PENDAHULUAN
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting
untuk menjamim kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (Mulyasa, 2002: 15).
Salah satu indikator keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah meningkatkan prestasi
belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat meningkat apabila hasil belajar siswa di kelas juga
meningkat. Hal ini sangat tergantung dari guru yang mengajar di kelas, karena guru merupakan
fasilitator dan merupakan pemegang kendali dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru agar hasil belajar siswanya dapat
meningkat adalah kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran yang baik. Model
pembelajaran merupakan cara belajar yang digunakan oleh guru untuk menyajikan bahan
pelajaran sehingga mata pelajaran tersebut mudah diingat dan dipahami oleh siswa dengan baik.
merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain,
memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Olehnya itu, untuk
mencapai hasil belajar yang optimal dibutuhkan keterampilan guru dalam menentukan model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Kesalahan dalam memilih
umum model mengajar digunakan masih bersifat konvensional yaitu tidak melibatkan peranan
1
1
siswa aktif. Begitu pula halnya di SMP Negeri 15 Kendari dalam penerapan model
pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA kurang sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran dan lingkungan belajar siswa (didominasi model ceramah).
sistem komunikasi yang bersifat satu arah. Guru yang memegang kendali utama dan guru
memainkan peran aktif, sementara siswa duduk secara pasif menerima pengetahuan atau
informasi yang diberikan oleh guru. Selain itu, guru kurang memberi peluang dan kebebasan
kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa cenderung diam dan kurang
Berdasarkan hasil obeservasi awal terungkap bahwa rata-rata hasil belajar BAHASA
INDONESIA siswa SMP Negeri 15 Kendari khususnya pada kelas VIII pada dua semester
terakhir adalah 6,0 (tahun ajaran 2015-2016) dan 5,8 (tahun ajaran 2013- 2014). Nilai-nilai ini
tentu masih sangat rendah dibandingkan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
untuk mata pelajaran BAHASA INDONESIA di SMP Negeri 15 Kendari yakni > 73 dalam arti
bahwa siswa dianggap telah tuntas belajar jika telah memperoleh nilai di atas 73. Salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah kurangnya keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang diberikan
oleh guru..
kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Konfusius dalam Zaini (2008: xv) yang disebut dengan
belajar aktif (active learning). Dia mengatakan: “Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya
2
Mulyasa, (2004:241) berpendapat dalam strategi pembelajaran aktif (active learning)
setiap materi pelajaran baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang
ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang
sudah ada. Agar siswa dapat, belajar secara aktif guru perlu menciptakan cara yang tepat guna
sedemikian rupa, sehinggapeserta didik mempunyai mitivasi yang tinggi untuk belajar. Jadi
sebagai seorang guru harus jeli dan proaktif dalam menghadap siswa yang heterogen, baik dari
Banyak jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah jenis critical incident dan prediction
guide. Strategi jenis critical incident adalah jenis strategi yang digunakan untuk melibatkan
perserta didik sejak awal dengan melihat pengalaman mereka (Zaini, 2008: 2). Sedangkan jenis
prediction guide adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir (Zaini, 2008: 24).
1. Identifikasi masalah
Seperti halnya di kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari tentang hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah, sebagaimana berdasarkan nilai ulangan
harian siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa yang memperoleh nilai ≥ 60
2. Analisis masalah
a. Guru dalam mengajarkan materi Bahasa Indonesia lebih banyak berceramah saja kepada
siswa;
3
c. Guru kurang mengaitkan antara materi dengan konteks dilingkungan siswa sehari-hari,
dimana pada dasarnya materi yang diajarkan guru sangat dekat dengan lingkungan
Dari temuan di atas, hal itulah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
terhadap materi yang diajarkan. Jika masalah di atas tidak dapat diatasi dan dibiarkan
berlarut-larut, akan berdampak negatif bagi siswa khususnya berdampak buruk bagi
peneliti bersama teman sejawat merencanakan upaya untuk mengatasi hal tersebut
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan hasil belajar siswa
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII SMP
Negeri 15 Kendari ?
B. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
4
C. Manfaat Perbaikan
1. Secara praktis
- Bagi guru Kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari, perbaikan pembelajaran ini bermanfaat
sebagai perbaikan mengajar yang mengutamakan hasil belajar siswa dengan menerapkan
- Bagi Siswalebih aktif, inovatif, kretif dan terampil dalam proses pembelajaran Bahasa
pembelajaran yang lebih baik sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan
2. Secara Teoritis
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia secara lisan dan
dengan baik. Selain itu, diharapkan mampu menghargai karya cipta bangsa Indonesia
sendiri.
Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di
sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SMP karena
dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2015, Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional kita. Bahasa Indonesia menjadi salah
6
satu lambang yang sangat penting bagi negara kita. Dengan mempelajari Bahasa
kita.
tentang cara berkomunikasi dan menghargai karya sastra indonesia . dalam mengajarkan
Bahasa Indonesia, seorang guru tidak cukup hanya memberikan informasi kepada siswa.
kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia harus diajarkan kepada siswa agar lebih
bermakna.
peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal
tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika
siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam proses belajar mengajar
tersebut. Oleh sebab itu, hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat
dievaluasi pada akhir pembelajaran. Belajar adalah aktivitas mental yang berlangsung
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai. Jadi, hasil belajar adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar
7
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, apektif,
dan psikomotor.
keterampilan melakukan rangkaian gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan
dinamik afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.
penampilan yang meskipun bervariasi akan dapat diklasifikasikan pada ciri-ciri tertentu
yang dimiliki. Dalam hal ini, Gagne (Bundu, 2004:23) menyebut keadaan yang tetap ini
penampilan tertentu.
Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi
belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang
dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil pencapaian
maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang
dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan. Semua pelaku pendidikan (siswa, orang
tua, dan guru) pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi
merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak
semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang
8
mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang
84-87), adalah:
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang
terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini dapat
berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah
“Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari si
pelajar, faktor yang berasal dari si pengajar”. Kedua faktor tersebut dapat
kemampuan menggeneralisasi.
9
Faktor yang berasal dari si pengajar (guru)
dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri pelajar dan faktor yang
Hasil belajar Bahasa Indonesia merupakan tingkat penguasaan yang dicapai siswa
dalam mengikuti program belajar Bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dapat dikatakan
juga bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia adalah merupakan hasil belajar setelah siswa
Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari tes hasil
10
C. Metode Pembelajaran Demonstrasi
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah
laku atau tanggapan yang di sebabkan oleh pengalaman (Makalah Kongres Budayadan
yang menyebabkan siswa belajar pada suatu ligkungan belajar untuk melakukan kegiatan
dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang
digunakan.Metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta atau
Cardille dan Winarno, maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan
tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh
siswa atau sebagian siswa. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab
11
membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta
yang benar.
b. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan
penuh perhatian.
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang
Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana
siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena sebab alat-alat yang
terlalu besarata yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan
didemonstrasikan.
12
Adapun dalam metode demonstrasi ini memiliki kelebihan dan ada juga
diantaranya:
a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik , sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
kelemahan diantarannya:
pertunjukan satu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih
13
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
prosespembelajaran siswa.
Tabel 2.1
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Demonstrasi
14
No Tahapan Kegiatan Guru
1 Kegiatan Awal 1. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
(persiapan) 2. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilakukan.
3. Melakukan uji coba demonstrasi.
2 Kegiatan inti 1. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua
(pelaksanaan) siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
2. Mengemukakan tujuan apa yang harus di capai oleh
siswa.
3. Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
4. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untk berfikir, misalnya
melalui pertanyaan-pertanyaannyang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
5. Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
6. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh
siswa.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara
aktif memikirkan lebih lanjut sesai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu.
3 Kegiatan Akhir 1. Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap
proses pemecahan masalah yang dilakukan. (refleksi)
2. Guru mengukur dan mengevaluasi penyelidikan
siswa dan proses-proses yang mereka gunakan.
