Anda di halaman 1dari 20

Reguler

Ganjil 2019/2020

LAPORAN TUTORIAL
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
BEBAN KERJA MENTAL

Kelompok : A4 Tanggal Tutorial : 16 Oktober 2019


Nama / NIM : Muhammad Rafly Prianata Hari Tutorial : Rabu
Dikumpulkan : 22 Oktober 2019
(18522212)
Tanggal
Reza Muhammad Prasetyo
(18522342)
Safiella Citra Aishwvarya
(18522346)
Kelas : A
Kode Asisten : Sinta Nofita (E-127)
Yogyakarta, Oktober 2019
Kriteria Penilaian
Format Laporan :
Perhitungan :
Analisa dan
:
Pembahasan
Kesimpulan dan
:
Lampiran
TOTAL :

LABORATORIUM DESAIN KERJA DAN ERGONOMI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2019
BAB 4
BEBAN KERJA MENTAL
Reguler
Ganjil 2019/2020

4.1. Tujuan
Adapun tujuan dari tutorial beban kerja mental ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu memahami konsep dasar beban kerja, beban kerja mental, dan
pengukuran beban kerja mental.
2. Mampu melakukan pengukuran beban kerja mental.
3. Mampu menganalisis hasil pengukuran beban kerja mental secara subjektif
menggunakan metode NASA-TLX.
4. Mampu menginterpretasikan dan menyajikan skor perhitungan beban kerja
mental pada suatu pekerjaan.
5. Mampu memberikan rekomendasi berdasarkan hasil perhitungan dan
analisis beban kerja mental.
4.2. Tugas Tutorial
Pada pratikum beban kerja mental kali ini, kelompok kami melakukan pengambilan
data dari tiga orang operator dengan pekerjaan sama sebagai admin yang bekerja di
Jasa Pengiriman J&T Express CP Jakal. Pengambilan data dilakukan dengan
mengisi kuesioner dengan menggunakan metode NASA-TLX. Kuesioner terdiri
dari dua bagian, yaitu Perbandingan antar-Indikator dan Rating Indikator.
Kemudian, setelah kuesioner diisi oleh masing-masing operator, kami melakukan
perhitungan yang terdiri dari perhitungan nilai produk, perhitungan WWL, dan
perhitungan rata-rata WWL. Terakhir, kami melakukan interpretasi skor, kemudian
dari hasil skor itu kami menganalisis tingkat beban kerja mental yang dialami oleh
pekerja dan memberikan rekomendasi sesuai yang dibutuhkan masing-masing
pekerja.
4.3. Kajian Literatur
Tabel 1. Review Jurnal Internasional

No. Judul Metode Hasil Kesimpulan


1. Investigating NASA-TLX Menurut hasil Usaha dan beban
workload and & Samn- berdasarkan metode kerja mental
its Perelli NASA-TLX, usaha merupakan tanda
relationship dan beban kerja paling penting dari
Reguler
Ganjil 2019/2020

with fatigue mental merupakan beban kerja di


among train tanda paling penting antara pengemudi
drivers in dari beban kerja kereta. Dengan
Keshesh pengemudi kereta. memfokuskan dua
section of Tidak ada hubungan variabel ini dan
Iranian signifikan antara memakai program
Railway beban kerja dan manajemen
Company tingkat kelelahan kelelahan, kelelahan
[ CITATION sebelum dan beban kerja
Kaz12 \l keberangkatan dan dapat dikontrol dan
18441 ] setengah jam efisiensi dari
sebelum sampai di keseluruhan system
tempat tujuan. dapat ditingkatkan
Sementara itu, pada secara sesuai.
saat setengah jam
sebelum akhir shift
kerja secara statistik
mempunyai
hubungan yang
signifikan.
2. Single mission NASA-TLX Beban kerja global Faktor yang berbeda
workload and dinilai berada di menghasilkan
influencing rentang sedang. 263 peningkatan beban
factors in misi yang tercapai kerja yang
German berada di tingkat signifikan bagi
prehospital beban kerja sangat paramedis EMS
emergency rendah (<20/100) dan (Emergency
medicine – a 52 misi yang tercapai Medical Service).
nationwide berada di tingkat Improvisasi
prospective beban kerja sangat pelatihan untuk
survey of tinggi (>80/100). skenario medis
Reguler
Ganjil 2019/2020

