Anda di halaman 1dari 3

1. Is the entire spectrum of patients represented in the study sample?

Is my patient
represented in this spectrum of patients?

Answer : YES
Karakteristik pasien :
Inklusi : pasien dengan nyeri pada bahu di sebuah institusi akademi dari September
2013 sampai February 2016
Eksklusi : Pasien dengan calcific tendinitis, adhesive capsulitis, atau glenohumeral
osteoarthritis atau riwayat oprasi pada bahu

Pada jurnal tersebut, disebutkan bahwa semua partisipan yang dipilih adalah pasien
dengan nyeri pada bahu di sebuah institusi akademi . Maka dari itu dapat
disimpulkan partisipan telah berada pada fase penyakit yang sama

2. Was there an independent, blind comparison with a reference (gold) standard of


diagnosis? Was there an independent, blind comparison with a reference (gold)
standard of diagnosis?

Answer : YES
Tiap partisipan telah di test pada index test ( SRT) dan gold standard test (MRI).
Examiners telah di blinding pada MRI sampai Physical Examination selesai. Namun,
pada SRT tidak dijelaskan apakah di blinding atau tidak.

3. Were the diagnostic tests performed by one or more reliable examiners who were
masked to results of the reference test?

Answer : YES
Pada jurnal, disebutkan bahwa penelitian tersebut dilakukan oleh satu examiner yaitu
shoulder surgeon ( M.K.) yang telah di blinding dari hasil Gold Standard yaitu MRI.

4. Did all subjects receive both tests (index and gold standard tests) regardless of test
outcomes?

Answer : YES
Sebagai bagian dari pemeriksaan fisik, SRT digambarkan oleh Kibler
Digunakan untuk memeriksa status dari rotator cuff. Berdasarkan hal tersebut, SRT
positif mengindikasikan intact rotator cuff. Dan SRT negative mengindikasikan Full
Thickness SRT. MRI digunakan sebagai gold standard untuk mengonfirmasi status
dari rotator cuff. Tabel 2x2 dibuat untuk mengkalkulasi sensitifitas, spesifisitas,
diagnostic akurasi, positive dan negative predictive value dan juga positive dan
negative likelihood ratio, dengan CI.

5. Was the diagnostic test interpreted independet of all clinical nformation?

Answer : YES

6. Were clinically useful statistics included in the analysis and interpreted for clinical
application?

Answer : YES
Sensitivity, 81.7%
interpretasi : positive SRTs correctly identified 81,7% of the patient with a rotator
cuff tear.
Specificity, 80.8%
interpretasi : a negative SRTs correctly identified 80,8% of the patient without a
rotator cuff tear
Accuracy, 81.3%
interpretasi :
Positive predictive value 83.5%
interpretasi : 83% of the patient with a positive SRTs had a rotator cuff tear as
confirmed by MRI
Negative predictive value, 78.7%
Interpretasi : 78.7% of the patient with a negative SRTs did not have a rotator cuff
tear
Likelihood ratio Positive 4.3
interpretasi : your positive SRTs suggest that you are 4,3 times more likely than your
pre test probability to have a rotator cuff tear
Likelihood ratio Negative 0.23
interpretasi : your negative SRTs support that you do not have a damaged rotator cuff
Diagnostic odds ratio 18.7

7. Is the test accurate and clinically relevant to physical therapy practice?

Answer : YES
Dibuktikan dengan adanya CI pada jurnal. Disebutkan bahwa SRT dapat
mengidentifikasi full thickness RCTs dengan reliabel yang baik. Disebutkan juga
negative predictive value sebesar 83,5 % yang menunjukkan positif SRTs atau test ini
dapat meningkatkan kekuatan rotator cuff. Nilai prediktif negative yang tinggi dapat
mengindikasikan bahwa SRTs juga akurat untuk memprediksi intact rotator cuff
tendon dan full thickness RCTs. Hasil studi diagnostic ini menunjukkan SRT akurat
digunakan untuk menentukan status rotator cuff. Test tersebut tergolong sederhana
dan berguna untuk klinisi dalam melakukan pemeriksaan pada bahu.
Namun peniliti juga menjelaskan bahwa test ini tidak dapat memprediksi partial
thickness rotator cuff, dan partial rotator cuff akan terdeteksi sebagai intact.

8. Will the resulting post- test probabilities affect my management and help my
patients?

Answer : YES
Namun, berdasarkan dampak dari negative and positive likelihood ratio kepada post-
test probabilities, didapatkan nilai positive likelihood ratio yaitu 4,3 dan nilai
Likelihood ratio Negative 0.23. Nilai dari positive likelihood ratio menunjukan
dampak yang kecil terhadap post-test probabilities, begitu juga dengan nilai negative
likelihood ratio yang akan menunjukan dampak yang kecil terhadap post-test
probabilities.
Melalui hasil darmpak dari post-test probabilities berdasarkan nilai negative dan
positive likelihood ratio yang kecil, dapat dilihat bahwa dampaknya terhadap praktik
klinis maupun management terhadap pasien akan memiliki dampak namun dalam
nilai yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai