DASAR TEORI
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan adalah dapat diartikan sebagai berikut :
Mobilisasi
Mobilisasi harus dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 15 (lima belas) hari
dari sejak diterbitkannya SPMK. Seperti peralatan, kendaraan, personil dan lain-
lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan pekerjaan.
Demobilisasi
Demobilisasi dilakukan apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai. Seperti
peralatan, kendaraan, Alat berat, personil dan lain-lain yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan.
2.2.2 Kantor Lapangan, Base Camp & Fasilitas Lainnya
Yang dimaksud dari pekerjaan ini adalah pembuatan kantor lapangan. Direksi Keet ini
nantinya berguna untuk kantor sementara selama proyek berjalan. Direksi Keet
digunakan untuk keperluan rapat-rapat di lapangan, dan sebagai barak kerja. Direksi Keet
dibuat terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan dilapangan dimulai.
2.2.3 Pengukuran
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui Pengukuran dilapangan dengan acuan gambar
(shopdrawing) dan mempermudah dalam pengerjaan per item pekerjaan Lanjutan
Pembangunan Embung Serba Guna Sempaja Kota Samarinda.Pekerjaan ini dilaksanakan
setelah pengajuan request disetujui oleh pengawas dan direksi.
Hal tersebut bertujuan agar alokasi biaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
dianggarkan secara jelas sebagai tindakan preventif adanya kecelakaan kerja, karena
selama ini anggaran K3 tidak pernah dialokasikan secara spesifik dalam kontrak, tetapi
bergabung dalam kategori biaya umum sehingga implementasi K3 menjadi kurang
maksimal.
Biaya tersebut akan terperinci seperti meminta penganggaran untuk pemenuhan indikator
pemenuhan K3, beberapa di antaranya biaya tenaga ahli, dan standar peralatan yang
dipakai.
Standar ideal biaya K3 yang dianggarkan berkisar 1,50%—2,50% dari total nilai proyek ,
tapi tergantung juga dari tingkat kesulitan proyek.
Dengan penganggaran biaya K3 yang jelas, diharapkan supaya industri jasa konstruksi
dapat semakin memperbaiki aspek keselamatan kerja sehingga kecelakaan kerja dapat
dinihilkan.
Galian Tanah
Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian
ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau saran yang ditunjukkan oleh Konsultan
Supervisi. Kontraktor harus merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar. Jika suatu penggalian telah dilakukan dan
dirapikan. Konsultan Supervisi harus diberi tahu supaya ia dapat memeriksa penggalian
yang telah diselesaikan dan tidak boleh ada penggalian yang telah ditutup atau diisi
dengan beton dan material lainnya sebelum diperiksa dan kontraktor telah diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material yang digali adalah sebagai berikut :
a) Galian Tanah Biasa (Common)
Galian tanah merupakan galian terbuka yang mencakup semua material tanah,
lempung, lumpur, batuan, pasir, batuan lepas dan sebagainya, tetapi tidak termasuk
batuan lapuk (weathered rock) maupun bantuan padas (rock).
b) Galian Batu Lapuk (Weather Rock)
Galian batuan merupakan galian terbuka yang mencakup material batuan yang
rusak dimana diameternya batuan lebih kecil dari 50 cm atau penggaliannya dengan
cara ripping atau dengan peralatan lain seperti pneumatic hammer, leg drill ( tanpa
dibor atau diledakkan) tetapi tidak termasuk batuan padat, sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi.
a. Galian Terbuka
Semua galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen, pondasi, saluran-
saluran dan lain – lain harus dibuat pada batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan
pada gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi. Jika terjadi penggalian kecuali
untuk pekerjaan beton pekerjaan beton dilakukan melewati garis batasnya dan
ketinggian yang tidak ditetapkan oleh Konsultan Supervisi maka Kontraktor dengan
biayanya sendiri harus memperbaikinya sampai garis dan ketinggian yang diharuskan
dengan material yang telah disetujui dan cara yang ditunjukkan oleh Konsultan
Supervisi.
Penggalian untuk struktur/ bangunan harus mencakup penggalian semua tanah, pasir,
kerikil dan bongkahan batu, tumpukan tanah yang dapat digunakan kembali dan
pembuangan tanah yang tidak dipakai pada tempat pembuangan yang ditentukan
Konsultan Supervisi. Penggalian untuk struktur harus dilakukan dalam gambar atau
sampai garis dan ketinggian yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Penggalian pada tubuh bendungan lama (existing) yang disesuikan dengan keperluan
desain, Kontraktor harus mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
Supervisi kemudian memonitor jika dikawatirkan adanya peristiwa semburan air atau
bocoran air di tubuh bendungan lama yang akan membahayakan.
