Anda di halaman 1dari 15

Tugas PJBL

Riset Operasi

Disusun Oleh :

1. Farah Afra Apsari (1910103015)


2. Farikha Nurlaela (1910103024)
3. Berlian Hema Kusumawardani (1910103025)
4. Dea Rizqy (1910103029)
5. Oky Pujianto (1910103062)
6. Nafingatunisak (1910103063)
7. Alifa Aulia Rahman (1910103068)
8. Arzan Alawi (1910103072)
9. Devi Santi (1910103126)
10. Elinda Dwi Kusuma (1910103127)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

2022
A. Pendahuluan 
Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linear
yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan transportasi
(pengangkutan) untuk meminimalkan biaya, jarak tempuh dan sebagainya shingga
dapat memaksimalkan laba/keuntungan yang diperoleh. Metode transportasi
merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-
sumber yang menyediakan produk yang sama, ketempat tempat yang membutuhkan
secara optimal (S, Putri and Rakhmawati, 2019). Alokasi roduk ini harus sedemikian
rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari suatu sumber ke tempat -
tempat tujuan berbeda - beda, dan dari beberapa sumber ke suatu tempt tujuan juga
berbeda beda. Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman dari
sumber-sumber ke tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya
transportasi (Lubis, 2013). Disamping itu, metode transportasi dapat digunakan untuk
memecahkan masalah – masalah dunia usaha (bisnis) lainnya, modal (capital
finanching) dan alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini
perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi. Masalah transportasi secara
umum berhubungan dengan masalah pendistribusian barang dari beberapa kelompok
tempat penyediaan yang disebut sumber ke beberapa kelompok tempat penerimaan
yang disebut tujuan dalam masalah tertentu yang dapat meminimumkan total biaya
distribusi. Secara umum, penyelesaian masalah transportasi dilakukan dengan dua
tahap yaitu tahap awal dan tahap akhir. Tahap solusi awal terdiri dari 1) metode NWC
(North West Corner) yang berarti pengalokasian dimulai dari pojok kiri atas dan
berakhir di pojok kanan bawah. 2) Metode LC (Least Cost) yaitu pengalokasian
dimulai dari biaya terendah dalam tabel. 3) Metode VAM (Vogel Approximation
Method) dalam pengalokasian dilakukan pada kotak variabel dengan biaya terendah
pada baris atau kolom yang terpilih. 4) Metode RAM (Russel Approximation Method)
merupakan pengalokasian dilakukan dengan nilai negatif terbesar. Sedangkan pada
tahap solusi akhir ada dua macam metode yaitu Stepping Stone dan MODI (Modified
Distribution), merupakan modifikasi dari metode Stepping Stone. Solusi akhir akan
digunakan bila dalam solusi awal, penyelesaian biayanya belum optimal. Pada
observasi ini kami memilih menggunakan metode VAM sebagai solusi awal dan
MODI sebagai solusi akhir masalah transportasi yang akan kami teliti.
B. Profil Usaha
CEPLOK TELOR pertama kali dibuka pada tanggal 18 September 2019, di kota
Magelang, Jawa Tengah. Restoran ini berkonsep Rice Bowl kekinian dan berprinsip
untuk menjual dengan harga terjangkau namun dengan kualitas sebaik mungkin.
Ceplok Telur juga berusaha untuk bisa menyajikan jumlah porsi yang cukup banyak
dalam waktu yang singkat, karena proses memasak kami sangat cepat dan sudah
bersistem. Usaha ini juga mampu melayani pesanan instansi seperti bank,kantor
pemerintah maupun swasta dalam jumlah yang cukup banyak dengan waktu yg
singkat. Bahan yang digunakan sangat berkualitas, yang tentunya untuk menjaga mutu
makanan. CEPLOK TELOR senantiasa untuk terus berkembang dan berkomitmen
untuk selalu menyajikan menu – menu baru dengan kualitas terbaik
Data Usaha
a. Nama dan Alamat Perusahaan : Ceplok Telor
b. Resto pusat : Jl Daha no 7, kemirirejo, Kota Magelang
c. Pemegang Saham/Pengurus :
● Pimpinan Perusahaan : Timothy Abdiel
● Finance : Eunike Tjoa
● Marketing : Thirza Abigail
d. Bidang Usaha sedang berjalan : Bisnis Kuliner
e. Bidang Usaha yang diusulkan : Rice Bowl

Visi & Misi

VISI

Menjadi pimpinan brand makanan bertema rice bowl dalam skala nasional untuk
waktu yang berkelanjutan, khususnya untuk generasi muda dan keluarga, dengan
menghasilkan kenikmatan dan kebahagiaan untuk banyak orang dan berdampak
sosial.