(authentic assessment)
15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Mata Pelajaran
Dalam laporan perbaikan pembelajaran ini, memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia
2. Tempat Penelitian
penelitian, dikarenakan: (1) siswa masih kurang berminat untuk mempelajari mata
pelajaran Bahasa Indonesiai , serta (2) adanya masalah yang dialami sekolah tersebut
dimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah
3. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Kendari dibantu oleh supervisor 2 yaitu guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk
16
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menyelidiki variabel
penelitian yaitu hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi.
pembelajaran ini disebut sebagai tim peneliti melakukan kegiatan persiklus. Adapun
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini meliputi pelaksanaan tindakan pada tiap siklus yang disesuaikan
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun yaitu penerapan metode pembelajaran
3. Observasi (pengamatan)
mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, mencatat hal-hal
yang dianggap penting selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan mengisi
17
4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan hasil belajar
siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari observasi, dan tes
hasil belajar siswa. Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan, dan
menyimpulkan data.
pertimbangan apakah tindakan siklus 1 sudah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan
guru yakni ≥ 70, apabila tindakan siklus I belum mencapai nilai KKM yang telah
Ada dua data yang digunakan untuk menunjang analisis data, yaitu :
1. Data Kualitatif
analisis kualitatif deskriptif, terdiri dari analisis hasil evaluasi belajar dan ketuntasan belajar
sesuai KKM yang telah ditetapkan. Analisis hasil evaluasi belajar adalah berupa lembar
kerja siswa dan tes akhir, apabila hasil tes pada siklus I dan siklus II mengalami
metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
membaca.
18
b. Tabulasi Data
Tabel daftar nilai siswa yang diperoleh sebelum perbaikan pembelajaran, setelah perbaikan
pembelajaran siklus I dan siklus II kemudian dihitung rata-ratanya,. Jika perolehan rata-rata
hasil evaluasi belajar > 7,0, maka diasumsikan pembelajaran yang dilaksanakan telaberhasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel banyaknya siswa yang mencapai KKM disatukan
dengan tabel hasil belajar siswa pada waktu sebelum perbaikan, setelah perbaikan
pembelajaran siklus I dan siklus II. Apabila jumlah siswa yang mencapai KKM sesuai target
kurikulum yaitu 70%, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah
Perolehan nilai rata-rata evaluasi belajar siswa sebelum perbaikan pembelajaran, setelah
perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II disajikan dalam grafik perolehan nilai rata-rata
materi pembelajaran. Grafik ketuntasan belajar yaang mencapai KKM disatukan dengan
2. Data Kuantitatif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
19
A. Hasil Penelitian
Penilitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari 1
(satu) kali pertemuan Setiap siklus dikenai perlakuan yang sama, yang dimulai dari perencanaan,
tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari:1.
2. Menyiapkan metode demonstrasi materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal
4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa Siklus I yang akan diberikan pada masing-masing
20
Tabel 2. Hasil Tes Formatif Siklus I
Nomor Keterangan
TT
Responde L/P Nilai
T
n
1 L 73 V
2 L 73 V
3 L 80 V
4 L 60 v
5 L 67 v
6 L 73 V
7 L 53 V
8 L 60 V
9 L 80 V
10 L 87 V
11 L 67 V
12 L 73 , V
13 L 60 V
14 L 73 V
15 L 73 V
16 P 67 V
17 P 73 V
18 P 73 V
19 P 87 V
20 P 73 V
21 P 73 V
22 P 73 V
23 P 73 V
24 P 53 V
25 P 73 V
Jumlah 25 1770 17 8
scor
Rata - Rata 70,6
Keterangan :
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
21
Jumlah siswa yang belum tuntas = 9
71,6 %
Dari Tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode
demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa Bahasa Indonesia pada materi membaca
nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa adalah 70,8 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 71,6% atau ada 17
siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukan bahwa pada siklus I secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa memperoleh nilai >70 hanya sebesar 68% lebih
kecil dari persentase ketuntasan klasikal yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa baru dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembenaran.
c. Observasi
Data hasil observasi kegiatan siswa selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada
tabel 4 berikut:
22
Dari tabel 4 di atas dapat diperoleh data bahwa jumlah skor hasil observasi kegiatan
siswa adalah 11 dari 20 skor maksimal dengan persentase 55%. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas berada pada kualifikasi penilaian cukup
baik
Data hasil observasi kegiatan guru pada siklus I selengkapnya dapat digambarkan
Dari tabel 5 di atas dapat diperoleh data bahwa jumlah skor hasil observasi kegiatan guru
adalah 12 dari 20 skor maksimal dengan persentase sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa
guru aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah
direncanakan dalam RPP sehingga berada pada kualifikasi penilaian cukup baik
Pada tahap ini dikaji apa yang telah dilaksanakan dengan baik maupun yang masih
kurang baik dalam proses pembelajaran Dari hasil observasi dan evaluasi diperoleh beberapa
1. Hasil analisis tes formatif menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa belum tercapai,
karena persentase ketuntasan belajar siswa baru mencapai 72,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
tantangan yang harus diupayakan guru untuk ditingkatkan pada siklus berikutnya sebesar 27,3%.