1361 Tingkat keparahan tertentu, strategi


emergency kesulitan dari yang menghadapi
missions ditunjukan oleh skor peristiwa agresi dan
[ CITATION NACA, pelaksanaan peningkatan kualitas
Pro19 \l prosedur invasif, dalam logistik EMS
18441 ] pasien obesitas, dan harus diterapkan
insiden agresi untuk mengetahui
mengakibatkan kemungkinan efek
peningkatan positif pada beban
signifikan dalam kerja mereka,
beban kerja. Kerja kinerja EMS, dan
sama tim yang baik kesejahteraan
mengurangi beban paramedis.
kerja sebesar 2,18
poin tiap 1 poin pada
Weller-Teamwork
Measurement Tool.
3. Psycho- Auditory Hasil menunjukkan Peningkatan kinerja
physiological Feedback bahwa usaha mental ketika
assessment of only control yang lebih tinggi menggunakan tanda
a prosthetic (AF), dibutuhkan ketika pendengaran,
hand sensory Visual subjek hanya beserta penglihatan
feedback Feedback mengandalkan (umpan balik
system based only control penglihatannya, dan multimodal), bisa
on an (VF), bahwa usaha ini dikaitkan dengan
auditory Audiovisual tampak dikurangi pengurangan
display: a Feedback ketika umpan balik tuntutan perhatian
preliminary control pendengaran selama mengerjakan
study (AVF), & ditambahkan ke tugas, yang bisa
[ CITATION NASA- dalam interaksi dihubungkan
Gon12 \l 18441 TLX. antara manusia dan dengan
Reguler
Ganjil 2019/2020

] mesin (umpan balik ‘kemunculan’ visual


multimodal). atau mempertinggi
Selanjutnya, kinerja efeknya.
waktu yang lebih
baik dan genggaman
kinerja yang lebih
baik didapatkan di
dalam model
audiovisual.

Pada jurnal pertama berisi tentang pengukuran beban kerja mental menggunakan
pada pengemudi kereta di Keshesh. Pada jurnal kedua, berisi tentang analisis
beban kerja mental di sebuah pengobatan darurat pra-rumah sakit di Jerman
ketika menjalani sebuah misi dalam menghadapi peristiwa agresi. Pada jurnal
ketiga berisi tentang pengukuran psiko-fisiologis terhadap sistem umpan balik
sensor tangan palsu berdasarkan display pendengaran.
Dari ketiga jurnal di atas ini kami jadikan referensi sebagai bahan praktikum
juga analisis kami yang juga menggunakan metode NASA-TLX.
4.4. Input
4.4.1. Data Operator
Berikut data operator yang diperoleh saat melakukan pengambilan data.
Nama Operator 1 : Deny
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jenis Pekerjaan : Admin
Total Jam Kerja : 9 jam
Durasi Istirahat : 1 jam

Nama Operator 2 : Danang


Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Reguler
Ganjil 2019/2020

Jenis Pekerjaan : Admin


Total Jam Kerja : 8 jam
Durasi Istirahat : 1 jam

Nama Operator 3 : Heru P.


Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jenis Pekerjaan : Admin
Total Jam Kerja : 8 jam
Durasi Istirahat : 1 jam
4.4.2. Job Description
Job Description masing-masing pekerja berupa menginput setiap data yang
diperoleh ke dalam program komputer yang digunakan oleh jasa pengiriman
tempat mereka bekerja.
4.5. Output
4.5.1. Hasil
a. Tabel hasil pembobotan
Pada bagian ini, responden diminta untuk memilih salah satu dari dua indikator
yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap
pekerjaan tersebut. Kuesioner NASA-TLX yang diberikan berupa
perbandingan berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap
indikator yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tally menjadi bobot untuk
tiap indikator beban mental. Berikut tabel perbandingan indikator NASA-TLX
masing-masing operator.
Tabel 2. Perbandingan Antar-Indikator Operator 1