MISI

1. Fokus pada kepuasan pelanggan dengan memperhatikan kualitas bahan baku


yang digunakan, sehingga setiap produk yg disajikan adalah produk terbaik.
2. Berkomitmen untuk menghadirkan rice bowl dengan kualitas terbaik namun tetap
terjangkau, sehingga banyak orang merasakan kebahagiaan dan kualitas melebihi
dari harga yang dibayarkan atau “Value Of Money”.
3. Terus membangun brand yang dicintai dengan cara melakukan branding dengan
sebaik mungkin.
4. Menjadikan karyawan sebagai kekuatan untuk mencapai tujuan perusahaan.

SISTEM OPERASI OUTLET

Central Kitchen adalah tempat utama Ceplok Telor untuk memproduksi semua
keperluan saos dan protein yang dibutuhkan setiap outlet Ceplok Telor. Untuk area
Jawa Tengah , dan Jogjakarta, CK berada di kota Magelang, Jalan Daha No. 7. CK ini
bertujuan untuk menjaga kualitas makanan supaya sama di setiap outlet yang berbeda.
Berikut perincian bahan – bahan yang di dikirim oleh CK, dan bahan – bahan yang
perlu dibeli outlet itu sendiri :

A. Keperluan Outlet Ceplok Telor dari Central Kitchen :


a. Protein yang sudah dibumbui dan siap masak :
• Ayam
• Sapi
b. Beberapa saos jadi yang bisa langsung digunakan :
• Black Pepper Sauce
• Steak Sauce
• Salt and Pepper Powder
• Donburi Sauce
• XO Sauce
• Salted Egg Paste
• Sambal Matah Aromatic & Seasoning
• Korean Spicy Sauce
c. Minuman – minuman berupa botol 320 Ml, siap disajikan ke pelanggan Ceplok
Telor :
• Wintermelon Tea
• Thai Tea
• Matcha Tea
• Chrysantimum Tea
• Chocolate Delight
• Lemon Tea

Semua bahan di atas akan disediakan oleh Central Kitchen dan akan dikirimkan
kepada Outlet sesuai kebutuhan. Pemesanan barang dilakukan oleh Restaurant
Manager , dengan menggunakan dokumen Purchase Order.
Pemesanan bahan – bahan diatas harus dipesan sebelum barang – barang di outlet
habis, dan pemesanan tidak boleh terlalu mepet, karena perlu waktu 1 hari untuk
produksi. Pengiriman barang akan dilakukan H+2 setelah Purchase Order diterima
Central Kitchen.
B. Keperluan Outlet Ceplok Telor dari supplier pribadi : Supplier akan
direkomendasikan oleh Central Kitchen di kota outlet berada dan akan dilakukan
survey terlebih dahulu apakah supplier tersebut memenuhi syarat untuk bahan
Ceplok Telor. Bahan – bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Sayur – sayuran fresh b. Bahan – bahan lain yang
yang dibutuhkan harian : dibutuhkan harian :
• Paprika tiga warna • Beras
• Bokcoy • Telur Omega
• Bawang Bombay • Tepung Maizena
• Daun Bawang • F & N Evaporate Milk
• Bawang Putih • Palmia Margarine
• Bawang Merah • Minyak Goreng
• Besar • Bawang Putih Goreng
• Edamame • Slice
• Kacang Polong • Biji Lada Hitam
• Kacang Kapri • Chicken Powder
• Cabai Rawit Merah • Biji Wijen Putih
• Cabai Merah dan • Dry Parsley
• Hijau Besar • Garam
• Jeruk Nipis • Teh
• Gula Pasir
C. Proses Distribusi
Penjadwalan Pengiriman
Pengiriman bahan bahan seperti bumbu dan bahan baku yang diperlukan dalam proses
produksi dilakukan pada UMKM Ceplok Telor. Jadwal pengiriman dilakukan seminggu
sekali semua cabang. Dimana penjadwalan pengiriman tersebut meliputi cabang di
Yogyakarta, Semarang, dan Solo. Untuk sekali berangkat dibutuhkan biaya Rp. 300.000
untuk pengiriman tersebut dan biaya tersebut di luar biaya untuk produk. Penjadwalan
pengiriman ini dilakukan pada semua cabang yang ketika stok  bahan bakunya sudah
mulai menipis. Penjadwalan pengiriman pada UMKM Ceplok Telor sendiri dilakukan
guna mempermudah pengiriman bahan bahan yang dibutuhkan sehingga setiap cabang
tidak kehabisan stok bahan baku yang diperlukan. Untuk jadwal pengiriman dilakukan
secara bersamaan agar lebih efisien.
Jarak tiap-tiap kota dan biaya yang dialokasikan
Jarak tiap - tiap kota atau cabang untuk pendistribusian bahan baku sebagai berikut :

- Semarang memiliki jarak 79,6 Km


- Yogja memiliki jarak 58,0 Km
- Surakarta memiliki jarak 70Km

Untuk daerah magelang sendiri sebagai outlet pusat. Biaya pengiriman dialokasikan oleh
pelaku usaha untuk setiap distribusi antar kota sebesar Rp. 300.000 sekali jalan untuk
satu cabang outlet. Proses dari distribusi menggunakan mobil dari toko, pada saat hari
besar seperti bulan puasa proses pendistribusian semakin meningkat dikarenakan
banyaknya permintaan produk yang meningkat.

KAPASITAS SETIAP GUDANG

Gudang Kapasitas

Gudang A 700

Gudang B 500

Jumlah 1200
PERMINTAAN DARI SETIAP TUJUAN DISTRIBUSI

NO Tujuan Kapasitas Permintaan

1 Yogyakarta 450 420

2 Surakarta 260 360

3 Semarang 390 420

Jumlah 1200 1200

BIAYA DISTRIBUSI DARI SETIAP SUMBER (GUDANG) KE SETIAP TUJUAN

Tujuan Yogyakarta Surakarta Semarang

Sumber (Rp/unit) (Rp/unit) (Rp/unit)

Gudang A 3.250 5.500 6.750

Gudang B 2.750 4.000 5.250

Rincian Biaya :

1. Gudang A ke Yogyakarta = Rp. 3.600.000,-/pengiriman


2. Gudang A ke Surakarta = Rp. 6.300.000,-/pengiriman
3. Gudang A ke Semarang = Rp. 7.800.000,-/pengiriman
4. Gudang B ke Yogyakarta = Rp. 3.000.000,-/pengiriman
5. Gudang B ke Surakarta = Rp. 4.500.000,-/pengiriman
6. Gudang B ke Semarang = Rp. 6000.000,-/pengiriman
7. Biaya pengiriman = Rp. 300.000,-/pengiriman

Total Biaya :

1. Gudang A ke Yogyakarta = Rp. 3.600.000,- + Rp. 300.000,-


= Rp. 3.900.000,- / 1.200 unit

= Rp. 3.250,- /unit

2. Gudang B ke Yogyakarta = Rp. 3000.000,- + Rp. 300.000,-


= Rp. 3.300.000,- / 1.200 unit
= Rp. 2.750,- /unit

3. Gudang A ke Surakarta = Rp. 6.300.000,- + Rp. 300.000,-


= Rp. 6.600.000,- / 1.200 unit
= Rp. 5.500,-/unit

4. Gudang B ke Surakarta = Rp. 4.500.000,- + Rp. 300.000,-


= Rp. 4.800.000,- / 1.200 unit
= Rp. 4.000,- /unit

5. Gudang A ke Semarang = Rp. 7.800.000,- + Rp. 300.000,-


= Rp. 8.100.000,- / 1.200 unit
= Rp. 6.750,- /unit

6. Gudang B ke Semarang = Rp. 6000.000,- + Rp. 300.000,-


= Rp. 6.300.000,- / 1.200 unit
= Rp. 5.250,- /unit
D. Metode Transportasi
Metode Distribusi yang diterapkan oleh Usaha Ceplok Telor
Dalam metode distribusi saat ini usaha Ceplok Telor masih menggunakan metode
distribusi langsung, dimana distribusi langsung yaitu dilakukan secara langsung oleh
produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara. Metode distribusi yang dilakukan
secara online dan offline.
- Distribusi langsung secara offline yaitu Usaha Ceplok Telor membuka cabang di 4
daerah yaitu Magelang, Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang. Dalam distribusi
langsung usaha ini menyediakan tempat dimana konsumen dapat menikmati
produk Ceplok Telor dengan konsep ruangan yang menarik sehinga dapat
mengambil perhatian konsumen. Untuk bahan yang perlu didistribusikan dikirim
dari outlet Magelang yang kemudian akan diantarkan ke cabang sesuai dengan
waktu yang ditentukan dan menggunakan transportasi yang telah disediakan guna
memenuhi jumlah produksi yang sesuai dengan masing – masing outlet/cabang.
- Selain distribusi langsung, terdapat distribusi langsung online dimana usaha ini
mempromosikan melaluhi media sosial seperti instalgram dan melaluhi GrabFood,
GoFood, dan ShopeeFood yang mana makanan ini bisa sangat mudah dipesan
melaluhi smartphone dan langsung sampai ke lokasi konsumen tanpa perlu datang
ke outlet. Adanya distribusi online sangat memudahkan konsumen dalam memesan
makanan. Berikut merupakan instagram usaha Ceplok Telor
https://instagram.com/ceploktelorid?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Metode VAM

Tujuan Outlet

Sumber Jogja Solo Semarang Supply

Gudang A 5.500

3.250

6.750 700

420 280

Gudang B

4.000 5.250
2.750 500

360 140

Demand 420 360 420 1.200

Selisih baris
5.500 – 3.250 = 2.250
4.000 – 2.750 = 1.250
Selisih kolom
3.250 – 2.750 = 500 1.500 1.500

Selisih baris
6.750 – 5.500 = 1.250
1.250
Selisih kolom - 1.500 1.500

Selisih baris - -
Selisih kolom - - 1.500

Total biaya minimum distribusi menggunakan metode VAM


= 3.250 + 5.500 + 6.750 +
2.750 + 4.000 + 5.250
= (3.250 x 420) + 0 + (6.750 x 280) +
0 + (4.000 x 360) + (5.250 x 140)
= 1.365.000 + 0 + 1.890.000 + 0 +
1.440.000 + 735.000
= 5.430.000
Metode MODI

Tujuan Outlet

Sumber Jogja Solo Semarang Supply

Gudang A 5.500

3.250

U1 = 0 6.750 700

420 280

Gudang B

4.000 5.250
2.750 500
U2 = -1.500

360 140
Demand 420 360 420 1.200

C=U+V
E=C–U–V
Nilai indeks (C)
A ke Jogja → C =U+V
3.250 = 0 + V
V = 3.250 – 0
V = 3.250

A ke Semarang → 6.750 = 0 + V
V = 6.750 – 0
V = 6.750
B ke Semarang → 5.250 = U + 6.750
U = 5.250 – 6.750
U = - 1.500
B ke Solo → 4.000 = -1.500 + V
V = 4.000 + 1.500
V = 6.500
Nilai Evaluate (E)
A ke Solo → E=C–U–V
= 5.500 – 0 – 6.500
= -1.000

B ke Jogja → E = 2.750 – (-1.500) – 3.250


= 4.250 – 3.250
= 1.000
E. Kendala dalam pengiriman
Mengelola dan memastikan stock bahan baku dari Outlet pusat ke Outlet cabang
merupakah hal yang harus selalu diperhatikan, karena dengan melalui pengelolaan yang
baik maka akan berdampak pada pendapatan yang maksimal. Untuk memaksimlakan
proses pengriman tersebut maka diperlukan metode yang mampu mengkoordinir proses
distribusi tersebut. Seperti adanya jadwal produksi, dimana didalam jadwal tersebut
dapat digunakan untuk memajamen stock bahan baku di gudang agar barang yang ada
didalamnya tetap dalam kondisi baik dan juga jadwal pengiriman lebih efisien. Pada
resto ceplok telor ini menerapkan pengiriman secara langsung dimana mereka
mengirimkan langsung produk mereka ke eoutlet cabang secara langsung tanpa melalui
perantara. Namun pada proses pengiriman dari Outlet pusat ke kantor cabang tidak
dipungkiri akan ditemukanya Kendala kendala yang menghambat proses tersebut, berikut
adalah beberpa kendala dari resto Ceplok Telor ini dalam melakukan proses pengiriman.
Keuntungan yang diperoleh tidak menentu, hal tersebut karena dalam pengiriman barang
yang volumenya tidak stabil, jadi di setiap minggunya restoran ini melakukan
pengiriman barang, namun mereka melakukan pengiriman barangnya menurut jumlah
stock yang di butuhkan dioutlet tersebut. Hal ini mengakibatkan keuntungan pun tidak
stabil karena ongkos perjalanan menuju outlet cabang akan selalu sama karena jaraknya
yang tetap namun jumlah barang yang antar volumenya berubah ubah tergantung stock
yang dibutuhkan. Yang mana dapat diketahui apabila volume barang yang diantar
sendikit maka harga barang tersebut akan menjadi tinggi. Hal tersebut memang tidak bisa
dipungkiri karena jumlah pendapatan di setipa outletnyaakan selalu  berbeda beda. Selain
itu juga kendala yang dihadapi adalah karena lokasi resto yang ada di beda kota dan juga
arah perjalanan, dimana lokasi outlet pusat berada di tengah, hal tersebut mengharuskan
mengirim barang satu persatu, karena lokasinya yang ada di semarang, solo, Jogjakarta.
Yang mana dapat kita ketahui bahwasanya dari ketiga kota tersebut tidak sejalur dan
menyebabkan lamanya prose pendistribusian barang.
F. Kesimpulan

Central Kitchen adalah tempat utama Ceplok Telor untuk memproduksi semua
keperluan saos dan protein yang dibutuhkan setiap outlet Ceplok Telor. Hingga saat
ini Ceplok Telor sudah memiliki 4 cabang dengan 4 kota berbeda yaitu Magelang,
Semarang, Jogjakarta, dan Solo. Semua bahan-bahan akan disediakan oleh Central
Kitchen dan akan dikirimkan kepada Outlet sesuai kebutuhan dengan pemesanan
barang yang dilakukan oleh Restaurant Manager menggunakan dokumen Purchase
Order. Pengiriman barang akan dilakukan H+2 setelah Purchase Order diterima
Central Kitchen. Beberapa bahan-bahan untuk keperluan Outlet Ceplok Telor dari
supplier pribadi akan direkomendasikan oleh Central Kitchen di kota outlet berada
dan akan dilakukan survey terlebih dahulu apakah supplier tersebut memenuhi syarat
untuk bahan Ceplok Telor.

Jadwal pengiriman dilakukan seminggu sekali semua cabang. Dimana penjadwalan


pengiriman tersebut meliputi cabang di Yogyakarta, Semarang, dan Solo. Untuk
sekali berangkat dibutuhkan biaya Rp. 300.000 untuk pengiriman tersebut dan biaya
tersebut di luar biaya untuk produk. Dengan metode distribusi yang dilakukan secara
langsung bahan-bahan yang dibutuhkan dikirimkan baik secara online dan offline.
Dalam distribusi langsung yaitu offline, usaha ini menyediakan tempat dimana
konsumen dapat menikmati produk Ceplok Telor dengan konsep ruangan yang
menarik sehinga dapat mengambil perhatian konsumen. Sedangkan untuk distribusi
langsung online dimana usaha ini mempromosikan melaluhi media sosial seperti
instalgram dan melaluhi GrabFood, GoFood, dan ShopeeFood membuat makanan ini
mudah dipesan melalui smartphone dan langsung sampai ke lokasi konsumen tanpa
perlu datang ke outlet. Namun disamping itu juga masih terdapat kendala dalam
menghadapi masalah transportasi yang mana keuntungan tidak stabil karena ongkos
perjalanan menuju outlet cabang akan selalu sama karena jaraknya yang tetap namun
jumlah barang yang antar volumenya berubah ubah tergantung stock yang dibutuhkan.
Selain itu juga kendala yang dihadapi adalah karena lokasi resto yang ada di beda kota
dan juga arah perjalanan, dimana lokasi outlet pusat berada di tengah, hal tersebut
mengharuskan mengirim barang satu persatu, karena lokasinya yang ada di semarang,
solo, Jogjakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, R. (2013) MODEL TRANSPORTASI - I.

S, D. R., Putri, R. S. and Rakhmawati, S. (2019) Modul Riset Operasional 1.

Anda mungkin juga menyukai