Anda di halaman 1dari 9

Nama : Farikha Nurlaela

NPM : 1910103024
Kelas : K2 Manajemen
TUGAS RESUME 2 JURNAL
Nama Pengarang (Tahun) M.A. Ghufron
Judul Penelitian REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
TANTANGAN, PELUANG DAN SOLUSI BAGI DUNIA
PENDIDIKAN
Judul Jurnal Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil
Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat
Latar Belakang - Point 1
Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan ekonom
Jerman, yang juga pendiri dan Executive Chairman
World Economic Forum, yang pertama kali
memperkenalkannya.Dalam bukunya The Fourth
Industrial Revolution (2017), ia menyebutkan bahwa
saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang
secara mendasarmengubah cara hidup, bekerja dan
berhubungan satu sama lain. Perubahan itu sangat
dramatis dan terjadi pada kecepatan eksponensial.
Ini memang perubahan drastis dibanding era revolusi
industri sebelumnya.
- Point 2
Berbeda mencolok dengan revolusi industry tahap
sebelumnya, revolusi industri 4.0 ditandai dengan
berkembangnya Internet of atau for Things yang
diikuti teknologi baru dalam data sains, kecerdasan
buatan, robotik, cloud, cetak tiga dimensi, dan
teknologi nano.
Kehadiran revolusi industri 4.0 memang
menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru,
profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha
yang terancam, profesi dan lapangan kerja yang
tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot.
- Point 3
Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi
mengubah cara beraktifitas manusia dalam skala,
ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari
pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan
akan hidup dalam ketidakpastian (uncertainty)
global, oleh karena itu manusia harus memiliki
kemampuan untuk memprediksi masa depan yang
berubah sangat cepat. Tiap negara harus merespon
perubahan tersebut secara terintegrasi dan
komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai
dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga
masyarakat sipil sehingga tantangan industri 4.0
dapat dikelola menjadi peluang.
Rumusan Masalah 1) Memberikan gambaran kondisi perkembangan
revolusi industry 1.0 hingga 4.0
2) Memberikan solusi bagaimana manusia dapat
memiliki kemapuan secara integritas dan
komprehensif dalam menghadapi revolusi industry
4.0 sehingga tantangan industry 4.0 dapat dikelola
menjadi peluang oleh seluruh pemangku
kepentingan.
Metedologi  Penelitian ini menggunakan metode campiran
kualitatif dan kuantitatif
 Metode kualitatif digunakan untuk meberikan
gambaran yang pasti dan benar
 Metode kuantitatif digunakan sebagai validasi
supaya memperoleh hasil yang jelas dan terukur
melalui analisi SWOT kuantitatif
Pembahasan  Penyederhanaan Tantangan Revolusi Industri 4.0
Irianto (2017) menyederhanakan tantangan industri
4.0 yaitu; (1) kesiapan industri; (2) tenaga kerja
terpercaya; (3) kemudahan pengaturan sosial
budaya; dan (4) diversifikasi dan penciptaan
lapangan kerja dan peluang industri 4.0 yaitu; (1)
inovasi ekosistem; (2) basis industri yang kompetitif;
(3) investasi pada teknologi; dan (4) integrasi Usaha
Kecil Menengah (UKM) dan kewirausahaan.
Pemetaan tantangan dan peluang industri 4.0 untuk
mencegah berbagai dampak dalam kehidupan
masyarakat, salah satunya adalah permasalahan
pengangguran. Work Employment and Social
Outlook Trend 2017 memprediksi jumlah orang
yang menganggur secara global pada 2018
diperkirakan akan mencapai angka 204 juta jiwa
dengan kenaikan tambahan 2,7 juta. Hampir sama
dengan kondisi yang dialami negara barat, Indonesia
juga diprediksi mengalami hal yang sama.
Pengangguran juga masih menjadi tantangan bahkan
cenderung menjadi ancaman. Tingkat pengangguran
terbuka Indonesia pada Februari 2017 sebesar 5,33%
atau 7,01 juta jiwa dari total 131,55 juta orang
angkatan kerja (Sumber: BPS 2017).
 Tantangan dan Peluang Revolusi Industri 4.0
Tantangan dan peluang industri 4.0 mendorong
inovasi dan kreasi pendidikan kejuruan. Pemerintah
perlu meninjau relevansi antara pendidikan kejuruan
dan pekerjaan untuk merespon perubahan,
tantangan, dan peluang era industri 4.0 dengan tetap
memperhatikan aspek kemanusiaan (humanities).
Tantangan pendidikan kejuruan semakin kompleks
dengan industri 4.0. Menjawab tantangan industri
4.0, Bukit (2014) menjelaskan bahwa pendidikan
kejuruan (vocational education) sebagai pendidikan
yang berbeda dari jenis pendidikan lainnya harus
memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja;
2) justifikasi khusus pada kebutuhan nyata di
lapangan; 3) fokus kurikulum pada aspek- aspek
psikomotorik, afektif, dan kognitif; 4) tolok ukur
keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; 5)
kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja; 6)
memerlukan sarana dan prasarana yang memadai;
dan 7) adanya dukungan masyarakat.
 Cara Untuk Menghadapi Adanya Tantangan
Revolusi Industri 4.0
Tantangan tersebut harus dijawab dengan cepat dan
tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan
pengangguran. Pemerintah berupaya merespon
tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan
bonus demografi dengan fokus meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
kejuruan di tahun 2018. Pemerintah melalui
kebijakan lintas kementerian dan lembaga
mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu
kebijakan pemerintah adalah revitalisasi pendidikan
kejuruan Indonesia. Dukungan dari pemerintah harus
mencakup, 1) sistem pembelajaran, 2) satuan
pendidikan, 3) peserta didik, dan 4) pendidik dan
tenaga kependidikan juga dibutuhkan.
Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1)
kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan, dan
5) evaluasi. Satuan pendidikan meliputi, 1) unit
sekolah baru dan ruang kelas baru, 2) ruang belajar
lainnya, 3) rehabilitasi ruang kelas, 4) asrama siswa
dan guru, 5) peralatan, dan 6) manajemen dan kultur
sekolah. Elemen peserta didik meliputi, 1)
pemberian beasiswa dan 2) pengembangan bakat
minat. Elemen pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi, 1) penyediaan, 2) distribusi, 3) kualifikasi,
4) sertifikasi, 5) pelatihan, 6) karir dan
kesejahteraan, dan 7) penghargaan dan
perlindungan.
Kesimpulan Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan
manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh
dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan
menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan
koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup
menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa
dampak negatif. Peran manusia setahap demi setahap
diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah
pengangguran semakin meningkat.
Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal
maupun nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para
pemangku kepentingan (stake holders) wajib memiliki
kemampuan literasi data, teknologi dan manusia.
Literasi data dibutuhkan oleh pemangku kepentingan untuk
meningkatkan skills dalam mengolah dan menganalisis big
data untuk kepentingan peningkatan layanan public dan
bisnis. Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk
memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan
informasi.
Sedangkan literasi manusia wajib dikuasai karena
menunjukan elemen softskill atau pengembangan karakter
individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif
di era “banjir” informasi.
Daftar Pustaka Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher education in the age
of artificial intelligence. US: MIT Press.

Afwan, M. (2013). Leadership on technical and vocational


education in community college [Versielektronik]. Journal
of Education and Practice, 4 (21), 21-23.

Brown, A., Kirpal, S., &Rauner, F. (2007). Identitas at


work. Netherlands: Springer.

Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi pendidikan kejuruan


dari kompetensi ke kompetisi. Bandung: Alfabeta.

Edmon, A., & Oluiyi, A. (2014). Reengineering technical


vocational education and training toward safety practice
skill needs of sawmill workers against workplace hazards in
Nigeria [Versielektronik]. Journal of Education and
Practice, 5 (7), 150-157.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design


Principles for Industrie 4.0 Scenarios. Presented at the 49th
Hawaiian International Conference on Systems Science.

Irianto, D. (2017). Industry 4.0; The Challenges of


Tomorrow. Disampaikan pada Seminar Nasional Teknik
Industri, BatuMalang.

Kennedy, O.O. (2011). Philosophical and sociological


overview of vocational-technical education in Nigeria
[Versi elektronik]. Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences, 1, 167-175.

Kuswana, W.S. (2013). Filsafat teknologi, vokasi dan


kejuruan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Sudira, P. (2012). Filosofi & Teori Pendidikan Vokasi dan


Kejuruan. Yogyakarta: UNY Press.

