SKRIPSI
Oleh :
NikNur Amelin bt Nik Ahmad Azman
140100253
SKRIPSI
Oleh :
Nik Nur Amelin Bt Nik Ahmad Azman
140100253
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
ABSTRAK
Kanker hati merupakan salah satu masalah kesehatan. Di Indonesia kanker hati
menempati urutan ke-2 dari jenis kanker lainnya. Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang
berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis
biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah
didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.Kebanyakan kanker
menyebabkan kematian.Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara
berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan
dimulai sejak awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik Kanker Hati
di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2012-2016.Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
yang bersifat deskriptif dengan desain retrospektif.Penelitian ini menggunakan metode total
sampling dengan populasi sebanyak 522 pasien di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik.Jumlah
sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian ini adalah 108 orang.
Dari hasi peneltian ini,jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki (84.3%),usia yang paling
banyak adalah 51-60 tahun (23.1%),diikuti faktor resiko terbanyak yaitu alkohol (30.6%),lokasi
nya adalah lobus kanan (78.7%) .
ii
Universitas Sumatera Utara
6
ABSTRACT
Liver cancer is one of the health problems. In Indonesia liver cancer ranks second from other
types of cancer. Cancer can cause many different symptoms, depending on the location and
character of the malignancy, and the presence or absence of metastasis. Diagnosis usually
requires microscopic examination of tissue obtained by biopsy. Once diagnosed, the cancer is
usually treated with surgery, chemotherapy, or radiation. Most cancers cause death. Cancer is one
of the leading causes of death in developing countries. Most cancers can be treated and healed,
especially when treatment begins early. This study aims to determine the characteristics of Liver
Cancer in RSUP H. Adam Malik in 2012-2016. The research type is descriptive research with
retrospective design.From the results of this study, the most common sexes were males (84.3%),
the most frequent being 51-60 years (23.1%), followed by the highest risk factors of alcohol
(30.6%), its location was the right lobe 78.7%)
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
Universitas Sumatera Utara
8
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
vi
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2.1 Definisi Operasional ..................................................................... 17
4.1 Distribusi Sampel Menurut Usia................................................... 20
4.2 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin ................................... 20
4.3 Distribusi Sampel Menurut Lokasi ............................................... 21
4.4 Distribusi Sampel Menurut Faktor Resiko .................................. 21
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PEDAHULUAN
Kanker hati adalah kanker yang bermula dari organ hati atau liver. Ada
dua klasifikasi kanker hati berdasarkan lokasi pertumbuhan atau penyebarannya
(metastasis), yaitu kanker hati primer dan sekunder. Kanker hati primer adalah
kanker yang berawal di organ hati dan termasuk jenis kanker yang berpotensi
fatal. Kanker hati sekunder bermula dari bagian tubuh lain kemudian menyebar
dan tumbuh di organ hati (Grant, 2008).
Salah satu jenis kanker hati yang paling umum adalah hepatocellular
carcinoma (HCC)/hepatoma yang merupakan kanker hati primer yang
berkembang dari sel hati utama yang bernama hepatosit. HCC terjadi sekitar 75%
dari keseluruhan kanker hati primer. Kanker ini dapat merupakan komplikasi dari
penyakit hepatitis (peradangan pada organ hati) dan kondisi sirosis (jaringan hati
normal digantikan oleh jaringan parut).
Kanker hati sekunder umumnya dinamakan menurut organ asal lokasi sel
kanker awal berkembang, seperti kanker kolon metastasis, yang bermula di usus
besar kemudian menyebar ke hati. Kanker hati sekunder lebih sering terjadi
dibandingkan kanker hati primer. Selain penyebaran dari kanker di usus besar,
kanker hati sekunder juga banyak berasal dari penyebaran kanker payudara, paru,
pankreas, lambung, ovarium, dan kulit (melanoma) (Kapita Selekta, 2001).
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang ditakuti
keganasannya. Keganasan ini terlihat pada seringnya ditemukan penderita pada
stadium lanjut dengan akibat yang fatal disertai dengan penderitaan yang besar
dan menuntut biaya yang mahal untuk pengobatannya. World Health
Organization (WHO) tahun 2015 melaporkan bahawa di dunia ini setiap tahunnya
ada 14 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker dan lebih dari 8.8 juta
diantaranya meninggal karena kanker. Di negara maju seperti Amerika Syarikat,
kanker merupakan penyebab kematian ke-2 yang terbesar setelah penyakit jantung
koroner.
