Anda di halaman 1dari 89

NEUROPATODINAMIS adalah durasi dar kompresi pada akar saraf,

Mechanical Interface menghabiskan dalam posisi. Saat tekanan


Sejauh ini penyebab paling umum dari mulai terlepas, reperfusi dan inflamasi pada
cervical radikulopati adalah kerusakan atau akar saraf akan terjadi. Oleh karena itu, saat
patologi di mechanical interface. melakukan pemeriksaan, kita harus
Penyebabnya terdiri dari penekanan pada menyertakan analisis postur pasien.
akar saraf, berkurangnya aliran balik vena, Skenario lain yang relevan adalah trauma
peningkatan tekanan cairan pada jaringan, yang terjadi sebelumnya yang dapat
hipoksia, dan mekanosensitivitas pada akar menghasilkan perubahan jangka pendek
saraf. Hal ini diperparah saat segmen yang maupun panjang pada jaringan sekitar akar
bergerak mengalami perubahan sehingga saraf, yang mengakibatkan penekanan
menyebabkan inflamasi yang lebih parah. dinamis.
Kerusakan saraf yang muncul tiba-tiba dapat Pada pasien yang mengalami nyeri pada
menyebabkan masalah pada saraf primer leher dan lengan kemungkinan mengalami
yang lebih lama. Hal tersebut dapat dua jenis permasalahan pada mechanical
ditimbulkan oleh peregangan pada pleksus interface. Yang pertama melibatkan tekanan
brakialis atau kompresi pada akar saraf langsung pada akar saraf dan akson, seperti
dengan gerakan traumatis seperti ekstensi yang dihasilkan oleh tonjolan pada diskus,
atau rotasi ipsilateral atau lateral fleksi. dan berkaitan dengan tourniquet efek. Yang
Seperti yang dijelaskan dalam Bab 3 kedua adalah permasalahan mechanical
(neuropatodinamik umum), permasalahan interface pada saat membuka dan menutup
ini harus diperiksa untuk mendiagnosis seperti instabilitas, hipermobilitas, dan
disfungsi neurodinamik. hipomobilitas. Hasil akhirnya akan
Selain hal di atas, postur dan kebiasaan melibatkan beberapa mekanisme umum,
pasien merupakan kunci dari permasalahan yaitu mengubah tekanan intra saraf,
yang dialami. Segmen thorakal, perbatasan inflamasi dan iskemia, dan hipoksia. Alhasil,
cervicothoracis, dan foramen intervertebralis penanganan untuk permasalahan akar saraf
di daerah tengah kebawah saat metutup pada level 1 lebih mengarah pada reduksi
dapat menghimpit aliran darah menuju akar tekanan pada akar saraf. Terlepasnya
saraf, terutama saat kebiasaan bergerak ke tekanan dapat membantu pengembalian
satu sisi. Faktor penting yang mempengaruhi vena, meningkatkan kecepatan dari proses
inflamasi di akar saraf, mengurangi tekanan Jika pasien tidak dapat duduk, pasien tidur
cairan jaringan dan meningkatkan sirkulasi telentang dengan bilateral atau unilateral
intraneural. Karena itu, dari sudut pandang ekstensi lutut dapat digunakan sebagai
neurodinamik klinis, pengobatan paling gantinya. Cervical slump test pada level 2
efektif di level 1 dari masalah dengan adalah slump tes standar, dibedakan dengan
dominan gejala distal adalah biasanya gerakan distal seperti lutut ekstensi / fleksi
menggunakan teknik membuka tekanan atau dorsofleksi pergelangan kaki.
untuk memulai. Level 3
Cervical slump test level 3 dapat
PEMERIKSAAN FISIK disensitisasi dengan berbagai cara. Level 3a
Cervical slump test (neurodinamik sentisiasi) dengan melakukan
Levels 1 and 2 slump test standar tetapi menambahkan
Cervical slump test pada level 1 merupakan kontralateral lateral fleksi dari tulang
neurodinamik standar untuk mengaetahui belakang (termasuk leher), rotasi internal
sensitivitas masalah di daerah cervical. dan adduksi sendi panggul. Hal Ini lebih
Pasien dalam posisi duduk, ekstensi lutut bermanfaat untuk mengetahui masalah pada
dan dorsofleksi kedua pergelangan kaki. unilateral. Pada level tipe 3b pasien dalam
Daerah thorakal dan lumbar fleksi, dengan posisi terlentang, terapis melakukan fleksi
kepala pasien tetap berada dalam posisi leher pasif terlebih dahulu kemudian
vertikal. Dengan dukungan terapis secara ditambahkan; fleksi toraks dan lumbal,
perlahan menurunkan kepala, yang fleksi pinggul, ekstensi lutut, kemudian
mengakibatkan bagian cervical fleksi. Jika dorsofleksi pergelangan kaki. Juga, sangat
gejalanya terjadi, hilangkan dorsofleksi penting bagi terapis mengontrol semua
pergelangan kaki atau ekstensi lutut. Jika gerakan dengan tepat dan benar agar tidak
gejala mereda dengan menghilangkan kehilangan rangkaian gerakan saat
gerakan lutut dan ankle, tension adalah melakukan manuver. Gerakan kuncinya
masalah yang mungkin terjadi. Jika adalah terapis mengontrol gerakan fleksi
gejalanya meningkat dengan menghilangkan cervical dengan memposisikan tangan di
gerakan ekstensi lutut dan dorsofleksi sekitar kepala dan leher yang
pergelangan kaki, masalah yang mungkin mengakomodasi perubahan besar pada
terjadi adalah cephalad sliding dysfunction. pasien posisi dari posisi berbaring ke posisi
duduk. Untuk diferensiasi, lutut pasien melibatkan beberapa derajat kontralateral
sedikit fleksi atau gerakan pergelangan kaki lateral fleksi pada leher. Diferensiasi
dorsofleksi / plantarfleksi (Gambar 9.1, 9.2, dilakukan dengan sedikit melepas ekstensi
9.3 dan 9.4). lutut bilateral sementara terapis menguji
resistensi terhadap pemanjangan otot
trapezius. (Gambar 9.5).

Cervical slump test level 3d adalah untuk


melakukan provokasi gerakan fungsional
dan tambahkan erakan ekstremitas atas. Tes
yang dilakukan adalah eksteni pergeralngan
tangan (tes neurodinamik 2 medianus) di
mana terapis dapat mengubah posisi fleksi
lateral leher atau membuka dan menutup
mechanical interface cervical dengan
gerakan fleksi dan rotasi. Jika saat
melakukan neurodinamik medianus, munvul
gejala masalah gerakan pada pergelangan
tangan dapat digunakan untuk membedakan
dengan gejala pada proksimal. Variasi lain
adalah uji neurodinamik 1, dimana pasien
melakukan gerakan seperti melempar.
Masalah ini biasanya timbul pada
Cervical slump test level 3c hanyalah
olahragawan seperti berenang, melempar
Cervical slump test level 3a kecuali pada
atau bermain tenis. Pasien melakukan
otot leher mengalami pemanjangan (mis.
gerakan yang memprovokasi masalah
Upper trapezius). Oleh karena itu tes akan
mereka dan menahan pada posisi di mana 3. Lakukan ekstensi pada siku, jika
gejala timbul. Pada titik ini terapis dapat tidak ada gejala maka kita
melakukan diferensiasi gejala bahu atau diperbolehkan untuk pindah ke level
leher menggunakan gerakan pergelangan yang lebih tinggi, selama masalah
tangan dan jari (Gbr. 9.6). sesuai dengan kriteria inklusi untuk
pengujian level 2 (lihat Bab 6
tentang perencanaan ujian).
4. Lepaskan ekstensi pergelangan
tangan untuk diferensiasi gejala
proksimal.
Jika gejala proksimal sudah terjadi pada
Tes Neurodinamik Medianus 1
awal abduksi glenohumeral, ada
Level 1
kemungkinan pasien tidak mau melakukan
Jika dilakukan dengan benar, MNT1 pada
ekstensi siku yang cukup untuk
umumnya merupakan standar yang aman
memproduksi tension yang cukup di bagian
dilakukan pada level 1. Kuncinya adalah tes
distal. Pada kasus ini, tes dapat dimodifikasi
hanya dilakukan sekali untuk onset pertama
dengan siku diekstensikan terlebih dahulu
pada gejala proksimal dan pelepasan
sebelum abduksi glenohumeral.
gerakan dilakukan sebagai gerakan terakhir
Tes neurodinamik level 2 untuk cervical
agar tidak menimbulkan gejala. Urutan
adalah tes neurodinamik medianus 1 standar.
gerakan adalah sebagai berikut:
1. Pasien dalam posisi yang nyaman,
Level 3
siku fleksi 90° -lakukan ekstensi
Tingkat/tipe 3a (neurodinamik sentisisasi)
pergelangan tangan dan jari, lengan
MNT1 terdiri dari neurodinamik standar dan
bawah supinasi.
dapat ditambahkan gerakan kontralateral
2. Glenohumeral abduksi pada bidang
lateral fleksi cervical dan depresi skapula.
frontal hanya sampai 90° jika
Tingkat / tipe 3b dimulai dengan
mampu (lakukan perlahan dan
kontralateral lateral fleksi kemudian lakukan
lembut untuk mengetahui gejala)
gerakan sisanya dalam urutan proksimal ke
eksternal rotasi merupakan gerakan
distal. Secara keseluruhan urutannya adalah
opsional tetapi tidak jarang
sebagai berikut:
diperlukan.
1. Lateral fleksi kontralateral gerakan segmental akan dapat dilakukan.
2. Depresi skapula (Gbr. 9.7).
3. Abduksi bahu / rotasi eksternal Diferensiasi komponen saraf untuk
4. Supinasi lengan bawah mengurangi mechanical interface yaitu
5. Ekstensi siku dengan melepaskan pergelangan tangan dan
6. Ekstensi pergelangan tangan dan jari ekstensi jari atau sedikit ekstensi siku. Jika
pelepasan dari gerakan-gerakan ini
Mengurangi opening dysfunction dengan menghasilkan perubahan segmental yang
disfungsi saraf (level / tipe 3c pengujian) dapat diraskan (mis. peningkatan jangkauan
Pada disfungsi tertentu mechanical interface atau penurunan resistensi) atau
tingkat / tipe 3c MNT1 bisa menjadi menghasilkan pengurangan gejala
sentisisasi yang akurat. Ini dicapai dengan proksimal, komponen neurodinamik
melakukan gerakan membuka, seperti lateral mungkin terlibat.
fleksi kontralateral sebagai teknik umum
atau untuk mengetahui segmen yang kita Mengurangi disfungsi menutup dengan
curigai, dikombinasikan dengan sisanya keterlibatan komponen saraf (level / tipe
bagian dari tes neurodinamik yang dipilih. 3c)
Jadi secara keseluruhan Urutan untuk tes Teknik untuk mendiagnosis disfungsi
neurodinamik ini persis seperti untuk level / penutupan dengan komponen neurodinamik
tipe 3a, kecuali lateral fleksi kontralateral adalah dengan menguji mekanisme menutup
dilakukan sebagai gerakan segmental lokal.. dan pada saat yang sama lakukan gerakan
Terapis harus menyesuaikan posisinya neurodinamik.
sehingga mampu mengontrol depresi Posisi - tungkai atas pasien ditempatkan
skapula. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pada posisi MNT1. Terapis mempersiapkan
terapis dengan menempatkan lutut mereka di posisi untuk melakukan mekanisme
atas alas sehingga mencegah elevasi menutup secara keseluruhan atau segmental
skapular. Jika tidak, stabilisasi skapula dapat (lateral fleksi ipsilateral) pada level yang
dilakukan dengan memegang skapula dan sesuai.
bagian abdominal terapis serta tangan Pergerakan:
kontralateral melakukan gerakan segmental.
Terapis merotasikan tubuh mereka sehingga
a. Lateral fleksi ipsilateral dikombinasikan tekanan pada foramen intervertebralis
dengan pasien melakukan siku, pergelangan dibandingkan traksi cervical dan sangat
tangan, dan jari ekstensi. berguna untuk masalah unilateral dengan
b. Lateral fleksi ipsilateral dengan dominasi gejala, seperti nyeri dan perubahan
kontralateral glide - gerakan terakhir ini neurologis pada bagian distal.
ditambahkan jika tidak mendapatkan Posisi - pasien ditempatkan dengan cervical
informasi yang cukup sebelumnya. dalam posisi fleksi / lateral fleksi
Diferensiasi dilakukan dengan melepaskan kontralateral dan sedikit rotasi kontralateral.
ekstensi pergelangan tangan dan/atau Jangkauan geraknya disesuaikan dengan
ekstensi siku, seperti sebelumnya. (Gbr. 9.8, keadaan pasien sehingga bervariasi antar
Bab 6). pasien. Namun penulis menyarankan posisi
leher digerakan sejauh mungkin tanpa
TREATMENT merasakan sakit/nyeri (Gbr. 9.9).
Mechanical interface Masalah yang mungkin timbul saat
Reduced closing dysfunction melakukan teknik di ini adalah leher tidak
Level 1 berada dalam posisi fleksi dan lateral fleksi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pada kontralateral yang cukup.
cervical radikulopati level 1, fokus utama Perkembangan 2 – Dynnamic opener
adalah untuk menghilangkan kompresi pada Dynnamic opener dilakukan saat pasien
akar saraf dan meningkatkan aliran darah dalam posisi terlentang dengan mobilisasi
dan oksigenasi. Ini dapat dicapai dengan lateral fleksi kontralateral. Secara umum,
penerapan mengikuti teknik. Untuk detail terapis berdiri di atas kepala pasien. Terapis
umum tentang teknik aplikasi, lihat Bab 8. menggunakan sendi metacarpophalangeal 2
Perkembangan 1 – Static Opening pada lamina kontralateral untuk
Static opening pada level 1 untuk mengarahkan gerakan dan memberikan a
mengurangi closing dysfunction adalah titik tumpu pada leher yang harus
teknik yang sangat berguna untuk pasien digerakkan. Lengan lainnya menyupport
dengan cervical radikulopati dengan gejala kepala di bawah leher, dan gerakan rotasi
dan tanda neurologis. Penulis mempercayai ipsilateral (sisi yang akan dibuka). Oleh
bahwa hal ini akan menghasilkan perubahan karena itu leher, kepala pasien, dan aspek
yang lebih signifikan dalam ruang dan anterior bahu ipsilateral mereka disangga
oleh lengan ipsilateral terapis. Manuver Progress 2 – dynamic closer – end-range
selanjutnya adalah mencari posisi sendi Progres 2 semakin mendekati, kisaran akhir
yang terbaik untuk memulai dan mengakhiri proses penutupan dan umumnya hanya
mobilisasi. Mobilisasi dimulai oleh terapis dilakukan jika tidak ada perubahan
yang menggerakan seluruh tubuh mereka neurologis. Progres 2 biasanya dilakukan
untuk menghasilkan gerakan lateral fleksi. sebagai mobilisasi yang lembut dan bukan
Tujuan utamanya adalah untuk membuka untuk mereprovokasi gejala. Seringkali pada
segmen yang cukup sehingga mampu level ini, pasien hanya menunjukkan respons
mengurangi gejala, tanda fisik atau abnormal terhadap tes neurodinamik.
perubahan neurologis. Praktisi
menyesuaikan gaya dan arah teknik untuk Mengurangi opening dysfunction
memaksimalkan membuka sesuai dengan Penanganan opening dysfunction sama
respons pasien. Tujuan utamanya adalah seperti penanganan closing dysfuntion. Pada
menghasilkan gerakan lateral fleksi sehingga level 1 menggunakan Teknik yang sama
foramen intervertebralis membuka (Gbr. dengan dynamic opener hanya saja dengan
9.10). alasan yang berbeda. Pada penanganan awal
kita berfokus pada mengurangi tekanan pada
Level 2 sistem saraf. Pada level 1, static opener
Progress 1 – Dynamic Closer – mid-range tidak dilakukan karena masih berada pada
Dynamic closer dilakukan persis seperti masa akut.
dynamic opener kecuali lateral fleksi
ipsilateral. Terapis akan dapat merasakan Disfungsi saraf
pola gerakan mana yang terbaik untuk Generalized two-ender slider
mekanisme menutup pada pasien. Hal Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
terpenting dalam teknik ini adalah two-ender slider merupakan salah satu
melakukanya secara hati-hati dan gentle Teknik yang disarankan pada penanganan
sehingga bisa merasakan respon pasien. neuropatodinamik karena menghasilkan
Teknik ini dilakukan sebagian besar pada gerakan tanpa menimbulkan banyak tension
mid-range. Saat memasuki akhir, Teknik ini pada sistem saraf. Teknik ini dapat
akan menjadi progress 2 dynamic closer digunakan pada semua level masalah,
pada level 2. terkhususnya level 1.
Posisi – pasien pada posisi terlentang
dimana ekstremitas atas yang mengalami Tension dysfunction
masalah diposisikan sesuai dengan posisi Low level 1 - position away/move away
upper limb neurodynamic test (contoh: Pada level 1, penulis menyarankan posisi
MNT 1). Sudut abduksi shoulder dan ektensi off-loaded yang baik pada akar saraf
siku sangatlah penting untuk menentukan cervical bawah adalah sebagai berikut.
saraf mana yang akan digerakkan. Terapis Pasien berada pada posisi tidur terlentang
membantu pada kepala dan leher pasien dengan scapula elevasi dan lengan berada
pada arah ipsilateral. Saat pasien melakukan pada sisi samping. Pasien yang mengalami
ekstensi siku, terapis mengarahkan kepala permasalahan akar saraf C5-6 akut,
pasien kea rah ipsilateral. Teknik ini mengangkat lengan untuk berada diatas
seharusnya tidak memunculkan keluhan kepala merupakan gerakan elevasi skapula
pasien. Teknik ini dapat dilakukan secara yang baik. Leher diposisikan pada posisi
berkebalikan, dimana saraf akan bergerak senyaman mungkin. Sedikit fleksi akan
kea rah berlawanan. Saat hal itu dilakukan mengurangi kompresi dan tension pada
terapis berpindah posisi untuk mengontrol permukaan disertai dengan lateral fleksi
gerakan kepala dan leher. gerakan seperti ipsilateral dan sedikit rotasi ipsilateral.
yang ditunjukkan pada Gambar 9.11 dan Posisi ini akan menghilangkan gaya pada
9.12. seluruh struktur bagian atas tubuh.
Perhatikan gambar 9.13.

