A1m119022 - Andi Nur Hikma Hakim Petta Bau - Pbsi.
A1m119022 - Andi Nur Hikma Hakim Petta Bau - Pbsi.
JAWAB :
Pendidikan Kewiraan
Pendidikan kewaganegaraan dahulu di kenal sebagai Pendidikan Kewiraan.
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
nasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk PPBN
yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang diberikan kepada peserta didik SD
sampai sekolah menengah dan pendidikan luar sekolah dalam bentuk pendidikan
kepramukaan, sedangkan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan
kewiraan.
Perkembangan kurikulum dan materi Pendidikan Kewarganegaraan
Pada awal penyelenggaraan pendidikan kewiraan sebagai cikal bakal darah PKn
berdasarkan SK bersama Mendikbud dan Menhankam tahun 1973, merupakan realisasi
pembelaan negara melalui jalur pengajaran khusus di PT, di dalam SK itu dipolakan
penyelenggaraan Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan Perwira Cadangan di PT.
ü Berdasarkan UU No. 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Pertahanan dan
Keamanan Negara ditentukan bahwa:
1) Pendidikan Kewiraan adalah PPBN tahap lanjutan pada tingkat PT, merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional
2) Wajib diikuti seluruh mahasiswa (setiap warga negara).
Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa:
1) Pendidikan Kewiraan bagi PT adalah bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan.
2) Termasuk isi kurikulum pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
SK Dirjen Dikti tahun 1993 menentukan bahwa Pendidikan Kewiraan termasuk dalam
kurikulum MKDU bersama-sama dengan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, ISD,
IAD, dan IBD sifatnya wajib.
Kep. Mendikbud tahun 1994, menentukan:
1) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan MKU bersama-sama dengan Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Pancasilan.
2) Merupakan kurikulum nasional wajib diikuti seluruh mahasiswa
Kep. Dirjen Dikti No. 19/Dikti/1997 menentukan antara lain:
1) Pendidikan Kewiraan termasuk dalam muatan PKn, merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok MKU dalam susunan kurikulum inti
2) Pendidikan Kewiraan adalah mata kuliah wajib untuk ditempuh setiap mahasiswa pada
PT.
Kep. Dirjen Dikti No. 151/Dikti/Kep/2000 tanggal 15 Mei 2000 tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti MPK, menentukan:
1) Pendidikan Kewiraan termasuk dalam muatan PKn, merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok MPK dalam susunan kurikulum inti PT di
Indonesia
2) Pendidikan Kewiraan adalah mata kuliah wajib untuk ditempuh setiap mahasiswa pada
PT untuk program diploma III, dan strata 1.
Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/kep/2000 tanggal 10 Agustus, menentukan antara lain:
1) Mata Kuliah PKn serta PPBN merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari MPK
2) MPK termasuk dalam susunan kurikulum inti PT di Indonesia.
3) Mata Kuliah PKn adalah MK wajib untuk diikuti oleh setiap mahasiswa pada PT untuk
program Diploma/Politeknik, dan Program Sarjana.
Kep. Mendiknas No. 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Belajar Mahasiswa menentukan antara lain:
1) Kurikulum inti Program sarjana dan Program diploma, terdiri atas:
a) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
b) Kelompok Mata kUliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
c) Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
d) Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
e) Kelompok Mata Kuliah Kehidupan Bermasyarakat (MKB)
2) MPK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur,
berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
3) Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup
dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional
4) MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi/kelompok program studi terdiri dari bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
5) MPK untuk PT berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
1. Berpikir secara rasional, kritis, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi;
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesiaagar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainna;
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara lansung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan
keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilannasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan
daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di
era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Selain memuat aspek pengetahuan, mata pelajaran PKn memuat kompetensi keterampilan
kewarganegaraan (civic skills).Keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan
intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan
dalam merespon berbagai persoalan politik. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah
keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera
melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.
Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa Prancis (consituer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan aturan suatu negara.
Dalam bahasa Inggris dikenal istilah constitution yang diartikan sebagai undang-
undang dasar yaitu seluruh peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
masyarakat dałam menyelenggarakan pcmerintahan negara.
Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan dan aturan-
aturan dasar yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk juga dasar hubungan antara negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dalam ilmu politik, constitution merupakan suatu yang lebih luas yaitu keseluruhan
dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata
yaitu cume dan statuere. Cume berarti bersama-sama dengan sedangkan statuere berarti
berdiri. Atas dasar itu kata statuere mempunyai arti "membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan/menetapkan". Dengan demikian bentuk tunggal dari kostitusi adalah menetapkan
sesuatu secara bersama-sama dan bentuk jamak dari konstitusi berarti segala yang ditetapkan.
Konstitusi terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Konstitusi tertulis adalah aturan- aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata
negara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di
dalam persekutuan hukum negara.
2) Konstitusi tidak tertulis adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa konsitusi meliputi
peraturan tertulis dan tidak tertulis. Undang-undang dasar merupakan konstitusi yang tertulis.
Dengan demikian konstitusi diartikan sebagai berikut :
a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada
para penguasa.
b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem
politik.
c. Suatu gambaran dari lembaga-lembaga negara.
d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.
Fungsi Konstitusi
Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
memiliki arti dan makna yang sangat penting. Artinya konstitusi (UUD) menjadi tali pengikat
setiap warga negara dan lembaga negara dalam kehidupan bernegara. Dalam kerangka
kehidupan negara, konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai :
a. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen (lembaga suprastruktur
dan infrastruktur politik).
b. Tata aturan dalam hubungan negara dengan warga negara serta dengan negara lain.
c. Sumber hukum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD).
Secara khusus, fungsi konstitusi (UUD) dalam negara demokrasi dan negara komunis
adalah :
a.) Fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara Demokrasi Konstitutional
1. Membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang.
2. Sebagai cara yang efektif dalam membagi kekuasaan.
3. Sebagai perwujudan dari hukum yang tertinggi (supremasi hukum) yang harus ditaati
oleh rakyat dan penguasanya.
b.) Fungsi Konstitusi (UUD) dalam Negara Komunis
1. Sebagai cerminan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan ke arah
masyarakat komunis.
2. Sebagai pencatatan formal (legal) dari perjuangan yang telah dicapai.
Sebagai dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dan dapat
diubah setiap kali ada pencapaian kemajuan dalam masyarakat komunis.
KONSTITUSI DIAMANDEMEN
"Bahkan, tidak sedikit undang-undang yang dihasilkan oleh DPR dan Pemerintah
bertentangan dengan UUD 1945, sehingga dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi," katanya.
Sementara, di bidang ekonomi, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini
menyoroti masalah kesenjangan dan koperasi yang dinilai masih belum berkembang secara
maksimal.
MPR pun telah sepakat untuk melakukan amandemen UUD 1945 terkait penerapan
sistem perencanaan pembangunan nasional dengan menerapkan Garis Besar Haluan Negara
( GBHN).
GBHN, kata Zulkifli, merupakan haluan negara yang berfungsi sebagai rujukan bagi
DPR dan pemerintah dalam merumuskan regulasi.
Kendati demikian, karena usul amandemen tidak dapat diajukan dalam waktu 6 bulan
menjelang berakhirnya masa jabatan, anggota MPR pada periode 2014-2019
merekomendasikan anggota periode berikutnya agar melakukan amandemen.
"Untuk itu, MPR masa jabatan 2014-2019 akan merekomendasikan kepada MPR
masa jabatan 2019-2024 untuk mewujudkan gagasan perubahan kelima Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945," ungkap Zulkifli.
JAWAB:
1. Banyak kebijakan pemerintah yang belum terlaksana akibat masa kerja kabinet yang
pendek.
2. Pasca peristiwa 17 Oktober 1952, hubungan antar anggota dalam tubuh angkatan
bersenjata tidak harmonis. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan pendapat, sebagian
anggota ABRI mendukung kabinet Wilopo, sebagian lagi condong ke Presiden
Soekarno.
3. Terjadinya perdebatan terbuka antara Presiden Soekarno dengan Isa Anshory terkait
penggantian dasar Negara. Isa Anshory yang merupakan salah satu tokoh Masyumi
menginginkan Pancasila diganti dengan dasar Negara yang lebih islami. Hal itu yang
menimbulkan polemic apakah akan merugikan umat beragama lain ataukah tidak.
4. Ketegangan masyarakat dalam pemilu meningkat akibat lamanya masa kampanye.
5. Pemerintah pusat harus menghadapi berbagai tantangan dari daerah-daerah, seperti
adanya pemberontakan PRRI dan Permesta.
Menurut Herbert Feith, selain hal-hal negative terdapat pula beberapa hal postif yang
terjadi selama masa demokrasi parlementer yaitu sebagai berikut:
Politik aliran masih mendominasi. Pengertian politik aliran merupakan golongan atau
partai politik yang lebih mengedepankan kepentingan kelompok atau dirinya sendiri
dibandingkan kepentingan bangsa. Terakhir ialah tidak adanya anggota konstituante
yang bersidang dalam menetapkan dasar Negara. Inilah yang kemudian memicu
dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal Juli 1959.
1. Pengekangan hak-hak asasi manusia, seperti pembatasan pers dimana media massa
tidak boleh menentang kebijakan pemerintah.
2. Presiden melampaui batas wewenangnya yakni membuat penetapan tanpa
berkonsultasi dengan DPR.
3. Pembentukan lembaga Negara ektrakonstitusional.
4. Pelanggaran prinsip kebebasan, kekuasaan, dan kehakiman.
5. Mengutamakan fungsi presiden.
Sama juga halnya dengan demokrasi pada masa orde lama, kehidupan
politik orde baru pun mengalami berbagai penyimpangan. Seperti halnya pemberantasan
hak politik rakyat seperti: pembatasan jumlah parpol, Pegawai negeri dan ABRI wajib
mendukung partai penguasa yakni Golkar, dan hilangnya kebebasan rakyat dalam
mengkritik kinerja pemerintahan.
Kekuasaan berada ditangan presiden sepenuhnya, pemilu tidak berjalan demokratis
bahkan banyak kecurangan. Selain itu KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) merajalela
sehingga terjadi krisis multi dimensional pada hampir seluruh aspek kehidupan.
Pada tahun 1998- 1999 banyak kerusuhan yang terjadi hingga akhirnya pada
tanggal 21 Oktober 1999 diselenggarakan pemilihan wakil presiden RI yang dilakukan
dengan votting.
Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai wakil presiden RI periode 1999- 2004
mengalahkan Hamzah Haz. Ketidakpuasan rakyat kala itu membuka lembaran baru.
Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat dilaksanakan untuk
pertama kalinya pada tahun 2004 melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu diikuti oleh
24 partai politik.
Kelebihan Dan Kelemahan Pelaksanaan Demokrasi Orde Lama, Orde Baru Dan Orde
Reformasi
ORDE LAMA
Kelebihan :
- Berhasi menyelenggarakan pemlu pertama tahu 1955.
- Berhasil mempertahankan kemerdekaan dan irian jaya.
Kekurangan :
- Seringnya pergantian cabinet.
- Masih terdapat ideology lain yang dianut yaitu komunis.
ORDE BARU
Kelebihan :
- Kemajuan dibidang politik, pemerintahan dan ekonomi.
- Berhasil mengatasi gerakankan komunis di Indonesia.
Kekurangan :
- Banyak terjadi kasus-kasus korupsi, kolusi dan nepotisme.
- Pemerintahan yang otoriter
ORDE REVORMASI
Kelebihan :
- Terlaksananya demokrasi yang sesungguhnya
- Diberlakukannya system multi partai
Kekurangan :
- Lepasnya Timor-timur di Indonesia
- Korupsi kembali merajalela