Kecuali dari yang ditunjukkan secara definitive pada gambar atau ditunjuk oleh
Konsultan Supervisi , Penggalian untuk struktur lereng harus dilakukan sampai
kemiringan dan uraian berikut :
BAHAN – BAHAN KEMIRINGAN KETERANGAN
Batuan Lapuk
Tanah Biasa
Kemiringan galian harus dijamin oleh Kontraktor, dengan lebar 1,5 m harus dibuat
setiap ketinggian 5 m kecuali bila ditunjukkan dalam gambar atau ada petunjuk
Konsultan Supervisi. Bila diperintahkan oleh Konsultan Supervisi, maka Kontraktor
harus membuat (menggali) saluran terbuka yang dimanfaatkan untuk mengelakkan air
permukaan dari galian terbuka dan biayanya harus ditanggung oleh kontraktor, kecuali
bila saluran yang dimaksud merupakan bagian dari salah satu bangunan permanen,
sehingga biaya penggaliannya sesuai dengan harga satuan yang dicantumkan pada
daftar kuantitas dan harga.
Semua pekerjaan yang dihubungkan dengan galian terbuka harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga mematuhi norma pelestarian tanah dan harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
b. Galian Terbuka untuk Pondasi Bangunan
Galian terbuka untuk pondasi bangunan harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum pada pekerjaan galian. Pekerjaan galian pondasi yang tecantum pada daftar
kuantitas dan harga tersebut termasuk semua penggalian yang diperlukan untuk
mendapatkan garis-garis batas, tingkatan dan dimensi seperti pada gambar atau seperti
yang disarankan Konsultan Supervisi, termasuk galian dibawah permukaan pondasi
untuk perbaikan bila ada keretakan-keretakan atau kekurangan-kekurangan lain,
pembersihan pondasi tambahan bila perlu serta semua galian terbuka yang lain di
daerah pondasi. Semua material galian harus diangkut ke lokasi pembuangan (spell
bank) atau tempat penumpukan sementara seperti yang diisiratkan atau diangkut
langsung untuk digunakan sebagai material timbunan. Bila ada kerusakan alami dan
bukan karena kesalahan Kontraktor dipermukaan pondasi bendungan, Konsultan
Supervisi boleh mengubah batas galian sehingga ada batas – batas galian baru.
Sesudah pekerjaan galian selesai sampai garis batas formal seperti yang disarankan
Konsultan Supervisi, semua material yang gembur, lunak, tidak menyatu serta benda –
benda lain yang mengganggu harus dihilangkan dari permukaan.
Pembuangan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan penimbunan tanah hasil galian di lokasi yang
telah ditentukan . Jarak menuju lokasi timbunan (disposal area) yaitu ± 5 km. Sebelum
melakukan timbunan bahan yang akan dipakai untuk timbunan harus atas peretujuan
direksi.
- Kontraktor harus menyerahkan daftar dan jumlah peralatan yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan penimbunan. Minimal alat yang digunakan diantaranya
Excavator, Stamper. Jumlah alat disesuaikan kebutuhan lapangan dan batas waktu
pelaksanaan proyek.
- Bahan timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan dengan menggunakan
Dump Truck ke lokasi yang telah disiapkan.
- Menjaga keamanan di lokasi yang akan dijadikan lokasi timbunan (membuat batasan
lokasi timbunan)
- Memperhatikan kondisi cuaca ketika melakukan pekerjaan pembuangan
- Melakukan pemeliharaan di lokasi timbunan (perapihan timbunan, akses keluar masuk
aman untuk dilalui kendaraan)
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah alat berat Excavator dan dump truck.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah tanah yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan untuk dijadikan timbunan tanah pilihan.
2.3.3 Beton K225
Pekerjaan cor beton K-225 mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan.
Cor beton dibuat dengan perbandingan campuran material Proporsi bahan dan berat
penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode yang disyaratkan dalam PBI dan
sesuai dengan dengan proporsi takaran campuran mutu beton K-225. Setelah mendapat
persetujuan direksi, kontraktor bersama dengan pengawas melakukan job mix/mix design di
lab independen yang akan dipakai sebagai dasar komposisi pencampuran beton tersebut.