Tahapan kedua adalah untuk memobilisasi


jaringan saraf menuju off-loaded position
lalu kembali pada posisi awal. Terapis juga
bisa melakukan Teknik lainya. Saat
dilakukan mobilisasi, tangan terapis berada Pada level 2, ketika masalah telah
pada bahu pasien menggunakan proksimal diselesaikan, pilihan mobilisasi adalah
tangan mereka dan lengan dengan tangan sebagai berikut. Pasien diposisikan tidur
lainnya membantu jari dan siku pasien. terlentang dan pada posisi MNT1
Mobilisasi dilakukan secara halus dan kontralateral, namun pergerakan ipsilateral
perlahan-lahan. Saat skapula tidak dapat MNT1 sudah diajarkan (position away/move
dimobilisasi untuk mengurangi tension saraf, towards). Tahapan pertama adalah
hal yang dapat dilakukan adalah ekstremitas melakukan MNT1 ipsilateral sementara
atas kontralateral diposisikan pada posisi bagian kontralateral diposisikan mengikuti
neurodinamik (lihat Bab 2). mobilisasi. Hal Ini untuk memastikan
High level 1 - position towards/move away tension itu diaplikasikan pada akar saraf
Tahapan selanjutnya pada level 1 yang dimulai dalam suatu tension menurun dan
memanfaatkan MNT1 kontralateral atau mencegah gaya berlebihan yang tidak
mengangkat kaki akan mengakibatkan diinginkan. Secara umum, tekniknya seperti
sedikit penambahan tension pada akar saraf melakukan MNT1 dengan bantuan (jika
melalui MNT1 ipsilateral, saat pasien dalm perlu) dan menghasilkan gerakan depresi
posisi dimobilisasi untuk mengurangi skapula dengan derajat ekstensi siku yang
tension dengan menggunakan MNT1 sudah diposisikan atau sebaliknya. (Gbr.
kontralateral. Oleh karena itu, meskipun 9.14).
sejumlah kecil tegangan diaplikasikan ke
akar saraf dengan MNT1 ipsilateral, pasien
masih dimobilisasi ke arah yang mengurangi
tension. Terapis dapat menggunakan depresi
skapula, abduksi bahu atau ekstensi siku.
Selain itu, jumlah tension selama mobilisasi
mungkin lebih baik dari pada posisi anatomi
dan apa yang dihasilkan oleh gerakan sehari- Tahapan selanjutnya dicapai dengan
hari pasien. meningkatkan tension distal pada mobilisasi
(MNT1 ipsilateral) dengan penambahan
Level 2 - position away/move towards abduksi bahu dan sisa komponen MNT1,
tergantung pada respons pasien.
Tahapan akhir pada level 2 dihasilkan untuk tujuan stabilisasi. Tangan lain
dengan pengurangan 'bantuan' yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
diberikan saat MNT1 kontralateral. Oleh lateral fleksi kontralateral sementara pasien
karena itu, secara bertahap, setiap komponen melakukan ekstensi siku dan fleksi. Posisi
dihilangkan sementara terapis memobilisasi awal adalah lateral fleksi ipsilateral dengan
MNT1 ipsilateral. Pengurangan posisi sedikit tekanan pada skapula, siku pasien
ekstensi siku kontralateral dan abduksi fleksi dengan pergelangan tangan dan jari-
glenohumeral akan menjadi kemajuan yang jari ekstensi. Mobilisasi melibatkan lateral
bermanfaat sementara terapis fokus pada fleksi kontralateral, tekanan pada skapula
MNT1 tanpa ada tes komponen untuk menstabilkan atau menekannya sedikit
kontralateral. untuk ekstensi siku yang maksimal (Gbr.
9.15).
Level 3
Kunci dari penanganan level 3 adalah
sentisisasi. tension dysfunction adalah
neurodinamik sentitisasi (level / tipe 3a)
dengan penambahan lateral fleksi
kontralateral pada leher dan/atau depresi
skapula. Poin kunci tentang tension untuk
leher adalah untuk melakukan two-ended
tensioners, membuat amplitudo gerakan Reduced opening dysfunction with
besar sehingga mengembalikan ke posisi neural tension dysfunction Berkurangnya
tanpa tension secara siklik dan tidak memicu opening dysfunction dan tension dysfunction
gejala dan melakukannya perlahan dapat ditangani dengan teknik yang spesifik.
sehubungan dengan gejala pasien (lihat Bab lateral fleksi kontralateral dari segmen
8 tentang metode perawatan). tulang belakang yang tepat dapat
MNT1 dilakukan dengan leher diposisikan dikombinasikan dengan tegangan seperti di
dalam lateral fleksi kontralateral dengan atas. Teknik perawatan untuk disfungsi ini
terapis menempatkan anggota badan di diilustrasikan di bawah pemeriksaan
posisi yang benar kemudian menempatkan level/tipe 3c untuk disfungsi ini (hlm. 164).
tangan mereka di superior dari skapula Mobilisasi dapat dilakukan pada sendi
tulang belakang pasien sementara pasien kontralateral dari tulang cervical,
dalam posisi tengkurap dan ekstremitas atas dikombinasikan dengan lateral fleksi
mereka dalam salah satu posisi ipsilateral pada segmen yang bersangkutan.
neurodinamik. Dalam hal ini, teknik MNT1 yang sama
Pilihan lain pada opening dysfunction diterapkan oleh pasien seperti di atas
dengan neural tension dysfunction adalah sementara terapis memobilisasi cervical ke
melakukan teknik muscle release pada posisi posisi glide kontralateral dan melakukan
neurodinamik ekstremitas atas. Ini sangat tindakan closing pada segmen yang sesuai.
penting karena begitu banyak pasien kami Teknik ini dilakukan dengan lembut dan
yang mengalami disfungsi otot dalam dengan sensitivitas dengan spesifisitas
kombinasi dengan neuropatodinamik. Pada berfokus pada tingkat tulang belakang yang
opening dysfunction yang berkurang dengan benar. Perhatikan di halaman 164.
neural tension, relaksasi dan teknik muscle
release lainnya dapat dilakukan secara HEADACHE
manual dengan depresi skapula dan lateral Introduction
fleksi kontralateral. suatu pilihan, apakah Sakit kepala “mengganggu” bagi pasien dan
pasien memobilisasi siku ke arah ekstensi praktisi karena itu merupakan masalah yang
atau melakukan teknik neurodinamik kompleks dan melibatkan banyak faktor
lainnya. Namun, otot trapezius, otot yang terdapat pada pasien yang sama.
myelohyoid, dan levator scapula sangat Banyak teori mengenai sakit kepala,
relevan di sini (Gbr. 9.16). sehingga tidak mudah untuk membahas teori
subjek masif ini. Namun, yang bisa
dikatakan adalah kategori sakit kepala yang
berbeda telah melihat mekanisme kausatif
dengan sindrom yang berbeda yang muncul
secara klinis (IHS 2000). Beberapa kategori
ini termasuk cluster headache, migrain
(dengan dan tanpa aura), tension type dan
neuralgia kranial. Sayangnya, dalam hal ini
Reduced closing dysfunction and
tidak ada disebutkan peran neurodinamik
neural tension dysfunction Disfungsi ini
yang merugikan. Mekanisme yang mungkin
dapat ditangani dengan lateral glide
berhubungan dengan neurodinamik klinis Selain itu, ada kemungkinan peningkatan
adalah seseorang yang memiliki masalah tension saraf pada thoracic cord yang akan
sistem muskuloskeletal dan mempengaruhi menyebabkan kyphosis thorakal.
sistem saraf. Silahkan membaca Shacklock Secara klinis, masalah yang disebutkan di
et al (1994) mengenai neurodinamik tulang atas dapat dites menggunakan, pengujian
belakang leher dan batang otak. yang berikut.
Sakit kepala yang umum terjadi terkait
sistem muskuloskeletal dan sistem saraf Upper cervical slump test (UCST)
adalah yang disebabkan oleh perubahan Mechanical Interface
mekanika di bagian atas daerah cervical dan Struktur mechanical Interface yang
suboksipital. Hal Ini melibatkan kombinasi dihubungankan dengan sakit kepala
seperti postur kepala ke depan, hipoaktif otot servikogenik adalah sendi dan otot cervical
longus coli, hiperaktif dan memendeknya bagian atas. Hal Ini harus diuji secara
otot-otot posterior rectus capitis dan individual sebagai bagian pemeriksaan
kekakuan sendi cervical. Permaslaahan ini untuk mengetahui kemungkinan hubungan
sering dikaitkan dengan sendi pada thorakal dengan sistem saraf. Aksesori pasif, gerakan
yang mengalami kekakuan. Sangat mungkin fisiologis, dan fungsi otot dievaluasi, di
terjadi gerakan yang berkurang dan kyphosis mana pola perubahannya dibandingkan
berlebihan di thorakal akan memberikan dengan pola tes neurodinamik. Misalnya,
perubahan kekuatan pada wilayah cervical jika lateral fleksi kontralateral berkurang
karena leher harus mengompensasi akibat sendi cervical atas, dan keterbatasn
kekakuan pada daerah thorakal. Posisi ini meningkat dengan upper cervical slump
tension batang otak salah satunya adalah test dan dengan diferensiasi yang berbeda,
fleksi cervical. Maslah postur umum pada kemungkinan masalah musculoskeletal yang
regio ini adalah forward head posture di berkaitan dengan neurodinamik. Upper
mana cervical mengalami pemanjangan. cervical slump test adalah gerakan kunci di
Penahanan posisi ini oleh pasien posisi ini mana hubungan otot dengan sistem saraf
akan menyebabkan: a. berkurangnya tension dapat diketahui.
di batang otak dan b. peningkatan tekanan
pada saraf oksipital saat mereka melewati Level 1
otot-otot rektus capitss menuju kepala. Pemeriksaan
Dalam melakukan upper cervical slump test Mechanical Interface dan masalah jaringan
level 1, pasien duduk di kursi, seperti pada yang dipersarafi dapat secara alami
posisi slump test standar. Perbedaan utama ditangani sesuai dengan jaringan dan metode
antara ini dan slump test standar adalah yang dipilih praktisi karena kemungkinan itu
bahwa komponen cervical dilakukan gejala pasien akan mudah terprovokasi.
terakhir (mulai dari jarak terjauh). Dalam
posisi duduk, gerakannya bisa dilakukan Neural slider
dengan urutan sebagai berikut; dorsofleksi Slider adalah opsi yang baik dalam
pergelangan kaki / ekstensi lutut, fleksi penanganan sakit kepala cervikogenik
lumbar dan toraks dan terakhir, fleksi dengan masalah komponen saraf pada
cervical. Gerakan dihentikan pada onset dan kategori level 1. Mobilisasi ini dilakukan
gejala pertama dan struktur yang dengan menaikan kaki lurus bilateral (slider
dimodifikasi diferensiasi dicapai dengan satu ujung) sementara leher diposisikan pada
melepaskan ekstensi lutut. Tidak perlu posisi paling nyaman. Seringkali posisi
melakukan semua pergerakan komponen pilihan adalah fleksi/ekstensi netral cervical
atau untuk membawanya secara penuh jarak. atas, Mungkin juga diperlukan untuk
Misalnya, mungkin cukup untuk menempatkan cervical atas untuk membantu
menghilangkan dorsofleksi dan hanya menegakkan diagnosis. Dalam closing
melakukan ekstensi lutut dan fleksi lumbar interface dysfuntion pada C1 - 2, leher
dan toraks. Jika sakit kepala itu muncul diposisikan lateral fleksi kontralateral
kembali dengan fleksi toraks, diferensiasi sebelum memulai mobilisasi saraf.
struktural juga akan dilakukan dengan Meskipun gerakan kepala tidak digunakan
mengurangi ekstensi lutut atau dorsofleksi. dalam prosedur khusus ini, slider yang besar
Karena treatment adalah bagian penting dari dapat dapat dicapai dengan menghasilkan
teknik ini, perlu secara manual mendukung mengangkat kaki lurus ipsilateral tanpa
dan mengontrol komponen fleksi leher dan menghasilkan banyak tension karena
untuk melakukan gerakan perlahan dengan jaringan saraf di leher atas tidak memanjang
perhatian penuh untuk mengidentifikasi sebelum gerakan saraf. Karena itu mobilisasi
gejala pasien. adalah fokus utama.
Hal yang sama berlaku untuk dysfunction
Treatment interface yang berbeda di mana posisi awal
interface akan dipengaruhi oleh disfungsi cervikogenik dilakukan dengan
dan gejala pasien. menggabungkan gerakan cervical atas
dengan MNT1 atau gerakan tungkai (Gbr.
Level 2 9.17).
Pemeriksaan
Pemeriksaan Upper cervical slump test level
2 untuk sakit kepala slump test hanyalah tes
standar tetapi dengan area penekanan
ditempatkan pada analisis struktur di daerah
cervical atas. Dalam posisi slump, atas
gerakan cervical diraba dan dipindahkan
secara pasif dan gejala terkait diselidiki.
Sakit kepala gejala kadang-kadang Namun, sakit kepala, simetris gerakanya
ditimbulkan atau direproduksi oleh tes level dapat dimodifikasi. Saat MNT1, gerakan
2 ini tetapi, pada umumnya, itu adalah tungkai bawah dapat digunakan dan gerakan
respon abnormal (Bab 5) yang menunjukkan leher akan dilakukan di bidang sagital mis.
masalah komponen saraf. Ini biasanya fleksi/ekstensi. Misalnya, cervical atas
dibentuk akibat kekakuan dalam fleksi ekstensi akan dilakukan dengan kaki lurus
cervical dan perubahan dengan melepaskan naikkan untuk slider pada bagian distal dan
ekstensi lutut. Gejala-gejalanya mungkin berkebalikan untuk slider proksimal.
juga dapat berubah dengan lateral fleksi
kontralateral. Tensioners
Pada level 2, tensioner dapat diterapkan
Treatment dalam bentuk menggabungkan fleksi
Sliders cervical atas dan lateral fleksi kontralateral
Perawatan sakit kepala pada level 2 ketika dengan gerakan tungkai bawah. Gerakan ini
yang berkaitan dengan neurodinamik terdiri secara sesuai dengan kebutuhan pasien.
dari slider saraf, tensioner dan teknik Teknik-teknik ini juga dapat dikombinasikan
interface. Terapis dan pasien yang bekerja dengan MNT1.
bersama untuk menghasilkan gerakan yang
benar. Slider untuk pasien sakit kepala Upper cervical slump test level/type 3a
UCST berasal dari prinsip-prinsip bagian palmar. Tangan lain terapis yang
neurodinamik seperti yang disebutkan dalam ditempatkan di sekitar bagian depan
bab pada neurodinamik umum. Pada level / mandibula pasien sehingga fleksi cervical
tipe 3a, standar slump test dilakukan dan dapat dilakukan dengan gerakan kedua
manuver sentisisasi ditambahkan ke dalam tangan. Rotasi kepala di sekitar sumbu rotasi
tes. Sensitisasi utama gerakan terdiri dari yang melewati telinga pasien, seolah-olah
lateral fleksi kontralateral cervical bagian kepala pasien adalah roda berputar pada
atas. sumbunya. Latihan singkat ini disesuaikan
dan dilatih sebelum melanjutkan sisa tes.
Upper cervical slump test level/type 3b Langkah selanjutnya adalah memeriksa itu
(localized) pasien dapat bernapas lega dan nyaman
Pemeriksaan sementara leher mereka dalam fleksi
Pengalaman penusi pada tes level/tipe 3b cervical. Terapis juga harus bertanya apakah
merupakan aspek penting dari penilaian pasien mengalami masalah pada rahang,
pasien dengan sakit kepala cervikogenik dengan teknik ini. Jika ada masalah, maka
yang tidak mudah terdeteksi dengan tidak mungkin untuk melakukan teknik ini,
pemeriksaan fisik. Hal ini jauh lebih sensitif atau mungkin perlu adaptasi dengan
daripada menguji pada tingkat yang lebih mengubah posisi tangan atau tidak
rendah karena akan menimbulkan melakukan fleksi cervical atas secara
kemungkinan kesalahan pada wilayah maksimal (Gbr. 9.18).
cervical atas. Oleh karena itu tes lebih
spesifik dan dilokalkan.
Posisi - pasien berbaring telentang dengan
bantal di bawah kepala mereka. Tubuh
mereka diposisikan simetris. Terapis berdiri
pada posisi bersebrangan dari pasien.
Terapis memposisikan diri mereka mampu Pergerakan - UCTS meliputi fleksi cervical
melakukan beberapa langkah pendek selama atas, fleksi cervical bawah, fleksi thorakal,
teknik yang berarti bahwa kaki mereka harus fleksi lumbar, dan fleksi pinggul. Selain
kira-kira terpisah satu meter. Tangan terapis manuver ini menjadi lebih terlokalisasi ke
berada pada occiput dengan menggunkana daerah cervical, hal ini memberikan peluang
untuk maju ke pemeriksaan level / tipe 3c
(multistruktural). Oleh karena itu, ini adalah
batu loncatan antara level 3a dan 3c.
Sebelum penerapan gerakan pertama (fleksi
cervical), hal ini dijelaskan kepada pasien
bahwa tes akan melibatkan fleksi kepala
mereka ke arah dada mereka dan setelah itu
instruksikan mereka untuk duduk. Terapis Diferensiasi struktural
juga mengatakan bahwa mereka akan Diferensiasi struktural dilakukan oleh pasien
membantu dalam aksi duduk tetapi sangat melenturkan lutut mereka. Ini sering
penting agar bagian 'chin tuck' dari tes menghasilkan pengurangan gejala dan sesak
dipertahankan setelah diterapkan. Jika pasien.
pasien mengalami kesulitan dalam bernafas
atau berbicara mereka harus mengangkat Normal Response
jari, di titik mana, dan pasien dilepaskan dari Respons umum pada subjek normal untuk
posisi itu. Itu biasa untuk pasien tidak dapat UCST adalah sesak di daerah cervical.
berbicara dengan mudah sehingga penting Namun, ini tidak selalu terjadi. Beberapa
untuk berkomunikasi secara akurat. orang tidak merasakan apa-apa tetapi
Fleksi cervical dilakukan secara pasif oleh peregangan di daerah thorakal. Secara klinis,
terapis, diikuti oleh fleksi cervical yang aspek kuncinya adalah untuk menetapkan
lebih rendah. Pasien kemudian duduk apakah perubahan di daerah cervical
dengan merilekskan tulang belakang merugikan bagi terapis yang membutuhkan
mereka, diikuti oleh lumbar dan fleksi banyak latihan dan kinerja dari tes pada
pinggul. Ini adalah sebuah titik di mana banyak orang. Namun, dengan pengalaman,
tangan yang memegang oksiput pasien dan terapis akan dengan cepat dapat membangun
memutar pada oksiput sehingg pada saat tes dengan cara yang 'diinginkan'. Itu
final posisi tercapai, tangan terapis dalam perubahan yang menyarankan sebaliknya
posisi untuk memegang fleksi cervical atas adalah rasa sakit, sesak dan kaku di daerah
sepenuhnya. (Gbr. 9.19). cervical atau kepala. Hal Ini berubah dengan
diferensiasi struktural dan terjadi di sisi yang
sama dengan sakit kepala pasien.
tepat. Umumnya, jari-jari tangan terapis
Upper cervical slump test level/type 3c yang memegang tangan pasien oksiput perlu
Ekstensi yang jenis pengujian menyediakan dibuka lebih lebar dan bergerak lebih dekat
lebih dari level / tipe 3b UCST adalah ke sendi cervical sehingga kekuatan bisa
bahwa interface dan struktur jaringan difokuskan kesini. Yang diperlukan untuk
dipersarafi bisa diuji secara bersamaan. Ini menghasilkan fleksi lateral ke sisi ipsilateral
melibatkan pembukaan dan mekanisme atau kontralateral sebaliknya, membalikkan
penutupan di sendi cervical dan kontraksi arah gerakan dari mengubah pegangan
otot-otot di daerah tersebut. tangan. Perbandingan lateral fleksi bilateral
ke kedua sisi sangat penting. Ketika
Teknik manuver selesai, lutut fleksi dan gerakan
Teknik untuk UCST di level / tipe 3c adalah yang sama diulang. Perubahan pada fleksi
untuk melakukan tes pada level/tipe 3b, lateral kontralateral dengan ekstensi lutut
seperti yang dijelaskan di atas, dengan dan fleksi biasanya meiningkatkan resistensi
penambahan variasi dalam lateral fleksi dan manual untuk lateral fleksi kontralateral
rotasi, khususnya ke arah kontralateral. (Gbr. 9.20).
Sejauh ini gerakan yang paling umum terjadi
gejala adalah lateral fleksi kontralateral,
sehingga diperlukan tes spesifik pada aspek
ini. Setelah pasien mencapai kisaran ujung
atas posisi upper cervical slump test, terapis
melakukan lateral fleksi kontralateral
cervical Pada umumnya, karena sambungan
ini tidak banyak memberi gerakan lateral
Selain menguji opening dan closing
fleksi seharusnya hanya terjadi rentang
mechanism, tulang belakang leher bagian
gerak yang lebih kecil. Jika jumlah besar
atas dengan UCST, otot-otot di daerah itu
hasil lateral fleksi, pergerakannya mungkin
juga bisa diuji. Ini dilakukan oleh terapis
tidak cukup melokalisasi sendi yang benar
yang menolak aktif ekstensi cervical dan
dan harus ditinjau kembali. Terapis harus
lateral fleksi ipsilateral. Otot-otot rektus
membuat penyesuaian posisi tangan mereka
capitus memberi kekuatan ke saraf oksipital
untuk mencapai lokalisasi ke lokasi yang
dan menguji dinamika hubungan antara
komponen otot dan saraf. Pelatihan pasien Clinical Neurodynamics
dengan manuver ini kadang-kadang UPPER LIMB
diperlukan.
Selama diferensiasi struktur di atas manuver, Thoracic Outlet Syndrome and Shoulder
lutut fleksi. Apa yang biasa ditemukan Pain
dalam situasi abnormal adalah bahwa pasien Introduction
gejalanya timbul, lebih mudah ketika lutut Permasalahan pada diagnosis dan treatment
ekstensi. Thoracic outlet syndrome adalah hal
Perawatan masalah ini memerlukan yang kontroversial karena penulis tidak
mobilisasi dan teknik pelepasan otot, sepakat mengenai keberadaannya, metode
termasuk kontrak / santai, dalam posisi diagnosis, dan treatment. Perbedaan ini ada
neurodinamik, tergantung pada struktur karena beberapa alasan. Yang pertama
mana yang terlibat. terkait dengan definisinya. Mungkin ada
berbagai jenis thoracic outlet syndrome dan
Referensi tes praktisi kesehatan yang berbeda untuk
IHS (International Headache Society) 2000. bagian masalah mereka sendiri. Jadi dalam
Members Handbook. Scandinavian hal pemeriksaan, yang anda lihat adalah apa
University Press, Oslo: 43-53 yang anda dapatkan. Oleh karena itu,
Shacklock M, Butler D, Slater H 1994. The masalah pertama dalam diagnosis terletak
dynamic central nervous system: structure pada fokus praktisi kesehatan. Ahli bedah
and clinical neurobiomechanics. vaskular mempertimbangkan apakah ada
In: Boyling G, Palastanga N (eds), Modern perubahan vaskular. Ahli saraf mencari
Manual Therapy of the Vertebral Column, pengurangan dalam kecepatan konduksi.
Churchill Livingstone, Edinburgh: 21-38 Pasien yang sama dapat diselesaikan dari
perubahan vaskular dan neurologis, namun
terapis menetapkan bahwa keberadaan
neuropathodynamics dinilai dengan
melakukan tes neurodynamics. Masalahnya
mungkin sebenarnya disebabkan oleh iritasi
mekanis pleksus brakialis tanpa masalah
vaskular atau neurologis.
Yang kedua terkait dengan metode Masalah keempat adalah bahwa
diagnosis. Dokter bedah vaskular memeriksa perawatan seringkali tidak sensitif terhadap
pembuluh darah, ahli saraf mengevaluasi jenis thoracic outlet syndrome yang
kecepatan konduksi dan terapis menilai mungkin ada. Di sinilah, tidak peduli apa
neurodinamik. Karena perbedaan antara latar belakangnya, praktisi yang berurusan
masing-masing tes, dan sindrom ini dapat dengan masalah ini harus sepenuhnya
menampung komponen dari jenis yang menyadari semua mekanisme penyebab dan
berbeda, masing-masing metode pengujian keterbatasan praktisi sendiri dalam diagnosis
gagal untuk membedakan semua mekanisme dan perawatan masalah ini dan merujuk
penyebab. Ini kemudian menghasilkan false pasien kepada praktisi lain jika diperlukan.
negative results. Ini secara alami termasuk terapis yang
Masalah ketiga berkaitan dengan keterampilannya terlokalisasi pada sistem
fakta bahwa respon normal terhadap tes neuromusculoskeletal.
(mis. Tes vaskular yang menggunakan Diskusi di atas menggambarkan
abduksi bahu) sering tumpang tindih dengan bahwa pernyataan dogmatis tentang ada atau
respon abnormal. Ini kemudian tidak ada thoracic outlet syndrome
menghasilkan false positive results, yang umumnya tidak ada nilainya dalam
mana meragukan spesifisitas dan sensitivitas kaitannya dengan individu di mana ada
tes. Sebaliknya, keuntungan yang dimiliki potensi gejala muncul dari regio ini. Pada
tes neurodynamics dalam pengujian akhirnya, faktor kuncinya adalah kinerja
neuropathodynamics adalah terbukti dengan analisis yang cermat dan terperinci dari
baik dan sangat konsisten dan dapat semua temuan klinis pasien. Berikut ini
dipercaya baik pada subjek normal maupun mencakup neurodynamics yang relevan dari
klinis (Kenneally et al 1988; Selvaratnam et masalah dan perawatannya.
al 1994; Grant et al 1995; Grant et al 1995;
Coveney et al 1997; Selvaratnam dkk 1997;
Coppieters dkk 2002). Ini berarti bahwa, Specific neuropathodynamics of the thoracic
dalam kaitannya dengan neurodynamics, outlet region
perbedaan antara normal dan abnormal Peristiwa neurodinamik pada daerah
sebenarnya cukup mudah dibuat. thoracic outlet ditandai oleh beberapa
peristiwa utama. Dalam perjalanannya ke
periferal, pleksus brakialis melewati dan bowstring pada bony interfaces dengan
inferolateral antara tulang rusuk pertama dan gerakan ekstremitas atas dan tulang
clavicula dalam sebuah bundel besar. Dalam belakang. Oleh karena itu dinamika
melakukan hal itu, hubungan antara elemen shoulder girdle membentuk bagian integral
saraf, mechanical interface dan dari evaluasi dan pengobatan thoracic outlet
neurodynamics sangat penting. Pleksus syndrome.
seperti tali yang dapat ditarik dan meluncur Dari pengamatan penulis, gerakan
dari ujung proksimal dan distal, tergantung signifikan pada pleksus brakialis terjadi di
pada gerakan ekstremitas dan tulang thoracic outlet dan ini terutama jelas dengan
belakang. Pengamatan penulis, pleksus juga lateral gliding cervical dan tes neurodinamik
dapat dibuat untuk tali busur ke arah median 1. Sementara pada posisi 90 °
cephalad di atas tulang rusuk pertama saat abduksi glenohumeral, slide distal dari
tulang rusuk elevasi di bawah pleksus pleksus adalah dihasilkan oleh gerakan
dengan inhalasi. Pada titik yang jauh dari ekstensi siku, pergelangan tangan dan jari,
bahu, ini menghasilkan gerakan proksimal dikombinasikan dengan slide ipsilateral
saraf setidaknya sejauh lengan dan cervical. slide proksimal dihasilkan oleh
berkorelasi dengan temuan McLennan dan contralateral glide dan fleksi siku,
Swash (1976). Oleh karena itu, pernapasan pergelangan tangan dan jari. Ketegangan
dan gerakan tulang rusuk merupakan bagian pada pleksus dihasilkan dengan cervical
integral dari pemeriksaan dan pengobatan lateral gliding ke arah kontralateral dan
thoracic outlet syndrome. Aspek penting ekstensi siku, pergelangan tangan dan jari.
lain dari pengaturan ini adalah bahwa Selama gerakan ini, bagian-bagian pleksus
clavicula dapat dibuat untuk mendekati busur ke arah cephalad sementara amplitudo
pleksus dari atas dengan menggunakan pada slide secara nyata dikurangi dengan
gerakan depresi scapula. Tindakan menjepit gerakan-gerakan tegangan ini bila
diberikan antara tulang rusuk pertama dan dibandingkan dengan teknik-teknik geser di
clavicula di sekitar pleksus dan dalam atas. Diameter pleksus juga dapat terlihat
beberapa kasus dapat berkontribusi untuk berkurang ketika ketegangan diterapkan
neuropathodynamics yang dapat datang saat padanya.
elevasi tulang rusuk pertama dan depresi
scapula, terutama ketika pleksus harus slide Mechanical interface dynamics
Apa yang baru-baru ini penulis perjalanan saraf ulnaris, melalui aksila dan
amati dalam penelitiannya sehubungan permukaan medial lengan, siku dan lengan
dengan seberapa banyak perubahan menuju ulnaris dengan dua jari. Pada pasien
interface dengan shoulder girdle movement lain, gejalanya dapat seperti iritasi pleksus
adalah diluar batas. Di ruang antara tulang brakialis di mana gejalanya dapat memenuhi
rusuk pertama dan clavicula, jumlah area saraf spinal C5-8. Kadang-kadang,
pembukaan dan penutupan interface sangat nyeri bahu posterior dapat terjadi. Median
besar. Dari posisi tertutup sepenuhnya neurodinamik tes 1 biasanya cukup untuk
hingga terbuka, dimensi di sekitar pleksus mendeteksi masalah. Namun, tes ulnar dapat
brakialis dapat ditingkatkan lebih dari 100%. digunakan jika masalahnya cenderung ke
Ini memberikan alasan yang sangat baik dan aspek ulnaris ekstremitas atas. Masalahnya
potensi besar untuk mengatasi masalah biasanya dipicu oleh pergerakan ekstremitas
pembukaan dan penutupan pleksus brakialis atas berulang dan dokter harus
sebagai bentuk perawatan. Aspek lain dari memperhatikan dinamika shoulder girdle
mechanical interface yang berkaitan dengan karena sebagaimana disebutkan, aspek ini
thoracic outlet syndrome adalah pergerakan memainkan peran kunci. Pola mekanis
otot-otot scalene. Ketika mereka cenderung mengambil satu dari dua gerakan.
berkontraksi, tekanan diberikan pada pleksus Pada yang pertama, upper trapezius dan otot
brakialis karena melewati antara otot-otot levator scapula mengambil disfungsi
scalene anterior dan tengah. Karena itu, hiperaktif pelindung di mana skapula
dinamika otot-otot ini dan tulang rusuk menjadi meningkat untuk mengurangi
pertama serta leher juga penting. kekuatan pada pleksus brakialis. Yang kedua
adalah salah satu hipoaktivitas dari upper
trapezius dan otot-otot yang terkait,
sehingga elemen saraf tidak terlindungi
Gambaran klinis secara memadai selama gerakan berulang.
Gambaran klinis thoracic outlet Perawatan berbagai masalah diorientasikan
terdiri dari nyeri bahu yang sering terletak untuk menormalkan dinamika shoulder
pada aspek anterior dan inferior bahu. girdle untuk meningkatkan neurodinamik.
Meskipun hal ini tidak selalu terjadi, gejala- Juga, teknik neurodinamik digunakan untuk
gejalanya sering melewati distal sepanjang
menormalkan dinamika intrinsik pleksus pada sistem saraf seperti abduksi
brakialis. glenohumeral dan ekstensi siku. Pada
tingkat pemeriksaan yang lebih tinggi,
Pemeriksaan fisik dan treatment dokter akan lebih percaya diri dengan
Mechanical Interfaces menguji gerakan ini dan akan membuat
Evaluasi mechanical interfaces untuk pengujian dan perawatan lebih multifaktorial
thoracic outlet syndrome terdiri dari (mis. Level / tipe 3c).
memeriksa dinamika shoulder girdle Interface closing dysfunction
keseluruhan dan struktur musculoskeletal Level 1
yang terkait, termasuk postur dan gerakan Perawatan level 1 dari mechanical
tulang cervical, sendi scapulothoracic dan interfaces untuk thoracic outlet syndrome
glenohumeral, tulang rusuk pertama dan terdiri dari membuka interfaces sebanyak
kedua serta panjang dan fungsi scalene, otot mungkin. Perkembangan pertama adalah
upper trapezius dan levator skapula levator. dalam bentuk pembuka statis, yang dapat
Yang sangat penting adalah secara manual dilakukan pasien di rumah, jika perlu. Pasien
merasakan gerakan struktur ini dan berbaring di sisi kontralateral berbaring
melakukan gerakan pembukaan dan dengan sistem saraf mereka di kuartal atas
penutupan terkait untuk mendapatkan dalam posisi tanpa beban (untuk
informasi tentang hubungan antara aspek- saraf median atau ulnaris) dengan penekanan
aspek ini dan sistem saraf. Gerakan-gerakan utama pada peningkatan scapula dan
yang relevan terdiri dari gerakan scapula protraksi. Posisi ini meningkatkan jarak
pasif dari elevasi, depresi, protraksi dan antara clavicula dan tulang rusuk pertama
retraksi, panjang otot yang disebutkan di dan mengambil tekanan dari pleksus
atas dan, dalam kasus lanjut, brakialis. Gerakan ini dapat difasilitasi oleh
menggabungkan pengujian struktur ini terapis yang melakukannya secara pasif pada
dengan tes neurodinamik, seperti yang awalnya. Jika memungkinkan, pernapasan
dijelaskan kemudian. Jelas, pada level 1, juga digunakan dan efeknya dijelaskan
pengujian akan dilakukan secara hati-hati, kepada pasien. Menghembuskan napas
terutama dengan manuver penutupan seperti dalam-dalam meningkatkan jarak antara
depresi dan retraksi dengan inspirasi dan clavicula dan tulang rusuk pertama dan
gerakan yang menghasilkan ketegangan dapat dikombinasikan dengan peningkatan
scapula. Pernafasan juga mengurangi manuver dengan menekan scapula dengan
bowstringing pada pleksus di atas tulang lembut sementara pasien menarik napas
rusuk pertama. perlahan. Jika tidak ada masalah hasil,
Kemajuan selanjutnya melibatkan teknik dapat dilanjutkan. Perhatikan bahwa
pembuka dinamis untuk scapula ke arah tidak ada teknik neurodinamik yang
elevasi dan protraksi dan mobilisasi tulang dilakukan bersamaan dengan penutupan
rusuk pertama dalam arah caudad. Ini agar pada tahap ini. Tingkat penutupan dapat
tulang rusuk dapat dibawa keluar dari ditingkatkan sampai kisaran penutupan
pleksus brakialis, terutama jika tulang rusuk penuh atau hampir penuh tercapai.
pertama kaku atau terletak pada posisi yang Penting pada titik ini untuk menegaskan
terlalu tinggi. Secara umum, mobilisasi pada kembali bahwa, sementara mobilisasi
level 1 cukup lembut sehingga tidak ditawarkan dalam perawatan, pasien juga
menimbulkan atau memprovokasi gejala diinstruksikan pada latihan untuk setiap
karena soft tissue lokal sering lunak. disfungsi otot, seperti yang disebutkan
sebelumnya.
Level 2
Kemajuan pertama dari teknik pembuka Level 3c
pada level 2 adalah hanya untuk membuka Mengurangi disfungsi pembukaan dengan
interfaces ke tingkat yang lebih besar komponen saraf
daripada pada level 1. Oleh karena itu, Jika pasien menunjukkan kekakuan
mobilisasi tulang rusuk dilakukan lebih pada gerakan caudad pada tulang rusuk
menjelang akhir gerakan mereka. Juga, pertama, bersama dengan komponen
depresi manual pada tulang rusuk pertama neurodinamik, seperti tenesion atau sliding,
dapat dilakukan dengan mengembuskan perawatan dapat diarahkan pada masing-
napas pasien sehingga meningkatkan masing komponen ini pada saat yang sama
pembukaan tulang rusuk yang maksimal di dengan memobilisasi tulang rusuk pertama
sekitar pleksus brakialis. Scapula dapat dan / atau kedua (Gbr. 10.1).
diangkat secara aktif pada saat yang sama.
Kemajuan kedua pada level 2 adalah untuk
memulai tingkat penutupan yang kecil. Hal
ini dicapai oleh terapis yang menguji
sistem saraf lepas, seperti dalam deskripsi
pengujian elemen saraf untuk tulang
cervical. Poin kunci, bagaimanapun, adalah
bahwa scapula meningkat dan tulang rusuk
pertama pasien tidak dalam posisi tinggi. Ini
mungkin melibatkan pasien yang
mengendalikan pernafasan mereka selama
pemeriksaan di mana relaksasi penuh tulang
rusuk dilakukan untuk memulai. Secara
alami, pengamatan respirasi dan dinamika
tulang rusuk adalah bagian dari penilaian.
Mengurangi penutupan antarmuka dengan
Pengujian neurodinamik untuk
geser saraf dan disfungsi ketegangan
thoracic outlet syndrome pada level 1 terdiri
Sliding - teknik ini dilakukan oleh
dari kinerja mendukung uji median
pasien yang menghasilkan sliding distal dan
neurodinamik 1 (lihat Bab 7 tentang
proksimal yang relevan di pleksus brakialis
pengujian standar). Prosedurnya adalah
sementara interfaces ditempatkan dalam
melakukan tes secara perlahan dan hati-hati
posisi tertutup oleh terapis. Oleh karena itu,
dalam urutan berikut:
dalam posisi MNT1, scapula ditekan
1. Ekstensi / supinasi pergelangan tangan.
sementara pasien menghirup dan teknik
2. Ekstensi siku dengan lembut menuju batas
slider saraf dilakukan.
terluar ke titik yang dianggap dapat diterima
Ketegangan - gerakan
oleh pasien dan yang memperoleh informasi
dikoordinasikan sebagai tensioner MNT1
yang cukup untuk terapis.
menggunakan ekstensi siku dan fleksi lateral
3. Abduksi glenohumeral yang lembut dan
contralateral dengan inhalasi seperti yang
lambat sampai timbulnya gejala pertama.
dijelaskan sebelumnya dalam pemeriksaan.
4. Ekstensi pergelangan tangan dilepaskan
untuk melakukan diferensiasi struktural
Neurodynamics
yang dimodifikasi.
Level 1
Tes neurodinamik untuk thoracic
outlet pada level 1 dilakukan pada awalnya
dengan pasien dalam posisi terlentang dan
Jika teknik pilihan melibatkan uji menggunakan MNT1, teknik pilihan adalah
neurodinamik ulnaris, urutan sebagai berikut:
neurodinamiknya adalah sebagai berikut: 1. Depresi scapula.
1. Ektensi / pronasi pergelangan tangan. 2. Abduksi Glenohumeral dan rotasi
2. Fleksi siku. eksternal, baik sekitar 90 °, atau sebisanya.
3. Eksternal rotasi Glenohumeral. 3. Lateral fleksi contralateral cervical.
4. Abduksi Glenohumeral. 4. Ekstensi siku.
5. Release dari ekstensi pergelangan tangan 5. Ekstensi / supinasi pergelangan tangan.
atau sedikit fleksi siku untuk tujuan
diferensiasi Metode sensitisasi yang sama dapat
diterapkan pada uji neurodinamik ulnaris di
Teknik penilaian neurodinamik level 2 untuk mana urutan berikut berlaku:
thoracic outlet syndrome hanyalah tes 1. Depresi scapula.
standar untuk saraf median dan saraf ulnaris. 2. Abduksi Glenohumeral dan rotasi
eksternal, baik sekitar 90 °, atau sebisanya.
Level/type 3a - neurodynamically sensitized 3. Lateral fleksi contralateral cervical.
Pengujian thoracic outlet syndrome 4. Ekstensi siku.
pada level / tipe 3a terdiri dari penambahan 5. Ekstensi / supinasi pergelangan tangan.
kontralateral lateral tulang fleksi cervical
dan depresi scapula. Oleh karena itu, tes Level/type 3c - multistructural
neurodinamik median dan ulnar sensitized Interface closing (rib movement) and
digunakan dan sama seperti untuk cervical. tension dysfunction
Tes median neurodinamik 1
Level/type 3b - sensitized by neurodynamic dilakukan, mungkin dengan beberapa derajat
sequencing lateral fleksi kontralateral tulang cervical.
Tujuan dari sensitisasi pada level / Dalam prosesnya, scapula ditekan secara
tipe 3b untuk thoracic outlet syndrome manual sementara pasien melemaskan otot-
adalah untuk melokalisasi kekuatan otot upper trapezius dan levator scapula
neurodinamik sebaik mungkin ke daerah mereka. Pada titik akhir uji neurodinamik
thoracic outlet melalui modifikasi urutan (diputuskan dengan cermat oleh terapis dan
neurodinamik. Oleh karena itu, pasien), pasien menarik napas dalam-dalam
untuk mengangkat tulang rusuk pertama ke 5. Slider proksimal – lateral fleksi
arah pleksus brakialis. Ini mengikat pleksus kontralateral pada leher / fleksi siku, fleksi
ke arah cephalad dan memberikan lebih pergelangan tangan dan jari (Gbr. 10.2).
banyak tekanan dan tekanan padanya dari
permukaan caudad (ulnar) dari tulang rusuk
pertama. Oleh karena itu, manuver ini
mencakup ketegangan dan efek tekan. Napas
ditahan sementara diferensiasi struktural
dilakukan dengan melepaskan ekstensi
pergelangan tangan.

