Disusun Oleh :
Muhammad Lutfi Absor
(40040219650103)
Laporan ini disusun sebagai bagian dari Mata Kuliah Elemen Mesin 3 pada Kurikulum Program Studi Sarjana Terapan Rekayasa
Perancangan Mekanik Semester IV
PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1.PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi otomotif saat ini terjadi sangat pesat, sehingga mendorong manusia untuk mendapatkan sesuatu yang
praktis. Manusia dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan segala tantangan kemajuan teknologi otomotif agar dapat membantu
dan mempermudah aktifitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.Seperti halnya didalam berkendara masyarakat lebih
menginginkan cara berkendara berkendara yang lebih praktis. praktis. Hal inilah yang mendorong mendorong diciptakannya
diciptakannya transmisi transmisi otomatis pada kendaraan dengan transmisi automatik seperti pada sepeda motor Honda Beat.
Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk berlomba-lomba membuat kendaraan bermotor yang dinikmati oleh banyak
orang, yaitu dengan memberi kelebihan diantaranya transmisi automatik dan kenyamanan saat mengendarainya. Sistem transmisi
automatik ini seakan menggeser sistem transmisi manual yang selama ini digunakan.
Sistem transmisi automatik pada kendaraan saat inilah memicu penulis untuk menggali lebih jauh tentang transmisi automatik
pada kendaraan Honda Beat, dan merupakan latar belakang penulis untuk meredesain transmisi automatik pada kendaaraan Honda
Beat.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang perlu untuk diangkat sebagai bahan analisa dan juga sebagai
bahan laporan yakni;
bagaimana prinsip bagaimana prinsip kerja dari sis dari sistem transmisi transmisi automatic Honda automatic Honda Beat dan Beat
dan merancang merancang elemen-elemen yang digunakan pada transmisi automatik Honda Beat.
Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu pulley depan(Drive Pulley), pulley belakang(Driven Pulley) dan v-belt,dihubungkan
ke crankshaft engine(kruk-as).Sedangkan pullley belakang dihubungkan ke as-roda.Yang menyambungkan pulley depan dan pulley
belakang adalah v-belt.
Pada saat stationer atau putaran rendah,pulley depan memiliki radius yang kecil dibandingkan dengan pulley belakang atau rasio
gigi ringan.Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm),maka pulley depan radiusnya juga ikut membesar sedangkan pulley
belakang justru mengecil atau sama dengan rasio gigi berat.
Dilihat dari kerja v-belt cuma menghubungkan kedua pulley tersebut supaya dapat berjalan secara bergantian.Jadi saat pulley
depan membesar maka yang menyebabkan pulley belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt,karena panjang v-belt selalu
sama pada proses ini.Karena kerja CVT yang linear,maka mesin matic bisa menghasilkan akselerasi yang halus tanpa adanya kehilangan
tenaga.
Honda Beat menggunakan sistem transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) yaitu dengan menggunakan penggerak
berupa V-belt yang tahan lama seperti scooter. Sistem ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan kecepatan
dan putaran mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindahkan gigi hingga lebih nyaman dan santai dalam
berkendaraan. Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan sistem pendingin untuk pendingin untuk
mengurangi panas mengurangi panas yang timbul yang timbul karena gesekan sehin gesekan sehingga bisa tahan lebih lama. Sistem
aliran pendingin V-belt dibuat sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran atau debu dan juga air. Kelebihan sistem CVT adalah
dapat memberikan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomtis. Dengan perbandingan ratio yang sangat tepat tanpa harus
memindahkan gigi, seperti pada motor-motor biasa. Sehingga dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindah
gigi mesin-mesin konvensional.
keterangan gambar :
A. Crankshaft
C. Weight / Pemberat
H. Clutch carrier
Sistem CVT ini akan membentuk rasio reduksi antara tenaga yang dihasilkan oleh mesin dengan roda penggerak secara otomatis
sesuai dengan putaran mesin, sehingga dengan ini sahabat sebagai pengendara akan terbebas dari proses pemindahan gigi secara manual
sehingga pengoperasian sepada motor tipe ini akan relatif lebih nyaman.
Pada CVT terdapat 2 buah puli, yaitu puli primer (depan) dan puli sekunder (belakang). Antara puli primer dan sekunder
dihubungkan oleh sabuk (v-belt).
1. Pulley Primer dan Bagian-bagiannya :
Gambar Spacer
c. Roller (Weight Primary Sheeve)
Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam pulley primer sewaktu terjadi
putaran tinggi. Prinsip kerja roller, semakin berat maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive
pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil.
Gambar Roller
4.Treker CVT
2.2 Prosedur Pembongkaran
1.Buka baut menggunakan kunci T ukuran 8 pada cover CVT.
2.Kemudian buka cover CVT nya.
3.Lalu buka baut driven pulley menggunakan treker dan kunci ring ukuran 19.
4.Lepas komponen driven pulley nya.
5.Lalu buka baut pulley primer menggunakan treker dan kunci ring ukuran 22.
6.Lepas Komponen pulley primer dan V-beltnya.
