Oleh:
SILVIA AGUSTIN
20175015/2020
Pendidikan Fisika
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Desnita, M.Si
Dr. Usmeldi, M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Media pembelajaran fisika abad 21
Salah satu tuntutan pembelajaran abad 21 yaitu integrasi teknologi sebagai media
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan belajar. Pembelajaran Abad 21 merupakan
pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan
dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Literasi menjadi bagian terpenting dalam sebuah
proses pendidikan, peserta didik yang dapat melaksanakan kegiatan literasi dengan maksimal
tentunya akan mendapatkan pengalaman belajar lebih dibanding dengan peserta didik lainnya.
Literasi dalam pendidikan mencakup literasi informasi, literasi media dan literasi Information,
Communicationa and Technology (ICT) atau TIK. Literasi media dan literasi TIK mengandung
makna bahwa dalam pembelajaran guru harus melek dengan teknologi dalam mengembangkan
media pembelajaran berbasis TIK. Perkembangan berbagai media pembelajaran semakin pesat
seiring dengan adanya kemajuan teknologi yang juga semakin pesat. Dinamika teknologi saat ini
mencapai akselerasi yang luar biasa. Teknologi yang dipelajari beberapa tahun sebelumnya
mulai tergantikan dengan teknologi yang baru termasuk berbagai cara pembelajaran secara
konvensional.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadaiman
2014). Media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat batu yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya media yang dimaksudkan dapat mempermudah dalam peyampaian
materi ajar dari guru kepada siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah dan efisien dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana
kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Media ajar yang
mengkombinasikan beberapa media pembelajaran berupa audio, video, teks, grafik, dan animasi.
Media ajar ini bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi (Prastowo 2014).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Berbagai macam media yang dapat
digunakan, dari yang diproyeksikan dan yang tidak diproyeksikaan. Dalam kerangka
kompetensi abad 21 peserta didik diharapkan melek informasi, melek media, dan melek
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Kurikulum 2013 yang berpijak pada paradigma
pembelajaran abad 21, dalam rancangannya menyebutkan bahwa dalam struktur kurikulum SMP
komputer akan menjadi sarana pada semua mata pelajaran. Hal ini menjadi landasan perlunya
media pembelajaran berbantuan komputer.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan terhadap penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan bahwa proses dan hasil belajar siswa
menunjukkan perbedaan yang berarti antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran
menggunakan media. Oleh sebab itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran termasuk di dalamnya
media komputer (Sudjana & Rivai). Media pembelajaran berbasis Android merupakan media
pembelajaran yang dapat dioperasikan pada perangkat dengan sistem operasi Android (nugroho,
2016). Mednieks et al menjelaskan bahwa android memperkenalkan pendekatan yang lebih
tinggi dan lebih lengkap dengan disedikannya berbagai aplikasi penting yang memudahkan
penggunanya untuk mengakses informasi. Penggunaan smartphone tipe android juga dapat
mendukung pembelajaran abad 21, dimana siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun tanpa
dibatasi oleh ruang kelas.
Keterangan:
Va = Validitas dari ahli
TSe = Total skor empiris (hasil dari validasi ahli)
TSh = Total skor maksimal yang diharapkan (Akbar, 2013)
Kriteria validitas ditentukan dengan berdasarkan kriteria presentase menggunakan skala
Likert dengan pedoman interprestasi yang digunakan ditunjukkan pada Tabel. Tabel. Kriteria
Validitas media pembelajaran
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh
melalui angket sebagai instrumen penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah menggunakan kuisioner. Kuisioner yang juga dikenal sebagai angket yaitu sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden) (Arikunto 2013). Angket
atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono
2015). Metode angket digunakan untuk mengukur kualitas serta tanggapan terhadap media
pembelajaran yang dikembangkan. Dalam angket yang di gunakan untuk mengukur kelayakan
media digunakan Skala Likert. Skala Likert dalam angket penelitian ini terdiri dari sangat setuju
yang memiliki skor 4, setuju berskor 3, kurang setuju berskor 2, dan tidak setuju berskor 1 yang
akan menghasilkan data interval. Data interval dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata
jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden (Sugiono 2015).
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar validasi ahli, lembar respon
dosen, lembar respon mahasiswa serta analisa data menggunakan skala likert. Rumus untuk
menghitung persentase sebagai berikut :
Keterangan :
ρ = Nilai rata-rata peraspek penilaian
f = jumlah total nilai jawaban dari validator
n = Jumlah Validator (Sudjono, 2012).
Angket respon terhadap penggunaan produk pilihan sesuai dengan konten pertanyaan.
Pengubahan hasil penilaian ahli media, ahli materi, dosen fisika dan mahasiswa fisika dari huruf
menjadi skor dengan ketentuan pada tabel berikut:
Hasil skor persentase yang diperoleh dari penelitian diinterpretasikan dalam kriteria tabel
Perhitungan reliabilitas data yang diperoleh dari hasil validasi media dua validator dapat
menggunakan persamaan indeks kesesuaian kasar:
Keterangan:
IKK = Indeks Kesesuaian Kasar (reabilitas)
n = Jumlah kode atau jawaban yang sama
N = Banyaknya objek yang diamati (Arikunto, 2010)
Hasil pengamatan memiliki kesepakatan baik bila Indeks Kesesuaian Kasar atau IKK > cukup
atau IKK > 0.6 menurut kriteria kesepakatan antar validator. Adapun kriteria reliabilitas yang
digunakan dapat dilihat dari tabel 2
Analisis kepraktisan media pembelajaran Data praktibilitas atau kepraktisan media
pembelajaran berdasarkan keterlaksanaan RPP yang berisi langkah-langkah yang harus
dilakukan guru, diamati oleh dua orang pengamat untuk memberikan penilaian skor yang tepat
pada tiap kali pertemuan dan berdasarkan pada petunjuk penilaian yang ada.Data Praktibilitas
pembelajaran dilihat berdasarkan analisis keterlaksanaan RPP yang berisi langkah-langkah yang
harus dilakukan guru.
Analisis kefektifan pembelajaran Keefektifan pembelajaran diukur dari tes hasil belajar
dengan melakukan pretest dan posttest, untuk mengetahui peningkatan tes hasil belajar kognitif
siswa maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu kemudan efektifitas hasil belajar ditentukan
dengan menggunakan persamaan normalized gain (N-gain) menurut Hake (1998).
Untuk kriteria efektivitas keterampilan berargumentasi siswa dapat dilihat pada Tabel 5. sebagai
berikut:
Sesuai dengan pendapat Nieveen (1999) yang menyebutkan bahwa keefektifan suatu
produk terjadi apabila siswa mengapresiasi program pembelajaran dan yang diinginkan
pembelajaran akan berdampak pada evaluasi pembelajaran. Artinya media tersebut akan efektif
apabila memberikan dampak yang baik pada proses evaluasi pembelajaran. Rusman dkk (2013)
menyebut bahwa penggunaan media berbasis virtual dapat menyediakan respons yang segera
terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Erlia, Pratiwi., Latifah, Sri., Mustari, Mukarramah. 2019. Pengembangan Media
Pembelajaran Fisika Menggunakan Sparkol Videoscribe. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education. 02 (3) : 303-309
Made, Desak, Anggraeni., Bele, Ferdinandus, Sole. 2018. E-Learning Moodle, Media
Pembelajaran Fisika Abad 21. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-
Saintika. 1 (2) : 57-65
Prasetya, Nugroho, Adi., Kurniawan, Yohanes. 2018. Meningkatkan Higher Order Thinking
Skill dan Sikap Terbuka Melalui Media Pembelajaran Android. Journal Of Komodo
Science Education. 1 (1) : 79-94
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Rezekia, Sri., Ishafit. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Sekolah
Menengah Atas Kelas XI pada Pokok Bahasan Momentum. JPPPF - Jurnal
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika. 3 (1) : 29-34
Yusuf, Irfan., Wahyu, Sri, Widyaningsih., Purwati, Dewi. 2015. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Modern Berbasis Media Laboratorium Virtual Berdasarkan
Paradigma Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum 2013. Pancaran, 4 (2) : 189-200