1
Universitas Sumatera Utara
2
1.3 TUJUAN
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5% dari berat badan orang
dewasa normal. Pada kondiasi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan
oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan
mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus
quadratus.
Untuk mengetahui perbedaan bentuk hati normal dan tidak normal dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Hati normal Gambar 2.2 Hati yang mengidap kanker.
4
Universitas Sumatera Utara
5
Fungsi utama hati menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai
beberapa fungsi yaitu:
a. Metabolisme karbohidrat.
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari
hasil perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak.
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang
lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein,
membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,
pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan
membentuk senyawa lain dari asam amino (Guyton & Hall, 2008).
Kanker hati adalah pertumbuhan sel yang abnormal, cepat, dan tidak
terkendali pada hati sehingga merusak bentuk dan fungsi organ hati.
Dalam keadaan normal sel hati akan membelah diri jika ada penggantian
sel-sel hati yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus
sehingga terjadi penumpukan sel baru yang menimbulkan desakan dan merusak
jaringan normal pada hati. Kanker hati primer yaitu karsinoma hepatoseluler
merupakan kanker hati yang sering dijumpai dan salah satu kanker yang paling
banyak di dunia. Penemuan dini kanker hati sukar dilakukan karena awalnya tidak
menimbulkan gejala. Akibatnya, sebagian besar penderita kanker hati terdeteksi
dalam stadium lanjut (Anonim, 2004).
2.3 PATOLOGI
2.4.2.2 Agent
1) Sirosis Hati
Sirosis hati merupakan faktor risiko utama kanker hati di dunia dan
melatarbelakangi lebih dari 80% kasus kanker hati. Setiap tahun 3-5%
dari pasien sirosis hati akan menderita kanker hati, dan kanker hati
merupakan salah satu penyebab kematian pada sirosis hati. Pada tahun
2002, PMR sirosis hati di duniayaitu 1,7%. Waktu yang dibutuhkan
dari sirosis hati untuk berkembang menjadi kanker hati sekitar 3 tahun.
Konsumsi alkohol merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
sirosis hati. Penggunaan alkohol sebagai minuman, saat ini sangat
meningkat di masyarakat. Peminum berat alkohol (>50-70 gr/hari dan
berlangsung lama) berisiko untuk menderita kanker hati melalui sirosis
hati alkoholik. Mekanisme penyakit hati akibat konsumsi alkohol
masih belum pasti, diperkirakan mekanismenya yaitu sel hati
mengalami fibrosis dan destruksi protein yang berkepanjangan akibat
metabolisme alkohol yang menghasilkan acetaldehyde. Fibrosis yang
terjadi merangsang pembentukan kolagen. Regenenerasi sel tetap
terjadi tetapi tidak dapat mengimbangi kerusakan sel. Penimbunan
kolagen terus berlanjut, ukuran hati mengecil, berbenjol-benjol dan
mengeras sehingga terjadi sirosis hati. Sirosis hati dijumpai di seluruh
negara, tetapi kejadiannya berbeda-beda tiap negara, di negara Barat
etiologi sirosis hati tersering diakibatkan oleh alkohol. Menurut
penelitian Coon dkk. (2008) di Nottingham dengan desain cohort, RR
padapeminum alkohol 2,34 untuk terkena kanker hati, RR HBV yaitu
6,41 dan RR HCVyaitu 1,39.29 Sedangkan di Indonesia terutama
diakibatkan infeksi virus hepatitis B dan C. Virus hepatitis B
menyebabkan sirosis hati sebesar 40-50%, virus hepatitis Csebesar 30-
40% dan 10-20% penyebabnya tidak diketahui.
Menurut penelitian Rasyid (2006) di Medan dengan menggunakan
desaincase series, pada 483 penderita kanker hati ditemukan 232 orang
(63%) menderita sirosis hati, 91 orang hepatitis B (25%) dan 44 orang
2.4.2.3 Lingkungan
Lingkungan fisik di Indonesia yang berada pada iklim tropis, ideal untuk
suhu pertumbuhan jamur Aspergillus flavus penghasil aflatoksin yaitu tumbuh di
tempat yang lembab dan panas. Selain itu, lingkungan psikologis secara tidak
langsung juga memberikan andil dalam perkembangan penyakit kanker misalnya
adanya stress, tekanan dan konflik dapat menimbulkan kecemasan, insomnia, dan
tidak nafsu makan yang pada akhirnya akan menurunkan daya tahan tubuh
sehingga penyakit mudah menyerang.
Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita,
berikut gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu :
1. Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena tidak
nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat tumpul
atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian area hati terasa terbebat
kencang karena pertumbuhan tumor yang cepat.
2. Massa abdomen atas : pemeriksaan fisik menemukan splenomegali
Kanker hati lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas,
pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di bawah arcus costae tapi tanpa
nodul. Perut kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan
fungsi hati.
2.6 KLASIFIKASI
hepatoseluler.
2.8 PENCEGAHAN
keluhan nyeri perut ada pula keluhan seperti benjolan di perut kanan atas
tanpa atau dengan nyeri, perut membuncit karena adanya asites. Dan
keluhan yang paling umum yaitu merasa badan semakin lemah, anoreksia,
perasaan lekas kenyang (Suzanne C.Smeltzer & Brenda G.Bare, 2002).
2) Pemeriksaan fisik
Bila pada palpasi abdomen teraba hati membesar, keras yang berbenjol-
benjol, tepi tumpul lebih diperkuat, bila pada auskultasi terdengar bising
pembuluh darah maka dapat diduga sebagai kanker hati.
3) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan Alfa-
fetoprotein (AFP) yaitu protein serum normal yang disintesis oleh sel
hati fetal. Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/ml, kadar AFP
meningkat pada 60%-70% pada penderita kanker hati. Selain itu, dapat
juga dilakukan pemeriksaan HBsAg karena pada penderita penyakit
hati seperti kanker hati ditemukan HBsAg.
b) Ultrasonografi (USG) Abdomen
Dengan USG, hati yang normal tampak warna keabu-abuan dan tekstur
merata. Bila ada kanker akan terlihat jelas berupa benjolan berwarna
kehitaman, atau berwarna putih campur kehitaman dan jumlahnya
bervariasi pada tiap pasien, benjolan dapat terdeteksi dengan diameter
2-3 cm Untuk meminimalkan kesalahan hasil pemeriksaan AFP, pasien
sirosis hati dianjurkan pemeriksaan USG setiap tiga bulan.
c) Computed Tomography Scanning (CT Scann)
CT Scann adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan prinsip
daya tembus sinar-X digunakan untuk mendeteksi ukuran, jumlah
tumor, lokasi dan sifat kanker hati dengan tepat. Pemeriksaan dengan
CT scann letak kanker dengan jaringan tubuh sekitarnya terlihat jelas,
dan kanker yang paling kecilpun sudah dapat terdeteksi (WHO, 2013).
atau sudah hampir seluruh hati terkena kanker atau sudah ada sel-sel
kanker yang masuk ke vena porta maka tidak ada jalan terapi yang lebih
baik lagi dari transplantasi hati.
c. Prognosis
Pada umumnya prognosis kanker hati adalah jelek. Tanpa pengobatan terjadi
kematian rata-rata sesudah 6-7 bulan sejak keluhan pertama. Dengan
pengobatan hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Menurut
penelitian Hadi penderita kanker hati yang ditemukan pada stadium dini, masa
hidup penderita dapat lebih dari 6 tahun. Manifestasi terakhir sebelum
kematian dapat berupa koma hepatikum, perdarahan masif berupa
hematemesis dan melena, syok yang didahului oleh perasaan nyeri yang hebat
di daerah hati. Nyeri yang hebat tersebut bisa disebabkan oleh pecahnya
tumor.
Hati
Karakteristik
1. Usia
KejadianKanker
2. Jenis Kelamin
Hati 3. Lokasi Kanker
4. Faktor resiko
3.3.2 Sampel
19
Universitas Sumatera Utara
20
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang diambil data sekunder, yaitu data rekam medik dari pasien
Kanker hati di RSUP H.Adam Malik Medan dari tahun 2012 hingga 2016 dan
ditemukan sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian ini sebanyak 108 sampel
data.
19
4.2 PEMBAHASAN
Dalam istilah kedoktoran,penyakit kanker hati disebut Hepatoma
atau kanker hepar. Kanker hati ada dua macam kelompok besar yaitu kanker hati
primer dan sekunder. Kanker hati primer artinya kanker hati tersebut berasal
(tumbuh) dari bagian hati sendiri, sedangkan yang sekunder berasal dari luar hati
(metastase), misalnya dari lambung, paru, atau payudara.
Kanker hati jauh lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar penderita kanker hati di RSUP HAM
pada tahun 2012 hingga tahun 2016 adalah laki-laki yang sebanyak 91 orang
(84.3%), sedangkan perempuan sebanyak 17 orang (17%). Menurut penelitian
Ratna (2006) di Jakarta, terdapat 74% kasus kanker hati pada pria dengan rasio 2-
6:1. Hal ini sejalan dengan penelitian Arakawa (2006) yang menyatakan bahwa
kanker lebih banyak menyerang pria adalah disebabkan seks hormon di dalam
hepatocarcinogenesis.
Konsumsi alkohol merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker hati
melalui sirosis hati alkoholik. Dari hasil penelitian, didapatkan sebanyak 33 orang
(30.6%) yang menderita kanker hati akibat dari konsumsi alkohol. Menurut penelitian
Rasyid (2006) pada 483 penderita kanker hati ditemukan 232 orang (63%) menderita
sirosis hati disebabkan oleh konsumi alkohol yang berlangsung lama. Hal ini sesuai
dengan penelitian McGlynn (2008) yang menemukan bahwa angka kejadian kanker hati
disebabkan oleh tingginya kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan
mengenai gambaran karakteristik penderita kanker hatu di Rumah Sakit Haji
Adam Malik periode tahun 2012 hingga 2016 sebagai berikut :
1. Jumlah penderita kanker hati adalah 108 orang
2. Penderita kanker hati tersering pada jenis kelamin laki-laki.
3. Usia tersering penderita kanker hati adalah pada usia 51-60 tahun
4. Faktor resiko tertinggi penderita kanker hati adalah alkohol.
5. Lokasi terjadinya tumor kanker hati terbanyak adalah di lobus kanan.
6. tumor marker yang sering digunakan adalah AFP.
5.2 Saran
Dari seluruh proses peneltitian yang dilaksanakan oleh peneliti, saran yang
dapat ditemukan adalah:
1. Kepada pihak rumah sakit yang bertugas agar dapat memperlengkapkan status
pasien pada rekam medis. Hal ini memudahkan peneliti yang akan melakukan
penelitian menggunakan rekam medis.
2. Kepada masyarakat, diharapkan setelah membaca karya tulis ini dapat
memeriksakan diri jika memiliki faktor resiko dan gejala klinis kanker hati.
Hal ini karena keberhasilan suatu pengobatan dari diagnosis dini suatu
penyakit.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rasid, 2006, Temuan Ultrasonografi Kanker Hati Hepato Selular,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/15615/mkn-
jun2006-%20(6).pdf?sequence=1
Adjei, Alex A., 2001, Review: Blocking Oncogenic Ras Signaling for Cancer
Therapy, J. Nat. Canc. Inst
American Cancer Society Information and Resources about Liver Cancer,2016
Anonim, 2001, Introduction to Liver Cancer, http://www. oncolink. org
Budi U. 2001. Manfaat Skreening Hati. Artikel/Info kanker, http//:www.
medilinfo. com/hepatoma. Shtml.
C. H. Gips & J. H. P. Wilson. 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan
Empedu. Cetakan 1.
Doengas, Marilynn E, 1999. Rencana Asuhan Keperewatan Edisi 3 Cetakan 1,
ECG, Jakarta, Indonesia
Frank H. Netter, 2006, Atlas of Human Anatomy 4th Edition, Saunders Elsevier,
Pensylvenia.
Frank H. Netter, Atlas Of Human Anatomy 5th Edition, Saunders Elsevier,
Philadelphia, Pensylvenia.
John E. Hall, Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13th Edition,
Saunders Elsevier, Philadelphia, Pensylvania.
Kementerian Kesehatan RI, Pusat Data Dan Informasi (pdf) 2014, Jakarta Selatan.
Kim E. Barrett, Ganong’s Review of Medical Physiology 25th edition, McGraw-
Hill Education Holdings, United States.
London WT, McGlynn KA (2008) Liver cancer. In Cancer Epidemiology and
Prevention, Schottenfeld D, Fraumeni JF Jr, (eds) 3rd edn pp 763–786.
Oxford University Press: New York
Marbun E. 2000. Karakteristik Penderita Kanker Hati Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Elisabeth Medan Tahun 1995-1999
Maxwell M. Wintrobe, BA, G. Richard. Lee, Dane R. Boggs, dkk. 1974. Clinical
Hematology. Edisi 7. Lea & Febiger Igaku Shoin LTD Philadelphia,
Tokyo
Robbins & Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. EGC, Jakarta, Indonesia
Robbins & Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. EGC, Jakarta Indonesia
Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Medikel Bedah (Brunner & Suddarth)
Edisi 8 Volume 2, ECG, Jakarta, Indonesia
Soelarto Reksoprodjo, 2002, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binapura, Jakarta
Barat, Indonesia.
25 Mandar Maju, Bandung
Sujono H. 2000. Hepatologi. Cetakan I, Penerbit
Sujono Hadi. 1999. Gastroenterologi. Edisi 7. Bandung : Penerbit Alumni.
Thomas E. Starzl 2000. Treatment For Hepatocellular Carcinoma : USA National
Library of Medicine National Institute oh Health 2014
William & Willkins. 1996. A Clinical Approach. Philadelphia. 17st edition.
No
Usia JK F. Resiko Lokasi
Resp
1 70 Laki-laki Merokok Lobus kanan
2 52 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
3 46 Perempuan Hepatitis Lobus kanan
4 29 Laki-laki Merokok Lobus kiri
5 47 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
6 42 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
7 52 Laki-laki Obesitas Lobus kanan
8 69 Perempuan Merokok Lobus kanan
9 54 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
10 51 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
11 72 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
12 46 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
13 25 Laki-laki Merokok Lobus kiri
14 81 Laki-laki Merokok Lobus kanan
15 32 Laki-laki Hepatitis Lobus kanan
16 71 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
17 53 Laki-laki Merokok Lobus kanan
18 55 Laki-laki alkohol Lobus kanan
19 63 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
20 63 Laki-laki Hepatitis Lobus kanan
21 63 Laki-laki Merokok Lobus kanan
22 61 Laki-laki DM Lobus kanan
23 43 Perempuan DM Lobus kanan
24 64 Laki-laki merokok Lobus kanan
25 49 Laki-laki Alkohol Lobus kanan
26 57 Perempuan merokok Lobus kiri
27 51 Laki-laki alkohol Lobus kanan
28 88 perempuan DM Lobus kanan
29 59 perempuan DM Lobus kanan
30 39 Laki-laki merokok Lobus kanan
31 60 Laki-laki alkohol Lobus kiri
32 33 Laki-laki alkohol Lobus kanan
Keterangan
Jenis
Umur Kelamin Faktor Resiko Lokasi T.Marker
1. ≤30 tahun 1. Laki-laki 1.Merokok 1. Lobus Kanan 1. AFP
2. 31-40 tahun 2. Perempuan 2.Alkohol 2. Lobus Kiri 2. CT Scan
3. 41-50 tahun 3.Genetik 3. USG
4. 51-60 tahun 4.Obesitas 4. EKG
5. 61-70 tahun 5.Diabetes
6. >70 tahun 6.Hepatitis
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30th 8 7.4 7.4 7.4
30-40th 19 17.6 17.6 25.0
41-50th 24 22.2 22.2 47.2
51-60th 25 23.1 23.1 70.4
60-70th 19 17.6 17.6 88.0
>71th 13 12.0 12.0 100.0
Total 108 100.0 100.0
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 91 84.3 84.3 84.3
Perempuan 17 15.7 15.7 100.0
Total 108 100.0 100.0
Faktor_Resiko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Merokok 32 29.6 29.6 29.6
Alkohol 33 30.6 30.6 60.2
Obesitas 1 .9 .9 61.1
Diabetes 14 13.0 13.0 74.1
Hepatitis 28 25.9 25.9 100.0
Total 108 100.0 100.0
Lokasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lobus Kanan 85 78.7 78.7 78.7
Lobus Kiri 23 21.3 21.3 100.0
Total 108 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia 108 1.00 6.00 3.6204 1.45793
JK 108 1.00 2.00 1.1574 .36588
Faktor_Resiko 108 1.00 15.00 3.2407 2.37538
Lokasi 108 1.00 2.00 1.2130 .41131
Tumor_Marker 108 1.00 4.00 1.4259 .85603
Valid N (listwise) 108
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia_Rata_Rata 108 12.00 88.00 51.6111 16.11630
Valid N (listwise) 108