23
Beberapa kegiatan yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan
2. Persentase kegiatan siswa dalam pembelajaran mencapai 55% atau berada pada kategori
cukup baik dan belum menunjukkan ketercapaian minimal mencapai 85%. Ada beberapa aspek
pengamatan yang masih perlu ditingkatkan Beberapa aspek kegiatan siswa yang perlu mendapat
perhatian untuk ditingkatkan atau diperbaiki kualitasnya sebagai bahan perbaikan pada siklus
berikutnya, yaitu:
e) Siswa belum menerima bimbingan guru mengenai materi menggunakan peta konsep.
i) Siswa belum menerima umpan balik positif penjelasan guru. Persentase kegiatan guru dalam
pembelajaran mencapai 80% atau berada pada kategori baik Walaupun demikian, guru perlu
memperbaiki kualitas pembelajaran terutama yang berhubungan dengan kegiatan guru dalam
c) Member motivasi
24
d) Membimbing siswa dalam materi menggunakan peta konsep.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, hal yang dilakukan adalah sebagai berikut.
membaca nyaring suatu penguman dengan artikulasi yang jelas Menyiapkan Lembar Kerja
Siswa Siklus II yang akan diberikan pada masing-masing kelompok (lampiran 4 halaman
68).
4) Menyusun soal-soal evaluasi tes formatif Siklus II untuk mengukur hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Desember 2017 di kelas
VIII dengan jumlah siswa 25 yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dalam
25
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada Rencana
bagaimana peta konsep, bagaimana konsep-konsep yang dibaca atau dipelajari lebih bermakna.
Selanjutnya guru memperlihatkan contoh peta konsep kepada siswa, agar siswa tidak hanya
menghayalkan peta konsep, akan tetapi dapat melihat langsung model peta konsep sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Guru mengajarkan materi pelajaran dengan menggunakan peta
konsep, agar siswa terbiasa dengan peta konsep. Siswa disuruh membuat peta konsep sendiri
dengan matai pelajaran atau konsep yang telah diberikan kepada siswa. Pada akhir proses
pembelajaran siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah proses pembelajaran selesai Adapun data hasil belajar siswa pada siklus II selengkapnya
Nomor Keterangan
L/P Nilai TT
Responden T
1 L 93 V
2 L 93 V
3 L 90 v
4 L 68 V
5 L 68 V
6 L 93 v
7 L 68 V
8 L 90 V
9 L 90 v
10 L 97 V
11 L 97 V
12 L 83 v
13 L 90 v
14 L 93 v
15 L 93 v
16 P 97 v
26
17 P 93 v
18 P 83 v
19 P 97 v
20 P 83 v
21 P 83 v
22 P 83 v
23 P 73 v
24 P 63 V
25 P 93 v
Jumlah 25 2154 22 3
Jumlah Skor 22
Rata- Rata 86,16
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode
demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 15 Kendari diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 86,16 dan ketuntasan
belajar secara klasikal mencapai 88% atau ada 22 siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena
27
siswa memperoleh nilai > 70 sebesar 88% lebih besar dari persentase ketuntasan klasikal yang
dihendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan klasikal hasil belzyar siswa
sudah tercapai pada siklus II dengan menerapkan peta konsep dalam kegiatan pembejaran.
c. Observasi
Adapun gambaran hasil observasi pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut
Data hasil observasi kegiatan siswa selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada
tabel 8 berikut:
Dari tabel 8 di atas dapat diperoleh data bahwa jumlah skor hasil observasi kegiatan
siswa adalah 18 dari 20 skor maksimal ideal atau 90%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas berada pada kualifikasi penilaian sangat baik dan
Data hasil observasi kegiatan guru pada siklus II selengkapnya dapat digambarkan
observasi
28
2 £ Skor maksimal 20
ideal
3 Persentase 90%
Dari tabel 9 di atas dapat diperoleh data bahwa jumlah skor hasil observasi kegiatan guru
adalah 18 dari 20 skor maksimal ideal atau 90%. Hal ini menunjukkan bahwa guru aktif'
direncanakan dalam RPP sehingga berada pada kualifikasi penilaian sangat baik serta sudah
Pada tahap ini dikaji apa yang telah dilaksanakan dengan baik maupun yang masih
kurang baik dalam proses pembelajaran Dari hasil observasi dan evaluasi diperoleh beberapa
informasi sebagai berikut: 1) Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi
persentase pelaksanaannya untuk masing- masing aspek menunjukkan peningkatan yang sangat
signifikan
2) Berdasarkan data hasil observasi diketahui bahwa siswa aktif selama proses
29
B. Pembahasan
membaca nyaring suatu penguman dengan lafal dan intonasi yang tepat pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 15 Kendari. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
setiap siklus. Ketuntasan belajar meningkat dari siklus I ke siklus II, yaitu pada siklus I hanya
mencapai 71,6% kemudian meningkat pada siklus II mencapai 88% Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa telah tercapai Peningkatan hasil belajar tersebut disajikan pada gambar histogram
berikut ini.
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
SIKLUS I SIKLUS II
Kelas VIII di SMP Negeri 15 Kendari.2. Kegiatan Siswa dalam PembelajaranAnalisis hasil
penerapan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari. Hal ini dapat
30
dilihat dari adanya peningkatan dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklus. Berdasarkan
hasil observasi pada siklus I kegiatan siswa dalam pembelajaran hanya mencapai persentase 55%
kemudian pada siklus II mencapai peningkatan yang sangat baik yakni sebesar 90%. Adanya
peningkatan kualitas kegiatan siswa dalam pembelajaran juga memiliki dampak positif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, Hasil persentase tersebut disajikan pada gambar histogram
berikut ini.
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
SIKLUS I SIKLUS II
Analisis hasil observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa
meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 15 Kendari. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas mengajar guru
dalam pembelajaran pada setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam
31
kegiatan pembelajaran pada setiap siklus. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I kegiatan
guru dalam pembelajaran hanya mencapai persentase 60% kemudian pada siklus II mencapai
peningkatan yang sangat baik yakni sebesar 90%. Adanya peningkatan kualitas guru dalam
pembelajaran juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
SIKLUS I SIKLUS II
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
(1) Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan model pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran
2. Penggunaan model pembelajaran Demonstrasi dapat membantu siswa mengaitkan antara
materi dengan konteks keseharian siswa dilingkungannya sehari-hari.
(2) Saran
Berdasarkan hasilperbaikan pembelajaran yang telah dilakukan, dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan model pembelajaran
Demonstrasi, dikarenakan model pembelajaran tersebut dapat membantu guru
mengaitkan antara materi dengan konteks keseharian siswa dilingkungannya, dengan
begitu siswa dapat lebih memahami untuk apa materi tersebut diajarkan kepada mereka
2. Bagi guru atau praktisi pendidikan lainnya yang tertarik untuk menerapkan model
pembelajaran Demonstrasi, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Memperhatikan dan menelaah kegiatan-kegiatan dalam tahapan pembelajaran
kontekstual dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
b. Pengaturan waktu yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dipertimbangkan dengan matang agar dapat sesuai dengan waktu yang direncanakan.
c. Guru dalam mengaplikasi pendekatan kontekstual sebaiknya lebih banyak
menghubungkan antara materi dengan konteks keseharian siswa dilingkungannya,
sehingga siswa dapat lebih cepat memahami materi.
d. Dalam membentuk kelompok-kelompok kecil siswa, sebaiknya pembagian kelompok
dibaurkan antara siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan
lebih, sehingga kerja kelompok dapat berjalan efektif.
33
DAFTAR PUSTAKA
________. Pengertian Metode Pembelajaran. Di unduh 10Mei 2015i jam 09.00 WIB dari
http://liputaninfo.blogspot.com/2012/10/strategi-belajar-mengajar.html
Darmadi, Kaswan dan Nirbaya, Rita. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MI Kelas VIII. Jakarta:
Depdiknas
Effendi, S. 1995. Panduan BerBahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Bandung: PT Remaja
RoSMPakarya.
Hawignyo dan Mulyadi. 1996. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Jakarta:PT Musi
Perkasa Utama.
Nurhadi, Dawud dan Pratiwi, Yuni. 2004. Bahasa dan Sastra Jilid 1 untuk SMP kelas. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah.Jakarta: Depdiknas
Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan Dalam Pengajaran dan Sastra. Jakarta: PT
Midas Surya Grafindo.
34
35