MD PD TD OP EF FR

MD MD MD MD MD FR

PD PD PD EF FR

TD TD TD FR
Reguler
Ganjil 2019/2020

OP OP FR

EF FR

FR

Tabel 3. Perbandingan Antar-Indikator Operator 2

MD PD TD OP EF FR

MD MD TD OP EF MD

PD TD OP EF PD

TD OP TD TD

OP EF OP

EF EF

FR

Tabel 4. Perbandingan Antar-Indikator Operator 3

MD PD TD OP EF FR

MD MD TD OP EF MD

PD TD OP EF PD

TD TD TD TD

OP EF OP

EF EF

FR

Kemudian, dilakukan rekapitulasi pada jumlah tally kuesioner yang telah diisi
oleh ketiga operator sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut.
Reguler
Ganjil 2019/2020

Tabel 5. Data Pembobotan Kuesioner

Indikator
Nama Operator Total
MD PD TD OP EF FR
Deny 4 2 2 1 1 5 15
Danang 2 1 4 4 4 0 15
Heru P. 2 1 5 3 4 0 15

b. Tabel hasil pemberian rating


Pemberian rating didapatkan dari lembar pengamatan yang telah diisi oleh
ketiga operator setelah selesai mengisi kuesioner BKM. Operator diminta untuk
memberikan rating terhadap indikator beban mental dan rating yang diberikan
bersifat subjektif sesuai dengan beban mental yang dirasakan oleh operator
terhadap masing-masing pekerjaannya. Hasil dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai
berikut.
Tabel 6. Data Hasil Rating

Indikator
Nama
MD PD TD OP EF FR
Deny 30 50 20 0 40 50
Danang 50 40 70 10 60 30
Heru P. 40 10 70 20 20 20

c. Tabel nilai produk


Nilai produk diperoleh dengan mengalikan rating dengan bobot faktor. Dengan
demikian, dihasilkan 6 produk untuk 6 indikator (MD, PD, TD, OP, EF, FR)
pada masing-masing tipe soal, hasilnya pada Tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Total Nilai Produk

Indikator
Nama
MD PD TD OP EF FR
Deny 120 100 40 0 40 250
Danang 100 40 280 40 240 0
Heru P. 80 10 350 60 80 0
Reguler
Ganjil 2019/2020

d. Tabel total Weighted Workload (WWL)


Weighted Workload diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk,
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut.
Tabel 8. Total Nilai Weighted Workload

Indikator Total
Nama
MD PD TD OP EF FR
Deny 120 100 40 0 40 250 550
Danang 100 40 280 40 240 0 700
Heru P. 80 10 350 60 80 0 580

e. Tabel rata-rata Weighted Workload (WWL)


Rata-rata Weighted Workload diperoleh dengan membagi WWL dengan jumlah
bobot total, yaitu 15. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut.
Tabel 9. Perhitungan Rata-rata Weighted Workload

Indikator Total
Nama
MD PD TD OP EF FR
Deny 8 6,67 2,67 0 2,67 16,67 36,67
Danang 6,67 2,67 18,67 2,67 16 0 46,67
Heru P. 5,33 0,67 23,33 4 5,33 0 38,67

f. Intepretasi Skor NASA-TLX


Dari total rata-rata WWL yang didapatkan kemudian dihubungkan dengan skor
NASA-TLX untuk menentukan golongan beban kerja masing-masing operator.
Tabel 10. Golongan Beban Kerja

Golongan Beban Kerja Nilai


Rendah 0-9
Sedang 10-29
Agak Tinggi 30-49
Tinggi 50-79
Sangat Tinggi 80-100

Sehingga hasil yang diperoleh pada perhitungan rata-rata WWL didapatkan


kategori untuk setiap operator pada tabel sebagai berikut.
Tabel 11. Kategori Penilaian Beban Kerja
Reguler
Ganjil 2019/2020

Nilai Beban
Objek Kategori
Kerja
Operator 1 36,67 Agak Tinggi
Operator 2 46,67 Agak Tinggi
Operator 3 38,67 Agak Tinggi

Pembobotan
6

0
MD PD TD OP EF FR

Deny Danang Heru P.

g. Grafik Perbandingan

Grafik 1. Grafik Perbandingan Pembobotan

Dapat dilihat pada grafik tersebut Deny memiliki indikator tertinggi di FR,
Danang di tiga indikator TD, OP, dan EF, serta Heru memiliki indikator tertinggi
di TD.
Reguler
Ganjil 2019/2020

Nilai Produk
400

350

300

250

200

150

100

50

0
MD PD TD OP EF FR

Deny Danang Heru P.

Grafik 2. Grafik Perbandingan Nilai Produk


Dapat dilihat pada grafik tersebut Deny memiliki rating indikator tertinggi di FR,
Danang di indikator TD, dan Heru juga memiliki indikator tertinggi di TD dengan
nilai yang lebih tinggi.

Rata-rata WWL
25

20

15

10

0
MD PD TD OP EF FR

Deny Danang Heru P.

h. Grafik Perbandingan WWL


Grafik 3. Perbandingan WWL
Reguler
Ganjil 2019/2020

Dapat dilihat pada grafik tersebut rata-rata WWL tertinggi dimiliki oleh Heru pada
indikator TD, kemudian Danang pada indikator TD, dan Deny pada indikator FR.
4.5.2. Analisis Operator 1
Pada operator pertama, di mana operator bekerja di suatu tempat jasa pengiriman.
Berdasarkan hasil pembobotan kuesioner, diperoleh hasil sebagai berikut.
MD =4 OP =1
PD =2 EF =1
TD =2 FR =5
Pada operator pertama dapat dilihat bahwa indikator yang dominan terdapat pada
indikator MD dan FR. Hal ini menunjukkan bahwa operator 1 saat bekerja
merasakan cukup tertekan mentalnya juga cenderung merasa frustrasi. Hal ini
dikarenakan operator 1 merasa pekerjaan yang dikerjakannya terkadang
mengundang rasa cemas akan keberhasilan operator, juga tuntutan waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pemberian rating oleh operator diisi bergantung pada beban mental yang dirasakan
oleh operator tersebut. Rating yang diberikan berkisar antara 0–100, di mana 0
untuk rating terendah dan 100 untuk rating tertinggi. Namun, untuk indikator
performansi terdapat perbedaan. Rating 0 dipilih jika operator merasa sangat puas
dengan hasil kerjanya dan rating 100 dipilih jika operator merasa sangat tidak puas
dengan hasil kerjanya. Berikut merupakan hasil rating yang dipilih oleh operator.
MD = 30 OP =0
PD = 50 EF = 40
TD = 20 FR = 50
Rating indikator paling tinggi yang diisi oleh operator adalah PD dan FR. Hal ini
menunjukkan bahwa saat bekerja sebagai admin di jasa pengiriman operator harus
memiiki usaha fisik yang besar untuk menyelesaikan pekerjaannya dan juga
haltersebut memicu tingginya tingkat frustration level yang diterima.
Perhitungan selanjutnya yaitu menghitung nilai produk, yaitu mengalikan bobot
faktor dengan skor rating. Setelah itu, hasil semua indikator dijumlahkan sehingga
didapatkan skor 550. Untuk mencari rata-rata skor akhir, jumlah produk dibagi
Reguler
Ganjil 2019/2020

dengan 15 (karena terdapat 15 indikator pembanding). Didapatkan hasil skor akhir


adalah 36,67. Hasil ini dapat diklasifikasikan ke dalam skor NASA-TLX yaitu
“agak tinggi” karena berada dalam rentang 30–49.

4.5.3. Analisis Operator 2


Pada operator kedua, di mana operator bekerja di suatu tempat jasa pengiriman.
Berdasarkan hasil pembobotan kuesioner, diperoleh hasil sebagai berikut.
MD =2 OP =4
PD =1 EF =4
TD =4 FR =0
Pada operator kedua dapat dilihat bahwa indikator yang dominan terdapat pada
indikator OP dan EF. Hal ini menunjukkan bahwa operator 2 saat bekerja merasa
cenderung fokus untuk memberikan performa yang terbaik atau maksimal dengan
menggeluarkan usaha yang cukup besar untuk mencapai hasil pekerjaan yang
memuaskan. Terbukti dengan seimbangnya hasil performa dan usaha yang
dikeluarkan yaitu dengan poin 4. Tuntutan akan waktu juga merasa dibebankan
kepada operator 2. Hal ini dikarenakan dalam menginput setiap data yang masuk
diperlukan ketelitian sehingga operator dituntut untuk mengeluarkan kinerja
maksimal disertai usaha yang maksimal, ketika di satu sisi waktu yang diberikan
terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pemberian rating oleh operator diisi bergantung pada beban mental yang dirasakan
oleh operator tersebut. Rating yang diberikan berkisar antara 0–100, di mana 0
untuk rating terendah dan 100 untuk rating tertinggi. Namun, untuk indikator
performansi terdapat perbedaan. Rating 0 dipilih jika operator merasa sangat puas
dengan hasil kerjanya dan rating 100 dipilih jika operator merasa sangat tidak puas
dengan hasil kerjanya. Berikut ini hasil rating yang dipilih oleh operator 2.
MD = 50 OP = 10
PD = 40 EF = 60
TD = 70 FR = 30
Reguler
Ganjil 2019/2020