Tjandrawina, R.R. (2016). Industri 4.0: Revolusi industry


abad ini dan pengaruhnya pada bidang kesehatan dan
bioteknologi. Jurnal Medicinus, Vol 29, Nomor 1, Edisi
April.

Trilling, B &Fadel, C. (2009). 21st-century skills: learning


for life in our times. US: Jossey-Bass A Wiley Imprint.

Usman, H. (2016). Kepemimpinan pendidikan kejuruan.


Yogyakarta: UNY Press.

Nama Pengarang (Tahun) Venti Eka Satya, 2018

Judul Penelitian STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI INDUSTRI


4.0
Judul Jurnal Info Singkat Vol. X, No.09/I/Puslit/Mei/2018
Latar Belakang - Point 1
Pemerintah Indonesia saat ini
tengah melaksanakan langkah- langkah strategis
yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making
Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan untuk
mempercepat terwujudnya visi nasional yang
telah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang di
era revolusi industri keempat. Salah satu visi
penyusunan Making Indonesia 4.0 adalah
menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar
negara yang memiliki perekonomian terkuat di
dunia pada tahun 2030.
- Point 2
Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute,
Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat
besar dan luas, terutama pada sektor lapangan
kerja, di mana robot dan mesin akan
menghilangkan banyak lapangan kerja di dunia.
Untuk itu era revolusi industri ini harus disikapi
oleh pelaku industri dengan bijak dan hati-hati.
- Point 3
Revolusi industry juga menjadi ancaman bagi
Indonesia sebagai negara yang memiliki angkatan
kerja dan angka pengangguran yang cukup tinggi
Rumusan Masalah 1) Memberikangambaran umum tentang revolusi
industry 0.1- 0.4
2) Megetahui revolusi industri 4.0 memang
menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja
baru, profesi baru yang tak terpikirkan
sebelumnya)
3) Mengetahui penggunaan robot untuk
menggantikan tenaga manusia sehingga lebih
murah, efektif, dan efisien.
4) Mengetahui banyak kemudahan dan inovasi yang
diperoleh dengan adanya dukungan teknologi
digital
5) Memberikan Solusi pengangguran di Negara
Metodologi  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
 Metode kualitatif deskriptif digunakan supaya
dapat memberikan gambaran yang utuh dan jelas
tentang tujuan penelitian (revolusi industri
global,roadmap industri 4.0 serta peluang dan
tantangan di era industri 4.0).
Pembahasan  Revolusi Industri Global Era Revolusi
Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan
buatan (artificial intelligence), super komputer,
rekayasa genetika, teknologi nano, mobil
otomatis, dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi
dalam kecepatan eksponensial yang akan
berdampak terhadap ekonomi, industri,
pemerintahan, dan politik. Pada era ini semakin
terlihat wujud dunia yang telah menjadi
kampung global.
 Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan
pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang
ditandai dengan revolusi digital. Industri ini
merupakan suatu proses industri yang terhubung
secara digital yang mencakup berbagai jenis
teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik
yang diyakini mampu meningkatkan
produktivitas. Sebelum ini telah terjadi tiga
revolusi industri yang ditandai dengan: 1.
Ditemukannya mesin uap dan kereta api tahun
1750-1930; 2. Penemuan listrik, alat komunikasi,
kimia, dan minyak tahun 1870-1900; 3.
Penemuan komputer, internet, dan telepon
genggam tahun 1960-sekarang. Kemunculan
mesin uap pada abad ke-18 telah berhasil
mengakselerasi perekonomian secara drastis
dimana dalam jangka waktu dua abad telah
mempu meningkatkan penghasilan perkapita
negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
 Roadmap Industri 4.0 Indonesia berkomitmen
untuk membangun industri manufaktur yang
berdaya saing global melalui percepatan
implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai
dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai
sebuah roadmap dan strategi Indonesia
memasuki era digital yang tengah berjalan saat
ini.
 Kementerian Perindustrian telah menetapkan
empat langkah strategis dalam menghadapi
Industri 4.0. Langkah-langkah yang akan
dilaksanakan tersebut adalah: Pertama,
mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya,
terutama dalam menggunakan teknologi internet
of things atau mengintegrasikan kemampuan
internet dengan lini produksi di industri. Kedua,
pemanfaatan teknologi digital untuk memacu
produktivitas dan daya saing bagi industri kecil
dan menengah (IKM) agar mampu menembus
pasar ekspor melalui program E-smart IKM.
Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih
optimal dalam perindustrian nasional seperti Big
Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud,
dan Augmented Reality. Keempat, mendorong
inovasi teknologi melalui pengembangan start up
dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih
banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah
Indonesia
 Peluang dan Tantangan di Era Industri 4.0 Survei
McKinsey (Maret 2017) terhadap 300 pemimpin
perusahaan terkemuka di Asia Tenggara
menunjukkan sebanyak 9 dari 10 responden
percaya terhadap efektifivitas Industri 4.0. dan
hampir tidak ada yang meragukannya. Akan
tetapi ketika ditanya apakah mereka siap untuk
perubahan tersebut, hanya 48 persen yang merasa
siap.
Kesimpulan Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri
keempat. Pada revolusi industri ini terjadi lompatan besar
dalam sektor industri, di mana teknologi informasi dan
komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Agar mampu
bersaing, Indonesia harus mampu mengadopsi Industri
4.0 ini dan mempersiapkan strategi yang tepat di semua
sektor.
Indonesia telah berkomitmen untuk membangun industri
manufaktur yang berdaya saing global melalui
percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai
dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah
roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital.
Kementerian Perindustrian merancang Making Indonesia
4.0 sebagai sebuah roadmap untuk mengimplementasikan
sejumlah strategi secara terintegrasi.
Selain mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,
revolusi ini juga memiliki dampak negatif. Industri ini
akan mengacaukan bisnis konvensional dan mengurangi
permintaan terhadap tenaga kerja. Untuk itu pemerintah
harus mempersiapkan strategi antisipatif terhadap
berbagai kemungkinan yang akan berdampak negatif
terhadap perekonomian nasional.
DPR RI perlu mendorong pemerintah untuk
mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan
penerapan Industri 4.0 yang sudah tidak dapat dielakkan
lagi. Selain itu DPR RI sebagai lembaga legislasi perlu
mempersiapkan payung hukum yang akan mengatur
penerapan sistem baru tersebut. Hal ini sangat penting
untuk mengantisipasi dampak negatif revolusi industri ini
terhadap industri, ekonomi, pemerintahan, dan politik di
Indonesia.
Daftar Pustaka "Making Indonesia 4.0, Fokus 5 Industri Apa Saja.",
https:// economy.okezone.com/
read/2018/04/04/320/1881885/ making-indonesia-4-0-
fokuspengembangan-5-industri-apasaja, diakses 3 Mei
2018.

"Making Indonesia 4.0: Strategi RI Masuki Revolusi


Industri K-4.", http://www.kemenperin.
go.id/artikel/18967/MakingIndonesia-4.0:-Strategi-
RIMasuki-Revolusi-Industri-Ke-4, diakses 3 Mei 2018.

“Menuju Revolusi Industri 4.0 Jokowi Diminta Bentuk


Badan Riset Nasional”, Kompas, 29 April 2018, hal 3.

"Pemerintah Luncurkan Making 3932.",


https://ekon.go.id/berita/view/pemerintahluncurkan-
making.3932.html, diakses 3 Mei 2018.

“Pemerintah RI dan Ceko sepakat tingkatkan Investasi


Industri Dua Kali Lipat”, Tribun Bisnis, 3 Mei 2018 hal
8.

"Revolusi Industri 4.0", http:// id.beritasatu.com/home/


revolusi-industri-40/145390, diakses 3 Mei 2018.

"Revolusi 4.0, Catatan Dari ISSA ICT 2018",


http://id.beritasatu.com/ home/revolusi-40-catatan-
dariissa-ict-2018/174772, diakses 8 Mei 2018.

"Revolusi Industri 4.0 Peluang atau Ancaman ini Kata


Jokowi.", Ancamanhttps://finance.detik. com/industri/d-
3952680/ revolusi-industri-40-peluangatau-ancaman-ini-
kata-jokowi, diakses 3 Mei 2018.

"Strategi Hadapi Dampak Industri 4.0",


http://id.beritasatu.com/ home/strategi-hadapi-
dampakrevolusi-industri-40/174260, diakses 2 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai