Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU SAKU AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA


PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK PGRI 1 PALEMBANG

1. Latar Belakang
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan untuk memahami sesuatu sehingga

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru sebagaimana dikemukakan oleh

[ CITATION Suy17 \p 9 \l 1033 ] , “belajar adalah aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, mningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap,

dan mengkokohkan kepribadian”. Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan

pembelajaran yang dilakukan bersama antara guru dan siswa dengan media

pembelajaran yang membantu proses beajar tersebut.

Media pembelajaran merupakan media yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar lebih mudah disampaikan. Dalam

kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran mempunyai peran penting karena

membuat proses interaksi antara guru dengan siswa terjalin dengan baik. Dengan

media pembelajaran, siswa akan merasa tertarik dalam mengikuti pembelajaran

sehingga siswa dapat lebih mudah menangkap materi pelajaran. Penggunaan media

pembelajaran dikemas secara kreatif, inovatif, menarik, dan disesuaikan dengan

kebutuhan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran juga digunakan oleh guru sebagai bahan untuk mengajar serta

digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang

dapat dijadikan acuan untuk digunakan sehingga dapat memberi kemudahan belajar bagi
siswa. Salah satu contoh sumber belajar adalah buku yang sering disebut sebagai bahan ajar.

Penggunaan bahan ajar yang dugunakan sebagai media pembelajaran di sekolah masih sangat

terbatas. Bahan ajar yang sangat sering digunakan disekolah-sekolah hanyalah buku paket

atau lembar kerja siswa (LKS). Buku paket yang sering digunakan pada umumnya memiliki

ukuran yang sangat besar, tebal, berat, serta isinya yang kurang menarik sehingga siswa

menjadi kurang tertarik untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran.

Pemilihan media belajar mempengaruhi keberhasilan pengajaran yang

dilakukan pendidik dalam proses belajar mengajar, hendaknya pendidik cermat dan

teliti dalam memilih bahan ajar yang digunakan selama proses pembelajaran. Apabila

pendidik menggunakan media pembelajaran yang menarik maka siswa akan

termotivasi untuk memperhatikan, memahami, dan mempelajari. Media pembelajaran

dibuat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi yang akan diberikan

sehingga dapat mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan. Hasil

belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya

yaitu media pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar mengajar di

sekolah salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah adalah akuntansi.

Akuntansi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang

pengukuran, penjabaran, dan memberikan informasi kepada pihak yang memerlukan.

Untuk memahami materi akuntansi tidak cukup dengan membaca buku atau

penjelasan pendidik yang terbatas saat proses belajar mengajar masa pandemi saat ini.
Siswa diharapkan dapat belajar secara mandiri dan mempunyai buku pendukung

selain buku yang dipakai di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa di SMK PGRI 1 Palembang

terdapat mata pelajaran Ekonomi Bisnis yang di dalamnya mempelajari perusahaan

dagang dengan pokok bahasan akuntansi yang perlu dipahami. Namun siswa

mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan tersebut dikarenakan

pembelajaran daring yang kurang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran seperti

terbatasnya pendidik menjelaskan materi pembahasan, terkendala jaringan, kuota

data, dan dalam pelaksanaan pembelajaran siswa tidak dapat berinteraksi langsung

dengan pendidik dan teman-temannya. Selain itu juga media pembelajaran yang

digunakan berupa buku paket yang relatif berukuran besar, berat, mahal, kalimat

terlalu panjang, dan kurang mukhtahir sehingga siswa kurang tertarik untuk membaca

atau mempelajari buku tersebut. Siswa juga tidak mempunyai buku referensi lain

untuk membantu belajar secara mandiri, praktis, menarik dan bisa dibawa kemanapun

dan kapanpun.

Berdasarkan uraian diatas perlu dikembangkan bahan ajar untuk membantu

belajar siswa yang kreatif, inovatif dan menarik agar mudah dipahami dan dipelajari

materi siklus perusahaan dagang dalam bentuk buku saku. Buku saku merupakan

buku yang berukuran kecil, dapat dimasukkan dalam saku dan bisa dibawa kemana

saja, mudah dibawa, praktis, mudah dipahami dan menarik (Setyono, 2013). Manfaat

pocket book (Buku saku) dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) Penyampaian materi

dengan pocket book dapat diseragamkan, 2) Proses pembelajaran dengan


menggunakan pocket book menjadi lebih jelas, menyenangkan menarik dan dicetak

dengan full color, 3) efisiensi dalam waktu dan tenaga. Pocket book yang dicetak

dengan ukuran kecil dapat mempermudah siswa dalam membawanya dan

memanfaatkan kapanpun dan dimanapun, 4) Penulisan materi dan rumus yang singkat

dan jelas pada pocket book yang menarik dan full color dapat menumbuhkan sikap

positif siswa terhadap materi dan proses belajar [ CITATION Suk16 \l 1033 ].

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan Buku Saku Akuntansi Sebagai Media

Pembelajaran Akuntansi Di SMK PGRI 1 Palembang”.

2. Fokus Masalah:

Berdasarkan uraian latar belakang di atas identifikasi masalah yang ditemukan

ialah:

a. Rendahnya minat baca siswa.

b. Proses pembelajaran menggunakan buku paket yang tebal dan berat membuat

siswa mengeluh untuk menggunakanya.

c. Kurangnya buku pendukung yang menarik dibaca dan praktis di bawa kemanapun

d. Buku saku akuntansi sebagai media pembelajaran belum dikembangkan.

3. Pembatasan Lingkup Masalah dan Rumusan Masalah

3.1 Pembatasan Lingkup Masalah

Peneliti dalam pengembangan media pembelajaran berupa buku saku ini

membatasi materi yaitu hanya tahap pencatatan, tahap penggolongan, dan tahap
pelaporan kelas XI Akuntansi Lanjutan pada mata pelajaran Praktek Produktif di

SMK PGRI 1 Palembang.

3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1) Bagaimana mengembangkan buku saku akuntansi di SMK PGRI 1 Palembang

yang teruji validitasnya?

2) Bagaimana mengembangkan buku saku akuntansi di SMK PGRI 1 Palembang

yang teruji kepraktisannya (efektif dan efisien)?

3) Bagaimana mengembangkan buku saku akuntansi di SMK PGRI 1 Palembang

terhadap hasil belajar?