Rating indikator paling tinggi yang diisi oleh operator adalah TD. Hal ini
menunjukkan bahwa saat bekerja sebagai admin di jasa pengiriman operator
merasa cukup tertekan karena waktu bekerja yang cukup besar atau waktu yang
terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan admin tersebut.
Perhitungan selanjutnya yaitu menghitung nilai produk, yaitu mengalikan bobot
faktor dengan skor rating. Setelah itu, hasil semua indikator dijumlahkan sehingga
didapatkan skor 700. Untuk mencari rata-rata skor akhir, jumlah produk dibagi
dengan 15 (karena terdapat 15 indikator pembanding). Didapatkan hasil skor akhir
adalah 46,67. Hasil ini dapat diklasifikasikan ke dalam skor NASA-TLX yaitu
“agak tinggi” karena berada dalam rentang 30–49.
4.5.4. Analisis Operator 3
Pada operator ketiga, di mana operator bekerja di suatu tempat jasa pengiriman.
Berdasarkan hasil pembobotan kuesioner, diperoleh hasil sebagai berikut.
MD =2 OP =3
PD =1 EF =4
TD =5 FR =0
Pada operator ketiga dapat dilihat bahwa indikator yang dominan terdapat pada
indikator TD. Hal ini menunjukkan bahwa operator 3 saat bekerja merasa tertekan
dikarenakan waktu pekerjaan yang tinggi sehingga mengharuskan pekerja bekerja
dengan waktu yang lama untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal, atau
bisa jadi karena terbatasnya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pemberian rating oleh operator diisi bergantung pada beban mental yang dirasakan
oleh operator tersebut. Rating yang diberikan berkisar antara 0–100, di mana 0
untuk rating terendah dan 100 untuk rating tertinggi. Namun, untuk indikator
performansi terdapat perbedaan. Rating 0 dipilih jika operator merasa sangat puas
dengan hasil kerjanya dan rating 100 dipilih jika operator merasa sangat tidak puas
dengan hasil kerjanya. Berikut merupakan hasil rating yang dipilih operator 3.
MD = 40 OP = 20
PD = 10 EF = 20
TD = 70 FR = 20
Reguler
Ganjil 2019/2020

Rating indikator paling tinggi yang diisi oleh operator adalah TD. Hal ini
menunjukkan bahwa saat bekerja sebagai admin di jasa pengiriman operator
merasakan tekanan dalam bekerja yang terkait dengan waktu yang diberikan.
Kemungkinan penyebabnya ada dua, terlalu lama waktu yang diberikan sehingga
operator merasa jenuh dan lelah atau terbatasnya waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan sehingga operator harus mengeluarkan tenaga berlebih dalam
menyelesaikan pekerjaannnya.
Perhitungan selanjutnya yaitu menghitung nilai produk, yaitu mengalikan bobot
faktor dengan skor rating. Setelah itu, hasil semua indikator dijumlahkan sehingga
didapatkan skor 580. Untuk mencari rata-rata skor akhir, jumlah produk dibagi
dengan 15 (karena terdapat 15 indikator pembanding). Didapatkan hasil skor akhir
adalah 38,67. Hasil ini dapat diklasifikasikan kedalam skor NASA-TLX yaitu
“agak tinggi” karena berada dalam rentang 30–49.
4.5.5. Analisis Keseluruhan
Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dapat diketahui bahwa indikator dominan
yang terdapat pada operator 1 adalah FR, operator 2 adalah TD, dan operator 3
juga TD. Beban kerja mental operator 1, operator 2, dan operator 3 semuanya
termasuk dalam kategori “Agak Tinggi” karena skor menurut uji menggunakan
metode NASA-TLX sebesar 36,67 ,46,67 dan 38,67. Artinya beban kerja mental
yang diterima atau dialami semua operator masih tidak terlalu berbahaya. Hanya
saja dari data yang sudah didapat ada peningkatan skor yang tinggi pada indikator
Temporal Demand. Ada kemungkinan bagi pekerja waktu yang diberikan masih
cukup tinggi atau sedikitnya jam istirahat yang diberikan.
4.5.6. Rekomendasi
Dari hasil perhitungan dan analisis data di atas, maka rekomendasi atau perbaikan-
perbaikan pekerjaan yang dapat diberikan:
a. Perbaikan berupa penambahan jam istirahat atau menyeimbangkan antara jam
kerja dan jam istirahat pada pekerjaan tersebut. Hal ini bertujuan agar
Temporal Demand tidak menjadi beban saat operator sedang bekerja.
b. Perbaikan berupa penyesuaian beban kerja dengan kemampuan dan kapasitas
kerja operator-operator tersebut, seperti adanya fasilitas hiburan atau ice
Reguler
Ganjil 2019/2020

