Anda di halaman 1dari 8

Nama : Arzan Alawi

NPM : 1910103072
Kelas : K2 Manajemen
Makul : Kewirausahaan 1
Tugas Resume
Nama Pengarang M.A. Ghufron, 2018
(Tahun)
Judul Penelitian REVOLUSI INDUSTRI 4.0: TANTANGAN, PELUANG DAN
SOLUSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN
Judul Jurnal Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian &
Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018
Latar Belakang - Point 1
Buku TheFourth Industrial Revolution (2017) oleh Prof. Klaus Martin
Schwab, menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah
revolusi yang secara mendasarmengubah cara hidup, bekerja dan
berhubungan satu sama lain. Perubahan itu sangat dramatis dan terjadi
pada kecepatan eksponensial yang berbeda dari revolusi sebelumnya.
- Point 2
revolusi industri 4.0 Kehadirannya begitu cepat. Banyak hal yang tak
terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi baru, serta
membuka lahan bisnis yang sangat besar. Munculnya transportasi dengan
sistem ride-sharing seperti Go-jek, Uber dan Grab, juga room-sharing
seperti Airbnb. Inovasi tersebut bahkan telah mendisrupsi bisnis
transportasi dan sewa kamar yang sudah ada sebelumnya. Kehadiran
revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan
kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Namun pada
saat yang sama ada pula lini usaha yang terancam, profesi dan lapangan
kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot.
- Point 3
Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di
semua bidang. Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara
beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan
transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya, oleh karena itu manusia
harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah
sangat cepat dan tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara
terintegrasi dan komprehensif.
Rumusan 1. Memberikan gambaran bagaimana tantangan revolusi industri
Masalah 4.0 ini bagi dunia pendidikan
2. Mengetahui peluang yang akan tercipta dimasa revolusi
industri 4.0 di dunia pendidikan
3. Memberikan solusi dan strategi atas masalah-masalah yang
muncul di era revolusi industri 4.0
Metodologi 1. Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan
kuantitatif.
2. Metode kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran
yang jelas dan benar.
Pembahasan Pemetaan tantangan dan peluang industri 4.0 untuk mencegah
berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah
pengangguran. Work Employment and Social Outlook Trend 2017
memprediksi jumlah orang yang menganggur secara global. Tingkat
pengangguran terbuka Indonesia pada Februari 2017 sebesar 5,33%
atau 7,01 juta jiwa dari total 131,55 juta orang angkatan kerja, data
BPS 2017 juga menunjukkan jumlah pengangguran yang berasal dari
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menduduki peringkat teratas.
Penyebab tingginya kontribusi pendidikan kejuruan terhadap jumlah
pengangguran di Indonesia disebabkan oleh rendahnya keahlian
khusus dan soft skill. Indonesia diprediksi akan mengalami bonus
demografi pada tahun 2030-2040.
Tantangan dan peluang industri 4.0 mendorong inovasi dan kreasi
pendidikan kejuruan. Pemerintah perlu meninjau relevansi antara
pendidikan kejuruan dan pekerjaan untuk merespon perubahan,
tantangan, dan peluang era industri 4.0 dengan tetap memperhatikan
aspek kemanusiaan (humanities). Tantangan pendidikan kejuruan
semakin kompleks dengan industri 4.0.Menjawab tantangan industri
4.0, Bukit (2014) menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan
(vocational education) sebagai pendidikan yang berbeda dari jenis
pendidikan lainnya harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; 2) justifikasi
khusus pada kebutuhan nyata di lapangan; 3) fokus kurikulum pada
aspekaspek psikomotorik, afektif, dan kognitif; 4) tolok ukur
keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; 5) kepekaan terhadap
perkembangan dunia kerja; 6) memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai; dan 7) adanya dukungan masyarakat. Diarahkan
untuk meningkatkan kemandirian individu dalam berwirausaha
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Salah satu kebijakan
pemerintah adalah revitalisasi pendidikan kejuruan Indonesia.
Dukungan dari pemerintah harus mencakup, 1) system pembelajaran,
2) satuan pendidikan, 3) peserta didik, dan 4) pendidik dan tenaga
kependidikan juga dibutuhkan serta revitalisasi sistem pebelajaran.
Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi
utama yaitu, 1) literasi digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi
manusia. Literasi digital diarahkan pada tujuan peningkatan
kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi
di dunia digital (big data), literasi teknologi bertujuan untuk
memberikan pemahaman pada cara kerja mesin dan aplikasi
teknologi, dan literasi manusia diarahkan pada peningkatan
kemampuan berkomunikasi dan penguasaan ilmu desain (Aoun,
2017).
Literasi baru yang diberikan diharapkan menciptakan lulusan yang
kompetitif dengan menyempurnakan gerakan literasi lama yang
hanya fokus pada peningkatan kemampuan membaca, menulis, dan
matematika. Adaptasi gerakan literasi baru dapat diintegrasi dengan
melakukan penyesuaian kurikulum dan sistem pembelajaran sebagai
respon terhadap era industri 4.0.
Tiap negara harus merespon perubahan secara terintegrasi dan
komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik,
swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan
industri 4.0 dapat dikelola menjadi peluang.