4. Tujuan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan buku saku ini memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Untuk mengembangkan buku saku akuntansi di SMK PGRI 1 Palembang yang

teruji validitasnya

b. Untuk mengembangkan buku saku akuntansi di SMK PGRI 1 Palembang yang

teruji kepraktisannya (efektif dan efisien).

c. Untuk mengembangkan buku saku akuntansi di SMK PGRI 1 Palembang terhadap

hasil belajar

5. Manfaat Pengembangan

Penelitian pengembangan media pembelajaran dalam bentuk buku saku ini

dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:


a. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberi sumbangan dalam ilmu pengetahuan terutama

pengembangan buku saku akuntansi sebagai media pembelajaran akuntansi.

b. Secara Praktis

1) Bagi siswa, mendapatkan media pembelajaran berupa buku saku yang menarik,

kreatif dan mudah dipahami sehingga dapat menimbulkan minat baca.

2) Bagi guru, untuk menambah pengetahuan dan referensi media pembelajaran

dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik sehingga dapat

meningkatkan minat baca siswa.

3) Bagi pengembang, untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai

buku saku untuk penerapan pengetahuan yang didapat dalam problematika

pendidikan.

4) Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan buku referensi atau acuan untuk

pengembangan buku saku selanjutnya.

6. Landasan Teori:
6.1 Tinjauan Pustaka
6.1.1 Belajar
Selameto (2013:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tinggkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam

interaksi dengan lingkunganya.


Higard (Wina Sanjaya 2012:112), “menyatakan bahwa belajar adalah proses

perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam labolatorium

maupun dalam lingkungan alamiah”. Sedangkan menurut [ CITATION Gun20 \p 13 \l

1033 ], “belajar adalah proses pemahaman, penemuan pengetahuan oleh peserta didik

melalui pengalaman, pengajaran yang diperolehnya selama proses belajar baik secara

formal, informal, maupun nonformal”.

Jadi belajar adalah suatu proses pengembangan diri berupa perubahan sikap,

perilaku, dan akhlak yang diperoleh selama proses pembelajaran baik formal, semi

formal, maupun nonformal.

6.1.2 Media Pembelajaran


6.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat atau bahan yang digunakan oleh pendidik

untuk mendidik peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut [ CITATION

Sur18 \p 5 \l 1033 ] , “media pembelajaran adalah segala bentuk dan sarana

penyampaian informasi yang dibuat atau dipergunakan sesuai dengan teori

pembelajaran, dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran dalam menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga

dapatmendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali”.

Sedangkan menurut [ CITATION Aqi17 \p 50 \l 1033 ] “media pembelajaran adalah

segala suatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang

terjadinya proses belajar siswa”.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

proses belajar mengajar diartikan sebagai alat, perantara, elektronis untuk membantu

menyampaikan informasi atau pesan dalam proses belajar mengajar agar berjalan

secara efektif dan efisien.

6.1.2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran memiliki fungsi dan

manfaat. Menurut [ CITATION Ars17 \p 25 \l 1033 ] , “fungsi media untuk membantu dan

mempermudah pemahaman mengenai informasi yang akan disampaikan dan dapat

memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan siswa”.

Dalam proses belajar mengajar, media dapat mempengaruhi siswa, dan dapat

memberikan informasi.

Sedangkan menurut [ CITATION Sur18 \p 13 \l 1033 ] berpendapat bahwa media

pembelajaran memiliki banyak fungsi terkait mendukung pembelajaran dikelas,

fungsi media pembelajaran dapat optimal tentunya didukung oleh ketepatan

pemilihan media yang digunakan dalam kelas.

Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran, seperti Sanaky

(2013) dalam [ CITATION Sur18 \p 10 \l 1033 ]:

1) Menghadirkan objek sebenarnya.

2) Membuat tiruan dari objek sebenarnya.

3) Membuat konsep abstrak ke konsep lebih konkret.

4) Menyamakan persepsi.
5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.

6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.

7) Memberi suasana belajar yang menyenangkan dan menarik sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.

Dilihat dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

media pembelajaran yaitu untuk memberi informasi, menarik perhatian siswa,

menyamakan persepsi sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut [ CITATION Ars17 \p 29 \l 1033 ], berpendapat beberapa manfaat praktis

dari penggunaan pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancardan meningkatkan proses serta hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dan lingkungannya, dan kemudian siswa dapat mempelajari

langsung sesuai dengan kemampuannya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

Sudjana & Rivai (1992:2) dalam [ CITATION Ars17 \p 28 \l 1033 ] mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar, yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.


2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

mudah dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap

jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Menurut [ CITATION Aqi17 \p 51 \l 1033 ] manfaat media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar:

1) Menyeragamkan penyampaian materi.

2) Pembelajaran lebih jelas dan menarik.

3) Proses pembelajaran lebih interaksi.

4) Efisiensi waktu dan tenaga.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar.

6) Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

7) Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar.

8) Meningkat peran guru kea rah yang lebih positif dan produktif.
Dari uraian dan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu media

pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, penyeragaman penyampaian

materi, lebih menarik perhatian sehingga dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian siswa, dan memberikan kesamaan pengalaman belajar kepada siswa.

6.1.2.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki bentuk fisik dan nonfisik, setiap media

pembelajaran memiliki karakteristik yang melekat pada media tersebut sehingga

memiliki daya tarik tersendiri.

Menurut [ CITATION Aqi17 \p 54 \l 1033 ], terdapat beberapa pengelompokkan

media pembelajaran menurut para ahli, sebagai berikut:

1) Menurut Seels & Glasglow (1950) media dibedakan menjadi dua, yaitu:

media tradisional, dan media teknologi.

2) Menurut Kemp & Dayton (1985) media diklasifikasikan menjadi lima,

yaitu: a) media cetak, b) media pajang, c) overhead transparies(OHP), d)

multi image, dan e) computer.

3) Menurut Santoso S. Hamjaya (1985) media dibedakan menjadi empat,

antara lain: a) media dengan penggunaan cara masal, b) media dengan cara

penggunaan individu,c)media dengan cara penggunaan konvesional, dan d)

media pembelajaran modern.

4) Menurut Gerlach (1971) mengklasifikasikan media menjadi lima, yaitu: a)

benda asli dan manusia, b) gambar dan gambar yang disorotkan, c) benda-
benda yang didengar, d) benda-benda cetakan, dan e)benda-benda yang

dipanaskan.

5) Menurut Edgar Dale (1975) berdasarkan pengalaman belajar siswa, dari

yang bersifat konkret dan abstrak.

6) Menurut R. Murry Thomas (1984) membedakan media menjadi tiga, yaitu:

a) pengalaman dari benda asli, b) pengalaman dari benda tiruan, dan c)

pengalaman dari kata-kata.

7) Menurut Jerold E. Kemp (1975): media cetak, media display, OHP, audio

tape, slide dan film-strips, komputer.

8) Menurut Lashin, Pollock & Regeluth (1992) mengklasifikasikan menjadi

empat, antara lain: a) media berbasis manusia, b) media berbasis cetak, c)

media berbasis visual, dan d)media berbasis audio-visual.

Kemp & Dayton dalam [ CITATION Ars17 \p 39 \l 1033 ] mengelompokkan media

kedalam delapan jenis, yaitu : 1) Media cetakan, 2) media pajang, 3) overhead

transparacies, 4) rekaman audiotape, 5) seri slide dan film strips, 6) penyajian multi-

image, 7) rekaman video dan film hidup, dan 8) computer.

Sedangkan menurut Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) dalam [ CITATION Ars17

\p 38 \l 1033 ] mengklasifikasi media kedalam lima kelompok, yaitu: 1) Media

berbasis manusia(guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip),

media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan

lembar lepas, 3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,
gambar, transparasi. slide), 4) media berbasis audio-visual(video, film, program slide-

tape, televise), dan media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan computer,

interaktif videp, hypertext).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis media pembelajaran

merupakan komponen instruktusional yang meliputi pesan, peralatan dan teknologi.

6.1.2.4 Prinsip dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media yang akan digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses

pembelajaran harus sesuai atau tidak sembarangan, dengan demikian ada prinsip dan

kriteria dalam pemilihan media pembelajaran. Menurut [ CITATION Sur18 \p 34 \l

1033 ], berpendapat tentang prinsip penggunaan media pembelajaran, yaitu:

1) Media yang digunakan guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

2) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Media pembelajaran harus sesuai dengan niat, kebutuhan, dan kondisi

siswa.

4) Harus memperhatikan keefektivan dan efisiensi.

5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

pengoprasiannya.

Pemilihan media pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa pertimbangan

menurut [ CITATION Ars17 \p 69 \l 1033 ]:


1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor

dana, fasilitas dan peralatanyang telah tersedia, waktu yang tersedia, dan

sumber-sumber yang tersedia.

2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.

3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan

keterampilan siswa.

4) Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan

biaya.

5) Kemampuan mengakomodasi penyajian stimulus, respon, umpan balik yang

tepat.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran

menurut [ CITATION Aqi17 \p 53 \l 1033 ]:

1) Kompetensi pembelajaran.

2) Karakteristik sasaran didik.

3) Karakteristik media yang bersangkutan.

4) Waktu yang tersedia.

5) Biaya yang diperlukan.

6) Ketersediaan fasilitas/peralatan.

7) Konteks penggunaan.

8) Mutu teknis media.


Menurut Musfiqon [ CITATION Sur18 \p 63 \l 1033 ] kriteria dalam pemilihan

media pembelajaran yang harus dipenuhi, ialah:

1) Kesesuaian dengan tujuan, pemilihan media hendaknya menunjang

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Ketepatgunaan, penggunaan media disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan.

3) Keadaan peserta didik, disesuaikan dengan keadaan peserta didik, baik

keadaan psikologis, fisiologis, maupun sosiologis murid.

4) Ketersediaan, penggunaan media harus tersedia disekolah.

5) Biaya kecil, biaya yang dikeluarkan harus seimbang dengan manfaat yang

didapatkan.

6) Keterampilan guru, guru mampu mengoprasikikan media yang akan

digunakan.

7) Mutu teknis, kualitas media mempengaruhi tingkatketersampaian materi

pembelajaran.

Sedangkan menurut [ CITATION Sad14 \p 64 \l 1033 ] hakikat dari pemilihan

media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau

mengadaptasi media yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria media

pembelajaran perlu dipertimbangkan untuk tercapainya tujuan pembelajaran,


ketepatan dalam pemilihan media pembelajaran dapat merangsang, dan menarik

perhatian murid sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar.

6.1.3 Pengembangan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang biasanya digunakan dalam proses pembelajaran dapat

dikembangkan sehingga menjadi lebih baik lagi. Dalam metode penelitian dan

pengembangan (Reseach and Development / R&D) mengemukakan langkah-langkah

penelitian [ CITATION Sug19 \p 762 \l 1033 ]:

1) Potensi dan masalah

2) Pengumpulan data

3) Desain produk

4) Validasi desain

5) Revisi desain

6) Uji coba produk

7) Revisi produk

8) Uji coba pemakaian

9) Produksi masal

Menurut [ CITATION Pra181 \p 7 \l 1033 ] , “Recearch and Development (R&D)

adalah rangkaian proses ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan

menguji vadilitas untuk mengembangkan produk baik memperbaharui produk yang

telah ada atau menciptakan produk baru”.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Recearch and Development

(R&D) adalah rangkaian proses ilmiah untuk memperbaharui atau menciptakan

produk baru kemudian diuji coba dan divalidasi sehingga tercipta produk secara

masal.

6.1.4 Buku Saku (Pocket Book)


6.1.4.1 Pengertian Buku

Buku adalah beberapa helai kertas yang terjilid berisi tulisan untuk dibaca dan

dipelajari yang memberikan informasi, dan dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran [ CITATION Poe17 \p 184 \l 1033 ].

Menurut [ CITATION BPS121 \p 8 \l 1033 ], “buku adalah kumpulan kertas berisi

informasi, tercetak, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi

pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lainya”.

Berdasarkan uraian diatas buku adalah sekumpula kertas yang berisi tulisan

yang memberikan informasi dan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran serta bagian luarnya memiliki pelindung kertas yang lebih tebal.

6.1.4.2 Pengertian Buku Saku


Buku saku merupakan buku yang berukuran kecil, dapat dimasukkan dalam

saku dan bisa dibawa kemana saja, mudah dibawa, praktis, mudah dipahami dan

menarik [ CITATION Set13 \l 1033 ]. Menurut [ CITATION Pri16 \p 4 \l 1033 ], Buku saku
merupakan sumber belajar untuk siswa yang termasuk dalam media cetak yang

berisikan materi-materi yang praktis, tampilannya menarik, mudah dibawa kemana

pun, dan mampu membuat siswa terfokus dalam pembelajaran serta dikemas dengan

berbagai tulisan dan gambar-gambar yang menarik sehingga menumbuhkan motivasi

siswa untuk mempelajari materi yang ada pada buku saku.

Jadi buku saku adalah buku yang berukuran kecil berisi rangkuman yang

mudah dipahami, singkat, padat, dan memiliki tampilan yang menarik. Sehingga

mudah dibawa kemana saja dan dimana saja.

6.1.5 Mata Pelajaran Akuntansi


6.1.5.1 Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi

Mata Pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran mata pelajaran wajib

yang harus diempuh oleh siswa kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan

akuntansi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang pengukuran,

penjabaran, dan memberikan informasi kepada pihak yang memerlukan.

6.1.5.2 Materi Praktek Produktif

Berdasarkan kurikulum 2013 siswa mampu berpikir kritis dalam menyelesaikan

permasalahan secara struktur, dalam Kompetensi Dasar di SMK PGRI 1 Palembang

mata pelajaran Praktek Produktif yang mempelajari siklus akuntansi yang dilakukan

secara sistematis dimulai dari identifikasidan analisis bukti transaksi serta diakhiri

dengan penutupan buku dan jurnal balik. Siklus akuntansi perusahaan dagang
memiliki volume yang cukup banyak dibandingkan dengan perusahaan jasa. Sebagai

berikut [ CITATION Pur13 \p 34 \l 1033 ]:

a. Jurnal Khusus

b. Posting Data dari Jurnal Khusus ke Buku Besar

c. Posting Data dari Jurnal Khusus ke Buku Bantu

d. Penyesuaian atas Persediaan Barang Dagang

e. Laporan Keuangan

Menurut [ CITATION IAI16 \p 115 \l 1033 ] , terdaapat dua metode pencatatan

dalam perusahaan dagang yaitu sebagai berikut:

a. Sistem pencatatan perpetual adalah digunakan untuk mencatat transaksi jual

beli barang dagangan secara berkesinambungan, untuk menentukan nilai

persediaan setiap saat dalam rangka menentukan beban pokok penjualan

setiap kali transaksi penjualan serta dapat mengetahui secara terus-menerus

besarnya saldo persediaan yang ada digudang tanpa harus menghitung secara

fisik. Sistem ini sering digunakan oleh perusahaan dagang yang ingin

mengetahui nilai persediaan setiap saat sekaligus untuk menentukan beban

pokok penjualan dari suatu transaksi penjualan barang dagangan tertentu.

Akun-akun yang digunakan dalam perpetual: pembelian, retur dan potongan

pembelian, diskon pembelian, ongkos kirim pembelian.

b. Sistem pencatatan periodik, akun yang digunakan untuk mencatat transaksi

dalam sistem persediaan periodik dicetak tebal ditampilan bagan akun sistem
persediaan periodik. Perusahaan yang cocok menerapkan sistem pencatatan

periodik contohnya: toko-toko yang menjual beras, bumbu-bumbu dapur,

spare part kecil (paku, baut, dan mur). Pada akhir periode, perhitungan fisik

persediaan dilakukan, dan selanjutnya hasil perhitungan ini digunakan untuk

menentukan beban pokok penjualan sekaligus nilai persediaan yang tersisa.

6.2 Hasil Yang Relevan

[ CITATION Pra18 \p 2 \l 1033 ] melakukan penelitian tentang “Buku Saku

Sebagai Media Pembelajaran Matematika Ekonomi Di Program Studi Pendidikan

Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang”. Yang bertujuan untuk 1)

Mengembangkan buku saku matematika akuntansi di program studi pendidikan

akuntansi FKIP UNiversitas PGRI Palembang yang teruji validitasnya, 2)

Mengembangkan buku saku matematika ekonomi di program pendidikan akuntansi

FKIP UNiversitas PGRI Palembang yang teruji kepraktikalitasnya, 3)

Mengembangkan buku saku matematika ekonomi di program studi pendidikan

akuntansi FKIP UNiversitas PGRI Palembang yang telah dikembangkan terhadap

hasil belajar siswa.

[ CITATION Agu14 \p 1 \l 1033 ] yang berjudul “Pengembangan Buku Saku

Sebagai Bahan Ajar Akuntansi Pada Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian Perusahaan
Jasa” disimpulkan bahwa perlu dikembangkan bahan ajar pendukung yang inovatif,

kreatif, menarik perhatian siswa dalam mempelajari jurnal penyesuaian.

[ CITATION Ada21 \p 1 \l 1033 ] berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Buku Saku

Perencanaan Bisnis Pada Kompetensi Dasar Menganalisis Lingkungan Pemasaran

Untuk Kelas X BDP SMKN 2 KEDIRI” bertujuan untuk mengetahui proses

pengembangan bahan ajar buku saku perencanaan bisnis, kelayakan buku saku dan

respon siswa terhadap buku saku perencanaan bisnis pada kompetensi dasar

menganalisis lingkungan pemasaran kelas X BDP SMKN 2 KEDIRI.

[ CITATION Suh19 \p 59 \l 1033 ] melakukan penelitian “Pengembangan Buku

Saku Akuntansi Sebagai Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Akuntansi Bagi Siswa Kelas XI Akuntansi Di SMKN 1 SOOKO MOJOKERTO”

menyimpulkan bahwa perlu dilakukan pengembangan bahan ajar untuk

mempersiapkan lebih banyak sumber belajar yang mampu mengembangkan motivasi

belajar murid.

[ CITATION Put14 \p 1 \l 1033 ] berjudul “Pengembangan Buku Saku Sebagai

Media Pembelajaran Pada Materi Jurnal Khusus Siklus Akuntansi Perusahaan

Dagang Di SMK KETINTANG SURABAYA” menyatakan penggunaan media

pembelajaran akan membantu keefektian proses pembelajaran dan penyampaian psan

materi pembelajaran, pengembangan buku saku menggunkapan 4-P, yaitu

pendefinisian, perancangan, pengembangan, penyebaran.