Reduced closing dysfunction with proximal


or distal sliding dysfunctions
Prosedur uji untuk disfungsi ini lagi
menggunakan inhalasi dan depresi scapula 6. Slider distal - lateral fleksi ipsilateral dari
dan gerakan distal dan proksimal dari ekstensi leher / siku, ekstensi pergelangan
elemen saraf diproduksi sementara tangan dan jari (Gbr. 10.3).
interfaces digunakan untuk memberikan
tekanan pada pleksus brakialis. Tes
neurodinamik median atau ulnar dilakukan.
Namun, kali ini, leher dipindahkan ke fleksi
lateral sementara gerakan distal dari tes
neurodinamik median ditambahkan. Oleh
karena itu, untuk MNT1, urutan gerakan
adalah sebagai berikut:
1. Depresi scapula.
2. Abduksi Glenohumeral / rotasi eksternal.
3. Pergelangan tangan / ekstensi jari,
supinasi lengan bawah.
4. Inhalasi. Pronator Tunnel Syndrome
Pronator syndrome biasanya dipilih dan dilakukan dengan memposisikan
bermanifestasi sebagai nyeri pada daerah siku di sekitar 60 ° -90 ° fleksi dan lengan ke
lengan bawah anteromedial dengan atau pronasi. Ini untuk mengurangi ketegangan
tanpa nyeri tusuk dalam distribusi saraf pada otot pronator dan menghilangkan
median. Kadang-kadang rasa sakit dapat tekanan dan ketegangan dari saraf medianus.
meluas dari siku ke aspek ventral lengan Pergelangan tangan dan jari diletakkan
bawah dan pergelangan tangan. Masalahnya dalam posisi netral dan bahu diangkat, jika
sering keliru untuk golfer’s elbow atau perlu. Ini diberikan sebagai posisi istirahat
neuritis ulnaris karena gejalanya terletak di untuk menghilangkan rasa sakit, jika pasien
daerah siku medial. Umumnya gejalanya membutuhkannya.
dipicu oleh aktivitas berulang yang Sebagai perkembangan selanjutnya,
melibatkan penggunaan otot pronator, pembuka dinamis dilakukan dalam bentuk
seperti meremas dan menarik melalui mobilisasi ke arah pronasi tetapi dari posisi
gerakan siku dan pronasi. Melempar juga yang relatif netral.
kemungkinan penyebabnya. Ketika pasien berkembang ke level 2 rendah,
Assesment melibatkan pemeriksaan semakin dekat diterapkan. Hal ini dilakukan
neurologis dan tes MNT1 dan / atau MNT2, dalam derajat yang sama dengan fleksi /
tergantung pada keputusan dokter. Secara ekstensi siku seperti di atas, dengan lembut
alami, palpasi saraf median di siku dan tes menggerakkan lengan bawah ke posisi
mechanical interfaces adalah penting dan supinasi untuk memanjangkan otot pronator
dicapai dengan peregangan dan kontraksi teres. Ini akan memberikan sejumlah
otot-otot pronator bersamaan dengan, atau tekanan kecil pada saraf di mana tujuannya
terpisah dari, saraf median, sesuai dengan adalah untuk mengurangi sensitivitasnya
tingkat dan jenis pemeriksaan. terhadap kekuatan-kekuatan tersebut dan
memanaskan saraf sehingga aliran vena dan
Mechanical Interfaces arteri meningkat. Ketika masalah berlanjut
Level 1 dan 2 ke ujung kelas 2 tingkat atas, tekniknya
Mekanisme kausatif dengan pronator adalah melakukan pronasi aktif yang
syndrome umumnya adalah penutupan dilawan secara manual, segera diikuti
berlebihan. Oleh karena itu, pada level 1, dengan pemanjangan otot secara pasif
pembuka statis untuk saraf median di siku sebagai cara untuk releasing interfaces.
untuk menggunakan sofa perawatan karena
Neural Component dukungan untuk anggota tubuh bagian atas
Distal sliding dysfunction dan bantal atau handuk dapat digunakan
Distal sliding dysfunction pada pronator untuk meningkatkan kenyamanan dan
syndrome terjadi ketika saraf median pada relaksasi. Terapis kemudian menstabilkan
siku menunjukkan patodinamik ke arah scapula sementara lateral fleksi
gerakan distal. Ini terjadi ketika gerakan kontralateral dilakukan untuk menarik saraf
yang menghasilkan gerakan distal saraf secara proksimal (menjauh dari arah
median membangkitkan peningkatan gejala. disfungsi). Teknik ini seharusnya tidak
Oleh karena itu, jika dalam posisi MNT1, membangkitkan gejala klinis pasien (Gbr.
gejalanya meningkat dengan lateral fleksi 10.4).
ipsilateral atau release lateral fleksi
kontralateral tulang cervical, atau gejala-
gejala mereda dengan lateral fleksi
kontralateral, distal sliding dysfunction
mungkin terlibat. Dalam hal ini, perawatan
level 1 adalah untuk slide saraf secara
proksimal, menjauh dari arah yang
memprovokasi (posisi menjauh / menjauh).
Tekniknya adalah sebagai berikut:
Posisi pasien - untuk MNT1, fleksi siku
kira-kira 20° -30°, lengan pronasi / supinasi
yang nyaman, fleksi pergelangan tangan dan Ketika pasien berkembang ke level 2 rendah,

jari untuk memungkinkan gerakan proksimal abduksi bahu yang lebih sedikit digunakan

saraf dengan melepaskan ketegangan distal, untuk memungkinkan gerakan yang lebih

sekitar 45°-90° glenohumeral abduksi jauh terjadi selama fase penentuan posisi,

(memanfaatkan sendi bahu untuk sementara gerakan leher tetap sama.

menggambar medianus secara proksimal) - Pergelangan tangan dan jari dapat

keputusan tentang jumlah abduksi, sekali diperpanjang untuk memposisikan saraf

lagi, bijaksana dan tergantung pada lebih jauh juga. Pada level tinggi 2, posisi

simptomatologi pasien. Adalah bijaksana dan gerakan adalah sebagai berikut :


Posisi - lateral fleksi netral dari tulang
cervical, ekstremitas atas pasien dekat
dengan sisi mereka, elevasi scapula, siku
dalam jangkauan penuh yang nyaman.
Gerakan - ekstremitas atas didukung dengan
nyaman, lakukan ekstensi pergelangan
tangan dan jari dengan fleksi lateral
ipsilateral tulang belakang leher (Gbr. 10.5)

Proximal sliding dysfunction


Proximal sliding dysfunction pada pronator
syndrome diilustrasikan oleh peningkatan
gejala dengan gerakan proksimal saraf
median dan gerakan distal saraf
menghasilkan penurunan gejala. Pada posisi
MNT1, gejala akan meningkat dengan
Pada level 2 tinggi , mobilisasi adalah slider lateral fleksi kontralateral tulang cervical
distal yang lebih luas dan dilakukan sebagai dan fleksi pergelangan tangan dan jari. Level
bagian dari uji neurodinamik median 2. 1 pengobatan disfungsi ini adalah
Peningkatan scapula dan ekstensi menempatkan saraf pada posisi distal,
pergelangan tangan dan jari dilakukan (Gbr. kemudian geser secara distal dalam
10.6). perawatan (posisi menjauh ).
Posisi pasien – fleksi siku kira-kira 20°-30°,
pergelangan tangan dan jari dengan nyaman
dalam posisi netral, lengan bawah dalam
derajat pronasi yang nyaman, anggota tubuh
bagian atas pasien di sampingnya, lateral
fleksi ipsilateral tulang cervical.
Gerakan - ekstensi pergelangan tangan dan
jari untuk menggambar saraf median di siku
distal. Teknik ini pada prinsipnya mirip
dengan yang pada tahap akhir disfungsi
sliding distal, kecuali bahwa, karena
dilakukan pada level rendah, mungkin perlu
dilakukan lebih lembut dan dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan pasien.
Ketika pasien berkembang ke level 2 yang
rendah, derajat abduksi bahu dan lateral
fleksi kontralateral ditambahkan untuk
Pada titik ini, pembaca akan memperhatikan
memposisikan saraf median pada siku lebih
bahwa perawatan untuk disfungsi sliding
proksimal sementara ekstensi pergelangan
proksimal pada level rendah mirip dengan
tangan dan jari dilakukan lagi (posisi ke arah
perawatan untuk disfungsi sliding distal
menjauh). Melaju ke level 2 yang tinggi,
pada level tinggi. Ini adalah fitur umum dari
posisi dan gerakan diubah, sebagai berikut:
semua disfungsi sliding, cukup disengaja
Posisi - fleksi pergelangan tangan dan jari,
dan didasarkan pada sistem progressional
tulang cervical dalam posisi netral, abduksi
yang disajikan dalam bab Metode Perawatan
bahu hingga sekitar 90 °, tergantung pada
(Bab 8). Sistem ini memungkinkan
kemampuan pasien.
penanganan mekanisme patofisiologis sejak
Gerakan - lateral fleksi kontralateral tulang
dini dan secara perlahan menumpuk untuk
cervical seraya menstabilkan scapula.
mengatasi aspek-aspek patomekanis ketika
Teknik ini mirip seperti pada tahap awal
masalah diselesaikan dan akan mentoleransi
disfungsi geser distal, namun, sendi
perlakuan mekanis dengan lebih baik.
glenohumeral ditempatkan dalam lebih
banyak abduksi untuk memposisikan saraf
Tension dysfunction
median di siku lebih proksimal sebelum
Tension dysfunction pada pronator
mobilisasi. Cara lain untuk melakukan
syndrome muncul sebagai peningkatan
teknik ini adalah dengan menggunakan opsi
gejala ketika ketegangan pada saraf
penggeser MNT2 (Gbr. 10.7).
medianus pada siku meningkat. Oleh karena
itu, pada salah satu dari posisi tes medik
neurodinamik, gejala akan meningkat
dengan lateral fleksi kontralateral tulang
cervical dan ekstensi pergelangan tangan
dan jari. Gejala-gejalanya juga berkurang
ketika salah satu dari gerakan ini dilepaskan.
Perawatan pada level 1 adalah
memposisikan saraf dalam posisi anti-
ketegangan seperti untuk generik off-loader
untuk saraf median, seperti yang
ditunjukkan di bawah bagian pada cervical
(Gbr. 9.13, hlm. 167). Kemudian mobilisasi
atau latihan di rumah dapat dilakukan. Ketika pasien berkembang ke level 2 rendah,

Posisi pasien - fleksi siku di sekitar 90°, gerakan yang sama dilakukan tetapi,

pergelangan tangan dan jari-jari dalam posisi sebaliknya, sendi bahu abduksi ke kisaran

netral, anggota tubuh bagian atas pasien di yang nyaman, hingga sekitar 45°. Pada level

sisi mereka, elevasi scapula, lateral fleksi 2 yang tinggi, posisi abduksi bahu diambil di

ipsilateral tulang cervical. atas 45° menuju 90° dan gerakan yang sama

Gerakan - ekstensi pergelangan tangan dan dilakukan. Perluasan siku adalah gerakan

jari serta lateral fleksi kontralateral untuk pilihan untuk teknik pada level / tipe 3a,

memberikan sedikit tekanan pada saraf namun, kepekaan ditambahkan dalam

median dari kedua ujung proksimal dan penentuan posisi, yaitu sejumlah kecil

distal. Ketika pasien berkembang ke level 1 depresi scapula dan lateral fleksi

yang tinggi, lebih banyak ketegangan dapat kontralateral tulang cervical. Ini secara

diterapkan dengan siku diposisikan ke dalam efektif merupakan serangkaian

ekstensi yang lebih luas dan gerakan yang perkembangan melalui MNT1 (Gbr. 10.9).

sama di leher dan pergelangan tangan


sedang dilakukan (Gbr. 10.8).
kemudian dapat diulang beberapa kali dalam
sesi perawatan yang sama.
Neurodynamic massage technique
Teknik ini diarahkan pada pemijatan dan
desensitisasi saraf median di sekitar otot
pronator. Ini juga dapat membantu
meningkatkan aliran darah melalui saraf dan
menekan edema di dalam dan di sekitar
saraf. Ini secara efektif menggeser saraf di
bawah ibu jari praktisi sementara tekanan
diberikan ke saraf.
Prosedur neurodinamik level 3b hanyalah
Posisi - posisi untuk uji neurodinamik
memulai teknik dengan ekstensi siku /
MNT2 diadopsi. Sementara menstabilkan
supinasi dan menambahkan komponen
siku pasien dalam ekstensi dengan jari-jari,
MNT1 lainnya dari kedua ujungnya.
terapis menempatkan ibu jari proksimal
Abduksi Glenohumeral digunakan dalam
mereka di atas permukaan ventral saraf
mobilisasi. Ini akhirnya mirip dengan MNT2
median baik langsung proksimal, atau lebih
tetapi sering kali paling baik dilakukan
dari otot pronator teres. Teknik slider
sebagai MNT1 karena abduksi lebih mudah
proksimal / distal dilakukan ketika terapis
dilakukan dalam posisi ini.
mempertahankan tekanan ibu jari mereka
Perawatan pada level 3c melibatkan
terhadap saraf. Dengan cara ini, saraf
perawatan simultan otot pronator dan
meluncur secara longitudinal di bawah ibu
jaringan penghubung lainnya sambil
jari terapis dan dihasilkan efek pijatan.
memobilisasi saraf. Kontraksi / relaksasi
Tingkat tekanan yang diterapkan oleh ibu
otot selama MNT1 digunakan dan, selama
jari adalah sewenang-wenang dan keputusan
fase pelepasan, saraf dimobilisasi dengan
mengenai hal ini dipengaruhi oleh
lembut ke posisi tegang. Teknik ini
kebutuhan dan respons pasien. Teknik ini
dilakukan dengan lembut dan hanya 2-3 kali
beroperasi dengan asal yang terbalik. Saya
sebelum mengembalikan saraf median
menyamakan ini dengan memerah susu sapi
kembali ke posisi diam agar tidak
dengan cara yang salah. Sapi menekuk
menimbulkan gejala. Triplet mobilisasi ini
lututnya ke atas dan ke bawah sementara
petani memegang tangan mereka di dan menarik melalui fleksi siku dan gerakan
sekeliling dot sapi (Gbr. 10.10). supinasi. Seperti halnya sindrom terowongan
pronator, faktor berulang dan postural
hampir selalu ada.
Karena kecenderungannya untuk
menghasilkan nyeri pergelangan tangan
yang terlokalisasi, assesment, bahkan tanpa
adanya gejala neurologis, harus melibatkan
pemeriksaan neurologis dan tes radial
neurodinamik. Secara alami, palpasi saraf
Supinator Tunnel Syndrome dan pengujian jaringan penghubung sangat
Supinator tunnel syndrome biasanya penting. Ini dicapai dengan palpasi saraf dan
mengekspresikan dirinya sebagai nyeri pada sekitarnya ketika lewat di bawah supinator
daerah siku dan lengan anterolateral dan dan peregangan dan kontraksi otot supinator
kadang-kadang nyeri tusuk dalam distribusi dalam hubungannya dengan, atau terpisah
saraf interoseus posterior (aspek radial dari, pengujian neurodinamik untuk saraf
dorsal tangan). Secara misterius, kadang- interoseus posterior. Teknik-teknik untuk
kadang rasa sakit akibat masalah ini bisa sindrom supinator secara virtual identik
tidak ada di siku dan sebagai gantinya dapat dengan teknik-teknik sindrom pronator
melokalisasi dirinya sendiri di dorsum tunnel, kecuali bahwa teknik-teknik tersebut
pergelangan tangan dan mungkin tanpa diterapkan pada aspek radial siku.
adanya gejala neurologis. Oleh karena itu, Mechanical Interfaces
penyelidikan nyeri pergelangan tangan Level 1 dan 2
dorsal harus melibatkan saraf interoseus Seperti halnya sindrom pronator, mekanisme
posterior di siku. kausatif dengan sindrom supinator
Gangguan ini sering disalahartikan sebagai umumnya adalah penutupan berlebihan.
tennis elbow, namun seharusnya tidak Pada level 1, pembuka statis untuk saraf
karena umumnya tidak menyebabkan rasa interoseus posterior di siku dilakukan
sakit semata-mata pada otot ekstensor. dengan memposisikan siku di sekitar 20°-
Gejala dipicu oleh kegiatan yang melibatkan 30° short of full extension dan lengan rileks
penggunaan otot supinator, seperti meremas dalam posisi supinasi. Ini untuk mengurangi
ketegangan pada otot supinator dan Distal sliding dysfunction pada sindrom
menghilangkan tekanan dan ketegangan dari supinator terjadi ketika saraf interoseus
saraf. Pergelangan tangan dan jari-jari posterior pada siku menunjukkan
ditempatkan pada posisi netral dan scapula patodinamik ke arah gerakan distal. Oleh
sedikit elevasi sementara anggota tubuh karena itu, jika, dalam posisi radial
bagian atas ditempatkan dekat sisi pasien. neurodynamic test (RNT), gejalanya
Jika perlu, humerus dapat eksternal rotasi meningkat dengan lateral fleksi ipsilateral
untuk menambah beban saraf radial. Jika tulang cervical atau release lateral fleksi
pasien memerlukan, posisi istirahat ini dapat kontralateral, atau gejala-gejala mereda
ditawarkan untuk menghilangkan rasa sakit dengan lateral fleksi kontralateral, distal
di rumah. Ketika pasien berkembang ke sliding dysfunction dapat terlibat. Seperti
level 1 yang tinggi, pembuka dinamis halnya dengan sindrom pronator, perawatan
dilakukan dalam bentuk mobilisasi pasif level 1 untuk sindrom terowongan supinator
dalam arah supinasi dari posisi yang relatif adalah pertama-tama memposisikan saraf
netral yang melewati arah luar gerakan ini. dalam posisi proksimal kemudian slide juga
Pada level rendah 2 dan pada derajat yang secara proksimal, menjauh dari arah yang
sama dengan fleksi/ekstensi siku seperti di memprovokasi. Oleh karena itu tekniknya
atas, lengan bawah dengan lembut adalah sebagai berikut:
dipindahkan ke posisi pronasi untuk Posisi terapis - di kepala pasien.
memanjangkan otot supinator. Ketika Posisi pasien - fleksi siku kira-kira 20°-30°,
masalah berlanjut ke ujung tingkat 2 yang lengan posisi pronasi yang nyaman, ekstensi
tinggi, teknik selanjutnya adalah pergelangan tangan dan jari untuk
memanjangkan otot supinator sementara otot memungkinkan gerakan proksimal saraf,
itu rileks setelah kontraksi yang ditahan dan abduksi glenohumeral 30°-45° jika diizinkan
teknik ini dibawa ke ujung kisaran nyaman. (lagi-lagi memanfaatkan sendi bahu untuk
Oleh karena itu, supinasi aktif ditolak secara menggambar saraf radial secara proksimal)
manual dan ini segera diikuti oleh Gerakan - terapis menstabilkan scapula
pemanjangan otot secara pasif sebagai cara sementara lateral fleksi kontralateral
releasing interfaces. dilakukan secara pasif untuk menarik saraf
Neural secara proksimal. Saat pasien berkembang
Distal sliding dysfunction dari level 1 rendah ke level 1 tinggi, abduksi
bahu yang lebih sedikit digunakan untuk level 1 adalah menempatkan saraf pada
memungkinkan gerakan yang lebih jauh posisi distal, kemudian slide secara distal
terjadi selama fase penentuan posisi, (posisi menjauh).
sementara gerakan leher tetap sama. Posisi pasien - lengan ditopang pada bantal
Pergelangan tangan dan jari-jari bergerak ke jika perlu, fleksi siku sekitar 20°-30°,
dalam posisi fleksi untuk menggerakkan pergelangan tangan dan jari pada posisi
saraf interoseus posterior lebih jauh ke arah netral, lengan dalam derajat pronasi /
yang lebih jauh dan lengan bawah pronasi. supinasi yang nyaman, anggota tubuh bagian
Dalam melangkah maju melalui level 2, atas pasien di sampingnya, elevasi scapula,
RNT sekarang digunakan untuk leher dalam posisi netral.
menghasilkan gerakan yang benar (Gbr. Gerakan - fleksi pergelangan tangan dan
10.11). jari-jari untuk menarik saraf secara lateral
dan lateral fleksi ipsilateral tulang cervical.
Gerakan leher dapat dilakukan oleh terapis
sementara pasien dapat menggerakkan
tangan mereka.
Pada level 1 yang tinggi, abduksi
glenohumeral dan lateral fleksi kontralateral
ditambahkan untuk memposisikan saraf
lebih proksimal sementara gerakan
pergelangan tangan, jari, dan leher diulang
(posisi ke arah / menjauh)
Proximal sliding dysfunction
Pada level rendah 2, posisi dan gerakan
Proximal sliding dysfunction pada sindrom
diubah, sebagai berikut:
supinator diilustrasikan ketika gerakan
Posisi - untuk RNT.
proksimal saraf interoseus posterior
Gerakan - depresi scapula, ekstensi
menimbulkan peningkatan gejala. Pada
pergelangan tangan dan jari (Gbr. 10.12).
posisi RNT, gejala akan meningkat dengan
lateral fleksi kontralateral tulang cervical
dan ekstensi pergelangan tangan dan jari.
Seperti halnya sindrom pronator, perawatan
proximodistal, jika memungkinkan pada
kedua arah. Ini cenderung menenangkan
saraf daripada memprovokasi.

Pada level 2 yang tinggi, lateral fleksi


kontralateral dari leher dimasukkan sebelum
mobilisasi. Mobilisasi diulang sebagai
depresi scapula dan ekstensi pergelangan
tangan dan jari.
Tension dysfunction Pada level 2, terapis mengubah teknik untuk
Tension dysfunction pada sindrom supinator memakai posisi RNT. Siku tetap dalam
menghasilkan peningkatan gejala ketika posisi yang relatif fleksi sebelum mobilisasi.
ketegangan pada saraf interoseus posterior di Gerakan-gerakan itu kemudian terdiri dari
siku meningkat. Dalam posisi RNT, gejala depresi scapula dan fleksi pergelangan
karena itu akan meningkat dengan lateral tangan dan jari dengan ekstensi siku sebagai
fleksi kontralateral tulang cervical dan fleksi teknik amplitudo luas tetapi teknik lembut.
pergelangan tangan dan jari. Gejala- Ini berkembang dengan meningkatnya
gejalanya juga berkurang ketika salah satu abduksi glenohumeral dan pergerakan
dari komponen ini dilepaskan. pergelangan tangan serta posisi fleksi lateral
Perawatan pada level 1 rendah adalah fleksi.
memposisikan saraf dalam posisi anti- Perawatan pada level 3a sama dengan di atas
tension seperti untuk generic off-loader tetapi, kali ini, teknik ini dapat
untuk saraf radial dan menawarkan ini menggabungkan depresi scapula dan/atau
sebagai posisi istirahat untuk pasien (Gbr. lateral flekis kontralateral. Perawatan Level
10.13). Mobilisasi pilihan pada level 1 untuk 3b melibatkan kinerja teknik yang sama
disfungsi tegangan adalah penggeser
seperti pada level 3a kecuali ekstensi siku diremehkan. Mobilisasi langsung dari saraf
adalah gerakan pertama dalam persiapan median dan tendon untuk masalah telah
teknik dan dilakukan sedikit lebih kuat terbukti mengurangi kebutuhan untuk
selama mobilisasi. Perawatan pada level 3c operasi (Rozmaryn et al 1998) dan dapat
melibatkan perawatan simultan otot dikaitkan dengan peningkatan kekuatan
supinator dan jaringan penghubung lainnya genggaman aktif dan peningkatan kepuasan
sambil memobilisasi saraf. Oleh karena itu, pasien (Akalin et al 2002). Namun, bahkan
kontraksi / relaksasi otot ini dengan dengan itu, sedikit yang telah dilakukan
tensioner neurodinamik melayani tujuan ini. untuk menghubungkan teknik perawatan
Neurodynamic massage technique dengan apa yang penulis yakini sebagai
Posisi - memakai posisi RNT. Saat sindrom carpal tunnel di mana disfungsi
menstabilkan siku pasien dalam ekstensi, yang berbeda mungkin ada. Artinya,
terapis juga menempatkan ibu jari proksimal kelainan saraf median pergelangan tangan
mereka di atas permukaan ventral saraf bisa menampung dominasi mekanisme yang
interoseus posterior baik langsung berbeda; contohnya; jenis interfaces,
proksimal, atau hanya lebih, otot supinator. longitudinal sliding atau patofisiologis (mis.
Teknik slider proximo-distal dilakukan neuropati diabetik) dan pengobatan harus
ketika terapis mempertahankan tekanan ibu disesuaikan untuk setiap masalah. Oleh
jari mereka terhadap saraf. karena itu, apa yang terjadi selanjutnya
Gerakan slider proksimal - depresi scapula, adalah uraian berbagai jenis disfungsi terkait
ekstensi pergelangan tangan dan jari. dengan sindrom carpal tunnel dan
Pergerakan slider distal - elevasi scapula, perawatannya. Juga bermanfaat untuk
fleksi pergelangan tangan dan jari. Teknik mengenal bab-bab tentang General
ini mirip dengan saraf median yang setara Neurodynamics dan Neuropathodynamics
dengan memerah susu sapi dengan asal yang sehingga logika penerapan teknik menjadi
terbalik. jelas. Untuk kepentingan pembaca gambar
Carpal Tunnel Syndrome dari saraf median disediakan (Gambar 10.14
Introduction dan 10.15).
Penulis percaya bahwa peran terapi langsung
sebagai cara konservatif untuk mengobati
sindrom carpal tunnel umumnya
Kingery juga harus dilakukan sejauh distal
dari cabang motorik saraf median di tangan
(Gbr. 10.16) saat melewati ke otot-otot
eminensia tenar. Dengan teknik cekatan,
saraf median sering dapat teraba segera
proksimal ke ligamentum carpal transversal,
setelah tendon dipindahkan secara manual.
Sering, bengkak di dalam dan sekitar saraf
dan terowongan dapat diraba dan ini juga
dapat meluas ke cabang motorik dan canal
Guyon. Sehubungan dengan pengujian
neurodinamik, MNT1 adalah teknik pilihan.
Ini dilakukan sesuai dengan sistem yang
ditetapkan dalam bab tentang pengujian
neurodinamik standar (Bab 7) (Gbr. 10.16).

Pemeriksaan fisik
Deskriptor utama untuk menyiapkan
pemeriksaan fisik untuk sindrom carpal
tunnel ialah lambat, lembut dan terperinci.
Ini karena akan diperlukan untuk merasakan
perubahan kecil dan halus dalam fungsi fisik
dan respons sensorik. Saraf dipalpasi secara
ekstensif sepanjang perjalanannya, Mechanical Interfaces
kebutuhan yang dapat meluas ke proksimal Tes mechanical interfaces melibatkan
sampai ekstremitas atas. Palpasi dan menempatkan struktur interfaces melalui
pengujian untuk tanda-tanda Tinel dan langkah mereka untuk menentukan apakah
mereka terlibat dalam menghasilkan ibu jari terapis. Pergelangan tangan dan
perubahan neurodinamik. Karenanya, lengan distabilkan oleh tangan proksimal
gerakan aktif dan pasif dari semua carpal terapis. Manuver ini membuat tulang carpal
dan sendi terkait dilakukan. Tes Watson juga dan metacarpal pertama dan kelima
relevan, bersama dengan tes khusus untuk membentuk lengkung dengan permukaan
pembukaan dan penutupan interfaces. Jelas, cekung berada di aspek ventral pergelangan
selain mencari perubahan fisik seperti tangan. Ketika dilakukan dengan lembut,
pembengkakan, penebalan, kelembutan dan ada kemungkinan bahwa gerakan berikutnya
kekakuan, reproduksi gejala adalah aspek menghasilkan penurunan ketegangan di
kunci melalui tes Phalen dan lainnya. ligamentum carpal transversal dan
Pembukaan - fleksi horisontal – pembuka mengurangi tekanan pada saraf median. Ini
Fleksi horizontal sebagai gerakan dapat dilakukan sebagai pembuka statis atau
pembukaan dilakukan dengan posisi pasien dinamis (Gbr. 10.17).
dalam posisi terlentang dengan siku tertekuk
hingga sekitar 90 ° sehingga lengan bawah
dan titik tangan pasien hampir vertikal.
Tangan terapis mendekati pergelangan
tangan pasien dari arah yang berbeda.
Tangan proksimal terapis dengan lembut
menjepit lengan bawah pasien secara radial
sehingga ibu jari terapis terletak di
permukaan ventral lengan bawah pasien, dan
sejajar dengan, jari-jari dan ulna pasien. Ini
agar ujung ibu jari terapis mencapai lipatan
palmar distal pasien. Tidak ada tekanan yang
diberikan oleh ibu jari pada terowongan
carpal selama gerakan tes. Tangan distal
terapis kemudian melewati punggung di
sekitar pergelangan tangan pasien, sehingga
tekanan ventral diberikan pada sisi radial
oleh jari-jari terapis dan pada dasarnya oleh
ulnaris menjepit tulang metacarpal kelima,
pisiform dan hamate. Gerakan ini dihasilkan
oleh terapis yang dengan lembut
menggerakkan ibu jari mereka saat mereka
memberikan tekanan ventral di atas dorsum
pergelangan tangan dan gerakan jari telunjuk
mereka yang terjepit ke luar. Gerakan ini
menghasilkan peningkatan ketegangan di
ligamentum carpal transversal dengan
memiringkan struktur ulnaris dan radial
posterior di sekitar kapitulasi (Gambar
10.18)

Penutupan - ekstensi horizontal – penutupan


dinamis
Dalam kinerja ekstensi horizontal, tangan
terapis mendekati pergelangan tangan pasien
dari aspek dorsal. Setiap tangan menjepit
lembut dengan jari telunjuk dan jempol
terapis di sekitar aspek medial dan lateral
kompleks pergelangan tangan dan
metacarpal pertama dan kelima. Tangan Neurodynamic testing
yang memegang aspek radial mencengkeram Levels 1 and 2
tulang metacarpal dan scaphoid pertama Dalam pengujian neurodinamik, pengujian
sedangkan tangan yang memegang struktur level 1 untuk saraf median di pergelangan
tangan terbatas dan diferensiasi struktural dengan, masih menggunakan MNT1,
dimodifikasi. Gerakan pertama adalah lateral memulai tes dengan ekstensi pergelangan
fleksi kontralateral leher dan sisa MNT1 tangan dan jari dan menyelesaikan manuver
diselesaikan secara bertahap sampai dengan menambahkan gerakan dalam urutan
timbulnya gejala pertama. Lateral fleksi proksimal. Pengujian Level / tipe 3c
kontralateral kemudian dilepaskan dan, jika memanfaatkan sambungan pergelangan
ada sindrom carpal tunnel, mungkin tangan sebagai mechanical interfaces.
menghasilkan perubahan gejala di tangan. Dengan melakukan itu, ekstensi horisontal
Jelas, beberapa gerakan mungkin dikombinasikan dengan MNT1. Dengan cara
dihilangkan, seperti ekstensi pergelangan ini, tekanan diberikan selama tes
tangan dan jari jika gejala cenderung muncul neurodinamik. Atau, fleksi aktif pergelangan
terlalu dini atau terlalu parah (Gbr. 10.19). tangan dan jari dapat dikombinasikan
Pada level 2, MNT1 standar dilakukan dengan MNT1. Harus diingat bahwa, karena
sedangkan, pada level 3, gerakan komponen gejala akibat sindrom carpal tunnel dapat
lainnya ditambahkan. dengan mudah diprovokasi, keputusan
tentang tingkat / jenis pengujian yang akan
dilakukan didasarkan pada sistem
perencanaan pemeriksaan yang ditetapkan
dalam bab 6 (Gbr. 10.20).

Level / tipe 3
Pengujian pada level / tipe 3a melibatkan
kinerja MNT1, dengan lateral fleksi
kontralateral dan kemungkinan depresi
Treatment
scapula. Pengujian level / tipe 3b dicapai
Mechanical interface dan; dengan memberikan tekanan berulang
Pengobatan sindrom carap tunnel secara ke terowongan, sehingga memerahnya dari
alami berkisar pada kategori diagnostik. cairan vena yang berlebihan, selanjutnya
Namun, dalam kasus masalah interfaces mengurangi tekanan di daerah tersebut. Ini
yang dominan, perawatan akan fokus pada akan meningkatkan oksigenasi dengan
peningkatan fungsi kompleks pergelangan memungkinkan darah segar baru memasuki
tangan. Ini, jika perlu, dapat dengan cara terowongan. Oleh karena itu, teknik yang
meningkatkan stabilitas melalui latihan dan berharga untuk masalah terowongan carpal
secara efektif mengobati gangguan seringkali adalah mobilisasi ekstensi
penutupan yang berlebihan. Jenis lain dari horizontal.
masalah penutupan berlebihan adalah yang Neural Component
dihasilkan oleh terowongan yang terlalu Proximal sliding dysfunction
kecil untuk saraf dan tendon. Dalam kategori Bahan penting dari proximal sliding
diagnosis ini, akan perlu untuk mengurangi dysfunction adalah gejala yang ditimbulkan
tekanan pada saraf medianus dengan oleh gerakan proksimal saraf di terowongan
melakukan teknik pembukaan interfaces carpal. Pada posisi MNT1, peningkatan
(fleksi horisontal), sebagaimana disebutkan gejala dengan pelepasan ekstensi jari,
di atas. Ini akan berlaku untuk masalah level penekukan jari atau lateral fleksi
1. Ketika gangguan meningkat ke level 2, kontralateral cervical menggambarkan
teknik penutupan (ekstensi horisontal) dapat disfungsi ini. Teknik slider berikut dapat
diterapkan di mana mobilisasi ligamentum berguna dalam skenario seperti itu.
carpal transversal adalah tujuannya. Pada awalnya, slider distal dilakukan untuk
Mustahil bahwa kekuatan normal yang menggerakkan saraf menjauh dari arah
diterapkan selama mobilisasi ligamen tidak disfungsi. Dalam ilustrasi (Gbr. 10.21)
akan menghasilkan peningkatan panjang teknik ini dekat dengan kisaran ujung. Ini
yang tiba-tiba. Namun, dengan pemuatan dapat ditoleransi oleh pasien yang
berulang, dimungkinkan untuk mencapai menempati level 1 tetapi, jika tidak,
peningkatan tekanan terowongan karpal tekniknya dapat bervariasi dengan
dalam dua cara; peningkatan halus fungsi mengurangi komponen pergelangan tangan
ligamentum viskoelastik, sehingga dan jari. Pasien secara alami dapat
meningkatkan tekanan pada saraf medianus melakukan ini secara aktif sebagai latihan di
rumah. Kemajuan mobilisasi ini ke level 1 dengan saraf, yang kemudian akan
yang tinggi adalah dengan menambahkan mengurangi jumlah gerakan memanjang
komponen proksimal secara progresif, saraf relatif terhadap struktur-struktur sendi.
seperti ekstensi siku dan abduksi Pencegahan gerakan pergelangan tangan
glenohumeral tetapi tetap bergerak dalam memungkinkan saraf untuk meluncur relatif
arah distal dengan menggunakan gerakan terhadap struktur tetangga seperti
ekstensi jari. ligamentum carpal transversal di atas dan
tulang di bawahnya. Ini akan berarti bahwa
tendon masih akan meluncur longitudinal
dengan saraf, meskipun gerakan mereka
lebih besar dalam amplitudo daripada saraf
saat jari-jari bergerak. Rasio pergerakan
tendon ke pergerakan saraf yang kami amati
secara informal cenderung bervariasi antara
sekitar 5:1 dan 20:1, namun, pengukuran
formal akan diperlukan untuk menetapkan
nilai yang akurat untuk fenomena ini.
Pada level 2 rendah, sendi glenohumeral
secara bertahap diposisikan ke arah abduksi
Posisi - ekstremitas atas pasien ditempatkan
90° dan mobilisasi saraf terbalik sehingga
pada posisi MNT1 sesuai dengan
dilakukan dalam arah proksimal. Oleh
kemampuan pasien. Pergelangan tangan dan
karena itu, dalam posisi ini, pergelangan
jari-jari terletak pada posisi lurus seolah
tangan dan jari dilipat sementara siku
membuat dayung dengan tangan pasien.
ekstensi selama mobilisasi.
Teknik neurodinamik dilakukan dengan
Pada level 2 yang tinggi, teknik
memposisikan siku dalam ekstensi lebih
neurodinamik memanfaatkan depresi
banyak dan memobilisasi jari dan ibu jari ke
scapula dan / atau lateral fleksi kontralateral
ekstensi, sementara sendi pergelangan
pada leher ketika elemen posisional dan
tangan tetap diam. Alasan untuk
gerakan fleksi pergelangan tangan dan jari
menahannya adalah bahwa, dengan gerakan
serta ekstensi siku diulangi. Penting untuk
pergelangan tangan, struktur-struktur sendi
membuat ibu jari bergerak ke telapak tangan
yang saling berinteraksi cenderung bergerak
di bawah jari sehingga cabang motorik saraf Persiapan untuk distal sliding dysfunction
dimobilisasi secara efektif (Gambar 10.22 dengan MNT1 sama dengan proximal
dan 10.23). sliding dysfunction level 2 di atas. Secara
efektif, kemajuan dibalik sehingga prinsip-
prinsip posisi dan bergerak menjauh dan
menuju terpenuhi. Pada level rendah distal
sliding dysfunction, bagaimanapun, dokter
akan memodifikasi teknik sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Sliding saraf pada tendon yang berdekatan
Apa yang menarik tentang dinamika saraf
median di pergelangan tangan adalah bahwa
penggeser saraf ke arah gerakan jari (mis.
Ekstensi) menghasilkan pergerakan saraf
dengan tendon pada arah ini. Dalam situasi
ini, tidak banyak geser saraf relatif terhadap
tendon terjadi seperti halnya dengan
kombinasi gerakan lainnya. Apa yang
ternyata menjadi penggeser terbaik dari saraf
dalam arah yang berlawanan dari tendon
Distal sliding dysfunction sebenarnya adalah ketegangan dari saraf. Ini
Dalam posisi MNT1, distal sliding karena ekstensi jari-jari menghasilkan
dysfunction menampilkan dirinya sebagai gerakan distal tendon dan, secara bersamaan,
peningkatan gejala dengan jari gerakan saraf ditarik secara proksimal oleh gerakan
ekstensi dan penurunan gejala dengan proksimal seperti fleksi lateral fleksi
gerakan yang menghasilkan migrasi kontralateral leher. Oleh karena itu, semua
proksimal saraf. Oleh karena itu, lateral hal lain dianggap sama dan ketika sendi
fleksi kontralateral cervical akan pergelangan tangan diam, neural tensioner
menghasilkan pengurangan gejala tangan menghasilkan gerakan proksimal saraf di
pada posisi MNT1. pergelangan tangan sementara tendon
bergerak ke arah distal dengan jari-jari.
Karena itu penulis menganjurkan elemen yang luas, tetapi pada awalnya tidak boleh
tensioner lembut pada beberapa tahap menimbulkan gejala. Sebagai contoh, pasien
rehabilitasi sindrom carpal tunnel untuk diposisikan untuk MNT1 dan, tanpa fleksi
memastikan bahwa semua kemungkinan lateral atau ekstensi pergelangan tangan dan
geser saraf telah dioptimalkan. jari dan lengan abduksi antara 45° dan 90°.
Tension dysfunction Mobilisasi terdiri dari ekstensi siku dan jari
Tension dysfunction ditunjukkan oleh gejala- dalam sebuah posisi siku yang memuaskan
gejala pasien yang ditimbulkan ketika bagi pasien. Saat masalah membaik, ekstensi
ketegangan diterapkan pada saraf dari kedua pergelangan tangan mungkin ditambahkan
ujung saluran. Oleh karena itu, dalam posisi sebagai perawatan level 2 tinggi.
MNT1, lateral fleksi kontralateral tulang Pada level 3a, pergerakan lateral fleksi
cervical dan ekstensi pergelangan tangan kontralateral leher dan/atau depresi scapula
dan jari akan bergejala dan pelepasan salah ditambahkan dan gerakan pergelangan
satu dari gerakan ini akan mengurangi tangan, jari dan ibu jari diulangi. Urutan
gejala. Seperti yang disebutkan sebelumnya level/tipe 3b bisa ke memobilisasi ekstensi
dalam buku ini, tensioner pada level 1 sering siku setelah tiba dengan lembut menjelang
tidak berhasil tetapi dapat dicoba dan serupa akhir rentang nyaman distal ke-proksimal
dengan yang untuk saraf median di siku. urutan MNT1. Perawatan tingkat/tipe 3c
Secara umum, slider di arah distal dan juga untuk memobilisasi ekstensi siku
proksimal sebagai teknik amplitudo besar dengan perawatan interfaces tambahan,
baik untuk sindrom carpal tunnel level 1 misalnya, melakukan ekstensi horisontal.
dengan sensitivitas signifikan terhadap Teknik ini adalah dijelaskan dalam
ketegangan. pengujian level/tipe 3c.
Pada level 2, tensioner dapat diperkenalkan.
Ini dilakukan sebagai gerakan amplitudo

LUMBAR SPINE

PEMERIKSAAN FISIK PADA LEVEL 1 DAN 3


Slump Test
Level 1
Urutan Neurodinamik
Variasi urutan neurodinamik pada slump test untuk level 1 dirancang untuk mencegah
peningkatan tekanan fisik sehingga tidak memprovokasi gejala pasien.
Tahap 1 – jika pasien dapat duduk tanpa memprovokasi gejala, maka pasien dapat memulai
posisi awal dengan standar slump tes. Namun, jika pasien tidak dapat duduk dengan nyaman
pada posisi ini, pasien dapat mengubah posisinya menjadi lebih nyaman. Jika ini berhasil,
gerakan neurodinamik akan sesuai, kecuali pada posisi ini ditambahkan fleksi lumbar dan
thoracic. Efeknya adalah untuk semetara melindungi interface yang menyakitkan, pada waktu
yang sama, menguji jaringan saraf dalan rentang gerak. Akibatnya, keseluruhan slump tes belum
terselesaikan, tetapi sudah cukup diperoleh informasi pada potensial role neuropatodinamik.
Jika pasien tidak dapat duduk dengan nyaman di level 1, maka slump tes tidak dilakukan kecuali
benar-benar mengungkapkan informasi yang bermanfaat, tanpa provokasi yang tidak seharusnya.
Sebaliknya straight leg raise dan passive neck flexion dilakukan dengan tujuan mendapatkan
informasi neurodinamik pasien.
Tahap 2 – neck fleksion dilakukan oleh pasien sementara terapis menaruh tangannya pada
dahi pasien untuk mencegah kepala pasien agar tidak terlalu cepat turun. Pergerakan ini
dilakukan hanya pada pemulaan symptom saja. Jika terjadi lumbar symptoms, posisi leher
kemudian dikembalikan ke posisi netral. Ketika neck flexion menghasilkan peningkatan pada
lumbar symptoms dan merupakan nyeri klinis pasien, tes ini dianggap dianggap respon abnormal.
Tahap 3 – dorsiflexion kemudian boleh dilakukan secara pasif oleh terapis dan diikuti
passive knee extension hingga permulaan symptom. Segera setelah terjadi lumbar symptom,
dorsifleksion di release untuk memastikan jika dapat menghasilkan efek (reduce) lumbar
symptoms. Jika jawabannya iya, maka tes dianggap abnormal. Nilai dalam urutan gerakan diatas
adalah tidak memprovokasi symptom pasien namun informasi neurodinamik yang diperlukan
telah diperoleh.(gambar 11.1)

Diagnosis Disfungsi
Ketika neck flexion abnormal, diagnosis disfungsi dari cephalad sliding dibuat dan ketika knee
extension abnormal kemungkinan ada disfungsi caudad. Dalam kedua kasus neck flexion dan
knee extension menjadi abnormal ketika dilakukan pada saat yang sama, disfungsi tension juga
terlibat sebagaimana dirangkum dalam tabel 11.1

Gambar 11. 1 Efek dari slump test terhadap: (a) Stuktur musculoskeletal –
struktur kanal tulang belakang dikompresi dengan fleksi lumbar selama standar
slump test. (b) Jaringan saraf – removal fleksi lumbar selama slump tes
Slump tes level 2 adalah standard yang telah dijelaskan pada chapter 7.
Tabel 11.1 tipe disfungsi yang ditimbulkan oleh respon abnormal pada slump test
Gerakan Disfungsi
Fleksi leher Cephalad
Ektensi lutut/dorsofleksi Caudad
Fleksi leher dan ekstensi lutut Tension

Level 3
Type 3a Neurodynamically Sensitized
Level/tipe 3a (Neurodynamically Sensitized) pada posisi slump tes untuk menggabungkan
tambahan manuver sensitisasi dari rotasi medial dan adduksi hip, dorsiflexion ankle dan
contralateral lateral flexion dari spine.
Teknik – terapis berdiri pada bagian contralateral pasien dengan kedua kaki diatas lantai
sehingga jangkauannya dapat mengenai kepala dan kaki pasien. Pasien melalukan posisi slump
tes standard penuh dan terapis mengintruksi pasien untuk menjatuhkan bahu (contralateral).
Terapis kemudian bersandar dengan lembut pada bahu dan region upper trapezius dengan dekat
lengan sementara tangan memanjang menjangkau bagian occiput pasien. Terapis Kemudian
mengambil kaki pasien (ipsilateral) dengan tangan bebas dan mengintruksikan ke medial rotasi
dan adduksi dan teknik diselesaikan dengan dorsiflexion. Untuk lumbar symptoms, diferensiasi
structural dilakukan dalam bentuk releasing neck flexion dan dorsiflexion serta pengklasifikasian
respon (gambar 11.2).

Straight Leg Raise Test


Level 1
Pemeriksaan lumbar spine dengan straight leg raise tes pada level 1 cukup sederhana dan harus
dilakukan secara lembut, perlahan dan hati-hati dengan memperhatikan gejala (symptoms)
pasien. Ini sangat penting karena permasalahan pada level 1 dan agak sensitive.
Teknik – pasien dalam posisi telentang dengan lutut lurus, jika memungkinkan. Passive
dorsiflexion dilakukan pertama kali, kemudian ekstremitas bawah pasien dinaikan perlahan dan
dengan lembut sampai timbulnya symptom, lutut tetap lurus. Pada titik ini, dorsiflexion release
Gambar 11.2 Slump test level 3a pada akhir rentang
dan symptom diobservasi. Langkah selanjutnya adalah klasifikasi respon. Jika symptom pasien
direproduksi dan dikurangi dengan release dorsiflexion, responnya diklasifikasikan sebagai overt
abnormal. Jika subtle abnormalitas (fisik atau subjektif) dibandingkan dengan tes yang sama
pada sisi kontralateral, dan diubah dengan dorsofleksi, responnya kemudian dianggap covert
abnormal.
Level / Tipe 3a
Sensitivitas manuver untuk straight leg raise terdiri dari internal rotasi dan adduksi hip.
Lateral fleksi lumbar spine kontralateral dapat dilakukan.
Teknik – kaki diluruskan kemudian dinaikan sampai awal symptoms, kemudian
dilakukan internal rotasi dan adduksi. Jika lateral fleksi kontralateral termasuk dalam gerakan
pada tes dilakukan sebagai awal untuk mengatur dan mencegah gerakan yang tidak diinginkan
terjadi. Dorsofleksi ditambahkan pada akhir manuver untuk tujuan diferensiasi (gambar 11.3)

Prone Knee Bend


Level 1
Teknik untuk prone knee bend pada level 1 dimodifikasi dari tes standar, karena menurut
definisi bagian diferensiasi tidak boleh meningkatkan symptom. Oleh karena itu, gerakan awal
adalah menstabilkan panggul/pelvis, atau bahkan sedikit roll ke posisi posterior rotasi dengan
memberikan tekanan kearah sacrum. Lutut kemudian fleksi sampai menimbulkan lumbar
symptoms, jika benar terjadi. Pada titik ini, panggul dibiarkan roll back ke posisi anterior rotasi
sementara posisi lutut diam dalam pegangan. Manuver terakhir cenderung mengurangi
Gambar 11.3 Straight leg raise dengan internal rotasi
ketegangan saraf
dan adduksi hip dan me-release
(level sarafneurodynamically)
3a, sensitized tetapi meningkatkan ekstensi lumbar. Oleh karena itu, jika
symptoms berkurang dengan release rotasi posterior, kemungkinan adanya komponen saraf
untuk respon dari tes.

Level 3
Teknik level 3a untuk komponen L2-3/femoral pada system saraf adalah untuk
menambahkan lateral fleksi kontralateral pada prone knee bend sebelum pelaksanaan tes. Hal
yang sama juga berlaku untuk femoral slump tes. (gambar 11.4)

PENGOBATAN
Mechanical Interface
Reduced Closed Dysfunction
Pendahuluan
Meskipun teknik pengobatan berikut bekerja melalui system musculoskeletal, namun
dalam aksinya sebagai ilustrasi dari neurodinamik. Ini dikarenakan, awal pada level rendah,
pengobatan terutama mempengaruhi mekanisme patofisiologis didalam dan sekitar akar saraf
dan, ketika masalah berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi, mekanisme yang dominan bersifat
patomekanis, yang dimana pengobatan juga menyerang secara spesifik. Berikut ini adalah contoh
mekanik dan fisiologi pada system saraf dari interaksi dan pengobatan yang dibuat khusus untuk
mempengaruhi setiap komponen yang relevan.
Salah satu aspek yang lebih penting dari reduced closing dysfunction adalah bahwa
biasanya disebabkan oleh lesi yang menempati ruang seperti disc bulge, pembengkakan sendi
pada intervertebral posterior atau perubahan stenotik. Ini juga kemungkinan merupakan hasil dari
perubahan inflamasi didalam dan sekitar struktur saraf, sehingga menyebabkan menjadi
hipersensitif. Jaringan saraf itu sendiri bisa menjadi bengkak dan dibawah tekanan dari dilatasi
vena di foramen intervertebral dan sisa kanal radikular. Karena perubahan vascular ini menjadi
bagian disfungsi mekanik melalui perubahan dinamika tekanan. Oleh karena itu, biasanya
pengobatan terbaik dalam keadaan ini adalah dengan membuka interface sehingga dapat
mengurangi tekanan. Hal ini kemungkinan untuk meningkatkan aliran balik vena intraneural dan
aliran darah kapiler dan menghasilka penurunan sensitivitas dan tekanan pada area tersebut.
Alasan untuk tidak dianjurkan teknik closing pada level 1 adalah kemungkinan untuk menekan
struktur saraf yang sudah sensitive dan berpotensi hipoksia. Oleh karena itu secara umum, saya
menganjurkan teknik opening pada tahap awal dari reduced closing lumbar dysfunction. Ketika
masalah selesai, teknik yang meningkatkan patodinamik berkaitan dengan pergerakan segmen
yang dapat diterapkan, seperti teknik closing dan bentuk teknik mobilisasi lainnya. Seperti yang
akan dilihat, hasil yang tidak disengaja dari pendekatan ini adalah pada tahap awal pengobatan
untuk reduced closing dysfunction akhirnya menjadi serupa dengan kategori reduced opening.