2.4 Foto dan Dimensi Komponen
2.4.1 V-Belt
Tebal :15,90mm
Panjang :330 mm
Tebal :3,30 mm
2.4.4 Roller
2.5.2 Roller
Putaran mesin tinggi menyebabkan weight terlempar sepenuhnya, puli primer menyempit dan v-belt berada pada diameter paling
besar. Sedangkan pada puli sekunder, diameter v-belt berada pada diameter terkecil sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang
perbandingan putaran yang semakin meningkat . semakin meningkat .
Torsi Cam
Torsi cam adalah komponen yang terdapat Torsi cam adalah komponen yang terdapat pada puli s pada puli sekunder yang
berfungsi ekunder yang berfungsi untuk menaikkan torsi roda belakang ketika kendaraan menanjak
Secara teknis, roda bergigi konvensional dalam CVT diganti dengan dua mangkok/drum yang ukurannya dapat berubah, dan
selembar sabuk baja (steel drive belt). Pergerakan Pergerakan sabuk baja ini dibentuk dibentuk oleh setiap mangkok/drum. Diameter
mangkok/drum. Diameter dari setiap mangkok/drum diatur oleh sebuah komputer transmisi yang menambah atau mengurangi tekanan
minyak ke dalam setiap bagian yang bergerak dari setiap mangkok/drum. Ini adalah rasio rendah (gigi 1). Didalam gigi tinggi (top gear)
tekanan tinggi minyak masuk ke dalam katrol penggerak “drive pulley”. Diameter mangkok/drum sekarang berputar balik ssehingga
katrol penggerak berputar lebih cepat dari katrol yang bergerak. Di dalam kedua posisi ini, rasio terendah dan tertinggi, komputer
transmisi membantu menyeimbangkan tekanan minyak ke setiap mangkok/drum dan ini menghasilkan rasio yang tepat ke kondisi
jalanan dan posisi akselerasi berkendaraan.
2.2. Sabuk-V Sabuk-V (V-belt) (V-belt) Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang berbentuk trapesium. Tenunan
tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan disekeliling alur puli
yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar
pada tegangan yang relatif rendah. Transmisi sabuk-V hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan arah putaran yang
sama. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara untuk mempertinggi daya yang
ditransmisikan, dapat dipakai beberapa sabuk-V yang dipasang sebelah menyebelah. Berikut ini konstruksi sabuk-V :
Gambar 2.2.1
Konstruksi sabuk-V Ket : 1. terpal
2. Bagian penarik
3. Karet pembungkus
4. Bantalan karet
Gambar 2.2.2. Ukuran dan Tipe Sabuk-V
(2.1)
dimana : N1 adalah putaran puli penggerak (rpm)
N2 adalah putaran puli yang digerakkan (rpm)
2. Daya Rencana Rencana (Pd)
Daya rencana adalah da Daya rencana adalah daya yang dipakai patokan untuk ya yang dipakai patokan untuk perencanaan
perencanaan berikutnya. Dirumuskan sebagai b berikutnya. Dirumuskan sebagai berikut :
(2.2)
Dimana : Dk = diameter luar puli di = diameter luar puli digerakkan (mm
D p = diameter nominal puli digerakkan (mm)
V=
(2.6)
7. Panjang keliling sabuk-V (L)
Rumus yang dipakai :
(2.7)
(2.8)
Bantalan
Bearing dapat diklasifikasikan berdasarkan gerakan yang diijinkan oleh desain bearing itu sendiri,
berdasarkan prinsip kerjanya, dan juga berdasarkan gaya atau jenis beban yang dapat ia tahan. Berikut adalah
macam-macam bearing dilihat dari berbagai aspek:
1. Jika berdasarkan gesekan yang terjadi pada bearing, maka bearing terbagi menjadi dua jenis yakni:
2. Jika dilihat dari beban yang ditahan oleh bearing, maka berikut adalah jenis-jenisnya: Journal Bearing:
adalah bearing yang didesain untuk menahan beban yang tegak lurus terhadap sumbu shaft horisontal. Foot step
atau pivot bearing: adalah bearing yang didesain pada poros vertikal untuk menahan beban yang paralel terhadap
sumbu poros tersebut. Thrust bearing: adalah bearing yang didesain untuk menahan beban horisontal yang
paralel dengan sumbu poros horisontal.
Bantalan merupakan elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran dapat berlangsung secara
halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak
dapat bekerja secara semestinya. Klasifikasi Bantalan, Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Bantalan luncur, bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan bantalan karena permukaan permukaan poros
ditumpu ditumpu oleh permukaan permukaan bantalan bantalan dengan perantaraan perantaraan lapisan lapisan pelumas. pelumas.
bantalan bantalan gelinding, gelinding, pada bantalan bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang
diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
2. Atas Dasar Arah beban dan poros Bantalan Radial, arah bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros Bantalan radial, bantalan
ini sejajar dengan sumbu poros Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpi beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu
poros.
Bahan bantalan
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan
tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
3. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya
mendapat beban lentur.
4. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana
beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat
digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
1. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir
dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus
cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu
disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros
dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya.
4. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel.
Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari batang baja yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon untuk konstruksi mesin
(disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di “kill” (JIS G3213 Tabel 2.3.1). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak
kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena pasak,
karena ada tegang ada tegangan sisa didalam sisa didalam terasnya. T terasnya. Tetapi penarikan penarikan dingin membuat membuat
permukaan permukaan poros menjadi menjadi keras dan kekuatanya bertambah besar.