NIM : 40040219650109
D4 Rekayasa Perancangan Mekanik ( C ) 2019
Resume K3LL
TOPIK 1
KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA
A. Pengertian K3LL
K3LL merupakan singkatan dari kesehatan keselamatan kerja dan lindung lingkungan.
Dalam K3LL hal yang penting dipelajari adalah bagaimana cara agar seseorang dapat
menghindari segala macam kerugian yang diperolehnya dalam melakukan suatu aktivitas atau
pekerjaan. Ada beberapa terminologi dalam K3LL yang menjadi dasar utama kajian ilmu
tersebut yaitu, hazard, risk, incident, dan accident.
Hazard adalah segala macam hal baik benda maupun kondisi lingkungan tertentu yang
dapat menimbulkan suatu bahaya atau berpotensi memiliki bahaya. Risk atau dalam padanan
bahasa indonesianya berarti risiko adalah besarnya kemungkinan suatu bahaya dapat mengenai
suatu objek yang berada di sekitar hazard. Jika dibuat sebuah fungsi dari risk, maka variabel
yang terikat di dalamnya adalah konsekuensi (consequence) yang ditimbulkan dan besar
kemungkinan (probability) yang dapat membuat suatu bahaya dapat terjadi.
Kemudian incident adalah suatu kecelakaan yang tidak menimbulkan kerugian
sedangkan accident adalah suatu kecelakaan yang dapat memberikan kerugian. Kedua-duanya
merupakan kejadian yang tak terduga dan tiba-tiba terjadi pada saat melakukan kegiatan atau
aktivitas pekerjaan. Kerugian itu berasal dari hazard dengan risk yang melekat dan ada pada
potensi bahaya itu.
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hukum keselamatan
kerja) meletakkan prinsip dasar pelaksanaan keselamatan kerja. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk mencegah kecelakaan dan ledakan; mengurangi kemungkinan kebakaran dan
cara penanggulangan kebakaran; dan langkah-langkah lainnya yang diatur sehubungan dengan
tempat kerja. Hukum juga memiliki aturan tentang pintu darurat; pertolongan pertama pada
kecelakaan, perlindungan dari polusi seperti gas, suara dan lain-lain; perlindungan dari penyakit
karena pekerjaan; dan aturan mengenai perlengkapan keselamatan bagi pekerja/buruh.Semua
kecelakaan kerja harus dilaporkan pada petugas yang ditunjuk oleh departemen tenaga kerja.
Hukum keselamatan kerja mengatur tentang daftar pekerjaan yang mengharuskan pemeriksaan
kesehatan pekerja/buruh sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan rutin juga harus dilaksanakan.
Perusahaan dengan 100 pekerja/buruh atau lebih, yang memiliki resiko tinggi, harus
memiliki manajemen sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang memenuhi persyaratan.
Perwakilan pekerja/buruh harus setuju pada manajemen sistem keselamatan dan kesehatan
kerja; yang juga harus dijelaskan kepada semua pekerja/buruh, supplier, dan pelanggan.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus mengawasi pelaksanaan dari sistem tersebut,
serta melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara rutin.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja memberikan persyaratan khusus untuk
tempat kerja. Langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk menghindari kebakaran,
kecelakaan, keracunan, infeksi penyakit karena pekerjaan, penyebaran debu, gas, uap panas
serta bau yang mengganggu. Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan peraturan baru
mengenai kesehatan dan keselamatan tempat kerja yang meniadakan peraturan yang berlaku
sebelum peraturan tahun 1964. Peraturan baru ini memberikan pedoman baru untuk nilai
ambang batas kimia dan fisik, dan juga memberikan pedoman untuk kualitas udara dalam
ruangan untuk menciptakan tempat kerja yang layak.
Perusahaan harus menyediakan cahaya yang cukup, pengaturan suhu dan ventilasi,
kebersihan, penyimpanan dan pembuangan sampah rutin; Perusahaan harus dibangun secara
baik dan dibuat dari material yang tidak mudah terbakar; pengecatan dinding dan atap secara
rutin, minimal 5 tahun sekali; kamar mandi terpisah bagi laki-laki dan perempuan (setidaknya 1
kamar mandi untuk setiap 15 orang pekerja/buruh); pengaturan yang higienis bagi setiap
personil; makanan dan minuman; asrama bagi personil (bila memungkinkan); pengaturan posisi
kerja dan meja kerja; dan lampu darurat untuk malam hari di tempat kerja.Seorang
pekerja/buruh dapat meminta secara resmi pemutusan hubungan kerja pada lembaga yang
berwenang atas hubungan industrial (pengadilan hubungan industrial) bila
pengusaha/perusahaannya memerintahkan pekerja/buruh yang bersangkutan untuk melakukan
pekerjaan yang dapat membahayakan keselamatan, kesehatan atau bertentangan dengan
moralnya, dimana hal tersebut tidak pernah diberitahukan pada pekerja/buruh saat pembuatan
perjanjian kerja.
1.1 TUJUAN
SMK3
SISTEM MANAJEMEN K3
2.2 TUJUAN
2.3 KEWAJIBAN
• KEUNTUNGAN FINANSIAL
• TINJAUAN AWAK K3
• KEBIJAKAN K3
2. PERENCANAAN
• PERATURAN PERUNDANGAN
• INDIKATOR KINERJA
• AUDIT SMK3
• SURVAI
TOPIK 3
DASAR HUKUM UU NO 1 TAHUN 1970
SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
• UNSAFE ACT
• UNSAFE CONDITION
• SUBSTANDARD PRACTICE
• SUBSTANDARD CONDITION
TOPIK 4
1. Sistem Manajemen terintegrasi (ISO 14001, OHSAS 18001, dan ISO 9001) untuk Area
Kamojang.
2. OHSAS 18001 untuk Sistem Manajemen K3 di Area Kamojang, Area Lahendong, dan Area
Ulubelu.
3. ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan di Area Lahendong dan Area Ulubelu.
4. Sistem Manajemen Pengamanan Perusahaan di Area Kamojang dan Area Lahendong.
TOPIK 5
Pengelolaan Lingkungan Kerja ( iklim, pencahayaan ) dan Pengukuran Lingkungan kerja
1. Diartikan sebagai sesuatu yang berada disekitar tenaga kerja yang dapat berpengaruh
2. Lestsari dan manusiawi adalah faktor pendorong bagi efisiensi kerja
3. Kondisi lingkaran kerja kurang baik akan menurunkan produktivitas kerja, sebab
terjadinya penyakit, pencemaran kerja, cacat dan bahkan kematian.
1. Secara kualitatif dapat mengetahui bahaya faktor lingkungan kerja dalam proses
kegiatan.
2. Dapat dilakukan pengukuran dengan cepat, mudah, dan tepat.
3. Membantu diagnosa sesuatu gejala/ kasus dalam hubungan pekerjaan.
Pada tahun 1950 mulai dibentuk jawatan pengawasan keselamatan kerja yang diselesaikan
oleh pemerintah Undang-undang keselamatan kerja nomer 1.
Hambatan dalam keselamatan kerja justru para pekerja yang tidak disiplin seperti tidak
memakai APD yang telah disediakan oleh pakbrik atau bengkel.Pekerja dalam melakukan
pekerjaan tanpa menggunakan APD akan mendapat peringatan oleh pengawas pekerjan. Namun
untuk sanksi tidak ada yang tertulis. Menyadarkan para pekerja untuk menggunakan alat
pengaman dengan cara memberikan penerangan bagaimana perlunya memakai alat pengaman,
diberikan penjelasan akibat yang terjadi apabila tidak memakai pengaman,dan menempelkan
sebuah gambar peringatan untuk menggunakan alat pengaman.
Alat pelindung keselamatan kerja memiliki fungsi yang sama namun kegunaan yang berbeda-
beda. Contohnya : kacamata las untuk pengelasan menggunakan gas asetilen dan topeng las
untuk pengelasan menggunakan las listrik atau SMAW.Macam macam keselamatan kerja dalam
pengelasan :
TOPIK 7
K3 BEKERJA DALAM LABORATORIUM
• Jas Laboratorium. Jas laboratorium (lab coat) berfungsi sebagai pelindung tubuh dari
percikan bahan kimia berbahaya. Terdapat dua jenis jas laboratorium, yaitu jas lab
sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umunya digunakan di
laboratorium biologi dan hewan. Sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan di
laboratorium kimia.
• Kaca mata keselamatan. Mata merupakan bagian tubuh yang cukup vital dan sangat
bergharga. Jumlah kecelakaan yang menimpa mata cukup banyak. Akan tetapi
fenomena di lapangan, banyak pekerja yang tidak nyaman menggunakan kacamata.
• Sepatu Pengaman. Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di
laboratorium karena tidak dapat melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia
terjatuh mengenai kaki. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai
pelindung. Namun di laboratorium industri, sepatu yang digunakan adalah sepatu
keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu terkadang disediakan juga
plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium apabila digunakan untuk
keluar dari laboratorium.
• Pelindung Muka. Pelindung muka atau face shield digunakan untuk melindungi wajah
dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil
alat laboratorium yang dipanaskan di tanur, dan mengambil alat yang dipanaskan
dengan autoclave.
• Masker. Masker digunakan untuk melindungi pekerja dari udara kotor yang diakibtakan
oleh beberapa hal, yaitu :
1. Debu-debu kasar dari pengindraan atau operasi-operasi sejenis
2. Racun dan debu-debu halus yang dihasilkan dari pengecetan atau asap
3. Uap beracun atau gas beracun dari pabrik kimia
4. CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen di udara
• Sarung Tangan. Sarung tangan harus diberikan pada pekerja yang berpotensi
mengalami beberapa hal, yaitu :
1. Tusukan
2. Sayatan
3. Terkena benda panas
4. Terkena bahan kimia
5. Terkena aliran listrik
6. Terkena radiasi
• Pelindung Telinga. Pelindung telinga berguna untuk melindungi pekerja dari loncatan
api, percikan logam, atau partikel-partikel yang melayang. Perlindungan dari kebisingan
dilakukan dengan penyumbat telinga. Pelindung telingan (hear protector) yang lazim
digunakan di laboratorium untuk melindungi telinga dari bising yang dikeluarkan oleh
alat tertentu seperti autoclave, crusher, sonikator, dan pencuci alat gelas yang
menggunakan ultrasonik. Setiap orang yang terpapar kebisingan, dibatasi waktu dan
tingkat kebisingan
• Label Simbol Bahaya. Pemberian label dimaksudkan untuk mengenal dengan cepat sifat
bahaya suatu bahan kimia, di samping dengan mudah mengetahui kadar bahan tersebut.
Pengenalan bahan kimia penting dalam penanganan, transportasi dan penyimpanan
bahan-bahan karena cara penyimpanan memerlukan dasar pengetahuan terhadap sifat
bahaya bahan serta kemungkinan interaksi antar bahn serta kondisi yang mempengaruhi
selama penyimpanan.