Level 1
Progres 1,2,3 dan 4 – Static Opener
“Static opener” level 1 dari reduced closing dysfunction adalah salah satu teknik yang
paling penting dan berguna untuk pasien dengan sciatica dan distal neurological symptoms
karena ketika dilakukan dengan baik, seringkali sangat efektif.
Posisi – side lying kontralateral (bagian yang sakit paling atas) pinggul dan lutut fleksi
90° atau lebih tinggi dan pasien dipindahkan ke tepi alas sehingga lutut pasien menjulur selebar
tangan di sisi tempat tidur. Jika pasien tidak bisa fleksi hip dan knee dengan cukup, maka
diperbolehkan untuk menaikan setinggi nyamannya pasien. Manuver fleksi ini dirancang untuk
membuka kanal spinal dan kanal radicular. Ini dilakukan dengan membiarkan kaki menggantung
diatas tepi alas dan oleh karena itu juga menghasilkan lateral fleksi kontralateral dari lumbar
spine pada sisi symptomatic. Hasilnya adalah tekanan yang diambil dari akar saraf. Namun
demikian, aliran darah yang tiba-tiba melalui akar saraf saat tekanan diangkat dapat terasa nyeri.
Sehingga, jika manuver menghasilkan opening terlalu banyak dan memprovokatif, salah satu
kaki pasien dapat diletakkan kembali diatas alas. Karena itu terjadi sebagian reversal lateral
fleksi. Jika posisi ini masih terasa nyeri atau sakit, maka kaki yang lain juga dapat diletakkan
kembali di atas alas, dimana dapat mengurangi lateral fleksi lebih jauh. Pada titik ini, lateral
fleksi akan dihentikan, sehingga disarankan untuk menempatkan guling dalam bentuk handuk
yang digulung atau benda lain di bawah pinggang pasien untuk menambahkan sedikit gerakan
lateral fleksi lokal tanpa menimbulkan symptoms. Di ujung lain dari spektrum, pada beberapa
pasien, bahkan kaki pasien yang menggantung pada sisi alas tidak cukup untuk menghasilkan
lateral fleksi yang baik. Jika ini terjadi, seperti yang telah disebutkan dapat menggunakan guling
untuk meningkatkan lateral fleksi. Dalam pengaplikasian teknik secara umum, karena masalah
pada level 1 agak mudah mengalami irritable, posisi yang diadopsi harus dimodifikasi sedikit
demi sedikit dengan hati-hati mengacu kepada simptomatologi pasien.
Selama pengaplikasian 'opener', terapis memeriksa atau mengukur apakah jumlah lateral
fleksi yang tepat telah tercapai dan memantau efek fleksi lateral pada symptoms pasien. Setelah
ditemukan posisi yang nyaman, dan ini berarti yang mengurangi symptoms pasien (terutama
yang distal), pasien diminta untuk tetap dalam posisi ini selama sekitar satu menit. Durasi ini
memberikan waktu untuk darah yang baru mengalir melalui akar saraf dan meningkatkan nutrisi.
Jika ini menghasilkan perbaikan kecil atau sedang, posisi ini dapat dilakukan dua kali atau lebih
lebih pada sesi yang sama. Jika terjadi peningkatan secara dramatis, teknik ini tidak dapat
diulang dalam sesi yang sama, dan pasien dinilai kembali di hari lain. Jika symptoms timbul
ketika pasien dalam posisi ini 'opened', pasien diinstruksikan untuk kembali ke posisi yang
nyaman sampai gejalanya mereda. Pengobatan ini masih dapat diulangi sekali atau dua kali lagi
untuk menetapkan konsistensi respons, selama responsnya memuaskan. Pemeriksaan kembali
selalu dilakukan setelah setiap pengaplikasian, terutama gejala saat istirahat, gejala dan tanda
neurologis dan secara opsional satu tes neurodinamik terhadap perubahan awal hanya pada
gejalanya. Pada tahap ini pasien tidak diinstruksikan untuk melakukan teknik ini sebagai latihan
di rumah karena penting untuk menetapkan efek jangka panjang (setidaknya 24 jam) dari
pengobatan. Jumlah pasien yang membaik dengan pengobatan ini sangat mentakjubkan terutama
dalam kaitannya dengan tanda-tanda neurologis dan nyeri. Pasien yang paling cocok untuk
pengobatan ini adalah yang mengalami gejala neurologis, seperti mati rasa, pin dan jarum terjadi
secara distal dan lebih terasa sering terjadi. Pada pasien yang memiliki rasa sakit yang hebat di
dekat tulang belakang dan bokong, pengobatan ini bisa membantu tetapi seringkali cukup sensitif
terhadap teknik opening sehingga harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan. Teknik
opening ini tidak sesuai jika semakin memicu symptom dari pasien. Namun, untuk memastikan
hal ini terjadi, terapis harus melakukan teknik dengan cermat dan benar. Jika dilakukan dengan
kikuk dan tanpa perubahan tambahan yang kecil, terapis akan melakukan dengan tergesa-gesa
dan pasien akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengobatan yang efektif. Mobilisasi
tidak dilakukan pada tahap ini. Namun, jika pada sesi kedua, pasien melaporkan adanya
peningkatan, maka pasien dapat disarankan untuk melakukan 'static opener' sebagai pengobatan
di rumah, tetapi hanya untuk posisi bukan mobilisasi.
Dalam menunjuk masing-masing posisi di atas ke skala langkah-langkah tambahan, progres 1
adalah pasien berbaring miring dengan bantalan berada dibawah pinggang dengan pinggul dan
lutut fleksi senyaman pasien. Progres 2 adalah dengan salah satu kaki bagian bawah atau atas
pasien menggantung di atas sisi alas sementara kaki lainnya bertumpu di tempat tidur dan
pinggul dan lutut fleksi hingga 90° atau lebih, jika memungkinkan. Progress 3 adalah dengan
kedua kaki berbaring di sisi alas menghasilkan lateral fleksi. Progress 4 adalah sebagai lanjutan
progres 3 tetapi dengan tambahan bantalan dibawah pinggang pasien. Dalam semua progres,
pasien diminta untuk merileksan otot-otot trunk sehingga membiarkan panggul pasien roll di
tempat tidur untuk memungkinkan lateral fleksi. Tangan pasien ditempatkan sesuai dengan
gambar di bawah ini. Dalam kasus yang lebih lanjut, terapis dapat memegang panggul dalam
arah caudad (menghasilkan lateral fleksi kontralateral) (Gambar 11.5, 11.6, 11.7 dan 11.8).
Dosis – saat pasien dapat melakukan ‘opener’ di rumah, pasien dapat melakukannya sekitar
beberapa kali sehari. Umumnya ini bukan kasus yang lebih lama-lebih baik, dan pada tahap
awal melakukan posisi untuk waktu yang lebih lama meningkatkan risiko hiperemia reaktif pada
Gambar
akar saraf11.5
dan Progres
akibatnya1 statis
nyeriopener
reperfusi. Oleh karena itu, pasien diberitahu untuk tidak
untuk level
Gambar 11.71 lumbar
Progres reduced
1 closing
statis yang cermat dari terapis. Waktu maksimum yang
menambah waktu tanpa pengawasan
Gambar 11.8
dysfunction Jumlah
opener untuk level 1 lumbarlateral fleksi
Gambar
reduced 11.6
dianjurkan untukProgres
kontralateral
closing manuver 2 statis
diperoleh
dysfunction opener5-15 menit tetapi waktu ini dicapai dengan penambahan
ini dengan
adalah
untuk level
progress 1 lumbar reduced closing
3 opener
sedikit demi sedikit setidaknya setelah beberapa pengobatan.
dysfunction. Entah kaki bagian atas
Dyanamic
atau bawah Opener
dapat disampirkan diatas
sisi alas untuk
Movement menghasilkan
/ Gerakan - terapis ↑berdiri
lateralmenghadap dan membungkuk kearah pasien. Tujuannya
fleksi kontralateral
adalah untuk memobilisasi panggul pasien dengan lembut, bergantian antara opeing dan kembali
ke posisi awal. Ini berarti bahwa terapis memegang dengan proksimal tangan ke permukaan
superolateral ilium dari pasien sementara tangan dan lengan distal melewati pantat pasien untuk
juga menangkup ilium. Dengan area kontak yang maksimum untuk kenyamanan pasien, gerakan
ini dilakukan oleh terapis dengan memberikan tekanan pada arah caudad pada ilium pasien yang
membuat pelvis rock melewati trokanter mayor ke bawah. Sangat penting untuk tidak
mendorong atau menumpu beban tubuh terapis kepada pasien, karena ini akan menyebabkan
ketidaknyamanan pinggul yang menekan ke bawah pada alas . Terapis menggunakan seluruh
tubuhnya dari kaki ke atas untuk menghasilkan gerakan. Mobilisasi dilakukan secara perlahan
dan dengan lembut sebagai gerakan amplitudo yang cukup lebar.
Mobilisasi ini mungkin menghasilkan lebih banyak opening daripada sebelumnya dan tentu saja
memobilisasi segmen gerak. Ini juga menghasilkan aksi pumping di sekitar akar saraf, yang
dapat membantu aliran darah untuk akar saraf.
Dosis – pada awalnya hingga 10 mobilisasi sebelum dinilai kembali. Urutan ini dapat diulang
beberapa kali dalam sesi yang sama (Gambar. 11.9) dan pada akhirnya dapat mencapai 20 atau
50 gerakan setiap kali.

Level 2 - Dynamic Closer


Posisi – untuk dynamic closer, pasien diposisikan dalam posisi berbaring miring sisi
kontralateral, dengan pinggul dan lutut fleksi hingga 90 °, tetapi kali ini dengan kaki pasien di
tempat tidur. Saat ini mobilisasi diubah menjadi kearah closing. Hal ini dikarenakan masalah
pada pasien akan diselesaikan cukup pada titik dimana sekarang pasien akan mentolerir dan
mendapat manfaat dari mobilisasi yang arahnya lebih spesifik pada disfungsi mekanik pada
interface, yaitu pengurangan closing. Seperti dynamic opener, yang akan menghasilkan aksi
pumping yang lembut tetapi tekanan puncak akan lebih besar daripada dalam kasus opener.
Pengobatan ini bertujuan untuk meningkatkan mekanisme penutupan di sekitar foramen
intervertebralis melalui mobilisasi segmen gerak.
Movement / Gerakan - terapis membungkuk kearah pasien sementara terapis
menempatkan tangan atau lengan bawah di pantat pasien yaitu antara trochanter dan tuberositas
ischial. Ini adalah kunci kontak utama dimana mobilisasi dimulai dan dikendalikan. Tangan
terapis yang lain mem-palpasi untuk memverifikasi gerakan segmental bahwa gerakan yang
dihasilkan dari mobilisasi telah baik atau memuaskan. Mobilisasi dilakukan dari kaki terapis ke
atas dimana titik kontak utama digunakan untuk mengayunkan panggul kearah cephalad, oleh
karena itu menghasilkan gerakan closing pada segmen gerak dan foramen intervertebralis.
Dosis - manuver tidak boleh menimbulkan gejala yang signifikan dan dapat digerakkan
atau diosilasi 10-20 kali. Ini dapat diulang beberapa kali dalam satu sesi.

Progres 2 – Dynamic End Range Closer


Posisi – berbaring miring pada sisi kontralateral, pinggul dan lutut fleksi hingga 90 °. Jika tidak
tercapai fleksi yang memadai dari sendi, lumbar spine tidak akan mengikuti lateral fleksi yang
benar dan sebagai gantinya gerakan fleksi / ekstensi lumbar akan menyalahi prosedur. Selain itu,
pasien akan mengalami tekanan yang berlebihan pada paha bawah karena ditekan terlalu keras
ke alas. Kemudian menghadap kearah cephalad, terapis memegang kaki pasien dengan tangan
bagian distalnya dibawah kaki bagian bawah pasien dan memberikan tekanan ke permukaan
posterior trokanter mayor pasien dengan tangan proksimal dari terapis. Gerakan lateral fleksi
ipsilateral (closing) yang benar dilakukan oleh terapis dengan menggerakkan kaki pasien di
sekitar axis yang melewati anteroposterior melalui panggul dan menggerakkan panggul dengan
memberikan tekanan kearah cephalad pada bokong atau trokanter mayor pasien. Pengobatan
dipilih untuk melakukan gerakan dengan benar pada bidang frontal dengan menghasilkan
gerakan memutar panggul dan kaki yang lambat.
Dosis - kadang-kadang gejala lumbar lokal terjadi karena mobilisasi ini tetapi harus muncul
hanya gejala ringan dan mereda secara instan. Teknik ini dapat digerakkan atau diosilasi
sebanyak 10-15 kali dan dilakukan hingga beberapa kali dalam satu sesi (Gambar. 11.10).

Reduced Opening Dysfunction


Dinamis openers dilakukan untuk mengurangi disfungsi opening dengan cara yang mirip dengan
mengurangi disfungsi closing. Hal ini berkembang secara bertahap kearah opening dan efektif
dalam standar mobilisasi untuk fleksi lumbar kontralateral.

Disfungsi Saraf
Generalized Two-ender
Gambar 11.10 DyanamicSliders
closer untuklumbar spine
Pendahuluan
Salah satu teknik saraf yang lebih berguna secara umum dalam kaitannya dengan lumbar spine
adalah slitwo-ended slider karena sangat efektif dalam menghilangkan nyeri. Slider ini sebanding
dengan teknik grade III dari Maitland dimana gerakan tanpa banyaknya tekanan fisik pada
jaringan adalah kunci utama. Oleh karena itu, dapat digunakan sebelum dan sesudah mobilisasi
yang membangkitkan gejala atau mendekati fungsi yang lebih tinggi. Ini juga dapat digunakan
untuk meredakan persisten aches dan hipersensitivitas yang dihasilkan oleh perubahan inflamasi
didalam atau di sekitar jaringan saraf. Two-ended slider adalah teknik umum dengan aplikasi
yang luas dan menggerakkan jaringan saraf di daerah lumbosakral naik dan turun di kanal spinal.
Dengan semua two-ended sliders lumbar spine, amplitudo gerakan adalah faktor kunci. Secara
umum, pada level yang lebih rendah, digunakan amplitudo yang kecil, sedangkan pada level
yang lebih tinggi, amplitudo yang lebih besar fokus untuk memfasilitasi sliding jaringan saraf
dengan tujuan mengurangi sensitivitas.
Posisi – berbaring miring, sisi yang menyakitkan paling atas atau jika masalahnya simetris
keputusannya dimana sisi yang harus diletakkan paling atas adalah sewenang-wenang atau
semaunya, pinggul dan lutut fleksi hingga sekitar 45°. Gerakan leher (baik fleksi maupun
ekstensi) umumnya dilakukan pada rentang yang nyaman, dan jika hasilnya baik, gerakan
tersebut dapat dikembangkan atau ditingkatkan lebih jauh dalam rentang gerak tersebut.
Movement / Gerakan - ekstensi leher / ekstensi lutut bilateral kemudian fleksi leher /
fleksi lutut bilateral. Gerakan leher umumnya dilakukan oleh terapis sementara pasien
menggerakkan lututnya. Gerakan dorsifleksi opsional.

Two-ended slider juga dapat dilakukan dalam posisi duduk jika ini lebih nyaman. Manfaatnya
adalah pasien dapat melakukannya dengan mudah pada posisi ini di rumah sebagai latihan
(Gambar. 11.11).

Cephalad / Proksimal Sliding Dysfunction


General Points

GambarGambaran
11.11 klinis utama darislider
Two-ended disfungsi ini adalah
untuk kar sebagai
saraf berikut.
lumbar.Pasien
(a) biasanya tegang
cephalad/proksimal
pada punggung selamaslider dengan
insiden leher
lifting. Poladan lutut
nyeri fleksi.
sering (b) caudad/distal
menunjukkan pola inflamasi dengan
slideruntuk leher dan lutut ekstensi
kekakuan dan pegal di pagi hari.
Meskipun nyeri sering terasa di midline, itu bisa unilateral. Gejala-gejalanya direproduksi oleh
cephalad sliding dari struktur saraf di daerah lumbosakral, yaitu fleksi leher, dan berkurang atau
tidak berpengaruh dengan straight leg raising. Fleksi lumbar saat berdiri bisa terasa menyakitkan
dan nyeri akan bertambah dengan penambahan fleksi leher. Menariknya, ekstensi lumbar sering
menunjukkan sedikit ketidaknormalan. Aspek penting dari pengobatan masalah ini adalah
memahami progres teknik neurodinamik dari level 1 ke 3 untuk disfungsi ini.

Level 1
Posisi – pasien berbaring dengan sisi yang sakit paling atas dengan leher posisi netral dan
ditopang oleh bantal. Jika posisi ini tidak meredakan gejala-gejala pasien dengan cukup, leher
dapat ditempatkan pada beberapa derajat ekstensi. Pinggul dan lutut fleksi hingga sekitar 45°
dalam persiapan untuk mobilisasi ekstensi lutut (posisi menjauh / bergerak menjauh).
Movement / Gerakan – ekstensi lutut ipsilateral. Ini seharusnya tidak mereproduksi gejala pasien
(Gambar 11.12 dan 11.13).
Progres selanjutnya adalah memposisikan leher pasien fleksi lebih jauh ke dalam dan gerakan
kaki, seperti di atas, diulangi (posisi menuju / menjauh).
Level 2
Pada low level 2, perkembangan berikut ini berlaku.
Posisi – berbaring miring, sisi yang mengalami sakit paling atas, lutut dan pinggul lebih lurus,
leher fleksi ke suatu titik immediately short dari ketidaknyamanan
Movement / Gerakan – straight leg raise ipsilateral dari posisi netral (Gambar 11.14 dan 11.15).
Progress selanjutnya adalah sebagai berikut:
Gambar 11.12 Posisi awal untuk
a.unilateral
Posisi - seperti
cephalad pada progress
/ disfungsi slidingdiatas, kecuali leher diposisikan dalam fleksi / ekstensi
Gambar
netral, siap11.13
proksimal, untuk caudad/distal
sisi pasif
paling sakit slider
mobilisasi untuk
fleksi leher.
pada level ketegangan
mengurangi 1 untuk akar saraf
pada upper
Movement / Gerakan
lumbosacral, ekstensi –lutut
fleksi leher secara pasif dilakukan senyaman dalam rentang gerak
akar saraf
tersebut. Beberapa dapat menimbulkan lumbar symptoms. Namun, harus dilakukan dengan
ringan dan harus segera berhenti dilakukan setelah teknik selesai.
b. Posisi - duduk di sisi tempat tidur.
Movement / Gerakan – leher dan toraks fleksi hingga keakhir rentang yang tersedia tanpa
memicu gejala. Kali ini, lateral fleki kontralateral dapat ditambahkan kedalam mobilisasi
(Gambar. 11.16).
Dalam hal disfungsi terletak di midline, teknik serupa dilakukan namun dibuat bilateral dan
simetris. Oleh karena itu, teknik-teknik di atas dapat diterapkan saat dalam posisi terlentang atau
tetap dalam posisi berbaring miring tetapi dengan posisi dan gerakan straight leg raise bilateral.
Selain itu, jika teknik-teknik diatas tampak menggangu atau tidak nyaman dilakukan untuk
masalah unilateral, dapat dilakukan sebagai teknik bilateral pada tingkat yang lebih rendah
karena akar saraf kontralateral akan menghilangkan sebagian ketegangan dari ipsilateral.

Disfungsi Caudad / Distal Sliding


Gambaran klinis
Gejala disfungsi caudad/distal neural sliding ditimbulkan oleh gerakan yang menghasilkan
sliding jaringan saraf di daerah lumbosakral ke arah caudad. Contohnya adalah straight leg raise
yang mereproduksi gejala pasien sementara fleksi leher secara pasif tidak. Kinerja gerakan
Gambar 11.15dapat mengurangi gejala, misalnya fleksi leher secara pasif mengurangi nyeri
neurodinamik
Gerakan
Gambar 11.14untuk progres
Gambar 11.16 cephalad/
caudad/distalslider
Posisi awal untuk
proximal
(level 2), slider untuk
unilateral
caudad/distal
struktur
straight sarafraise
leg lumbosacral
slider (level 2)
punggung bawah dan memungkinkan gerakan ekstremitas bawah yang lebih normal dengan
slump tes. Kadang-kadang, pasien mengatakan dapat membungkuk tanpa sakit punggung,
selama leher fleksi.
Level 1
Progres 1
Posisi - pasien berbaring dengan sisi yang sakit paling atas, pinggul dan lutut fleksi
sekitar 45° dan leher dalam fleksi/ekstensi netral. Posisi ini mengurangi ketegangan daerah
caudad dalam elemen saraf ipsilateral dan akan menggerakkan menjauh dari arah caudad. Lutut
ipsilateral mungkin memerlukan dukungan dalam bentuk bantal agar tidak menumpu pada alas
dan menghasilkan rotasi lumbar. Jika gejala tidak cukup berkurang dalam posisi ini, dapat
diberikan untuk melenturkan kedua lutut dan mengurangi jumlah fleksi pinggul bilateral
sehingga mengurangi ketegangan daerah caudad bahkan lebih (Gambar. 11.17).
Progres 2
Posisi – berbaring miring, sisi yang sakit paling atas, pinggul fleksi sekitar 45 ° dan lutut
lurus ipsilateral, meskipun gejalanya pendek. Hal ini akan menarik elemen saraf sedikit caudad
sementara mobilisasi bergerak kearah cephalad (pelonggaran) dengan fleksi leher secara pasif
(posisi menuju / menjauh) (Gambar. 11.18).

Level 2
Progres 1
Posisi – berbaring miring, sisi yang sakit paling atas dan leher tertekuk ke batas nyamannya
(posisi menjauh).
Movement / Gerakan – Staright leg raise ipsilateral yang lembut ke rentang maksimum yang
nyaman
Gambar(bergerak
11.17 menuju)
Posisi (Gambar.
awal
mobilisasi untuk
untuk 11.19).
pengobatan lumbar unilateral
caudad2 / distal sliding dysfunction
Progres
caudad
pada high / distal
level 1.sliding
Lutut dysfunction
ipsilateral
Posisi
pada – seperti pada
level 1 rendah.
diposisikan progres didaripada
Mobilisasi
lebih lurus atas,pasif
kecuali leher diposisikan dalam fleksi / ekstensi netral.
fleksi
Movement leher
sebelumnya untuk menarik
sementara
/ Gerakan cephalad
mobilisasi
– straight leg raise ipsilateral.
saraf
leher lumbosakral
fleksi secara di kanal
pasifspinal dan
(posisi
Progres 3
proksimal foramina intervertebral
menuju/bergerak menjauh)
(posisi– menjauh/bergerak
Posisi berbaring miring,menjauh)
sisi yang sakitpaling atas, leher diposisikan dalam ekstensi untuk
memungkinkan peningkatan caudad sliding (posisi menuju).
Movement / Gerakan – straight leg raise unilateral (bergerak menuju). Beberapa symptom
peregangan mungkin terjadi pada paha dalam pelaksanaan prosedur ini. Namun, ini harus
berhenti ketika teknik selesai dilakukan.
Progres 4
Posisi - duduk di atas alas untuk slump tes.
Movement / Gerakan – ekstensi cervical dan thoracal, ekstensi lutut dengan atau tanpa
dorsofleksi. Pengobatan dilakukan untuk memastikan bahwa leher dan thoracic spine ektensi
penuh dan dikembalikan ke posisi netral setiap terjadi gerakan. Alasan untuk menyatakan ini
adalah bahwa teknik ini sering mengalami kekurangan amplitudo (Gambar. 11.20).

Progres 5
Posisi – long-sitting ipsilateral sejajar dengan alas, gejala pendek.
Movement / Gerakan – ekstensi leher dan toraks hingga ke akhir rentang yang tersedia
dikombinasikan dengan ekstensi lutut dan dorsofleksi untuk mengoptimalkan caudad sliding.
Penekanan dalam hal penanganan adalah melalui terapis membimbing thoracal dan cervical
spine menjadi ekstensi, sementara, pada saat yang sama, memastikan bahwa pasien
memfleksikan pinggulnya (Gambar 11.21 dan 11.22).
Dalam hal pasien menunjukkan tanda-tanda disfungsi sliding simetris, Progres berikut
11.20 Mobilisasi
Gambar 11.19 Mobilisasi untuk caudad
untuk
dapat
sliderdieksekusi
caudadakar sebagai teknik
saraf lumbosacral
sliding dysfunction dan padasaraf melalui gerakan tungkai bawah dalam pola yang mirip
bilateral
sciatic pada
2. progress
level teknik
dengan unilateral4leher
Posisi di atas.
caudad/distal
fleksi
Tanda-tanda tersebut terdiri dari nyeri lumbar pada midline dan
sliding
sementaradysfunction
mobilisasi pasifpadaekstensi
level 2.
restriksi simetris gerakan ekstremitas dan tulang belakang.
Cervical dan thoracal
lutut (posisi ekstensi dengan
menjauh/bergerak
lutut ekstensi dengan/tanpa dorsofleksi
menuju)

Tension Dysfunction
Gambaran klinis
Pada disfungsi tension, lumbar symptom yang ditimbulkan oleh tes neurodinamik menunjukkan
ciri khas yang membedakan dengan disfungsi sliding. Gejala-gejala meningkat dengan kinerja
gerakan neurodinamik dalam satu arah dan dengan penambahan gerakan lain dari arah yang
berlawanan, gejalanya meningkat lebih lanjut. Ini karena ketegangan dalam sistem saraf
meningkat ketika dilakukan gerakan neurodinamik dari arah yang berlawanan. Misalnya, dalam
Gambar 11.21 posisi awal untuk
Gambar
progress 511.22
pada Mobilisasi
teknik caudad untuk
progress 5 pada
sliding untuk teknik caudad
caudad/distal sliding
sliding
untuk
dysfunctiond di ujungatas level sliding
caudad/distal 2
dysfunction pada ujung atas level 2.
Cervical dan thoracal ekstensi
posisi slump, fleksi leher mereproduksi nyeri punggung bawah pasien yang semakin meningkat
dengan penambahan ekstensi lutut / dorsofleksi.

Ujung mana yang saya mobilisasi?


Two-ended tensioner yang sebenarnya melibatkan gerakan dari kedua ujung cephalad dan
caudad. Namun, ini kadang-kadang tidak praktis pada pasien yang masalahnya cukup mudah ter-
irritable. Oleh karena itu, kondisi over-riding yang ditempatkan pada progresi berikut yang
berhubungan dengan disfungsi tension adalah bahwa terapis memutuskan posisi mana yang
harus diakhiri dan digerakan. Keputusan ini sangat arbitrary dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang berkaitan dengan penerimaan pasien, kenyamanan terapis dan kemanjuran terapeutik.

Latar Belakang dan Alasan Pengobatan


Sama seperti di cervical spine, begitu juga menggunakan tes neurodinamik kontralateral atau
bilateral merupakan prinsip utama dalam pengobatan disfungsi ketegangan saraf pada lumbar
spine. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, mekanisme manfaat terbesar adalah yang
menghasilkan pengurangan keteganggan di sisi yang diobati dengan penambahan posisi atau
gerakan dari tungkai kontralateral. Prinsip dasarnya adalah sebagai berikut. Konsisten dengan
sistem progresi 'posisi menjauh / bergerak menjauh' meningkat ke 'posisi menuju / bergerak
menuju', penambahan prosedur tes neurodinamik kontralateral menghasilkan efek 'posisi atau
bergerak menjauh' dari arah disfungsi karena mengurangi ketegangan dalam akar saraf yang
diobati. Ketika masalah membaik melalui level-level yang telah dilakukan, so-called assistance
diberikan dengan menerapkan tes kontralateral mengurangi (posisi ke arah) dan penggunaan tes
ipsilateral kemudian secara progresif menambah sejumlah kecil ketegangan dalam jaringan saraf
(bergerak ke arah). Oleh karena itu, apa yang mengikuti dalam serangkaian progres yang
menerapkan prinsip-prinsip ini di level 1.
Pada level 2, dan mulai dengan itu terjadi penggunaan gravitasi, dimana anggota tubuh ipsilateral
ditempatkan paling atas sehingga elemen-elemen saraf mengalami pengurangan ketegangan,
dimana diterapkan tension movement (posisi menjauh / bergerak menuju). Ketika pasien
membaik, mereka kemudian dibawa lebih ke movement tension (posisi menuju / bergerak
menuju).
Level 1
Progres 1
Pasien diposisikan dalam generic off-loader untuk akar saraf lumbosakral dan saraf skiatik.
Pasien dapat menerapkan ini di rumah sesering mungkin (Gambar. 11.23).
Progres 2
Progres selanjutnya adalah pada posisi untuk progres 1, dengan lembut lakukan dorsofleksi atau
ekstensi lutut pada sisi kontralateral (posisi menjauh / menjauh). Ini seharusnya tidak
menghasilkan peningkatan gejala. Jika ya, teknik tersebut harus dihentikan dan pengobatan lain
diterapkan. Secara kebetulan, mengingat fakta bahwa disfungsi ketegangan saraf pada level 1
cenderung cukup sensitif, disarankan pengobatan muskuloskeletal selain teknik neurodinamik
dapat dilakukan sesuai kapan saja.
Progres 3
Posisi – mobilisasi ini dilakukan pada posisi umum yang sama dengan progres 2 kecuali ekstensi
lutut dengan dorsofleksi pergelangan kaki. Progress selanjutnya termasuk penambahan fleksi
pinggul kontralateral. Hasil keseluruhan dari hal diatas adalah meeningkatkan straight leg raise
kontralateral dengan kenaikan kecil.

Level 2
Progres 1
Posisi – pasien berbaring dengan sisi yang sakit paling atas dengan leher netral dan menopang.
Baik pinggul dan lutut fleksi ke titik yang sedikit menimbulkan gejala dalam persiapan untuk
mobilisasi yang melibatkan dorsofleksi pergelangan kaki. Alasan kedua tungkai diposisikan
sedemikian rupa adalah untuk mengurangi ketegangan di sisi yang dirawat. Seperti disebutkan,
pasien berbaring di sisi kontralateral karena ini mengurangi ketegangan pada akar saraf yang
diobati.
Movement / gerakan - dorsofleksi aktif dari pergelangan kaki ipsilateral dan fleksi leher
pasif ke rentangan yang nyaman. Namun, jika perlu dan memungkikan untuk bergerak hingga ke
akhir rentangan, tergantung pada simptomatologi pasien. Teknik ini seharusnya tidak
mereproduksi gejala pasien (Gambar. 11.24).

Progres 2
Posisi – seperti pada progres di atas, kecuali sudut straight leg raise dari tungkai bawah
kontralateral (ke bawah) berkurang. Ini akan menambah tingkat ketegangan pada akar saraf yang
diobati.
Movement / gerakan - fleksi leher pasif dan ekstensi lutut aktif dengan beberapa dorsofleksi
dilakukan senyaman pasien sejauh rentangan yang tersedia. Lumbar symptoms pada tahap ini
tidak selalu terjadi. Namun, jika dilakukan hanya boleh secara ringan dan harus segera
dihentikan setelah teknik selesai.
Progres 3
Posisi – seperti di atas, kecuali leher diletakkan dalam fleksi maksimal yang nyaman.
Movement / gerakan – straight leg raise ipsilateral (tanpa dorsofleksi) ke resistensi ringan hingga
sedang dan gejala ringan.
Progres 4
Posisi – berbaring miring sisi ipsilateral (ubah ke sisi menyakitkan di bawah). Ini membuat kaki
peka untuk sisi yang lebih rendah.
Movement / gerakan – straight leg raise ipsilateral, seperti pada progres 3. Dorsofleksi juga dapat
ditambahkan untuk meningkatkan teknik lebih lanjut.
Progres 5
Posisi - duduk untuk slump tes.
Movement / gerakan – fleksi leher dan ekstensi lutut. Progress selanjutnya adalah menambahkan
dorsofleksi aktif atau pasif (Gambar 11.25 dan 11.26).

Level 3a
Progres 1
Posisi - duduk di samping alas pada posisi slump.
Movement / gerakan - fleksi leher dan ekstensi lutut ipsilateral senyaman sampai rentang
yang tersedia. Kali ini, dilakukan lateral fleksi kontralateral tulang belakang, internal rotasi dan
adduksi pada pinggul dan ekstensi lutut. Tidak ada tekanan berlebih yang diberikan. Sebagai
Gambar 11.26
gantinya, terapisfleksi cervical dan
menggunakan ekstensi
tangan mereka untuk membantu membimbing gerakan,
lutut (dengan/tanpa dorsofleksi) sebagai
merasakan
Gambar resistensi
tensioner 11.25
untuk danawal
Posisi
neural pola dari
tension muscular behaviour dan mengajarkan pasien bagaimana
dysfunction
untuk tensioneruntukneural
pada lumbar spine pada high level 2.
tension dysfunctionpada
Perhatikan tangan yang mengontrol kepala
lumbar spine tekanan.
tidak diberikan pada high Sebaliknya hanya
level 2
memandu gerakan leher
mengontrol gerakan itu sendiri. Teknik level 3 dapat menghasilkan beberapa tingkat resistensi
dan muscular stretch symptoms. Namun, harus berhenti ketika teknik selesai.
Dosis – dilakukan beberapa mobilisasi. Jeda juga diberikan antara setiap mobilisasi.
Setiap rangkaian mobilisasi dapat diulang beberapa kali per sesi pengobatan, namun tidak
disarankan lebih dari ini (Gambar 11.27 dan 11.28).
Teknik ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan melakukannya dalam duduk lama(Gambar
11.29 dan 11.30).

Pengantar Disfungsi Kompleks


Karena kejadian neuropatodinamik biasanya berasal dari mekanik interface, saya telah berurusan
dengan kondisi di mana kedua komponen terpengaruh sehubungan dengan kategori disfungsi
interface. Apa yang
Gambar 11.28 terjadipada
Gerakan selanjutnya adalah
tensioner levelprogres
3a. yang dirancang untuk memperlakukan
Gambar 11.27 Posisi
Spinefleksi
kedua dan secara
lateral bersamaan.
fleksi kontralateral, pinggul ini secara alami menempatkan disfungsi
awal komponen
untuk tensioner Sebagai akibatnya,
internal rotasi dan adduksi dan lutul ekstensi dengan
inilevel 3a
menggolongkan
opsional dorsofleksipada level / tipe 3c. Format ini lebih disukai, terutama untuk praktisi yang
Gambar 11.29
11.30 posisi
Gerakanawallong
untuksitting
long
tidak terlalu akrab dengan neurodinamik karena membantu klinisi untuk bekerja melalui
slump
sitting test
slumplevel
test3alevel 3a
disfungsi tunggal terlebih dahulu sebelum mencoba memperlakukan mereka sebagai yang
kompleks.

Level / tipe 3c – Pengurangan Closing dengan Disfungsi Sliding Distal


Posisi - pasien diposisikan pada sisi kontralateral (sisi yang sakit paling atas), pinggul dan lutut
fleksi hingga 90 ° dan ditopang pada bantal.
Movement / gerakan – Manuver closing dilakukan sementara pasien melakukan ekstensi knee
secara aktif. Progress selanjutnya dapat ditambahkan aktif dorsofleksi.
Dosis – 5-10 kali osilasi atau gerakan, bisa juga diulang hingga beberapa kali dalam satu sesi
(Gambar 11.31 dan 11.32).

Level / tipe 3c – Pengurangan Closing dengan Disfungsi Sliding Proksimal


Level 3c – Multistruktural
Progres 1
Posisi – pasien diposisikan pada sisi kontralateral (sisi yang sakit paling atas), pinggul dan lutut
fleksi hingga 90° dengan thoracal spine fleksi dan leher netral ditopang oleh tangan pasien
sendiri.
Movement / gerakan – dilakukan manuver closing pada reduced closing dysfunction
sementara pasien melakukan fleksi leher secara aktif, dipandu dan didukung oleh tangan mereka.
Pasien membutuhkan slide dengan nyaman diatas alas. Mobilisasi ini kadang-kadang
menimbulkan gejala tetapi, hanya ringan dan harus selalu mereda secara instan. Pasien harus
merilekskan lumbar spine mereka selama pengaplikasian teknik ini (Gambar 11.33 dan 11.34).

Pengurangan Closing dengan Disfungsi Tension


Level 3c - Multistruktural
Progres 1
Posisi - pasien diposisikan sebagaimana teknik sebelumnya.
Movement / gerakan – dilakukan manuver closing dilakukan sementara pasien melakukan fleksi
leher dan ekstensi lutut ipsilateral secara aktif (Gambar 11.35 dan 11.36).

Gambar 11.3311.34posisi Teknik


awal mobilisasi
untuk
reducedreduced
untuk closing
closing dysfunction
dysfunction
denganproximal sliding
slidingdysfunction.
dysfunction.
Pengurangan Opening dengan Disfungsi Sliding Distal
Lateral fleksi ipsilateral dengan
Level
fleksi3ccervical
– Multistruktural
Posisi – pasien diposisikan kontralateral (sisi yang sakit paling atas), pinggul dan lutut
fleksi hingga 90° dan kaki pasien di sisi tempat tidur
Movement / gerakan – lateral fleksi kontralateral (dynamic opener). Teknik ini dilakukan
bersamaan dengan ekstensi lutut sebagai bagian dari straight leg raise dan dapat ditambahkan
Gambar 11.36
dorsofleksi 11.35 posisiuntuk
aktif.Teknik
Seringkali awal
lumbar mobilisasi
selama spine ini otot lumbal mengencang. Mungkin ada
teknik untuk lumbar spine
reduced closing dysfunction dengan
hiperaktif
reduced dan
tension disfungsi
closing protektif
Closer yang
dysfunction
dysfunction. dapat diobati dengan soft tissue technique pada otot
dengan
dengantension
tensioner
lumbar selama dysfunction.
– Lateral fleksi Sebagai
mobilisasi. ipsilateral dengan
contoh, otot-otot dapat diregangkan secara manual sementara
fleksi cervical dan ektensi lutut dengan /
pasien merilekskannya dan melakukan ekstensi lutut ketika terapis juga memobilisasi ke posisi
tanpa dorsofleksi
opened.
Pengurangan Opening dengan Disfungsi Sliding Proksimal
Level 3c – Multistruktural
Posisi - pasien diposisikan pada sisi kontralateral (sisi yang sakit paling atas), pinggul dan lutut
fleksi hingga 90° dan kaki pasien berada di sisi tempat tidur. Fleksi thoracal spine juga
dilakukan. Namun, leher diposisikan netral.
Movement / gerakan – manuver opening untuk reduced opening dysfunction dilakukan saat
pasien melakukan fleksi leher.

Pengurangan Closing dengan Disfungsi Tension


Level 3c – Multistruktural
Posisi – pasien diposisikan pada sisi kontralateral (sisi yang sakit paling atas), pinggul dan lutut
fleksi hingga 90° dengan thoracal spine fleksi dan leher dalam posisi netral ditopang oleh tangan
pasien sendiri.
Movement / gerakan - manuver opening dilakukan seperti sebelumnya saat pasien melakukan
fleksi leher dan ekstensi lutut secara aktif.
Teknik lain yang biasanya diperlukan untuk disfungsi di atas adalah yang melibatkan mobilisasi
rotasi lumbar dan straight leg raise. Pasien berbaring di sisi kontralateral, sementara dilakukan
mobilisasi rotasi lumbal, berbagai komponen straight leg raise juga dieksekusi. Terapis
memegang tungkai bawah pasien di antara kaki bagian bawahnya sambil membantu kaki bagian
bawah pasien dengan kaki caudadnya. Ini berarti bahwa terapis berdiri dengan satu kaki dan
merotasikan kaki dalam proses menggerakkan lutut pasien ke ekstensi. Jika dilakukan fleksi
pinggul, terapis menggunakan pivot di sekitar hip joint pasien dalam kombinasi dengan berputar
di sekitar kaki yang ditapaki. Dengan cara ini dapat dilakukan gerakan yang berbeda, ekstensi
lutut atau fleksi pinggul, atau kombinasi keduanya. Tekniknya agak tidak biasa tetapi setelah
disempurnakan, dapat menempati tempat reguler dalam daftar terapis (Gambar 11.37 dan 11.38).

Disfungsi Hiperaktivitas Otot


Pengantar
Seperti yang disebutkan dalam bab tentang neuropatodinamik secara umum, disfungsi
pada akar saraf dapat menghasilkan perubahan fisiologis dan perilaku pada otot yang dipersarafi.

Gambar 11.38 teknik rotasi lumbar spine


Gambar 11.37 Posisi awal –
dengan mobilisasi saraf – ektensi lutut
teknik rotasi lumbar spine
dihasilkan dari terapis membantu pasien
Bagian berikut ini memperkenalkan beberapa prinsip utama terkait dengan pengobatan kategori
level 3c yang melibatkan masalah ketegangan saraf dan hiperaktif otot. Dua jenis gangguan
yang perlu dipertimbangkan dalam konteks ini adalah masalah hiperaktif protektif dan hiperaktif
lokal. Dalam pengalaman saya, disfungsi hiperaktif protektif cenderung bertindak lebih lama dari
struktur saraf. Karena itu melibatkan lebih banyak otot yang sering biartikular. Contohnya adalah
otot hamstring dan betis yang tegang sebagai respons terhadap patodinamik pada akar saraf SI.
Komponen-komponen ini sering tidak muncul sampai sistem saraf dites pada level 3c seperti
peregangan otot-otot hamstring dan betis selama long sitting slump test. Dalam situasi ini, otot-
otot tidak akan melepaskan dengan baik dan akan lebih terasa sakit ketika dibandingkan dengan
sisi yang kontralateral. Disfungsi lain (hiperaktif otot lokal – alias trigger point) cenderung lebih
terlokalisasi dan secara klinisi trigger point dapat menjadi ditekankan dalam posisi
neurodinamik.

Disfungsi Hiperaktif Protektif


(Misal akar saraf S1 yang mempengaruhi otot hamstring dan betis)
Pengujian
Pengujian untuk ketegangan saraf dan disfungsi hiperaktif protektif dilakukan dengan
menggunakan straight leg raise dan slump test. Pada akhir setiap tes, otot yang bersangkutan
memanjang dengan lembut sehingga terapis dapat memastikan kontraksi di dalam diluar dari
posisi neurodinamik. Misalnya, otot betis memanjang secara pasif dalam isolasi sebagai tes otot
tertentu. Sistem saraf kemudian ditempatkan di bawah tension dan tes otot yang sama diulang. Di
hadapan disfungsi hiperaktif protektif, otot-otot akan menjadi lebih tegang ketika ekstremitas
berada dalam posisi slump atau straight leg raise dan efek ini lebih besar daripada sisi
asimptomatik.
1. Tes 1 - sistem saraf tidak dimuat (off-loaded) – pasien diposisikan dalam posisi long-
sitting ipsilateral, bersandar ke belakang dengan tangan untuk membebani sistem saraf. Calf
stretch test dalam bentuk pasif dorsofleksi pergelangan kaki dilakukan pada posisi ini dan gejala
serta perilaku fisiknya diamati, seperti resistensi dan rentang gerak.
2. Tes 2 - posisi neurodinamik – pasien kemudian memfleksikan thoracal dan lumbar spine
ke depan dan mengarah ke titik peningkatan symptom sementara terapis memegang seluruh
stasioner anggota gerak. Calf strecht test dilakukan lagi dan sekali lagi dengan fleksi leher.
Biasanya, baik condong ke depan atau fleksi leher menghasilkan ketidaknyamanan karena
peningkatan calf tension atau paha bagian posterior tetapi, jika dibandingkan dengan sisi lain,
perbedaannya bisa substansial dan menunjukkan respons abnormal (Gambar 11.39).
Harus ditekankan bahwa teknik ini adalah untuk pasien level 3 dengan harapan tinggi, seperti
atlet atau orang-orang dengan gejala ringan saja.

Pengobatan
Pasien mengadopsi posisi seperti tes 2 (fleksi tulang belakang), tetapi segera berhenti sebelum
timbulnya gejala. Menghadap pasien pada arah medial-ke-lateral, terapis memegang tungkai dan
memberi tahan ketika pasien plantar fleksi aktif dan menstabilkan tungkai. Posisi ini juga
memberi terapis kesempatan untuk dengan mudah mengontrol tubuh dan gerakan kepala pasien,
jika perlu. Lengan bawah terapis kemudian kontak dengan permukaan plantar dari kaki pasien
ketika tangan terapis memegang calcaneum pada permukaan bawahnya. Tangan proksimal dari
terapis menstabilkan lutut dan pasien diinstruksikan untuk menekan lengan bawah terapis,
Gambar 11.39 Lumbar spine protective hyperactivity dysfunction untuk akar
dengan lembut
saraf S1. Posisitapi tegas,
awal dengan
– long bola
sitting kaki mereka.
ipsilateral denganInidorsofleksi
adalah kontraksi
penuh otot betis secara alami.
Manuvernya harus statis dan dapat menimbulkan beberapa gejala, tetapi harus segera mereda
sesudahnya. Kontraksi berlangsung untuk waktu antara 5 dan 15 detik dan, ketika pasien rileks,
terapis secara lembut memanjangkan otot. Ini pada dasarnya adalah teknik neurodinamik
kontrakrileks.
Jika paha belakang atau hamstring menjadi fokus perhatian, prosedurnya akan sedikit
dimodifikasi. Terapis dan pasien akan mengadopsi posisi peregangan hamstring dalam posisi
terlentang dan otot-otot dites untuk gejala dan pola resistensi, seperti di atas, dengan dan tanpa
dorsofleksi. Perubahan yang lebih dramatis dalam parameter yang relevan dibandingkan dengan
sisi kontralateral menunjukkan kelainan. Perawatan kemudian akan diberikan melalui teknik
kontrak-rileks dalam posisi straight leg raise. Sensitisasi lebih lanjut juga dapat ditambahkan
dengan melakukan prosedur dalam posisi slumop dan menambahkan dorsofleksi jika perlu.

Disfungsi Otot Hiperaktif yang Terlokalisasi


(alias trigger point) (missal akar saraf S7)
Pengujian
Pengujian untuk disfungsi ini melibatkan penempatan anggota tubuh yang terkena pada posisi
straight leg raise dan mem-palpasi otot-otot yang dipersarafi oleh akar saraf yang terkait, dalam
hal ini, mereka yang ada dalam S1 myotome. Teknik ini dapat dan kadang-kadang, dilakukan
sepanjang persarafan dan termasuk otot gluteal, piriformis, hamstring, popliteus, otot betis, dan
otot pada aspek plantar kaki, jika perlu. Teknik ini dilakukan dalam posisi berbaring miring sisi
kontralateral dan harus dibandingkan dengan prosedur yang sama di sisi yang lain. Kadang-
kadang, palpasi menunjukkan tender spots dan otot yang terlokalisasi menjadi lebih terlihat pada
posisi straight leg raise daripada pada posisi off-loaded. Gerakan neurodinamik yang akan
ditambahkan selama palpasi adalah dorsofleksi dan side lying slump.

Pengobatan
Pengobatan terdiri dari melakukan teknik manual soft tissue yang digunakan oleh sebagian besar
terapis, seperti terapi trigger point, soft tissue releases, contract-relax dan pijat jaringan ikat.
Jika ada komponen neurodinamik, teknik dilakukan dalam posisi neurodinamik untuk
memaksimalkan efeknya. Jelas, teknik-teknik ini dapat diterapkan ke banyak area tubuh dan
didasarkan pada prinsip-prinsip di atas (Gambar. 11.40).

GANGGUAN MID-LUMBAR
Pengujian Nurodinamik
Pengujian neurodinamik pada daerah mid-lumbar berfokus pada prone knee bend.
Kadang-kadang, pada level 1, tes dapat digunakan dalam bentuk standarnya, namun variasinya
adalah fleksi lutut hanya dibawa kearah awal timbulnya symptom dan biasanya tidak melebihi
rentangan seperti dengan level 2 dan 3.
Pada level 1, slidesr untuk akar saraf L2-4 dapat dilakukan dengan mudah ketika pasien
berbaring di sisi kontralateral dan melakukan gerakan pada leher dan ekstremitas bawah untuk
Gambar 11.40 Disfungsi hiperaktif otot local yang terletak di otot betis. Baik
akar
otot saraf. Untuk
dan saraf slider
dimuat proksimal,
dengan fleksi leher
lembut sementara dikombinasikan
dilakukan dengan fleksi pinggul dan
teknik manual
ekstensi lutut. Terapis mengambil paha dan lutut pasien untuk melakukan gerakan pada tungkai
dan pasien melakukan gerakan leher. Slider distal dilakukan oleh terapis untuk gerakan ekstensi
pinggul dengan fleksi lutut sementara pasien melakukan ekstensi leher.
Tensioners umumnya dilakukan untuk level 2 dan 3 dan diciptakan dari kekuatan yang
diterapkan pada kedua ujung sistem, yang terdiri dari pergerakan fleksi leher, ekstensi pinggul,
dan fleksi lutut dan sensitisasi dengan lateral fleksi kontralateral lumbar spine.

Level 3
Seperti disebutkan dalam neurodinamik spesifik, gravitasi membantu dalam sensitisasi
pengujian neurodinamik tulang belakang dan tidak terkecuali daerah mid-lumbar. Oleh karena
itu, pengujian bagian femoral pada sistem saraf di level 3 menggunakan femoral slump test pada
sisi ipsilateral.
Pada posisi femoral slump test, tes ini mungkin lebih lanjut sensitisasinya dengan melakukan
adduksi pinggul dan lateral fleksi kontralateral selama fase ekstensi pinggul / fleksi lutut.
Gerakan adduksi dengan salah satu lengan terapis dan tekanan yang diterapkan ke panggul
dengan tangan lainnya adalah gerakan yang menghasilkan lateral fleksi kontralateral (Gambar
11.41).

Interface dan Disfungsi Saraf


Pengurangan opening dan Disfungsi saraf
Akar saraf mid-lumbar dan spine dapat dimobilisasi ketika masalah reduced opening
interface berinteraksi dengan komponen saraf. Pasien berbaring di sisi kontralateral dengan
punggung dekat tepi alas yang memungkinkan akses yang baik untuk terapis ke paha dan tulang
belakang pasien dari arah posterior. Ini juga agar symptomatic limb dapat ditempatkan ke posisi
knee bend tanpa alas agar mencegah adduksi pinggul. Oleh karena itu, tungkai mungkin agak
Gambar 11.41 Lumbar spine femoral slump di sisi sakit ke bawah – lateral
menggantung di tepi dan ini mungkin menjamin pasien diposisikan secara diagonal di atas alas.
fleksi kontralateral dari lumbar spinedengan pinggul ekstensi/adduksi dan
Dengan tungkai kontralateral (ke bawah) sekitar 45° fleksi pinggul dan lutut untuk mencegahnya
fleksi lutut
menjadi obstruksi, tungkai ipsilateral kemudian ditempatkan pada posisi pinggul ekstensi / fleksi
lutut (knee bend). Pengobatan harus dilakukan untuk tidak memindahkan terlalu banyak lumbar
spine ke ekstensi karena tindakan menarik otot rectus femoris dengan ekstensi pinggul dan
mungkin inilah yang membatasi gerakan ekstensi pinggul. Menghadap kearah caudoanterior dan
berdiri tegak, terapis memegang limb pada posisi ini dengan tangan yang jauh. Pada sisi lain,
terapis memobilisasi lumbar spine ke posisi terbuka (lateral fleksi kontralateral) dengan
menggerakkan panggul ipsilateral (atas) pada pasien ke arah caudad. Seperti halnya disfungsi
pembukaan lumbar spine, bantalan dapat digunakan untuk meningkatkan komponen mobilisasi
lateral fleksi (Gambar. 11.42).

Pengurangan Closing dengan Disfungsi Saraf


Untuk reduced closing dysfunction dengan tension atau distal sliding dysfunction, lumbar
spine diposisikan dalam ekstensi dan lateral fleksi ipsilateral. Hal ini dicapai dengan posisi
tengkurap, pasien menuju ke sikunya dan bergerak ke lateral fleksi ipsilateral. Terapis condong
pada kaki pasien dan menumpangkan pada posisi Prone knee bend sementara lutut pasien dalam
posisi fleksi. Terapis kemudian melakukan mobilisasi posteroanterior, atau lainnya yang relevan,
pada tingkat tulang belakang yang sesuai (Gambar. 11.43).
fascia ditekan kearah saraf. Hal ini
SINDROM PIRIFORMIS membutuhkan pendekatatan
biomekanik dan kontrol motorik saat
Sindrom piriformis sebagai penyebab nyeri intervensi dan juga aspek
pada bokong dan ekstremitas bawah sering neurodinamik
sulit dibedakan dengan gejala yang berasal 3. Neuropati bisa berkembang saat
dari tulang belakang lumbar dan sendi saraf menagalami sliding melalui
pelvis. Hal ini dapat menjadi kondisi yang otot saat aktifitas fisik seperti berlari
serius karena berpotensi mengalami nyeri menyebabkan gesekan iritasi dan
dalam jangka panjang, menyebabkan jaringan parut. Jaringan parut bisa
jaringan parut sekitar saraf sciatic bahkan muncul akibat trauma sebelumnya
paralisis dalam beberapa kasus yang parah, 4. Tekanan yang parah pada saaat
sehinnga dibutuhkan dibutuhkan operasi tertentu dapat menyebabkan
dekompresi dan eksternal neurolisis. kelumpuhan otot sehingga
POIN UTAMA menghasilkan drop foot.
5. Sindrom Piriformis menyebabkan
1. Sindrom priformis biasanya nyeri terjadi pada bokong hingga
melibatkan bagian dari peroneal kaki anterolateral sehingga dengan
saraf sciatic. Otot ini dipersarafi mudah disalah pahami sebagai
sekitar 10-20% pada kadaver. Selain radikulopati L5.
itu bagian dari peroneal melewati
jaringan dimana saraf keluar dari Dalam hubungannya dengan biomekanik,
bawah piriformis dan tentu saja fleksi hip dibawah 70° menghasilkan rotasi
diluar pelvis. lateral semetara diatas 70° menghasilkan
2. Nyeri mungkin berasal dari kontraksi rotasi medial. Oleh sebab itu interaksi
otot disebabkan serabut otot dan dinamis dengan saraf sciatic akan berbeda
tergantung sudut pada fleksi hip dan akan
mempengaruhi tes neurodinamik terutama kalangan klinisi serta lebih mudah di
pada level 3 seperti yang akan dijelaskan diagnose. Alasan lain untuk mengabaikan
berikutnya. Sindrom Piriformis adalah bahwa tes
neurodinamik yang baik, terutama di tingkat
Pemeriksaan fisik dan diagnosis yang lebih tinggi, sampai sekarang belum
PENDAHULUAN. tersedia. Oleh karena itu, bentuk
Aspek penting dari diagnosis sindrom pemeriksaan baru yang dimodifikasi
piriformis adalah pemeriksaan secara diusulkan di bawah ini untuk mendeteksi
neurologis. Hal utama adalah tes sensasi disfungsi pada tingkat yang lebih tinggi
pada sisi anterolateral tungkai dan dorsum yang bisa ada pada orang-orang seperti atlet,
kaki, kekuatan dorsofleksi, dan tes dan sering terlewatkan.
neurodinamik pada tibial dan peroneal.
Alasan mencantumkan komponen tibial Level 1, 2, dan 3a
karena secara klinis plantar fleksi/inversi, Salah satu aspek kunci dari pemeriksaan
dorsofleksi dapat dapat mempengaruhi fisik sindrom piriformis pada level 1 adalah
gejala pada bokong. Terdapat hubungan untuk menguji struktur penghalang yang
antara area bawah saraf sciatic menuju terpisah dari saraf. Karena itu, bersamaan
cabang tibial dan peroneal, memungkinkan dengan palpasi, kontraksi aktif dan
untuk dosrsofleksi akibat peran saraf sciatic peregangan pasif pada otot fleksi hip di atas
pada piriformis. Dapat juga diperhatikan dan di bawah 60 ° -70 ° sangat penting. Hal
untuk mempalpasi otot bokong karena ini akan membentuk keseimbangan dan
terkadang tekanan yang diberikan akan menciptakan provokasi dalam hal
menghasilkan nyeri local dan nyeri penghalang versus saraf. Lebih banyak
perelihan sepanjang bokong hingga turun provokasi dengan tes penghalang ( otot
kebawah. Terkadang terdapat persaan tajam piriformis ) daripada saraf akan menuntun
pada dorsum kaki dan juga trigger point terapis menuju pengobatan otot yang
otot. Saat tes neurodinamik seperti SLR berlawanan dangan saraf dan sebaliknya.
standar dapat terjadi kondisi abnormal tetapi Secara alami, dalam hal ini ketika tanda-
terkadang tidak se abnormal tes pada tanda penghalang mendominasi gambaran
peroneal. Permasalahan tersebut yang klinis, semua teknik otot yang diketahui oleh
terdapat pada level 3 dimana tes standar praktisi dapat diaplikasikan. Secara
sering tidak berguna saat mendeteksi kebetulan, pengujian neurodinamik pada
neuropatodinamik dan tidak mengarah ke level 1 sama seperti di level 2 dan hanya
tempat spesifik dimana permasalahan membutuhkan uji neurodinamik peroneal
terjadi. Interaksi dnamis antara mechanical (lihat Bab 7) sampai timbulnya gejala
interface ( piriformis dan gemellae) dan pertama dan diferensiasi dengan teknik rilis
peroneal dari saraf sciatic tidak bisa plantar fleks / inversi, untuk nyeri pada
dikaitkan dengan tes pada level 1 dan 2. bokong . Pada level 1, dapat dilakukan
Seperti yang dikatakan, sindrom piriformis dengan lebih lembut. Pengujian Level 3a
dapat disalahpahami sebagai radikulopati L5 (sentitif secara neurodinamik) adalah sama
karena lebih sering dan mencolok pada seperti untuk level 3a pada tes slump dan
SLR relevan dengan manuver sensitisasi dan
fleksi / inversi plantar.