Kesimpulan Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan
dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan
dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi
digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki
jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup
menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak
negatif. Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin
otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat.
Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun
nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan
menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para pemangku
kepentingan (stake holders) wajib memiliki kemampuan literasi data,
teknologi dan manusia.
Literasi data dibutuhkan oleh pemangku kepentingan untuk
meningkatkan skills dalam mengolah dan menganalisis big data
untuk kepentingan peningkatan layanan public dan bisnis. Literasi
teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi
digital guna mengolah data dan informasi.
Sedangkan literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan
elemen softskill atau pengembangan karakter individu untuk bisa
berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era “banjir” informasi.
Daftar Pustaka Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher education in the age of
artificial intelligence. US: MIT Press.

Afwan, M. (2013). Leadership on technical and vocational education


in community college [Versielektronik]. Journal of Education and
Practice, 4 (21), 21-23.

Brown, A., Kirpal, S., &Rauner, F. (2007). Identitas at work.


Netherlands: Springer.

Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi pendidikan kejuruan dari


kompetensi ke kompetisi. Bandung: Alfabeta.

Edmon, A., & Oluiyi, A. (2014). Reengineering technical vocational


education and training toward safety practice skill needs of sawmill
workers against workplace hazards in Nigeria [Versielektronik].
Journal of Education and Practice, 5 (7), 150-157.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design Principles for
Industrie 4.0 Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian International
Conference on Systems Science.

Irianto, D. (2017). Industry 4.0; The Challenges of Tomorrow.


Disampaikan pada Seminar Nasional Teknik Industri, BatuMalang.

Kennedy, O.O. (2011). Philosophical and sociological overview of


vocational-technical education in Nigeria [Versi elektronik]. Journal
of Academic Research in Business and Social Sciences, 1, 167-175.

Kuswana, W.S. (2013). Filsafat teknologi, vokasi dan kejuruan.


Bandung: Alfabeta Bandung.

Sudira, P. (2012). Filosofi & Teori Pendidikan Vokasi dan Kejuruan.


Yogyakarta: UNY Press.

Tjandrawina, R.R. (2016). Industri 4.0: Revolusi industry abad ini


dan pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal
Medicinus, Vol 29, Nomor 1, Edisi April.

Trilling, B &Fadel, C. (2009). 21st-century skills: learning for life in


our times. US: Jossey-Bass A Wiley Imprint.

Usman, H. (2016). Kepemimpinan pendidikan kejuruan. Yogyakarta:


UNY Press.