[ CITATION Kar16 \p 1 \l 1033 ] berjudul “Pengembangan Modul Paket Program

Pengolah Angka/Spreadsheet Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Sebagai

Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas X SMK Negeri 1

PONOROGO” tujuan penelitian ini untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul

paket program pengolah angka/Spreadsheet Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Sebagai Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas X SMK

Negeri 1 PONOROGO yang teruji layak digunakan dalam pembelajaran serta

memperoleh respon positif dari siswa.

[ CITATION Asy16 \p 1 \l 1033 ] berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku Untuk Pembelajaran IPA TERPADU”

penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengembangkan media pembelajaran berupa

bulletin IPA TERPADU dalam bentuk buku saku pada materi bunyi, 2) Mengetahui

respon peserta didik terhadap kelayakan media pembelajaran berupa bulletin IPA

TERPADU pada materi bunyi dalam bentuk buku saku untuk peserta didik kelas

VIII.

[ CITATION Nin21 \p 1 \l 1033 ] berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

Buku Saku Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi SOP Penataan Produk Mata

Pelajaran Penataan Barang Dagang Pada Peserta Didik Kelas XI Pemasaran SMK

KETINGTANG SURABAYA” bertujuan untuk mendeskripsikan proses

pengembangan danmengetahui kelayakan media pembelajaran buku saku pada


kompetensi dasar mengidentifikasi SOP Penataan Produk Mata Pelajaran Penataan

Barang Dagang.

[ CITATION Nur19 \p 1 \l 1033 ] berjudul “Pengembangan Buku Saku Ekonomi

Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa”

adapun tujuan pada penelitian ini untuk menciptakan siswa belajar agar tidak bosan

dan terciptanya kondisi belajar yang nyaman, sehingga dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

[ CITATION Gun20 \p 1 \l 1033 ] yang berjudul “Pengembangan E-Modul

Akuntansi Kompetensi Dasar Mencatat Transaksi Dalam Persamaan Dasar Akuntansi

Di Sekolah Menengah Kejuruan” penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan

ajar e-Modul akuntansi kompetensi dasar mencatat transaksi dalam persamaan dasar

akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan di Palembang yang valid, praktis, serta

untuk mengetahui efek potensialnya terhadap hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil pengembangan diatas, peneliti tertarik untuk

mengembangkan buku saku akuntansi sebagai media pembelajaran akuntansi dengan

harapan penggunaan buku saku dapat memberikan hasil yang signifikan dan efektif

dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya materi tahap pencatatan, tahap

penggolongan, dan tahap pelaporan.

6.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan murid untuk mencapai

tujuan yang ingin dicapai. Dalam pembelajaran dibutuhkan media untuk membantu
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar mudah dipahami. Diperlukan

pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa agar dapat

meningkatkan kemampuan siswa.

Pengembangan media pembelajaran yang berisi materi tahap pencatatan,

penggolongan, dan pelaporan yang dikemas dalam bentuk buku saku dalam bentuk

buku saku yangmemiliki daya tarik, praktis, dan mudah dipahami.

Evaluasi media pembelajaran diperlukan agar media yang dikembangkan

memenuhi kriteria dari aspek materi, media, dan bahasa yang digunakan.Agar lebih

jelas dapat dilihat dikerangka berpikir pada gambar dibawah.

Rendahnya minat Baca Siswa

Analisis Kebutuhan Siswa

Pengumpulan Data

Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Bentuk Buku Saku

Produk Buku Saku Yang Berkriteria Baik

Uji Coba Produk Pembelajaran


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Gambar 1. Kerangka Berpikir

7. Strategi dan Metodologi Penelitian dan Pengembangan


7.1 Strategi Pengembangan
7.1.1 Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan untuk menghasilkan produk berupa buku saku akuntansi

sebagai media pembelajaran akuntansi, memberikan pemahaman tentang tahap

pencatatan, tahap penggolongan, dan tahap pelaporan dalam bentuk buku saku, dan

siswa dapat mengeksplor pengetahuan dan keterampilan melalui penggunaan buku

saku.

7.1.2 Metode Pengembangan


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Research & Development
(R & D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kelayakan produk
tersebut. Menurut [ CITATION Sug19 \p 752 \l 1033 ], ada dua model penelitian yaitu
menurut Thiagarajan (1974) menggunakan model 4D merupakan singkatan dari
Define, Design, Development and Dissemination dan menurut Dick and Carry (1996)
mengemukakan istillah ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,
Evaluation). Kemudian terdapat model pengembangan lain model Rowntree.
Pengembangan buku saku ini menggunakan model Rowntree, yakni model
yang berorientasi pada produk khusunya untuk menghasilkan suatu produk bahan ajar
[ CITATION Gun20 \p 47 \l 1033 ] , mengemukakan tiga tahap, yaitu: 1) planning, 2)
developmen, dan 3) evaluation.
expert
reviews
Self small field test
evaluation group
one to one

Gambar 2. Formatif evaluation Tessmer & Martin [ CITATION Gun20 \p 46 \l 1033 ]

Pada tahap evaluasi menggunkan Formatif evaluationyang meliputi Self

evaluation, prototyping (expert reviews, one to one, dan small group), serta field test.

Berikut tahapan yang dilakukan pada pengembangan ini dengan menggunakan evaluasi

produk mengacu pada formatif evaluation. Berikut tahap pengembangan buku saku,

yaitu:

1) Planning

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan siswa di SMK PGRI 1

Palembang sebagai tahapan awal yang mendasari tahapan ini dengan

mengidentifikasi silabus, melakukan wawancara untuk mengetahui kesulitan

belajar yang dihadapai. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan

kebutuhan siswa agar tercipta produk yang dihasilkan sesuai dengan

karakteristik siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

2) Development

Peneliti merancang bentuk awal buku saku akuntansi sesuai yang dilakukan

pada tahap perencanaan berdasarkan analisis kebutuhan siswa. Selanjutnya,


peneliti mengembangkan bahan ajar yang telah dirumuskan terlebih dahulu

dengan menjabarkan materi.

3) Evaluation

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada

buku saku akuntansi yang dikembangkan serta direvisi untuk menghasilkan

produk yang optimal, praktis, efektif, dan valid. Self evaluation dilakukan

peneliti pada prototype untuk pengecekan apakah perumusan dan penjabaran

materi serta evaluasi belajar telah benar dan tepat, tata letak serta proposional

desain. Selanjutnya dilakukan tahap evaluasi expert review, one to one, small

group dan field test. Sebagai berikut:

1) Expert Review

Setelah melakukan desain pada prototype buku saku akuntansi diawal oleh

peneliti itu sendiri kemudian diberikan kepada para ahli (expert review).