Level 3b – rangkaian neurodinamik


Pemeriksaan fisik pada level 3b melalui
modifikasi dari rangkaian neurodinamik
mengharuskan terapis untuk menggerakan
saraf dari pinggul, lalu menuju tempat lain
yang lebih jauh. Oleh karena itu tes dimulai
dengan fleksi pinggul, diikuti oleh ekstensi
lutut, kemudian plantar fleksi / inversi. Piriformis neurodynamic test
Hambatan dengan teknik ini terkadang Seperti disebutkan, tes neurodinamik
karena fleksi hip terlalu besar sebelum piriformis pada level / tipe 3c dilakukan
ekstensi lutut diperkenalkan, otot hamstring secara berbeda diatas dan dibawah 70 ° dari
pretensi berlebihan. Ini mencegah lutut fleksi hip. Rangkaian gerakan distal yang
untuk memanjang lebih dan menjadikan tes biasa digunakan dalam melaksanakan tes
tidak berguna karena saraf skiatik tidak adalah diatas 70 ° dari fleksi hip.
dapat menegang secara cukup. Karena itu,
alternatifnya adalah menurunkan fleksi hip Level / tipe 3c
sehingga cukup untuk menambah ekstensi Pada level / tipe 3c, tes neurodinamik
lutut. Plantar fleksi / inversi atau dorso fleksi peroneal standar ini dikombinasikan dengan
kemudian ditambahkan dan digunakan untuk pemeriksaan penghalang mekanik dengan
tujuan diferensiasi (Gambar 12.1, 12.2, 12.3, cara yang agak rumit untuk menjelaskan
dan 12.4). perubahan fungsi otot piriformis di bawah
dan di atas 70 °. Dalam tes neurodinamik
peroneal yang dimodifikasi, persiapan
terapis adalah seperti untuk tes standar,
tetapi urutannya berbeda. Saat anggota
tubuh bagian bawah diangkat dari alas,
pinggul diposisikan internal rotasi penuh
dan kaki plantar fleksi / inversi (Gambar
12.3 dan 12.4). Seluruh ekstremitas bawah
kemudian diangkat dari alas seperti pada
SLR sementara terapis mempertahankan
penuh internal rotasi penuh dan plantar
fleksi / inversi. Menjaga rotasi internal
sangat penting, karena untuk mengambil
keuntungan maksimal dari internal rotasi
sehingga meregangkan otot piriformis ke
bagian peroneal saraf sciatic. Hal ini untuk
menguji sebaik mungkin interaksi dinamis
antara kedua struktur. Internal rotasi Level 3c – piriformis slump test
dipertahankan secara maksimal hingga Selain SLR, slump test bisa dimodifikasi
sekitar 70 ° fleksi hip tercapai. Di titik ini, untuk menyelidiki peran sindrom piriformis
rotasi tungkai berubah menjadi rotasi pada pasien dengan sindrom pada bokong
eksternal penuh dan komponen SLR diambil dan ekstremitas bawah. Karena, dalam
lebih jauh menuju cakupan akhir ROM, jika posisi membungkuk, pinggulnya fleksi di
diizinkan. Teknik ini memperhitungkan atas 60 ° -70 °, rotasi eksternal sebagai alat
perubahan interaksi antara otot dan saraf di meregangkan otot piriformis ke saraf sciatic
seluruh cakupan SLR, khususnya pada kembali digunakan. Dalam posisi
transisi sudut 60 ° -70 ° fleksi hip (Gbr. membungkuk dengan leher fleksi, sendi
12.5). Kapanpun melakukan prosedur pinggul pasien dibawa eksternal rotasi
pemeriksaan, pasien dapat menahan rotasi penuh, lalu lutut ekstensi dan pergerakan
sebagai sarana memberikan tekanan ke saraf kaki ditunjukkan. Kuncinya adalah menjaga
skiatik dengan kontraksi piriformis. eksternal rotasi maksimal setiap saat.
Misalnya, fleksi hip di bawah 70 °, pasien Dorsofleksi atau plantar fleksi / inversi dapat
akan secara aktif menghasilkan eksternal diterapkan. Dalam beberapa orang, nyeri
rotasi (Sementara tungkai diposisikan dalam pada bokong mereka lebih mudah
internal rotasi). Ketika tungkai diposisikan diprovokasi dengan tes ini dibandingkan
di atas 70 °, pasien akan menghasilkan dengan tes slump standar. Nyeri dapat,
internal rotasi (sementara tungkai kadang-kadang, juga dibedakan dengan
diposisikan dalam eksternal rotasi). gerakan leher dan kaki (Gbr. 12.6).

Intervensi Neurodinamik sindrom


piriformis
MECHANICAL INTERFACE
Level 7
Pengobatan sindrom piriformis tergantung
pada jenisnya dan seberapa beratnya. Kasus
dengan perubahan neurologis berat harus
dievaluasi secara medis, sedangkan
gangguan di mana disfungsi mekanik adalah
komponen utama akan membutuhkan
neurodinamik konservatif dan perawatan
muskuloskeletal seperti apa dapat poros rotasi Maitland untuk nyeri pinggul
ditawarkan oleh terapis. Tentu saja semua dan bisa sangat efektif.
modalitas selain yang neurodinamik bisa Dosis - hingga 10-20 osilasi per mobilisasi,
digunakan dalam pengobatan sindrom ini kemudian menilai kembali dengan lembut.
bersifat relevan. Perawatan di semua Hingga lima pengulangan serangkaian
tingkatan ditujukan untuk melepaskan mobilisasi yang sama dapat dilakukan di sesi
tekanan antara otot piriformis dan saraf yang sama. Namun, ini tidak wajib.
skiatik. Ini bisa dalam bentuk teknik realese Level 2
otot, terapi trigger point, myofascial realease Progres 1 - mobilisasi yang lebih dekat
dan pijatan jaringan ikat yang dalam, Posisi - seperti untuk level 1.
dimana pembaca akan terbiasa. Teknik Gerakan – pasif internal rotasi sendi pinggu
kontrol motor dan penyesuaian biomekanik dilakukan oleh terapis, maka bisa saja
melalui orthotic dan perawatan stabilitas dilakukan sebagai latihan di rumah oleh
lumbopelvic juga sangat bermanfaat jika pasien. Bahkan meskipun ini lebih dekat
dilakukan, terutama pada atlet atau orang pada saat melakukan manuver, dirancang
lain dimana kegiatan berulang –ulang untuk menghasilkan efek membuka saat otot
merupakan faktor. realease dan harus menekan saraf peroneum.
Progres 1 - pembuka statis Mobilisasi ini dilakukan dengan osilasi
Pasien diposisikan sedemikian rupa untuk manual yang lembut.
menurunkan tekanan dan ketegangan dari Progres 2 - release otot lebih dekat
sistem saraf di area piriformis. Oleh karena Posisi - terlentang.
itu, pasien akan ditempatkan posisi Gerakan - regangan pasif otot piriformis di
membuka sejauh yang melibatkan mana pinggul ke arah fleksi, adduksi dan
penghalang, juga menggabungkan posisi rotasi eksternal. Selain itu, teknik kontrak-
ketegangan saraf yang rendah. rileks dilakukan dimana jika terdapat
Posisi - terlentang, bantal di bawah lutut tahanan saat internal rotasi sendi pinggul
untuk menghasilkan fleksi lutut, pinggul dilakukan.
dirotasi secara eksternal (untuk melepas
etegangan dari otot piriformis dan kompresi Neural
dari saraf). Pergelangan kaki santai dan Level 1
senyaman mungkin. Dalam situasi nyeri Progres 1 - posisi off-loader
parah akut, ini dapat ditawarkan sebagai Posisi off-loader untuk kategori disfungsi
posisi istirahat dalam melakukan mobilisasi, saraf pada level 1 sama dengan yamg untuk
jika gerakan cenderung memprovokasi akar saraf lumbosacral karena
gejala. berkesinambungan satu sama lain (lihat
Progresi 2 - pembuka dinamis tulang belakang lumbar).
Posisi - seperti dalam progres 1. Kali ini Progresi 2 - slider dua ujung
mobilisasi dilakukan. Posisi – tidur miring, sisi yang sakit paling
Gerakan – pasif rotasi eksternal, dilakukan atas dengan tubuh pasien yang terletak
di kecepatan lambat dan amplitudo besar, sedikit diagonal relatif terhadap alas. Pasien
tanpa menghasilkan gejala. Ini mirip dengan harus cukup dekat ke tepi sehingga kaki sisi
ipsilateral bisa bergerak bebas melewati Level / tipe 3a - Peka secara neurodinamik
ujung alas. Pinggul ipsilateral diposisikan Level / tipe 3a, tensioner berujung dua untuk
fleksi (di bawah 70 °) dan rotasi eksternal sindrom piriformis adalah sama dengan
sehingga mengurangi ketegangan dan yang untuk tingkat / tipe 3a tes slum tulang
tekanan di wilayah bokong. Tulang belakang belakang lumbar. Akhir ROM didekatkan
toraks terfleksi sementara leher ditempatkan dan mobilisasi memasuki beberapa derajat
dalam fleksi / ekstensi netral. Gejala kaki resistensi, dan gejalanya bisa
pasien kadang-kadang menggantung membangkitkan. Namun, respons yang
melewati tepi alas dan bantal sehingga ditimbulkan harus mereda segera. Masalah
diperlukan untuk menyangga tungkai dengan teknik ini adalah bahwa sangat tidak
simtomatik di beberapa derajat abduksi spesifik dalam hal mekanisme sebab akibat
(Gbr. 12.7). di mana interaksi saraf dengan penghalang
Gerakan - pada awalnya terapis menahan mekanis adalah masalah utama. Namun, jika
pinggul pasien kearah rotasi eksternal dan ada disfungsi ketegangan, ini mungkin
membantu mereka belajar menyelaraskan merupakan pengobatan pilihan.
gerakan gabungan ekstensi lutut / plantar Level/tipe 3b – rangkaian neurodinamik.
fleksi. Setelah ini tercapai, terapis kemudian Teknik intervensi untuk level 3b sama
melakukan fleksi leher pasif / ekstensi dengan untuk pemeriksaan fisik di tingkat
seperti saat pasien melakukan gerakan pada ini. Namun, mobilisasi dapat dibawa ke
lutut dan kaki yang diurutkan sebagai dalam tahanan dan gejala sedang, sementara
berikut: pasien merilekskan otot dalam bokong
1. Slider proksimal - fleksi leher / lutut, supaya meningkatkan jangkauan bergerak
serta lutut dan dan mengurangi hipersensitif pada gerakan.
kaki bergerak ke posisi netral. Ini juga dapat dilakukan dengan amplitudo
2. Slider distal - ekstensi leher / ekstensi lebar diluar dari posisi simtomatik untuk
lutut dan memungkinkan gejala mereda.
Plantar fleksi / inversi.
Hal yang sama dapat dilakukan untuk saraf
tibialis dimana dorsofleksi menggantikan
plantar fleksi / inversi.
Level 2
Posisi - seperti untuk level 1.
Gerakan - kali ini urutan gerakannya
sedemikian rupa sehingga ketegangan dapat
diterapkan ke bagian peroneal saraf siatik,
yaitu fleksi leher dengan lutut ekstensi dan
plantar fleksi / inversi. Panggul mungkin Level / tipe 3c – mechanical interface dan
difleksikan di atas 70 °, namun, ini berarti neural
harus ditempatkan dengan lembut di rotasi Teknik ini dijelaskan sebelumnya dalam
internal agar tidak memberikan tekanan pemeriksaan SLR pada level / tipe 3c dan
pada saraf pada tahap ini.
menggabungkan fungsi penghalang dan
saraf. Pada awalnya, ekstremitas bawah
rotasi internal pada ROM penuh, maka tes
neurodinamik peroneal dilakukan. Di bawah
70 ° dari fleksi pinggul, pasien secara aktif
melakukan eksternal rotasi sendi pinggul
mereka, yang terapis menahan nya. Di atas
70 °, rotasi berubah di mana kontraksi
melawan rotasi internal dilakukan dan rilis
dibawa ke rotasi eksternal. Saat kontraksi
dilepaskan, otot dan saraf diperlakukan
dengan pemanjangan otot simultan dan
SARAF SCIATIC SAAT THIGH
neurodinamik lanjutan pada pergerakan
( CONTOH : STRAIN HAMSTRING )
manuver.
Pendahuluan
Mobilisasi neurodinamik mandiri
Kejadian utama neuropatodinamik dengan
Latihan ini dirancang untuk individu atletik
masalah yang mempengaruhi saraf sciatic di
yang memiliki sindrom piriformis ringan
paha akan bervariasi sesuai dengan sejumlah
pada level / tipe 3c. Pasien duduk dalam
faktor. Ini berkaitan dengan lokasi masalah
posisi slump. Kemudian membawa
dan mekanisme penyebabnya. Misalnya,
ekstremitas bawah kearah fleksi pinggul
masalah strain hamstring dengan pendarahan
penuh / eksternal rotasi, ekstensi lutut dan
dimulai pada mechanical interface mungkin
plantar fleksi kaki / inversi sementara,
dapat menghasilka disfungsi slide pada saraf
dengan tangan mereka, pegang kaki mereka
tanpa menyebabkan banyak disfungsi
pada titik sejauh mungkin. Mobilisasi terdiri
tension. Namun seiring waktu, saat
dari fleksi / ekstensi lutut. Secara kinestetik
inflamasi menyebar ke saraf, patologi
sadar, tindakan ini bisa digabungkan dengan
intrinsik bisa berkembang (misal. neuritis
kontraksi piriformis (rotasi internal aktif)
lokal) dan mengubah sifat viskoelastik,
dimana pasien menahan gerakan dengan
sehingga menyebabkan tambahan disfungsi
mendorong ke rotasi eksternal dengan
tension sekunder. Penting untuk mendeteksi
tangan mereka. Kemudian pindahkan
perubahan dari satu domain ke domain lain
anggota tubuh secara pasif ke rotasi
yang mengharuskan pemahaman yang baik
eksternal ketika mereka menghentikan
tentang neuropatodinamik spesifik dan
kontraksi. Jika pasien tidak bisa melakukan
pemeriksaan manual terperinci. Disfungsi
teknik kontrak-rileks, mereka bisa bersandar
atau patologi pada saraf sciatic di paha
pada bokong ipsilateral mereka sebagai alat
biasanya tidak masuk prioritas daftar
memberikan tekanan lebih lanjut ke area
diagnosis klinisi. Namun, saraf di tempat ini
tersebut (Gbr. 12.8).
dapat dipengaruhi oleh berbagai patologi
dan patodinamik. Misalnya, setelah trauma
pada paha, jaringan parut dapat berkembang
di sekitar saraf dan menyebabkannya
menjadi terkompresi. Dalam kasus yang terutama dalam situasi akut. Ini karena dapat
lebih parah, hal ini memerlukan intervensi membantu dalam penentuan dini disfungsi
bedah, meskipun ada yang berpikir bahwa neurodinamik spesifik. Misalnya, nyeri
terapis yang terampil mungkin mampu dengan slide proksimal akan membutuhkan
menangani masalah secara konservatif, perawatan yang berbeda dari nyeri dengan
dengan diberikan intervensi dini. Selain itu, slide distal atau disfungsi tension. Sebagai
tumor dalam bentuk sarkoma, yang jelas- berikut, SLR dan slump tes digunakan pada
jelas menyeramkan, bisa muncul di dalam tingkat umum untuk memastikan apakah ada
dan sekitar otot hamstring. Masalah seperti perubahan neuropatodinamik.
ini berpotensi menghasilkan patodinamik di SLR
saraf sciatic, yang menyoroti titik di mana Pada level 1, dorsofleksi kaki dilakukan
pasien dengan masalah daerah ini yang tidak pertama sehingga, pada awal timbulnya
membaik dalam waktu normal harus segera gejala, ini geja dapat menunjukkan gejala
dirujuk untuk tindakan medis. Cidera komponen saraf untuk masalah tersebut.
hamstring juga merupakan penyebab utama Aspek ini dikembangkan kemudian dan,
dari patodinamika di saraf sciatic dan, seperti yang akan dilihat, respon terhadap
karena relevansi spesifiknya, adalah focus manuver tertentu dapat menghasilkan
bagian berikut ini. informasi berbeda yang juga menentukan
Tes Neurodinamik perlakuan berbeda.
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan neurodinamik, hal-hal Slump test
utama untuk menilai pasien dengan cedera Selain tes SLR, modifikasi slump test untuk
hamstring berkaitan dengan investigasi level 1 juga dapat dilakukan. Pertama
mekanisme penyebab. Ini terdiri dari riwayat lakukan dorsofleksi dan gerakan fleksi
untuk menspesifikan alasan, dan sifat dari, tulang belakang dan ekstensi lutut diambil
permulaan masalah; faktor pemicu dan gejala muncul. Satu demi satu, fleksi leher
pelonggaran; memahami mekanisme dorsofleksi dilepaskan. Karenanya, urutan
patologis (seperti neuritis dan disfungsi gerakan adalah sebagai berikut:
gerakan); investigasi seperti pemeriksaan
neurologis, MRI dan USG dan tentu saja 1. Posisi awal - duduk membungkuk, fleksi
pemeriksaan fisik menyeluruh yang spesifik seluruh tulang belakang (termasuk fleksi
neurodinamik. Pertanyaan kuncinya adalah leher) sambil dijaga sakrum dalam posisi
apakah perdarahan, pembengkakan dan vertikal.
memar diamati setelah cedera. Dalam kasus 2. Dorsofleksi.
yang parah, bekas luka dari pendarahan di
sekitar saraf sciatic dari hamstring dapat 3. ekstensi lutut sampai timbulnya gejala
secara signifikan membatasi hantaran saraf. pertama. Jika otot betis terlalu tight untuk
Level 1 memungkinkan ekstensi lutut, dorsofleksi
Saat menyelidiki kemungkinan saraf sciatic dapat dilepaskan sedikit.
terlibat dalam cedera hamstring pada level 1,
berikut teknik yang harus digunakan,
4. Lepaskan fleksi leher dan monitor aktif. Diferensiasi struktural dicapai dengan
perubahan gejala, kembalikan leher ke fleksi dorsofleksi dan fleksi servikal. Saya
dan / atau: menyebutnya 'uji slump hamstring' (Gbr.
12.9).
5. Lepaskan dorsofleksi, monitor perubahan
gejala.

Level 2

Tes SLR standard an slump test diterapkan


untuk level 2, seperti yang disajikan pada
Bab 7, dan diterapkan manuver diagnostik
serupa seperti pada level 1. Perbedaan utama
adalah bahwa rentang gerakan yang dicapai
sebagian besar kemungkinan lebih besar di
level 2 dan gerakan yang membedakan
adalah, untuk keperluan pemeriksaan,
diizinkan untuk membangkitkan gejala Level 3c – palpasi hamstring dengan tes
ringan. neurodinamik

Level / tipe 3a dan b tes slump Tujuan dari teknik ini adalah untuk
memberikan tekanan pada saraf siatik di
Pemeriksaan level 3a (peka secara
paha selama gerakan dan perpanjangan
neurodinamik) untuk masalah saraf
hamstring dan karena itu berkaitan dengan
hamstring / sciatic adalah seperti level 3a
interaksi dinamis antara dua komponen.
untuk disfungsi tension saraf tulang
Dalam posisi ini slider dan tensioner dapat
belakang lumbar . Teknik level 3b mungkin
dilakukan untuk memberikan tekanan
bias ke arah bagian proksimal dan medial
kepada saraf siatik dan hamstring secara
hamstring serta saraf siatik.
bersamaan sementara mereka juga bergerak
Posisi - pasien duduk untuk standar slump (Gbr. 12.10).
test.
Treatment
Gerakan - pasien memfleksikan pinggul
Perawatan antarmuka mekanik untuk siatik
mereka sejauh mereka bisa dengan cara
saraf di paha pada dasarnya adalah terapi
mandiri saat lutut tetap fleksi. Pada titik ini,
untuk paha belakang dan jaringan lunak
pasien menstabilkan paha mereka dengan
terkait dan akan baik-baik saja diketahui
lengan mereka (memeluk paha), diikuti
oleh praktisi. Oleh karena itu, subjek ini
dengan menggerakkan leher mereka ke
adalah dihilangkan. Yang terjadi selanjutnya
fleksi. Terapis menggerakan pasien ke fleksi
adalah sekelompok teknik untuk saraf siatik
lateral kontralateral seluruh tulang belakang
pada level 1,2 dan 3a, b dan c sehubungan
dan pasien melanjutkan manuver dengan
dengan regangan hamstring yang
melakukan ekstensi lutut dan dorsofleksi
menunjukkan komponen saraf.Disfungsi
geser proksimal dan distal Tingkat 1 Slider mereproduksi gejala sementara pasien
dua ujung dapat digunakan untuk disfungsi diposisikan dalam posisi terlentang dan lutut
geser di kedua arah di level 1. Posisi - ditopang sekitar 45 ° -90 °
berbaring telentang. Pasien dapat melakukan lengkungan. Teknik perkembangan 2 sama
gerakan kaki secara aktif. Gerakan - 1. dengan progresi 1 kecuali dorsofleksi
Slider proksimal - terapis melakukan ditambahkan. Ini bisa pada gilirannya akan
mengangkat kaki lurus tanpa menimbulkan maju ke perkembangan 3 di mana pasien
gejala sementara, pada saat yang sama, duduk untuk tes kemerosotan yang lembut
plantarflexion adalah terapan. 2. Slider distal fleksi leher aktif, ditambah dengan lutut
- selama fase di mana kaki diturunkan, kaki pasif ekstensi, dilakukan. Jika teknik ini
dorsofleksi. Jelas, pada level 1, gejala tidak tidak cukup luas untuk pasien, dapat
boleh dipicu dengan pengobatan (Gambar dorsofleksi ditambahkan. Level / tipe 3a
12.11, 12.12 dan 12.13). Level 2 Posisi - Kemajuan pengobatan pada level / tipe 3a
duduk ipsilateral lama dengan kaki dalam a untuk disfungsi ketegangan pada cedera
posisi santai. Gerakan - 1. Slider distal - hamstring adalah mirip dengan ketegangan
dengan bantuan terapis, pasien melakukan saraf tulang belakang lumbar
lateral ipsilateral fleksi seluruh tulang penyelewengan fungsi. Level / tipe 3b
belakang (dibantu aktif) dan, pada saat yang Teknik untuk perawatan saraf siatik Masalah
sama, dorsofleksi kaki. 2. Proksimal slider - pada level / tipe 3b adalah untuk ujian di
lagi, dengan terapis membantu tingkat ini. Sangat mungkin bahwa, jika
memindahkan tulang belakang pasien, kali pasien membutuhkan ini pengobatan, itu
ini menjadi lateral yang kontralateral fleksi akan membangkitkan beberapa gejala dan
dan pasien melakukan plantarflexion kaki disempurnakan Teknik akan menjadi
(Gambar 12.14 dan 12.15). Disfungsi penting. Rentang gerak tanpa gejala adalah
ketegangan Level 7 Disfungsi ketegangan tujuan dan dorsofleksi dan tulang belakang
sering merupakan masalah sensitive karena gerakan akan menjadi elemen kunci. Itu
perawatan dengan tensioner dapat akan diperlukan untuk menjaga dorsiflexion
memancing. Seringkali slider bagus pada dengan hati-hati karena kecenderungan
level ini untuk mengurangi saraf kepekaan. dengan manuver ini adalah untuk terapis dan
Namun, jika keputusannya adalah sabar untuk mengabaikan gerakan ini dan
pendekatan komponen tegangan pada level karenanya mengurangi efektivitas
1, rentang dalam yang lembut tensioners mobilisasi. saya juga merekomendasikan
ujung dalam bentuk dorsofleksi bahwa teknik relaksasi kontrak juga berlaku
kaki dan rotasi internal pinggul dapat diterapkan pada paha belakang sebagai
digunakan. Pasien juga menunjukkan sarana mengobati baik komponen otot dan
neurodinamik yang diturunkan posisi untuk saraf (ini secara efektif mengubah teknik ke
saraf siatik (sama seperti lumbar tulang level 3c). Level / tipe 3c Teknik ini sama
belakang) yang dapat mereka gunakan di dengan untuk neurodinamik level 3c
rumah untuk membantu mereka nyeri akut. pengujian dan melibatkan palpasi paha
Level 2 Mobilisasi progres 1 level 2 akan belakang bersebelahan dengan saraf skiatik
dijalankan ekstensi lutut yang lembut tanpa dan pembuatannya yakin bahwa tekanan
diberikan ke saraf itu sendiri. Ini
mengharuskan terapis untuk terbiasa palpasi
saraf. Perawatan terdiri dari dalam pijat
bersamaan dengan teknik jaringan lunak
lainnya dan gerakan neurodinamik dalam
bentuk dorsofleksi aktif. Pasien juga dapat
melakukan menolak kontraksi statis
hamstrings oleh mendorong pinggul mereka
ke ekstensi dan lutut mereka ke dalam fleksi
terhadap tubuh terapis. Dengan cara ini,
banyak aspek interaksi dinamis antara otot
(antarmuka) dan jaringan saraf dapat diobati.
Akhirnya, teknik ini bisa memijat saraf dan
meningkatkan aliran darahnya untuk
menghasilkan pengurangan perubahan
inflamasi di saraf dan mengurangi nya
sensitivitas terhadap gerakan.