Pada saat pengecoran kontraktor diharuskan melakukan tes slump untuk mengetahui
keenceran beton sesui standar yang sudah ditetapkan. Pada saat periode tertentu kontraktor
harus membuat kubus/silinder beton yang akan dites di lab beton Independent pada periode
umur tertentu yang sudah detetapkan oleh direksi dan nantinya akan dituangkan ke dalam
laporan .
Gambar detail/ request yang telah disetujui oleh Direksi untuk dikerjakan. Kontraktor
harus menyerahkan daftar dan jumlah bahan serta peralatan yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan cor beton. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis material
yang dipakai untuk pekerjaan cor beton K-225 kepada Direksi Pekerjaan , sebelum
melaksanakan pekerjaan. Selanjutnya kontaktor bersama – sama dengan pengawas
membuat job mix ke lab independent sehingga memperoleh komposisi campuran dengan
material yang akan digunakan dilokasi kerja sesuai dengan karakteristik mutu beton K-
225 yang telah disepakati.
Bahan
Beton harus terdiri atas campuran semen, pasir cor (pasir palu), batu koral, air dan
bahan tambahan (admixture) bila diperlukan sesuai kebutuhan. Beton harus
mempunyai kuat tekan sebesar yang disyaratkan (K-225).
a) Semen
Semen harus disediakan oleh kontraktor dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh
Direksi.Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan
penanganan kasar. Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan
dalam penyimpanan yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai ,
dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan
penyimpanan semen oleh kontraktor harus sesuai dengan persetujuan Direksi.
b) Batu Koral
Batu koral harus berkualitas baik, bersih, keras, padat, tidak tercampur batuan besar
dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang pohon, material organik, dan
kotoran-kotoran lain yang menurunkan kekuatan beton.
c) Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus
bersih, keras, padat, tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran
lempung, lanau dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
a) Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar hendaknya bersih dan
bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali,
garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat
beton, seperti miyak dan lemak.
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan cor beton bertulang antara lain Concrete
Mixer, vibrator concrete dan alat bantu lainnya.
Campuran Beton
Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan mutu K-225 dan bila
diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua dicampur sampai merata dengan
mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Sebelum mulai penyelidikan
campuran beton, Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan rencana kepada
Direksi untuk persetujuan rencana test beton, material yang dipakai, klasifikasi (mutu)
beton, macam-macam campuran beton, dan prosedur test harus diikutkan/dilampirkan.
Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam
keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya dan
harus mendapat persetujuan dari Direksi.Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus
diberi beton tahu dengan ukuran yang ditentukan sesuai selimut beton pada gambar
rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton
Pengecoran
Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum semua penulangan, dan pemasangan
sambungan dimasukkan pada acuan, diperiksa serta disetujui oleh Direksi. Pengecoran
beton tanpa sepengetahuan dan persetujuan Direksi akan diminta untuk dikeluarkan dan
dibongkar atas biaya kontraktor. Kecuali atas ijin Direksi, tidak boleh ada beton yang di
cor pada waktu hujan dan tidak boleh di cor pada aliran air. Adukan beton harus
secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar. Pengecoran dilakukan
secara terus menerus (kontinu/tanpa berhenti).
Adukan Beton yang sudah dicorkan pada tempat yang sudah ditentukan harus dipadatkan
dengan mesin pemadat (Vibrator Concrete) atau alat pemadat lainnya sesuai pemadatan
beton yang disetujui oleh direksi. Beton dianggap padat apabila gelembung udara dalam
campuran beton berkurang sesuai standar beton.
Pemadatan adukan beton menggunakan alat pemadat tidak diijinkan mengenai bekisting
dan besi tulangan terlalu lama, karena dapat mengurangi kualitas dan mutu beton.
Test Beton
Cara yang dipakai pada testing dari contoh beton, pembuatan, perawatan, baik
di lapangan atau di laboratorium harus mengikuti dengan standar yang berlaku,
seperti PBI 1971, ASTM C 172, ASTM C 31, ASTM C 192, ASTM C 39.
Periode Testing
Sebelum pembuatan kubus/silinder beton terlebih dahulu dilakukan uji slump tes yang
sesuai dengan standar yang berlaku. Test pada umur 7 hari dan 28 hari harus dibuat
pada kubus/ silinder beton berukuran (15 x 15 x 15 cm ) untuk setiap campuran, dengan
korelasi kekuatan antara 7 hari dan 28 hari harus dibuat di laboratorium.
o Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm.
o Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,2 dan +0,4
cm.
o Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
o Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
2.3.4 Bekisting
Pekerjaan ini mencakup semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan bekisting. Hal- hal yang
harus diperhatikan dalam pekerjaan ini antara lain :
Kontraktor harus menyerahkan daftar tenaga kerja dan peralatan minimal yang akan
digunakan untuk pekerjaan bekisting.
Bekisting harus dipasang pada pertemuan dari permukaan beton yang mendatar,
tegak dan pertemuan antara kedua permukaan harus rata.
Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku, kedap dan sesuai pada
tempatnya serta harus dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji,
gumpalan mortar kering, benda asing dan genangan air harus dibuang dari antara
bekisting. Bekisting harus berpermukaan baik dengan dilapisi minyak bekisting
(form oil) atau yang sejenis dan disetujui oleh Direksi. Minyak harus diberikan
sebelum penulangan diletakkan.
Bekisting yang dipakai lebih dari sekali harus dipelihara diperbaiki kondisinya dan
harus dibersihkan sebelum dipakai kembali. Bekisting untuk permukaan bagian luar
(exterior) pada dinding harus tetap bersih.
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu kayu bekisting, multiplek, dan minyak bekisting
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah paku, palu dan alat bantu lainnya.
2.3.5 Pembesian
Kecuali tertera pada gambar atau ditentukan Direksi, hook, bengkokan, pengelasan
selimut beton dan detail lainnya dari penulangan harus menurut pada PBI-71.
Bahan
Menggunakan besi beton dan kawat beton yang dimensi dan ukuran disesuaikan dengan
gambar atau menurut perintah Direksi.
Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain kunci pembengkok, gunting pemotong dan alat
bantu lainnya.
Pembengkokkan Tulangan
Pembengkokan baja tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkankeretakan, cacat- cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat
daftar pemotongan dan pembengkokan baja tulangan yang sebelumnya harus diserahkan
kepada direksi untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
Tulangan harus ditempatkaan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan
oleh Direksi.
Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar. Atas dasar persetujuan
Direksi, Kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan
ditambah ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau
ditambahkannya spasi dengan persetujuan Direksi, akan termasuk perhitungan
volume pembayaran penulangan.
Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan
akan diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang,
spasi, letak dan jumlah yang dipasang.
Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karat berat, kotoran, lemak atau
bahan asing yang menurut pendapat Direksi dapat mengganggu kekuatan beton.
Pekerjaan ini adalah untuk pekerjaan pondasi. Pekerjaan pondasi juga harus
memperhatikan kondisi tanah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini yaitu
:
Bahan
Peralatan
Bahan
2.3.7 Beton b0
Beton harus diperoleh dari campuran antara semen, pasir cor (Pasir Palu), batu koral, air
dan jika perlu ditambah additive atas persetujuan Direksi. Semua material tersebut
dicampur dengan baik dengan perbandingan tertentu, menggunakan alat penyampur
yang disetujui Direksi, dibawa kelokasi pengecoran. Sebelum melaksanakan pengecoran
kontraktor harus mengajukan jenis material yg akan dipakai sebagai bahan
pencampuran beton. Setelah mendapat persetujuan direksi, kontraktor bersama dengan
pengawas melakukan job mix/mix design di lab independen yang akan dipakai sebagai
dasar komposisi pencampuran beton tersebut.
f’c
fav = ----------------
1 – 0,883 V
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan beton B0 antara lain Concrete Mixer, ember,
kotak adukan, vibrator concrete dan alat bantu lainnya.
Pembentukan Tubuh Embung dikerjakan untuk perapian baik dengan menggunakan alat
(mengunakan excavator) dan secara manual (untuk area yang tidak terjangkau excavator)
agar struktur beton dapat terbentuk secara rapi.
Peralatan
2.3.9 Water
Pekerjaan water stop dikerjakan untuk mencegah rembesan atau kebocoran pada tubuh
embung. Water stop yang digunakan adalah water stop yang telah mendapat persetujuan
dari Direksi.
Bahan
Pekerjaan pengadaan minipile 20x20 dikerjakan untuk memperkuat struktur tubuh embung.
Sebelum pengadaan minipile 20x20 dilakukan, Kontraktor memberikan spek minipile
20x20 sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
Bahan
Peralatan
Peralatan yang digunakan yaitu drop hammer, tripot dan alat bantu.
2.3.12 Dewatering
Pekerjaan dewatering dikerjakan untuk membuang air di kolam bila sewaktu-waktu turun
hujan, agar tidak mengganggu/menghambat proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Dewatering dilakukan dengan menggunakan pompa dan memasangnya di titik yang telah
ditentukan.
Bahan
Peralatan
Peralatan yang digunakan yaitu pompa air dan alat bantu lainnya.
2.4.