breaking, juga membuat shift kerja. Hal ini bertujuan agar indikator Mental
Demand yang mereka terima tidak terlalu besar mengingat pekerjaan seperti
operator-operator memerlukan konsentrasi yang besar dalam menjalankan
pekerjaannya di jasa pengiriman. Selain itu, indikator Effort operator juga akan
menurun. Semakin sesuai beban kerja dengan kemampuan dan kapasitas kerja,
maka operator-operator akan merasa senang dalam menjalani pekerjaannya dan
tidak begitu merasa terbebani. Hal ini bertujuan juga untuk menghindari adanya
beban kerja yang berlebihan.
4.6. Kesimpulan
1. Beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk
memenuhi ‘permintaan’ dari pekerjaan tersebut. Beban kerja mental merupakan
selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan kapasitas maksimum
beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi. Pengukuran beban kerja
mental dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran secara objektif dan
subjektif.
2. Pengukuran beban kerja mental pada praktikum ini dilakukan secara subjektif
menggunakan metode NASA-TLX dengan memberikan kuesioner NASA-TLX
untuk diisi oleh 3 orang operator dengan jenis pekerjaan sama di sebuah jasa
pengiriman.
3. Indikator dominan yang dibebankan oleh operator 1 adalah FR, sedangkan
operator 2 adalah TD (OP dan EF juga seimbang), dan operator 3 juga TD. Hal
ini berarti bahwa operator satu cenderung merasa cemas atau frustrasi ketika
bekerja, sementara operator 2 dan 3 merasa tertekan dengan waktu yang
diberikan untuk bekerja.
4. Ketiga operator jasa pengiriman tersebut memiliki kategori beban kerja mental
‘agak tinggi’. Hal ini bisa dikatakan masih dalam kategori yang tidak berbahaya.
5. Rekomendasi yang diberikan untuk ketiga operator adalah penambahan waktu
istirahat atau penyesuaian durasi kerja, dan memberikan fasilitas hiburan atau ice
breaking kepada pekerja.
5.1.
Reguler
Ganjil 2019/2020

DAFTAR PUSTAKA
Gonzalez, J. d. (2012). Psycho-physiological assessment of a prosthetic hand
sensory feedback system based on an auditory display: a preliminary study. Journal of
NeuroEngineering and Rehabilitation, 1-14.

Kazemi, Z. d. (2012). Investigating workload and its relationship with fatigue


among train drivers in Keshesh section of Iranian Railway Company. JHSW, 1-8.

Prottengeier, J. d. (2019). Single mission workload and influencing factors in


German prehospital emergency medicine - a nationwide prospective survey of 1361
emergency missions. Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency
Medicine, 1-8.
Reguler
Ganjil 2019/2020

LAMPIRAN

Gambar 1. Operator 1

Gambar 2. Operator 2
Reguler
Ganjil 2019/2020

Gambar 3. Operator 3

Gambar 4. Lembar Pengamatan BKM 1


Reguler
Ganjil 2019/2020

Gambar 5. Lembar Pengamatan BKM 2

Gambar 6. Lembar Pengamatan BKM 3

Anda mungkin juga menyukai