NYERI LUTUT DAN PAHA umumnya tidak terlalu sensitif untuk


neuropatodinamik minor dan bahkan
Pendahuluan menjadi sangat normal terhadap yang
Kontribusi sistem saraf terhadap masalah dicurigai sebagai masalah saraf yang
anterior lutut dan paha biasanya terjadi signifikan. Untuk misalnya, neuropati
sekitar saraf femoral dan saphenous. tes permukaan femoralis lateral (meralgia
neurodinamik untuk saraf-saraf ini
paraesthetica) sering menunjukkan tes Slider proksimal dilakukan dengan ekstensi
neurodinamik normal. Yang juga terjadi pinggul (memanjangkan mechanical
adalah bahwa tes cenderung menunjukkan interface di pinggul dan oleh karena itu
kelainan respon atau hanya keketatan pada megikuti saraf proksimal) dan ekstensi lutut
jaringan myofascial sehingga menghasilkan yang memungkinkan saraf melewati lutut
sedikit pembatasan dalam ROM lutut dan menjauh proksimal (Gambar 12.16, 12.17
pinggul. Di atas berarti bahwa, seringkali, dan 12.18). Tensioner dicapai dengan tes
tes neurodinamik untuk lutut dan paha harus slump femoralis, dijelaskan dalam bab
dilakukan pada akhir ROM agar berguna tentang standar pengujian neurodinamik
karena relatif kurangnya sensitivitas mereka. (lihat Bab 7) dan sensitisasi pada level / tipe
Namun, ini bukan untuk menyangkal bahwa 3a pada sisi bawah dan mengangkat paha
beberapa masalah klinis di wilayah ini akan yang I intervensi ke dalam adduksi untuk
membutuhkan teknik rentang kecil ketika menghasilkan fleksi lateral kontralateral
dilakukan pada area iritasi. Kasus-kasus tulang belakang lumbar di samping tes
seperti itu bisa ada khususnya orang dinamis pergerakan tulang belakang lainnya.
/ sering bergerak yang pergerakannya cukup Perawatan level / tipe 3b dapat dilakukan
melewati tekanan mekanis ke saraf. Namun, dengan slump femoralis menggunakan
jika saat tes neurodinamik yang sangat urutan yang dimulai di sendi pinggul dulu.
abnormal untuk wilayah femoral, seseorang Pemeriksaan dan perawatan level 3c untuk
harus mencurigai patologi lokal di saraf atau sakit paha dan lutut adalah untuk melakukan
di jaringan yang berdekatan dengannya. teknik kontrak-rileks pada otot rectus
Namun demikian, kemajuan yang femoris dan / atau fleksi pinggul pada posisi
dimungkinkan untuk neurodinamik untuk saraf femoral. Ini
sistem saraf femoral adalah sebagai berikut memerlukan tes Thomas yang dimodifikasi
dan dapat bermanfaat pada pasien dengan atau tes slump berbaring miring. Karena
muskuloskeletal yang aktif berdampingan saraf femoralis berhubungan dengan wilayah
dan disfungsi myofascial di dalam dan inguinal, dapat bermanfaat untuk
sekitar lutut dan paha. menerapkan teknik di atas untuk mengatasi
sakit paha dan bahkan melakukan teknik
Femoral nerve ( groin, thigh and knee jaringan lunak manual dalam posisi
pain) neurodinamik, seperti tes slump berbaring
Prone knee bend dan tes slump femoralis miring.
adalah pilihan dalam pemeriksaan saraf yang Disfungsi sendi dan saraf patellofemoral
mengakibatkan nyeri paha dan lutut, kecuali Suatu teknik yang sering berguna pada
jika masalah berfokus pada lutut medial. pasien dengan komponen yang ketat bagian
Dalam hal ini, tes neurodinamik saphenous sistem saraf femur serta otot rektus femoris
juga dapat digunakan. Progress untuk yang tight dan struktur lutut lateral adalah
perawatan saraf femoralis terdiri dari berikut sebagai berikut. Di level 3c sebagai
ini. pengobatan untuk persarafan jaringan saraf
Slider dan tensioner femoralis dan dapat mempengaruhi
komponen saraf untuk masalah tersebut. Peradangan kemudian berkembang dan saraf
Pasien mengadopsi posisi berbaring miring dapat menyebabkan hipersensitivitas,
kontralateral seolah-olah terapis berencana mobilitas berkurang dan, dalam beberapa
untuk memobilisasi sendi patellofemoral kasus, konduksi berkurang
mereka ke arah medial sementara lutut (Kleinrensink1997). Korelasi klinis dapat
berada pada posisi fleksi. Ini dipengaruhi termasuk rasa sakit dengan gerakan
oleh lokasi ROM dimana disfungsi sendi (khususnya plantar fleksi / inversi), nyeri,
berada. Ekstensi pinggul dan gerakan tulang gejala disaestetik, nyeri tekan dan, dalam
belakang untuk tes slump femoral kemudian kasus di mana konduksi berkurang terjadi
ditambahkan (Gbr. 12.19) hilangnya sensasi. Dalam kasus yang lebih
berat, allodynia mekanik parah terkait
dengan sensitisasi sentral mungkin fitur
yang menonjol. Kehilangan kekuatan otot
karena kelumpuhan tidak seperti gejala
biasanya, bagaimanapun, ini harus tetap
perlu diingat ketika menangani kasus-kasus
seperti itu. Area yang dipertimbangkan
adalah di sepanjang anterolateral permukaan
kaki, memanjang ke arah distal, di atas
SARAF PERONEAL pergelangan kaki, ke dorsum kaki. Makanya,
Pendahuluan gejalanya di salah satu area ini mungkin
Saraf peroneal dan perpanjangan distalnya memerlukan pemeriksaan bagian peroneal
(superfisial dan cabang yang dalam) di kaki dari sistem saraf. Jelas, seharusnya struktur
bisa menjadi bergejala dalam berbagai muskuloskeletal di wilayah tersebut
gangguan. Beberapa di antaranya termasuk diperiksa dan dirawat dengan seksama.
tekanan oleh ganglia yang menonjol dari Namun, dalam hubungannya ke sistem saraf,
sendi yang berdekatan (mis. tibiofibular yang paling penting aspek pemeriksaan yang
superior), kompresi dari sindrom berkaitan dengan sistem saraf adalah
kompartemen, dampak cedera, regangkan pemeriksaan neurologis, tes neurodinamik
cedera saat olahraga atau dislokasi fraktur dan palpasi saraf yang dimaksud dan ini
dan pemakaian tali sepau ketat dengan hak tentu saja harus cocok dengan gangguan
tinggi. Juga, perubahan biomekanik di kaki biomekanik.
mungkin menghasilkan tekanan mekanik Pengujian neurodinamik
yang berubah di saraf. Kerusakan karena Teknik pilihan untuk masalah yang
pergelangan kaki terkilir dapat terjadi mempengaruhi saraf peroneal (umum dan
setinggi saraf peroneum yang umum pada superfisial) adalah uji neurodinamik
aspek posterior dari lutut di mana hematoma peroneal standar. Di level 1, Dimodifikasi
dapat terjadi setelah cedera traksi yang untuk dilakukan SLR sementara kaki rileks
disebabkan oleh keseleo. Kompromi juga sebaik mungkin dan, jika dibutuhkan,
dapat terjadi sejauh saraf distal peroneal. dibantu oleh terapis. Pada ketinggian saat
mengangkat kaki, jika gejalanya belum
timbul, terapis secara pasif menggerakkan saraf melalui mechanical interface (tendon
pergelangan kaki ke plantar fleksi / inversi dan tulang) dan jaringan persarafan. Jelas,
ke timbulnya gejala pertama dan, di titik ini, perlu untuk menghubungkan sifat menguji
untuk membedakan mekanisme gangguan pada mechanical interface, dalam
neurodinamik, menurunkan tungkai dengan hal stabilitas dan kekakuan. Misalnya, tidak
mengurangi sudut fleksi pinggul sedikit, bijaksana untuk memaksa peroneal yang
sambil memegang stasioner kaki. Ini superfisial dengan plantar fleksi / inversi,
menyelesaikan tes neurodinamik dan bahwa itu dapat meningkatkan
diferensiasi struktural. Pada level 2, ketidakstabilan sprain pergelangan kaki.
manuver yang sama umumnya dilakukan, Sebaliknya, mungkin perlu melakukan
kecuali dalam urutan standar neurodinamik. teknik pada level 3b atau c dalam kasus
Yaitu, awalnya plantar fleksi / inversi sendi yang kaku yang tidak mudah iritasi.
dilakukan sampai timbulnya gejala pertama,
diikuti oleh SLR, dengan hati-hati dilakukan Treatment
agar tidak merusak tes dengan rotasi internal Tingkat 1
pinggul tak terkontrol. Seseorang dapat Perawatan pada level 1 untuk saraf peroneal
memisahkan pengujian saraf peroneal terdiri slider proksimal dan distal. Ini untuk
menjadi level 3a, b dan c, bagaimanapun, menghilangkan rasa sakit, mengembalikan
secara klinis, itu bermanfaat jika gerakan ke saraf, merangsang penyembuhan
menggabungkan ketiganya dan, jika ini melalui perubahan darah dan cetakan
menunjukkan sesuatu yang berarti, tes intraneural dari jaringan ikat di saraf dan
terpisah dapat dilakukan. Selain tes mengurangi sensitivitasnya. Bilah geser
pergerakan standar, pemeriksaan level 3a Proksimal Posisi - pasien berbaring
( peka secara neurodinamik) telentang sementara terapis memegang
menggabungkan rotasi internal pinggul anggota tubuh pasien di sekitar 45 ° pinggul
dandapat dilakukan sebagai tes slump. Tes fleksi dan fleksi lutut cukup sehingga kaki
level 3b (peka oleh rangkaian bisa dipegang secara horizontal.
neurodinamik ) untuk saraf peroneum sama Menghadapi sedikit kejauhan, terapis
dengan untuk level 2, kecuali plantar fleksi / mencapai ini dengan menempatkan aspek
inversi dibawa lebih jauh ke dalam medial lengan dekat mereka di sekitar
jangkauan, dimana beberapa gejala lokal medial dan / atau posterior aspek kaki pasien
sering ditimbulkan sebelum SLR. Sangat (hampir menggunakan ketiak mereka untuk
penting bahwa jari-jari kaki disertakan menggenggam kaki). Tangan yang lain
dengan benar dengan tes ini untuk memegang tangan pasien kaki di bawah
memastikan terjadi gerakan yang tepat untuk permukaan plantar oleh penempatan terapis
saraf. Gerakan ini cenderung menghasilkan tangan mereka di bawah kaki depan dengan
tes yang lebih sensitif dari pengujian jari menyebar ke jari kaki. Jempol terapis itu
standar. Tes level 3c untuk saraf peroneum melewati permukaan medial kaki ke arah
sama seperti untuk level 3a dan b, kecuali dorsum kaki depan, mengambil perusahaan
dorsofleksi / eversi resisten aktif dilakukan tetapi nyaman tahan (Gambar 12.20 dan
sebagai sarana menerapkan kekuatan ke 12.21). Slider distal menggabungkan
gerakan fleksi lutut dan plantarflexion /
inversi (Gbr. 12.21). Level 2 Tensioners
Teknik tensioner hanya mengadopsi pasien
posisi duduk panjang ipsilateral dan
bersandar maju di atas pinggul mereka pada
saat yang sama seperti tampil
plantarflexion / inversi. Terapis stabil lutut
pasien dalam ekstensi, jika ditoleransi
dengan mudah oleh pasien, dan menuntun
kaki ke plantarflexion / inversi untuk
memastikan gerakan yang benar
terjadi. Tingkat 3 Teknik untuk level 3a
adalah seperti untuk sebelumnya teknik
(level 2 progression 2 tensioner), kecuali
rotasi internal pinggul dan lateral
kontralateral fleksi dengan uji kemerosotan
ditambahkan. Perawatan pada level 3b
terdiri dari maneuver dimulai dengan
plantarflexion / inversi terlebih dahulu
sementara pasien terlentang dengan lutut
tertekuk dengan nyaman. Lutut kemudian
diperpanjang dan sisanya tes kemerosotan POSTERIOR TIBIAL NERVE – ALIAS
panjang duduk diselesaikan oleh pasien HEEL PAIN AND PLANTAR FACITIS
dengan eksekusi fleksi pinggul, fleksi Pendahuluan
lumbal dan fleksi serviks, dalam urutan itu. Disfungsi pada saraf tibialis posterior
Sangat penting bahwa posisi kaki dan lutut sebagai contributor untuk nyeri pergelangan
telah distabilkan dengan benar selama kaki dan tumit dan plantar fasciitis
penambahan komponen slump. Progres level sepenuhnya diremehkan dan diabaikan dan,
3c adalah untuk level 3a kecuali kaki secara di Pendapat saya, umum. Ini adalah sindrom
aktif dorsofleksi terhadap terapis dan rilis carpal tunnel ekstremitas bawah dan tidak
kontrak-santai dilakukan di akhir berbagai memilih tertentu kelompok umur karena
teknik. Jika kebetulan, sambungannya saya telah melihatnya terjadi di atlet muda,
adalah ditemukan kaku dalam hubungannya setengah baya dan lansia. Penyebab dapat
dengan perumahan masalah saraf peroneal, menjadi tekanan dari tendon anomali dan
cara lain untuk mengeksekusi perawatan otot, neurilemmoma, Schwannomas,
pada level ini adalah dengan melakukan tendonitis dan tenosinovitis, ganglia,
mobilisasi sendi dan teknik neurodinamik. diabetes, terlalu sering menggunakan kaki
Misalnya, dalam posisi merosot dengan dan trauma pronasi. Area gejalanya adalah
plantarflexion / inversi, pergelangan kaki, biasanya di daerah pergelangan kaki medial
atau salah satu sendi kaki dapat dimobilisasi dan menyebar sepanjang aspek medial kaki
ke arah yang kaku. dan / atau tumit ke plantar aspek kaki. Ini
dapat menghasilkan rasa sakit dan memberikan tekanan pada saraf di, dan
disaesthesias dan kelemahan otot di Aspek berdekatan, terowongan dan bahkan geser
plantar dari kaki karena pada akhirnya proksimal dan distal disfungsi dapat
memberi makan saraf plantar dan digital. Itu dideteksi dengan neurodinamik spesifik
juga karena alasan ini bahwa gerakan kaki pengujian. Biomekanik kaki juga harus
depan dan kaki termasuk dalam pengujian demikian diperhitungkan karena pronasi
neurodinamik dalam evaluasi masalah ini. berlebihan meningkat stres pada saraf
Lesi yang menyakitkan dan berpotensi (Daniels et al 1998). Pengujian antarmuka
melumpuhkan ini bisa merespons mekanis dan pengobatan Alasan untuk
pengobatan dengan luar biasa. Untuk menyertakan antarmuka mekanis di
riwayat kasus perawatan neurodinamik dan pemeriksaan disfungsi saraf tibialis posterior
penalaran klinis kasus yang jelas dari adalah bahwa ia memiliki peran penting
neuropati tibialis posterior yang untuk dimainkan. Pasif spesifik gerakan
menyebabkan tumit nyeri dan plantar fisiologis dan aksesori dari sendi
fasciitis, lihat Shacklock (1995). Saraf pergelangan kaki dan kaki harus diperiksa
tibialis posterior dapat menjadi terkompresi secara menyeluruh. Ketidakseimbangan
atau jengkel pada terowongan tarsal dalam fungsi, seperti, kekakuan atau
posterior, terletak di aspek medial hypermobility harus ditafsirkan dalam hal
pergelangan kaki. Kunci aspek dalam mereka kemungkinan efek pada saraf.
diagnosis masalah ini adalah palpasi saraf Misalnya, sendi yang kaku dengan disfungsi
dan jaringan di sekitarnya dan spesifik penutupan berkurang mungkin tidak
pengujian neurodinamik dan neurologis. menghasilkan penutupan yang cukup untuk
Kadang-kadang, pasien dengan masalah ini memfasilitasi nutrisi saraf normal dan
menunjukkan neurologis perubahan dalam gerakan. Ini mungkin memerlukan
bentuk mati rasa di bidang saraf kalkanealis mobilisasi bersama dalam hubungannya
medial (memasok medial dan aspek plantar dengan teknik neurodinamik. Atau,
dari tumit). Dengan palpasi, mereka juga disfungsi penutupan yang berlebihan akan
menunjukkan pembengkakan dan nyeri pada terjadi membutuhkan perawatan yang
saraf dan sarafnya jaringan di sekitarnya dan mengurangi penutupan saraf. Ini bisa
ini sering meluas di sepanjang perjalanan memerlukan intervensi biomekanik seperti
saraf, melalui halusuktor penculik otot, dan itu sebagai taping, analisis orthotic atau
ke dalam aspek plantar kaki. Sebuah lesi di kiprah dan pendidikan ulang dan latihan
saraf dapat menghasilkan tanda-tanda yang dengan tujuan menormalkan peristiwa
jelas peradangan neurogenik di tumit dan mekanis di dalam dan sekitar saraf. Gerakan
plantar fascia (mis. pembengkakan dan nyeri fisiologis kunci dalam kaitannya dengan
saat kompresi), yang harus selalu menjadi pembukaan dan penutupan antarmuka
indikasi yang neural komponen harus berputar
diselidiki. Mekanismenya untuk fenomena plantarflexion / inversion (pembuka) dan
ini disajikan pada bab di neuropatodinamik dorsiflexion / eversi (lebih dekat). Pengujian
umum (lihat Bab 3). Itu gejala distal di kaki neurodinamik Tingkat 1, 2 dan 3 Tes
sering dapat direproduksi dengan neurodinamik untuk saraf tibialis posterior
Gangguan melibatkan melakukan tibialis fleksi dan fleksi lateral kontralateral tulang
standar tes neurodinamik dan variasinya. belakang. Pengujian level / tipe 3c
Urutan gerakan di level 1 adalah untuk mensyaratkan kemerosotan lama dalam
melakukan standar angkat kaki lurus ke titik duduk dimana kaki terdistorsi dan dialihkan
gejala di berjalan kaki dan lokalkan situs oleh terapis dan pasien melumpuhkan
mereka. Secara efektif, pada titik ini, kemerosotan gerakannya yang peka. Duet
diferensiasi struktural yang diperlukan telah ini selesai oleh kinerja kontraksi melawan
dilakukan dengan fleksi pinggul dan tidak plantarflexion / inversi dan fleksi / abduksi
perlu melakukan dorsiflexion / eversi, jari kaki hebat untuk menerapkan pemuatan
kecuali gejala belum ditimbulkan. Dalam hal ke saraf melalui antarmuka mekanis. Jelas
ini, di bagian atas kenaikan kaki lurus, kaki ada kesamaan antara pengujian dan
dibawa ke dorsofleksi / eversi ke onset pengobatan tibialis posterior saraf dan saraf
pertama dari gejala dan anggota gerak lainnya. Perbedaan utamanya adalah bahwa
kemudian diturunkan perlahan, menjaga gerakan kaki bervariasi sesuai dengan local
posisi kaki di kaki stasioner. Jika gejalanya anatomi dan biomekanik. Geser dan
berubah, mekanisme neurodinamik mungkin disfungsi ketegangan Geser proksimal saraf
terlibat. tibialis posterior diuji dengan cara berikut.
Pengujian Level 2 terdiri dari neurodinamik Dengan pasien masuk Terlentang, kaki
tibialis standar uji. Kenaikan kaki lurus lagi didukung sehingga pinggul dalam sekitar 45
digunakan untuk melakukan diferensiasi ° fleksi dan tungkai horizontal. Kaki
dengan menaikkan dan menurunkan untuk dipegang sehingga jari-jari terapis bisa
memastikan apakah pergerakan komponen kontrol pergelangan kaki, kaki depan dan
ini menghasilkan perubahan gejala yang jari kaki. Untuk mencapai ini, terapis
awalnya ditimbulkan oleh dorsiflexion / kemudian harus menstabilkan calcaneum
eversi. Pengujian level / tipe 3a dengan tangan proksimal mereka.
(perkembangan 1) akan dilakukan uji Dorsiflexion / eversi pergelangan kaki dan
neurodinamik tibialis standar dengan kaki depan dan dorsofleksi jari-jari kaki
penambahan rotasi internal dan adduksi hip. adalah gerakan pertama dan ini harus
Perkembangan selanjutnya (perkembangan dibawa sejauh dapat dipraktikkan ke dalam
2) adalah tes kemerosotan lama duduk di jarak. Perpanjangan lutut adalah gerakan
mana pasien melenturkan selanjutnya dan sekarang dibawa ke
atas anggota tubuh mereka dan terapis perubahan gejala. Sementara menstabilkan
melakukan pasif dorsiflexion / eversi. Dalam sendi pergelangan kaki dan sisa anggota
posisi terlentang, pengujian pada level / tipe badan, pelepasan dorsofleksi dari kaki depan
3b dilakukan oleh terapis melakukan dan kaki adalah gerakan terakhir karena
gerakan kaki terlebih dahulu. Ini kemudian acara ini rilis alami diarahkan ke distal
diikuti oleh sisa uji neurodinamik tibialis Ketegangan dari saraf digital dan
dalam urutan proksimal. Terapis melakukan memungkinkan tibialis bagian untuk
internal rotasi pinggul dan pasien memindahkan lebih jauh ke arah proksimal.
mengeksekusi fleksi pinggul bergerak ke Jika gejala meningkat, disfungsi geser
posisi duduk diikuti oleh tulang belakang proksimal adalah terlibat (Gambar 12.22 dan
12.23). Dalam pengujian untuk disfungsi posisi diperpanjang. Sebagai pasien maju ke
geser distal, lagi pinggul tertekuk hingga tingkat yang lebih tinggi, mereka akan
sekitar 45 ° dan kaki dipegang horisontal membutuhkan perubahan dalam perawatan
sebagai posisi awal. Ini untuk lepaskan ke slider distal, seperti disajikan dalam
ketegangan proksimal dan memungkinkan Gambar 12.22 hingga 12.24. Prinsip yang
geser bagian distal.Kaki dan jari kaki sama terapkan untuk slider proksimal
dipindahkan ke dorsofleksi / kecuali progresi diterapkan dalam urutan
eversi dan jari kaki ke dorsofleksi untuk terbalik. Disfungsi ketegangan (level 2 dan
memindahkan saraf distal di terowongannya. lebih tinggi) adalah diobati dengan
Gerakan ini harus terkadang menjadi relatif penggunaan neurodinamik tibialis standar
kuat karena, jika tidak, itu benar seringkali tes dan gerakan kaki dan pinggul secara
tidak cukup untuk menimbulkan gejala. Jika bersamaan sebagai gerakan amplitudo lebar
gejalanya hadir dengan gerakan ini, ekstensi untuk mencegah provokasi gejala. Pijat saraf
lutut digunakan untuk menghasilkan gerakan Gagasan memijat saraf adalah khususnya
proksimal di saraf sementara jari-jari kaki, menarik karena sepertinya tidak biasa untuk
kaki dan pergelangan kaki tetap diam. Jika dipijat saraf. Dalam pengalaman saya
gejala berkurang dengan ekstensi lutut, dengan terowongan tarsal posterior sindrom,
disfungsi geser distal mungkin terlibat. pijatan saraf dan sekitarnya jaringan bisa
Namun, jika pada titik ini dalam rentang sangat efektif. Teknik ini dilakukan oleh
gejala, ekstensi jari lebih lanjut terapis menemukan saraf dan memijat
menghasilkan pengurangan gejala (yang langsung di atasnya, serta pada soft
terkadang terjadi), fleksi pada jari kaki interfacing jaringan dan bahkan jaringan
terjadi peningkatan gejala, geser proksimal dipersarafi oleh saraf. Pijat melewati
disfungsi karena masalah (Gbr. 12.24). sepanjang saraf distal ke kaki dan proksimal
Disfungsi ketegangan diuji dengan ke betis. Fokus perawatan segera dan
melakukan uji neurodinamik tibialis dan proksimal distal ke terowongan juga
pemeriksaan efek dorsofleksi jari kaki dan dilakukan untuk bergerak Cairan di saraf
fleksi pinggul. Jika, pada bagian atas menjauh dari terowongan dan membaik
kenaikan lurus ke awal pertama gejala, tekanan cairan intraneural dan aliran darah.
kinerja dorsofleksi pergelangan kaki, kaki Itu gerakan dilakukan dengan ibu jari atau
dan jari kaki meningkatkan gejala, dan jari dan terdiri dari gerakan melingkar dan
pengurangan sudut fleksi pinggul memanjang kecil. Teknik ini pada dasarnya
menguranginya, disfungsi ketegangan adalah kombinasi dari lembut gesekan dan
mungkin ada. Pengobatan Slider proksimal effleurage di mana bengkak di saraf dan
dan distal untuk tibialis posterior saraf sekitarnya dihilangkan dari daerah tersebut.
terdiri dari tes untuk disfungsi masing- Itu perubahan pembengkakan di saraf sering
masing, seperti di atas. Pada tingkat rendah, kali sangat teraba setelah perawatan.
pengobatan disfungsi geser distal dicapai Selanjutnya, kebanyakan temuan penilaian
dengan menggerakkan saraf dalam ulang yang mencolok sering terbukti segera
proksimal arah dengan penggunaan jari kaki setelah pijatan bisa menjadi pengurangan
dengan lutut bergerak dari posisi fleksi ke sensitivitas saraf terhadap palpasi, perbaikan
dalam pengujian neurodinamik dan bahkan sebagai masalah di musculoskeletal terdekat
perbaikan dalam temuan neurologis. tisu. Ini bisa dipengaruhi oleh pergelangan
Tekniknya bisa dilakukan dalam masalah di kaki yang terkilir, khususnya ketika
semua tingkatan. mekanisme cedera terkait untuk adduksi
yang parah dari calcaneum atau
dorsiflexion / inversi dari pergelangan kaki.
Secara alami, ini karena saraf melewati
sekitar permukaan dorsolateral pergelangan
kaki posterior ke lateral malleolus. Sural
saraf juga dapat menyebabkan rasa sakit di
daerah, dan hidup berdampingan dengan
kekakuan pada sendi yang mengelilingi, itu
tulang berbentuk kubus. Jelas, biomekanik
di tungkai bawah dan memastikan bahwa
sendi dan otot lokal berfungsi secara optimal
adalah aspek penting dari penilaian dan
perawatan masalah ini. Pengujian
neurodinamik Pada prinsipnya pengujian
neurodinamik pada level 1 serupa untuk itu
untuk saraf peroneal dan tibialis. Tentu saja,
tes neurodinamik sural digunakan dan
gerakan kaki spesifik dorsofleksi / inversi
digunakan untuk mendeteksi keberadaan
distal dan geser proksimal dan disfungsi
ketegangan di cara yang sama seperti saraf
tibialis posterior. Jika gejalanya terjadi di
bidang saraf, palpasi saraf dapat
mengkonfirmasi diagnosis. Pada level 2, tes
neurodinamik sural standar adalah
digunakan, dimana gerakan kaki
dorsofleksi / inversi dilakukan sampai
SARAF SURAL timbulnya gejala pertama, diikuti oleh
Pengantar kenaikan kaki. Kemajuan kedua pada level 2
Gangguan pada saraf sural menyebabkan akan melakukan tes panjang duduk
rasa sakit di mana saja sepanjang daerah sementara posisi terapis dan stabil lutut
betis posterolateral distal, posterolateral dalam ekstensi dan kaki dalam dorsofleksi /
pergelangan kaki dan ujung dorsolateral kaki inversi. Pada level / tipe 3a, tes digabungkan
ke lateral dua jari. Seperti halnya semua dengan tes kemerosotan panjang duduk,
neuropati, yang ini memiliki potensi untuk rotasi internal fleksi lateral dan pinggul
menghasilkan gamut neuropatik gejala kontralateral tulang belakang ditambahkan.
selain sakit dan nyeri itu akan menyamar Tes level / tipe 3b melibatkan kinerja dari
tes neurodinamik sural, dimulai dengan terlentang posisi dan merupakan
gerakan kaki saat pasien dalam posisi neurodinamik sural standar uji. Progresi 2
terlentang posisi dan ikuti dengan gerakan adalah tes yang sama untuk duduk lama
yang tersisa dalam urutan proksimal (rotasi dengan lebih banyak potensi untuk kinerja
internal pinggul, pinggul fleksi sementara fleksi pinggul dan fiksasi lutut dalam
bergerak ke duduk lama posisi dan fleksi ekstensi atau kaki dorsofleksi / inversi oleh
lateral kontralateral tulang belakang). terapis. Tingkat / tipe 3a adalah duduk lama
Kemajuan akhir (level / tipe 3c) adalah uji kemerosotan untuk saraf sural dengan
untuk melakukan tes untuk level / tipe 3b rotasi internal pinggul, fleksi pinggul dan
kecuali tambahkan ditolak kontraksi fleksi lateral kontralateral. Progresi untuk
plantarflexion / eversi kaki. Ini level / tipe 3b sama dengan untuk level / tipe
mengaktifkan peronei dan akan berlaku 3a kecuali urutan gerakan dimulai di kaki
meningkat tekanan ke saraf dan menawarkan dan berakhir dengan gerakan tulang
informasi minimal disfungsi pada saraf. belakang. Tingkat / tipe 3c progresi adalah
Pembaca harus ingatlah bahwa tes untuk level / tipe 3b kecuali plantarflexion /
neurodinamik sural adalah sangat sensitif eversi aktif yang ditolak adalah dilakukan.
bila dibandingkan dengan neurodinamik Teknik lain yang bermanfaat di level 3c
tibialis Tes, terutama untuk pergerakan dari adalah sambungan mobilisasi sementara
a lokasi terpencil seperti pinggul. saraf sural dalam neurodinamik posisi. Ini
Reaktivitas ini adalah ditandai dengan mungkin digunakan dalam kasus kekakuan
timbulnya gejala secara tiba-tiba di kaki sendi pada aspek lateral kaki atau mereka
dengan hanya sedikit perubahan rentang yang melibatkan inversi. Misalnya
gerak di akhir gerakan. Karena itu akan mobilisasi sendi calcanoecuboid dapat
terjadi diperlukan untuk melakukan dilakukan di posisi sural slump duduk lama.
pergerakan situs remote perlahan dan hati-
hati. Pengobatan Pada level 1, pengobatan
untuk disfungsi saraf sural adalah sebaiknya
dilakukan dengan slider yang tidak
menimbulkan gejala pada awalnya dan
menjauhlah dari disfungsi spesifik. Slider
untuk saraf adalah sebagai berikut dan
mereka diterapkan dan berkembang dengan
cara yang sama seperti di posterior saraf
tibialis (Gambar 12.25,12.26 dan 12.27).
Pada level 2, perkembangan pertama hampir
sama seperti itu untuk saraf peroneal dan
tibialis tetapi Perbedaannya adalah bahwa
gerakan kaki berputarn sekitar dorsofleksi /
inversi. Di level 2, tensioner diterapkan di
mana kenaikan tungkai lurus digabungkan
dengan dorsofleksi / inversi pada posisi

Anda mungkin juga menyukai