Nama Pengarang Venti Eka Satya, 2018


(Tahun)
Judul Penelitian STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI INDUSTRI 4.0
Judul Jurnal Info Singkat Vol. X, No.09/I/Puslit/Mei/2018
Latar Belakang - Point 1
Upaya Pemerintah Indonesia menerapkan Industri 4.0 dan
meningkatkan investasi. Pemerintah Indonesia saat ini
tengah melaksanakan langkah-langkah strategis yang ditetapkan
berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan
untuk mempercepat terwujudnya visi nasional yang telah ditetapkan
untuk memanfaatkan peluang di era revolusi industri keempat
- Point 2
Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan industri ke-4 atau yang
dikenal dengan Industri 4.0. Berdasarkan analisis Mckinsey Global
Institute, Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat besar dan
luas, terutama pada sektor lapangan kerja, di mana robot dan mesin
akan menghilangkan banyak lapangan kerja di dunia. Untuk itu era
revolusi industri ini harus disikapi oleh pelaku industri dengan bijak
dan hati-hati.
- Point 3
Pemerintah perlu menyikapi perubahan ini dengan tepat melalui
penyusunan strategi yang mampu meningkatkan daya saing industri
nasional sekaligus menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Rumusan 1. memberikan gambaran kondisi perkembangan revolusi
Masalah industri 4.0.
2. mengetahui peluang dan tantangan yang akan dijadikan dasar
dalam dinamika revolusi industri 4.0.
3. memberikan solusi dan strategi yang dapat dijalankan dalam
menghadapi industri 4.0.
Metodologi 1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif .
2. Metode kualitatif deskriptif digunakan supaya dapat
memberikan gambaran yang utuh dan jelas tentang tujuan
penelitian mengenai analisis strategi yang digunakan
Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang di era
revolusi industri 4.0.
Pembahasan Pemerintah Indonesia saat ini tengah melaksanakan langkah-langkah
strategis yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia
4.0. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat terwujudnya visi
nasional yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang di era
revolusi industri keempat. Salah satu visi penyusunan Making
Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar
negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun
2030.
Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di
Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital.
Industri ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara
digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D
printing hingga robotik yang diyakini mampu meningkatkan
produktivitas.
Revolusi Industri Global
Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan
(artificial intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi
nano, mobil otomatis, dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam
kecepatan eksponensial yang akan berdampak terhadap ekonomi,
industri, pemerintahan, dan politik. Pada era ini semakin terlihat
wujud dunia yang telah menjadi kampung global.
Roadmap Industri 4.0
Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang
berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0.
Hal ini ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai
sebuah roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital yang
tengah berjalan saat ini. Kementerian Perindustrian merancang
Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap yang terintegrasi
untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era
Industri 4.0. Implementasi Industri 4.0 tersebut bertujuan untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Dalam
roadmap tersebut terdapat lima industri yang menjadi fokus
implementasi, yaitu: makanan dan minuman (mamin), tekstil,
otomotif, elektronik, dan kimia. Kelima industri ini merupakan
tulang punggung perekonomian yang diharapkan akan mampu
memberikan efek ungkit yang besar, meningkatkan daya saing, serta
memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi Indonesia. Selain
itu, Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat
lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri
manufaktur.
Peluang dan Tantangan di Era Industri 4.0 Survei McKinsey (Maret
2017) terhadap 300 pemimpin perusahaan terkemuka di Asia
Tenggara menunjukkan sebanyak 9 dari 10 responden percaya
terhadap efektifivitas Industri 4.0. dan hampir tidak ada yang
meragukannya. Akan tetapi ketika ditanya apakah mereka siap untuk
perubahan tersebut, hanya 48 persen yang merasa siap.
Sesungguhnya langkah menuju Industri 4.0 ini akan memberikan
manfaat bagi sektor swasta. Produsen besar yang terintegrasi akan
dapat mengoptimalkan sekaligus menyederhanakan rantai suplainya.
Di sisi lain, sistem manufaktur yang dioperasikan secara digital juga
akan membuka peluang-peluang pasar baru bagi UKM penyedia
teknologi seperti sensor, robotic, 3D printing, atau teknologi
komunikasi antar-mesin.
Untuk itu, dalam menghadapi era revolusi industri keempat, sektor
industri nasional perlu banyak berbenah, terutama dalam aspek
penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing.
Setidaknya terdapat lima teknologi utama yang menopang
pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial
Intelligence , Human-Machine Interface, teknologi robotik dan
sensor, serta teknologi 3D Printing. Kelima unsur tersebut harus
mampu dikuasai oleh perusahaan manufaktur Indonesia agar dapat
bersaing. Pemerintah juga harus mengantisipasi dampak negatif dari
Industri 4.0 seperti disruptive technology. Kehadiran disruptive
technology ini akan membuat perubahan besar dan secara bertahap
akan mematikan bisnis tradisional. Peran Industri 4.0 juga ini masih
dipertanyakan bila dilihat dari gejala deindustrialisasi global yang
terjadi akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya
peran sektor jasa. Kombinasi antara proyeksi pertumbuhan ekonomi
yang tidak bertambah dengan cepat dan penurunan peran sektor
manufaktur telah menimbulkan keraguan tentang kehebatan Industri
4.0. Selain itu Industri 4.0 juga berdampak negatif terhadap
penciptaan lapangan pekerjaan.
Kesimpulan Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri keempat.
Pada revolusi industri ini terjadi lompatan besar dalam sektor
industri, di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan
sepenuhnya. Agar mampu bersaing, Indonesia harus mampu
mengadopsi Industri 4.0 ini dan mempersiapkan strategi yang tepat
di semua sektor.
Indonesia telah berkomitmen untuk membangun industri
manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan
implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran
Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia
memasuki era digital. Kementerian Perindustrian merancang Making
Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap untuk mengimplementasikan
sejumlah strategi secara terintegrasi.
Selain mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, revolusi
ini juga memiliki dampak negatif. Industri ini akan mengacaukan
bisnis konvensional dan mengurangi permintaan terhadap tenaga
kerja. Untuk itu pemerintah harus mempersiapkan strategi antisipatif
terhadap berbagai kemungkinan yang akan berdampak negatif
terhadap perekonomian nasional.
DPR RI perlu mendorong pemerintah untuk mempersiapkan
berbagai hal yang berkaitan dengan penerapan Industri 4.0 yang
sudah tidak dapat dielakkan lagi. Selain itu DPR RI sebagai lembaga
legislasi perlu mempersiapkan payung hukum yang akan mengatur
penerapan sistem baru tersebut. Hal ini sangat penting untuk
mengantisipasi dampak negatif revolusi industri ini terhadap industri,
ekonomi, pemerintahan, dan politik di Indonesia
Daftar Pustaka "Making Indonesia 4.0, Fokus 5 Industri Apa Saja.", https://
economy.okezone.com/ read/2018/04/04/320/1881885/ making-
indonesia-4-0-fokuspengembangan-5-industri-apasaja, diakses 3 Mei
2018.

"Making Indonesia 4.0: Strategi RI Masuki Revolusi Industri K-4.",


http://www.kemenperin. go.id/artikel/18967/MakingIndonesia-4.0:-
Strategi-RIMasuki-Revolusi-Industri-Ke-4, diakses 3 Mei 2018.

“Menuju Revolusi Industri 4.0 Jokowi Diminta Bentuk Badan Riset


Nasional”, Kompas, 29 April 2018, hal 3. "Pemerintah Luncurkan
Making 3932.", https://ekon.go.id/ berita/view/pemerintahluncurkan-
making.3932.html, diakses 3 Mei 2018.

“Pemerintah RI dan Ceko sepakat tingkatkan Investasi Industri Dua


Kali Lipat”, Tribun Bisnis, 3 Mei 2018 hal 8.

"Revolusi Industri 4.0", http:// id.beritasatu.com/home/ revolusi-


industri-40/145390, diakses 3 Mei 2018.

"Revolusi 4.0, Catatan Dari ISSA ICT 2018",


http://id.beritasatu.com/ home/revolusi-40-catatan-dariissa-ict-
2018/174772, diakses 8 Mei 2018

"Revolusi Industri 4.0 Peluang atau Ancaman ini Kata Jokowi.",


Ancamanhttps://finance.detik. com/industri/d-3952680/ revolusi-
industri-40-peluangatau-ancaman-ini-kata-jokowi, diakses 3 Mei
2018.
"Strategi Hadapi Dampak Industri 4.0", http://id.beritasatu.com/
home/strategi-hadapi-dampakrevolusi-industri-40/174260, diakses 2
Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai