujukan
untuk pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel
(spesifik), bukan populasi.
c. Model penelitian pengembangan R&D ini memerlukan sumber dana dan
sumber daya yang cukup besar (Pasu Iting Situmorang, 2013).

21
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Perbandingan Model Desain Pembelajaran Gagne and Briggs, Dick and Carrey, Borg and Gall
Model Desain
PERBANDINGA Model Desain Pembelajaran Gagne Model Desain Pembelajaran
Pembelajaran Dick and
N and Briggs Borg and Gall
Carrey
Langkah/Tahapan 1. Analisis Dan Identifikasi 1. Mengidentifikasi 1. Studi Pendahuluan
Kebutuhan Tujuan Pembelajaran (Research and Information
2. Penetapan Tujuan Umum Dan 2. Melakukan Analisis Collecting)
Khusus Instruksional 2. Merencanakan Penelitian
3. Identifikasi Alternatif Cara 3. Analisis Siswa dan (Planning)
Memenuhi Kebutuhan Konteks 3. Pengembangan produk
4. Merancang Komponen Dari 4. Merumuskan Tujuan (Develop Preliminary of
Sistem Pembelajaran Khusus Product)
5. Menganalisis Sumber Dan 5. Mengembangkan 4. Uji coba terbatas
Kendala Instrumen Penelitian (Preliminary Field
6. Kegiatan Untuk Mengisi 6. Mengembangkan Testing)
Kendala Strategi Pembelajaran 5. Revisi Hasil Uji Lapangan
7. Memilih Atau Mengembangkan 7. Pengguanaan Bahan Terbatas (Main Product
Materi Pelajaran Ajar Revision)
8. Merancang Prosedur Penelitian 8. Merancang dan 6. Uji coba lebih luas (Main
9. Uji Coba Lapangan: Evaluasi mengembangkan Field Test)
Formatif evaluasi formatif 7. Revisi Hasi Uji Lapangan
10. Melakukan Revisi Instruksional 9. Melakukan Revisi Lebih Luas (Operational
11. Merancang Dan Melaksanakan Terhadap Program Product Revision)
Evaluasi Sumatif Pembelajaran 8. Uji Kelayakan
12. Pelaksanaan Operasional 10. Merancang dan (Operational Field
mengembangkan Testing)

22
9. Revisi Final Hasil Uji
Kelayakan (Final Product
Revision)
evaluasi sumatif.
10. Desiminasi dan
Implementasi Produk
Akhir (Dissemination and
Implementation)
KELEBIHAN 1. Mendorong guru untuk 1. Setiap langkah jelas 1. Mampu mengatasi
merencanakan pembelajaran 2. Teratur, efektif dan kebutuhan nyata dan
2. Memperoleh kemampuan yang Efisien mendesak (real needs in the
membutuhkan praktek dan 3. Merupakan model atau here- and-now)
kebiasaan perencanaan 2. Mampu menghasilkan suatu
3. Cocok untuk melatih anak-anak pembelajaran yang produk/ model yang
yang masih membutuhkan terperinci memiliki nilai validasi
dominasi peran orang dewasa. 4. Adanya revisi pada tinggi
4. Dapat dikendalikan analisis instruksional, 3. Mendorong proses inovasi
5. Model Dick & Carrey produk/ model yang tiada
sangat lengkap henti
komponennya 4. Merupakan penghubung
antara penelitian yang
bersifat teoritis dan
lapangan.

KEKURANGAN 1. Pembelajaran hanya berpusat 1. Kaku 1. Pada prinsipnya


pada guru (teacher centered 2. Tidak semua prosedur memerlukan waktu yang
learning) pelaksanaan KBM dapat relatif panjang
2. Komunikasi berlangsung satu di kembangkan sesuai 2. Tidak bisa digeneralisasikan
arah dengan langkah-langkah secara utuh
3. Hanya berorientasi pada hasil tersebut. 3. Model penelitian

23
yang diamati dan diukur. 3. Tidak cocok diterapkan pengembangan R&D ini
dalam pembelajaran memerlukan sumber dana
skala besar. dan sumber daya yang
4. Uji coba tidak diuraikan cukup besar
secara jelas
5. Tidaknampak secara
jelas ada tidaknya
penilaian pakar
(validasi).
6. Terlalu banyak prosedur
yang harus dilakukan
oleh guru dalam PBM.

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Model desain instruksional model Gagne dan Briggs ini beriorentasi pada
rancangan system dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang atau
desainer kegiatan intruksional maupun tim pengembang intruksional.
2. Model pembelajaran Dick and Carrey merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach).
3. Model Desain Pembelajaran Borg and Gall ini meneliti hasil penelitian yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan hasil penelitian
4. Langkah atau tahapan Model desain instruksional model Gagne dan Briggs ini
yaituAnalisis Dan Identifikasi Kebutuhan, Penetapan Tujuan Umum Dan
Khusus, Identifikasi Alternatif Cara Memenuhi Kebutuhan, Merancang
Komponen Dari Sistem, Menganalisis Sumber Dan Kendala, Kegiatan Untuk
Mengisi Kendala, Memilih Atau Mengembangkan Materi Pelajaran,
Merancang Prosedur Penelitian, Uji Coba Lapangan: Evaluasi Formatif,
Melakukan Revisi Instruksional, Merancang Dan Melaksanakan Evaluasi
Sumatif, Pelaksanaan Operasional
5. Langkah atau tahapan Model pembelajaran Dick and Carrey ini yaitu
Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran, Melakukan Analisis Instruksional,
Analisis Siswa dan Konteks, Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus,
Mengembangkan Instrumen Penelitian, Mengembangkan Strategi
Pembelajaran, Pengguanaan Bahan Ajar, Merancang dan mengembangkan
evaluasi formatif, Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran,
Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
6. Langkah atau tahapan Model Desain Pembelajaran Borg and Gall ini yaitu
Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting), Merencanakan
Penelitian (Planning), Pengembangan produk (Develop Preliminary of

25
Product), Uji coba terbatas (Preliminary Field Testing), Revisi Hasil Uji
Lapangan Terbatas (Main Product Revision), Uji coba lebih luas (Main Field
Test), Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision),
Uji Kelayakan (Operational Field Testing), Revisi Final Hasil Uji Kelayakan
(Final Product Revision), Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir
(Dissemination and Implementation)

B. Saran
Zaman yang semakin mutakhir menuntut guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran harus memiliki skil dalam membuat suatu bahan ajar dan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu
diharapkan bagi guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam
menggunakan model yang tepat selama proses pembelajaran.

26
DAFTAR PUSTAKA
.

Abdul, Majid. 2012. Perencanan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya.

Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. 1989. EducationalResearch: An Introduction, Fifth
Edition. New York: Longman.

Departemen Pendidikan Nasional.2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Depdiknas.

Furqon. Kelebihan dan Kekurangan Teori Gagne. diakses pada tanggal 18-
November-2018 https://www.scribd.com/doc/203552073/Kelebihan-Dan-
Kekurangan-Teori-Gagne

Gagne, R.M .1968. Contributions of Learning to human Development, Psychological


Review, 75 (3).

Gagne, R.M .1974. The Conditions of Learning and Theory of Instruction, New
York : rlolt Renehart and Winston.

Gagne, Robert M .1965. The Conditions of Learning. Holt: Rinehart ang Winston,
Icn.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor : Ghalia Indonesia.

Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta : Teras.

Situmorang, Pasu, Iting. 2013. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah. Jakarta :


Kencana Prenadamedia Group.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.

Trianto. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.


Jakarta : Prenadamedia Group.

Walter Dick, Lou Carrey. 2001. The Systemic Design of Instruction. United State:
Addison-Wesley Educational Publishers Inc.

27
LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Bagaimana kita memutuskan menggunakan model yang mana diantara ketiga model ini saat penelitian dan apa yg
menjadi pembeda utama dari ke tiga model ini?
Jawaban :

Model Desain
PERBANDINGA Model Desain Pembelajaran Gagne Model Desain Pembelajaran
Pembelajaran Dick and
N and Briggs Borg and Gall
Carrey
Langkah/Tahapan 1. Analisis Dan Identifikasi 11. Mengidentifikasi 11. Studi Pendahuluan
Kebutuhan Tujuan Pembelajaran (Research and Information
13. Penetapan Tujuan Umum Dan 12. Melakukan Analisis Collecting)
Khusus Instruksional 12. Merencanakan Penelitian
14. Identifikasi Alternatif Cara 13. Analisis Siswa dan (Planning)
Memenuhi Kebutuhan Konteks 13. Pengembangan produk
15. Merancang Komponen Dari 14. Merumuskan Tujuan (Develop Preliminary of
Sistem Pembelajaran Khusus Product)
16. Menganalisis Sumber Dan 15. Mengembangkan 14. Uji coba terbatas
Kendala Instrumen Penelitian (Preliminary Field
17. Kegiatan Untuk Mengisi 16. Mengembangkan Testing)
Kendala Strategi Pembelajaran 15. Revisi Hasil Uji Lapangan
18. Memilih Atau Mengembangkan 17. Pengguanaan Bahan Terbatas (Main Product
Materi Pelajaran Ajar Revision)
19. Merancang Prosedur Penelitian 18. Merancang dan 16. Uji coba lebih luas (Main
20. Uji Coba Lapangan: Evaluasi mengembangkan Field Test)
Formatif evaluasi formatif 17. Revisi Hasi Uji Lapangan
21. Melakukan Revisi Instruksional 19. Melakukan Revisi Lebih Luas (Operational

28
Product Revision)
18. Uji Kelayakan
(Operational Field
Terhadap Program
Testing)
Pembelajaran
22. Merancang Dan Melaksanakan 19. Revisi Final Hasil Uji
20. Merancang dan
Evaluasi Sumatif Kelayakan (Final Product
mengembangkan
23. Pelaksanaan Operasional Revision)
evaluasi sumatif.
20. Desiminasi dan
Implementasi Produk
Akhir (Dissemination and
Implementation)

2. Apa saja kelebihan dalam penelitian jika menggunakan masing-masing model Gagne and Briggs, Dick and Carrey, Borg and
Gall ?

Jawaban :
Model Desain
Model Desain Pembelajaran Gagne Model Desain Pembelajaran
Pembelajaran Dick and
and Briggs Borg and Gall
Carrey
KELEBIHAN 5. Mendorong guru untuk 6. Setiap langkah jelas 5. Mampu mengatasi
merencanakan pembelajaran 7. Teratur, efektif dan kebutuhan nyata dan
6. Memperoleh kemampuan yang Efisien mendesak (real needs in the
membutuhkan praktek dan 8. Merupakan model atau here- and-now)
kebiasaan perencanaan 6. Mampu menghasilkan suatu
7. Cocok untuk melatih anak-anak pembelajaran yang produk/ model yang
yang masih membutuhkan terperinci memiliki nilai validasi
dominasi peran orang dewasa. 9. Adanya revisi pada tinggi

29
8. Dapat dikendalikan analisis instruksional, 7. Mendorong proses inovasi
10. Model Dick & Carrey produk/ model yang tiada
sangat lengkap henti
komponennya 8. Merupakan penghubung
antara penelitian yang
bersifat teoritis dan
lapangan.

30

Anda mungkin juga menyukai