Proses validasi dilakukan oleh para ahli dengan mengisi kuesioner,

wawancara mengenai perbaikan yang harus dilakukan pada prototype

dengan mengkonsulkan rancangan buku saku kepada para ahli. Setelah itu,

rancangan tersebut dinilai oleh validator yang berkopeten dalam

pengembangan buku saku. Validasi dilakukan sampai validator menyatakan

buku saku layak digunakan dan dikembangkan.

2) One to one Evaluation


Pada tahap ini dilakukan evaluasi dengan wawancara perorangan terhadap 3

orang siswa yang diberikan buku saku kemudian diminta untuk memberikan

tanggapan dan komentarnya mengenai materi pembelajaran. Kemudian,

siswa dipilih secara acak untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada buku

saku untuk melihat keefektifan buku saku.

3) Small Group

Kemudian pada tahap ini buku saku diuji coba setelah melakukan revisi pada

langkah sebelumnya, Uji coba ini diberikan kepada kelompok siswa yang

terdiri dari 6-8 siswa kecuali siswa yang telah diuji sebelumnya. Pada uji

coba ini siswa diminta untuk menilai dan tanggapan terhadap buku saku

dengan materi pembelajaran yang telah direvisi.

4) Field Test

Setelah dilakukan beberapa uji coba di atas peneliti melakukan evaluasi

terhadap buku saku yang sudah dikembangkan namun memungkinkan untuk

revisi akhir untuk menghasilkan produk yang optimal. Field test dilakukan di

kelas dengan keadaan yang sebenarnya dengan mempersiapkan semua

komponen belajar seperti perlengkapan atau alat, materi pembelajaran, dan

mempersiapkan tes agar dapat digunakan.

7.1.3 Responden
Pada pengembangan ini melibatkan beberapa responden ahli [ CITATION Sur18 \p

75 \l 1033 ], yaitu:

a) Ahli Media

Ahli media berperan penting dalam memberikan sumbangan berupa saran

dan kritik untuk mengetahui kualitas media yang telah dikembangkan.

Dalam proses validasi media ini, ahli media melakukanvalidasi melalui

angket yang diberikan kepada ahli pada aspek keterpaduan, keseimbangan,

bentuk, warna, serta bahasa. Ahli media dalam hal ini terdapat dua: ahli

media I dan ahli media II.

b) Ahli Materi

Ahli materi adalah seorang ahli dalam bidangnya yang akan menilai

ketepatan isi materi pada media yang dikembangkan serta disesuaikan

dengan kebtuhan dalam pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai oleh ahli

materi adalah kesesuaian materi dengan K1 dan KD, pendukung, materi

pembelajaran, dan kemuktahiran materi. Penilaian terdapat isi materi

menggunaka lembur observasi ahli materi dala penelitian ini terdiri dari dua

orang yaitu: ahli materi I dan ahli materi II.

c) Penggunaan

Pengguna buku saku tentunya siswa Sekolah Menengah Kejuruan siswa

kelas XI AKL yang beralamat Jl. Parameswara, Bukit. Sekolah yang

digunakan untuk uji coba skalaprototyping (expert reviews, one to one,


small group, dan field test berdasarkan kesamaan pendekatan dalam

kurikulum 2013 secara random (Tessmer & Martin) dalam [ CITATION

Gun20 \l 1033 ].

7.1.4 Instrumen Pengembangan

Agar lebih mudah proses pengumpulan data maka pada setiap pengembangan

diperlukan sebuah alat ukur berupa instrument untuk memperoleh data yang

diinginkan. Dalam pengembangan ini menggunakan istrumen evaluasi formatif yaiu

skala Rating scale dan skala Guttman.Dalam skala Rating scale untuk mengolah data

mentah yang diperoleh berupa angka (kuantitatif) kemudian ditafsirkan dalam

pengertian kualitatif. Kuesioner digunakan untuk mengevaluasi dan menilai kualitas

produk yang akan dikembangkan dan menggunakan skala 1-4 dengan katogori 1

untuk sangat kurang baik, 2 untuk kurang baik, 3 untukbaik, dan untuk sangat sangat

baik.

Pada instrumen ini disertai kolom terbuka untuk memberikan komentar dan

saran dari responden. Perolehan data dari hasil evaluasi formatif dapat menentukan

apa saja yang perlu direvisi dan ditingkatkan agar menghasilkan produk yang

berkualitas. Terdapat kisi-kisi instrumen produk untuk ahli materi meliputicara

mengembangkan buku saku, keefektifan, dan respon peserta didik seperti dibawah:

Tabel 1. Instrumen untuk Ahli Materi

Kriteria Indikator Nomor Butir Jumlah Skala


Penilaian Nilai
I. Aspek a. Pencapaian kognitif 1-3 2
pengembanga siswa
n
b. Pencapaian motorik 4-6 6
siswa
c. Kualitas buku 6-9 3
II. Aspek d. Kesesuaian criteria 10-12 2
Keefektifan
e. Dalam pencapaian 13-15 3
1-4
tujuan belajar
f. Ketepatan waktu 16-18 2
III. Aspek g. Kesesuaian materi 19-21 5
Kelayakan dengan KI dan KD
h. Keakuratan Materi 22-24 3
i. Kemuktahiran materi 25-27 2
j. Motivasi 28-30 2
keingintahuan
Total Butir Pertanyaan 30
Sumber : [ CITATION Ris14 \p 48 \l 1033 ]

Kisi-kisi instrument untuk ahli media meliputi kelayakan kegrafisan dan

kelayakan bahasa yang dikembangkan, seperti berikut:

Tabel 2. Instrumen untuk Ali Media

Kriteria Indikator Nomor Butir Jumlah Skala


Penilaian Nilai
I. Aspek a. Ukuran buku saku 1-3 2 1-4
Kelayakan
Kegrafisan
b. Desain Sampul buku 4-6 6
saku
c. Desain Isi buku saku 6-9 3
II. Aspek d. Komunikatif 10-12 2
Kelayakan
Bahasa
e. Lugas 13-15 3
f. Interaktif 16-18 2
III. Aspek g. Kesesuaian dengan 19-21 5
Kelayakan perkembangan siswa
h. Kesesuaian bahasa 22-24 3
i. Kesesuaian 25-27 2
penggunaan istilah,
simbol, dan ikon.
Total Butir Pertanyaan
Sumber : [ CITATION Ris14 \p 48 \l 1033 ]

Selanjutnya, untuk menguji validasi ahli dalam mengevaluasi dan menilai

kualitas produk yang akan dikembangkan menggunkan kuesioner dengan skala 1-4,

kategori 1 untuk sangat kurang baik, 2 untuk kurang baik, 3 untuk baik, dan 4 untuk

sangat baik. Pada skala Guttman digunakan untuk memperoleh jawaban yang tegas,

yaitu “ya” atau “tidak”. Berikut kisi-kisi pada instrument untuk pengguna, seperti

berikut:

Tabel 3. Instrumen untuk Pengguna

Kriteria Indikator Nomor Soal Jumlah Skala Nilai


Respon Siswa Materi 1,2,3,4,6,7,8,9,10,1 10 Ya atau
1 Tidak
Bahasa 12,16,17,18 4
Ketertarikan 7,8,9,10,11,12 6
Total Butir Pertanyaan 20
Sumber : [ CITATION Ris14 \p 50 \l 1033 ]

7.2 Prosedur Pengembangan

Pengembangan buku saku ini menggunakan model pengembangan: tahap

perencanaan (planning), tahap pengembangan (development), dan tahap evaluasi

(evaluation).

1) Planning

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi muatan silabus, Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum 2013 memalui wawancara dengan siswa
SMK PGRI 1 Palembang. Selanjutnya, menentukan tujuan pembelajaran materi

tahap pencatatan, tahap penggolongan, dan tahap pelaporan sesuai karakteristik

siswa. Dengan demikian, peneliti menentukan format dan desain buku yang menarik

sehingga memiliki daya tarik tersendiri.

2) Development

Peneliti mengumpulkan kosep sesuai dengan buku saku seperti mebuat desain,

membuat tampilan buku saku, membuat draf modul dan menyunting. Setelah itu,

produk akan dilakukan uji validasi oleh ahli meteri dan ahli media kemudian

melakukan revisi untuk meminimalisir kekurangan buku saku. Kemudian, buku saku

diuji coba kepada siswa sesuai prototyping.

3) Evaluation

Buku saku yang telah melakukan uji akan dievaluasi dan revisi kembali

kelemahan-kelemahan buku sesuai hasil uji coba skala terbatas sebelum akhirnya

dijadikan produk ahhir. Setelah melakukan beberapa tahapan dan buku dinyatakan

layak, maka buku saku akan diproduksi secara massal dan disebarluaskan kepada

pengguna pada skala besar.

7.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk

mengumpulkan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), tes,dan


gabungan dari semuanya [ CITATION Sug19 \p 228 \l 1033 ] . Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes.

7.4 Teknik Analisis Data


7.4.1 Analisa Data Uji Validasi
Diperlukan uji validasi oleh para ahli untuk mengetahui kevalidan media

pembelajaran berupa buku saku. Produk yang telah direvisi sesuai masukan atau

komentar para ahli akan dinilai dengan mengisi lembar validasi yang diberikan

dengan rumus, berikut:

X=
∑ xi
n

Keterangan :

X = Nillai rata-rata

𝛴xi = Jumlah nilai data

n = Banyaknya data

Selanjutnya, nilai yang diperoleh dibedakan menjadi 5 kriterium, sebagai

berikut:

Tabel 4. Kategori skor validasi

Rata-rata Kategori
4,1 – 5 Sangat Valid
3,1 – 4 Valid
2,1 – 3 Cukup Valid
1,1 – 2 Tidak Valid
0–1 Sangat Tidak Valid
Sumber : Modifikasi Djaali dan Mulyono [ CITATION Gun20 \p 63 \l 1033 ]

7.4.2 Analisis Data Angket


Untuk mengetahui penilaian ahli media dan ahli materi mengenai media

pembelajaran buku saku akuntansi menggunakan skala likert. Menurut [ CITATION

Gun20 \p 45 \l 1033 ] , penilaian yang digunakan dalam penelitian ini skala likert

dengan pernyataan sikap dan skor : sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2),

dan sangat kurang baik (1). Skala penilaian sikap siswa terhadap buku saku akuntansi

dengan 7 pernyataan yaitu:

Skor minimum : 1 x 7 (aspek yang dinilai) = 7

Skor maksimum : 5 x 7 (aspek yang dinilai) = 35

Kategori ktiteria :5

35−7
Rentan nilai : =5,6
5

Berikut interpretasikan hasil dari perhitungan diatas dengan menggunakan

tabel :

Tabel 5. Kategori skor validasi

Kepraktisan Buku Saku Akuntansi


Skor
Sebagai Media Pembelajaran
29,4 – 35 Sangat Praktis
23,7 – 29,3 Praktis
18 – 23,6 Cukup Praktis
13,3 – 17,9 Tidak Praktis
7,6 – 13,2 Sangat Tidak Praktis
Sumber : Modifikasi Djaali dan Mulyono [ CITATION Gun20 \p 64 \l 1033 ]
7.4.3 Analisis Data Observasi

Analisis data observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

menilai keefektifan dan efesiensi proses pembelajaran menggunakan media buku

saku dengan memberikan skor yaitu : 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-

kadang, 4 = sering, 5 = selalu. Skor yang didapat akan menentukan tingkat

keefektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran dengan media buku saku pada

mata pelajaran praktek produktif. Dengan amatan yang diberikan 10 butir untuk

memperoleh skor minimal 10 dan maksimal 50, yaitu sebagai berikut :

Skor minimum: 1 x 10 (amatan yang dinilai) = 10

Skor maksimal: 5 x 10 (amatan yang dinilai) = 50

Kategori kriteria: 5

50−10
Rentangan nilai: =8
5

Selanjutnya dihitung persentase tentang keaktifan siswa yang tampak pada tabel

5 berikut ini.

Tabel 6. Kategori Keaktifan Siswa

Skor (%) Kategori


42 – 50 Sangat Aktif
34 – 41 Aktif
26 – 33 Cukup Aktif
18 – 25 Kurang Aktif
10 – 17 Tidak Aktif
7.4.4 Analisis Data Tentang Proses Prototyping

Analisis data tentang proses prototyping adalah berupa saran dan komentar yng

kemudian digunakan untuk memperbaiki media pembelajaran buku saku akuntansi.

Kemudian hasil dari saran dan komentar tersebut dikonsultasikan sesama teman dan

juga pakar agar produk yang dihasilkan lebih baik. Dengan melihat uji praktis

kelompok kecil, dan uji lapangan terhadap siswa yang mengikuti proses

pembelajaran. Proses ini dilakukan sampai terlihat keefektifan dan keefisienya

tercapai.

7.4.5 Analisis Data Hasil Tes

Data hasil tes digunakan untuk mengukur hsil belajar dimana ketuntasan

belajar adalah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Jika nilai tes peserta didik sama

atau di atas nilai KKM maka peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar

(Direktorat Pembina SMK, 2008: 3). Dengan demikian peserta didik telah mencapai

kompetensi yang ditetapkan.

Analisis data tes dilakukan dengan melihat persentase ketuntasan hasil

belajar peserta didik dengan berpatokan pada KKM pada pembelajaran akuntansi

yaitu 75. Persentase ketuntasan (PK) dapat dihitung dengan rumus:

Jumlah peserta didik yang bernilai≥ 75


PK = x 100 %
Jumlah peserta didik

Setelah dianalisis kemudian dibandingkan dengan melihat tabel 7 berikut ini:


Tabel 7. Kriteria Hasil Belajar Menggunakan Buku Saku Akuntansi

Nilai Predikat

90 – 100 Amat Baik

80 – 89 Baik

70 – 79 Cukup

50 – 69 Kurang

0 – 49 Amat Kurang

8. Jadwal Kerja

Tabel 8. Jadwal Kerja

Bulan Ke-
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Penyusunan Proposal
2. Penyusunan angket
3. Seminar proposal
4. Valdasi angket
5. Bimbingan bab 1-3
6. Penelitian lapangan
7. Merancang produk
8. Uji rancangan produk
9. Uji revisi rancangan
produk
10. Tahap pengembangan
11. Pembuatan produk
12. Uji one to one
13. Uji small group
14. Field test
15. Penyusunan laporan
peneltian
16. Bimbingan bab 4-5
17. Ujian akhir
DAFTAR PUSTAKA

Adah, U. Z. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Buku Saku Perencanaan Bisnis Pada
Kompetensi Dasar Menganalisis Lingkungan Pemasaran Untuk Kelas X
BDP SMKN 2 KEDIRI. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN) , 9 (2).

Agustien, A. V. (2014). Pengembangan Buku Saku Sebagai Bahan Ajar Akuntansi


Pada Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa. Jurnal
Pendidikan Akuntansi (JPAK) , 2 (2).

Aqib, Z. (2017). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual


(Inovatif). Bandung: PENERBIT YRAMA WIDYA.

Arsyad, A. (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Asyhari, A., & Silvia, H. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Buletin
dalam Bentuk Buku saku Untuk Pelajaran IPA TERPADU. Jurnal
Imlmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05(1)(2016)1-13 , 5 (1).

Gunawan, H. (2020). Pengembangan E-Modul Akuntansi Kompetensi Dasar


Mencatat Transaksi Dalam Persamaan Dasar Akuntansi Di Sekolah
Menengah Kejuruan. Jurnal Neraca , 4 (1).

IAI. (2016). Pengantar Akunatnsi. Palembang: Ikatan Akuntansi Indonesua Wilayah


Sumatera Selatan.

Kartikasari, F. D. (2016). Pengembangan Modul Paket Program Pengolah


Angka/Spreadsheet Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Sebagai
Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas X SMK
Negeri 1 PONOROGO. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK) , 4 (3).

Ningrum, D. M. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Buku Saku Pada


Kompetensi Dasar Mengidentifikasi SOP Penata Produk Mata Pelajaran
Penataan Barang Dagang Pada Peserta Didik Kelas XI Pemasaran SMK
KETINTANG SURABAYA. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN) , 9
(2).
Nurjannah, & Sakdiah, K. (2019). Pengembangan Buku Saku Ekonomi Sebagai
Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Ekonomi
Siswa. Prosiding Seminar Nasional & Expo II hasil Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat 2019 , 1 (1).

Poerwadarminta, W. (2017). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: PT


Balai Pustaka (Persero).

Pramika, D., & Widalismana, M. (2018). Buku Saku Sebagai Media Pembelajaran
Matematika Ekonomi di Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP
Universitas PGRI Palembang. PROMOSI JURNAL Jurnal Pendidikan
Ekonomi UM Metro , 6 (2).

Pratama, E. R. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multi Media


Interaktif Menggunakan Macromedia Director MX 2004 pada Mata
Pelajaran Akuntansi di SMK Swakarya Palembang tahun Pelajaran
2017/2018. Palembang: Skripsi Universitas PGRI Palembang.

Primesstianissa, S. (2016). (Primesstianissa, Pengembangan Buku Saku Ekonomi


Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Ekonomi Siswa Kelas XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN.

Pura, R. (2013). Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Erlangga.

Putri, V. C. (2014). Pengembangan Buku Saku Sebagai Media Pembelajaran Pada


Materi Jurnal Khusus Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Di SMK
KETINTANG SURABAYA. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK) , 2
(2).

Rismayanti, R. (2014). Pengembangan Modul Bergambar Sebagai Bahan Ajar


Matematika Materi Pecahan Kelas Ivsekolah Dasar. Jakarta: Skripsi
Universitas Negeri Jakarta.

Sadiman, A. S., Rahardjo, Haryono, A., & Harjito. (2014). Media Pendidikan.
Depok: PT GRAFINDO PERSADA.
Setyono, Y. A., Sukarmin, & Wahyuningsih, D. (2013). Pengembangan Media
Pembelajaran Fisika Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku Materi
Gaya Ditinjau Dari Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika , 1 (1).

Sitepu, B. P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Suhaimi, I. (2019). Pengembangan Buku Saku Akuntansi Sebagai Bahan Ajar Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi Bagi Siswa Kelas XI
Akuntansi Di SMKN 1 SOOKO MOJOKERTO. Buku Ajar Akuntansi ,
7 (1).

Sukroyanti, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Pocket Book Siswa Dengan Teknik


Evaluasi Media Puzzle Ceria Terhadap Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika , 4 (2).

Suryani, N., Setiawan, A., & Putria, A. (2018). Media Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya. Bandung: PT REMAJA ROASDAKARYA.

Suyono, & Hariyanto. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Widoyoko, E. P. (2013). Teknik Penyusunan Insteumen Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai