Anda di halaman 1dari 9

HEMATOLOGI

HEMOGLOBIN

DISUSUN OLEH :

KHUSNUL KHOTIMAH
RIRIN AGUSTIANI PAKAYA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TAHUN AJARAN 2020 / 2021


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hemoglobin atau Hb adalah protein yang berada di dalam sel darah merah. Protein inilah
yang membuat darah berwarna merah. Dalam kadar yang normal, hemoglobin memiliki banyak
fungsi bagi tubuh. Oleh karena itu, kadar normal hemoglobin perlu selalu dijaga.

Selain memberi warna, hemoglobin juga berfungsi membantu sel darah merah
mendapatkan bentuk alaminya, yaitu bulat dengan bagian tengahnya lebih pipih. Dengan
bentuk seperti ini, sel darah merah dapat dengan mudah bergerak dan mengalir di dalam
pembuluh darah.

Latihan dan aktivitas fisik manusia sangat mempengaruhi kadar hemoglobin dalam
darah. Pada individu yang secara rutin berolahraga kadar hemoglobinnya akan sedikit naik. Hal
ini disebabkan karena jaringan atau sel akan lebih banyak membutuhkan O2 (oksigen) ketika
melakukan aktivitas (Bahri dkk., 2009) dalam Mirza Juanda (2013).
Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen
hem yang mengandung zat besi. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya
akan zat besi dalam sel darah merah, dan oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan
(Tambayong, 2001) dalam Asmitra Sembiring, Masitta Tanjung, dan Emita Sabri (2012).
Hemoglobin merupakan salah satu bagian dari darah dan hemoglobin memiliki peranan penting
dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit) pada seseorang adalah makanan, usia, jenis kelamin,
aktivitas, merokok, dan penyakit yang menyertainya seperti leukemia, thalasemia, dan
tuberkulosi. Makanan merupakan zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan
yang dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya hemoglobin yaitu Fe (zat besi) dan
protein. Jenis kelamin perempuan lebih mudah mengalami penurunan dari pada laki-laki,
terutama pada saat menstruasi (Curtale et al., 2000) dalam Mirza Juanda (2013).

2
Faktor pendorong penyerapan zat besi non hem dibantu oleh asam askorbat (Vitamin C).
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi ini hingga empat kali lipat (Wirakusumah,
Dwi Aries Saputro / Journal of Sport Sciences and Fitness 4 (3) (2015) 34 1998). Menurut
Patimah (2007) bahwa zat besi merupakan prekursor yang sangat diperlukan dalam pembentukan
hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit). selain itu vitamin C merupakan salah satu antioksidan
dari luar yang dibutuhkan oleh tubuh.. Tambahan pemasukan vitamin C secara oral diterangai
dapat memberikan keuntungan potensial dengan cara mengurangi kerusakan yang disebabkan
oleh radikal bebas dalam jaringan (Khassaf et al., 2003)

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HEMOGLOBIN

Sel darah merah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam
cairan yang disebut plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem
imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Masing-masing
morfologisel mempunyai ukuran (diameter). Darah terdiri dari sel darah dan plasma. Dalam
sel darah terdiri dari hemoglobin, eritrosit, hematokrit (PCV), retikulosit, laju endap darah,
trombosit, lekosit dan hitung jenisnya dan hapusan darah tepi. Hemoglobin terdiri dari kata
"haem" dan kata "globin", dimana haem adalah Fe dan protoporfirin adalah mitokondria,
globin adalah rantai asam amino (1 pasang rantai α dan 1 pasang non α).
Hemoglobin adalah protein globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai
polipeptida (rantai asam amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta [4]. Masing-masing
rantai tersebut terbuat sadri 141-146 asam amino. Struktur setiap rantai polipeptida yang tiga
dimensi dibentuk dari delapan heliks bergantian dengan tujuh segmen non heliks. Setiap
rantai mengandung grup prostetik yang dikenal sebagai heme, yang bertanggug jawab pada
warna merah pada darah. Molekul heme mengandung cincin porphirin. Pada tengahnya, atom
besi bivalen dikoordinasikan. Molekul heme ini dapat secara reversible dikombinasikan
dengan satu molekul oksigen atau karbon dioksida. Hemoglobin mengikat empat molekul
oksigen per tetramer (satu per subunit heme), dan kurva saturasi oksigen memiliki bentuk
sigmoid [5].
Sarana yang menyebabkan oksigen terikat pada hemoglobin adalah jika juga sudah
terdapat molekul oksigen lain pada tetramer yang sama. Jika oksigen sudah ada, pengikatan
oksigen berikutnya akan berlangsung lebih mudah. Dengan demikian, hemoglobin
memperlihatkan kinetika pengikatan komparatif, suatu sifat yang memungkinkan hemoglobin
mengikat oksigen dalam jumlah semaksimal mungkin pada organrespirasi dan memberikan
oksigen dalam jumlah semaksimal mungkin pada partial oksigen jaringan perifer.

4
Struktur tetramer hemoglobin yang umum dijumpai adalah sebagai berikut: HbA
(hemoglobin dewasa normal) = α2β2, HbF (hemoglobin janin) = α2γ2, HbS (hemoglobin sel
sabit) = α2S2 dan HbA2 (hemoglobin dewasa minor) = α2δ2. Disamping mengangkut
oksigen dari paru ke jaringan perifer, hemoglobin memperlancar pengangkutan karbon
dioksida (CO2) dari jaringan ke dalam paru untuk dihembuskan ke luar. hemoglobin dapat
langsung mengikat CO2 jika oksigen dilepaskan dan sekitar 15% CO2 yang dibawa di dalam
darah diangkut langsung pada molekul hemoglobin. C02 bereaksi dengan gugus αamino
terminal amino dari hemoglobin, membentuk karbamat dan melepas proton yang turut
menimbulkan efek Bohr
[6]. Hemoglobin mengikat 2 proton untuk setiap kehilangan 4 molekul oksigen dan dengan
demikian turut memberikan pengaruh yang berarti pada kemampuan pendaparan darah.
Dalam paru, proses tersebut berlangsung terbalik yaitu seiring oksigen berikatan dengan
hemoglobin yang berada dalam keadaan tanpa oksigen (deoksigenasi), proton dilepas dan
bergabung dengan bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. dengan bantuan enzim
karbonik anhidrase, asam karbonat membentuk gas CO2 yang kemudian dihembuskan keluar
[7]. Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui
dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal, berarti kekurangan darah.
Nilai normal untuk wanita dewasa 12=14 gr/dl, sedangkan lakilaki dewasa 14-16 gr/dl.
Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen
hem yang mengandung zat besi. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya
akan zat besi dalam sel darah merah, dan oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan
(Tambayong, 2001) dalam Asmitra Sembiring, Masitta Tanjung, dan Emita Sabri (2012).
Hemoglobin merupakan salah satu bagian dari darah dan hemoglobin memiliki peranan
penting dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit) pada seseorang adalah makanan, usia, jenis
kelamin, aktivitas, merokok, dan penyakit yang menyertainya seperti leukemia, thalasemia,
dan tuberkulosi.
Ketika kondisi hemoglobin seseorang lebih tinggi atau lebih rendah daripada jumlah
normal, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan. Berikut ini adalah beberapa
penyebab dan gejala kelainan pada hemoglobin:
Kadar hemoglobin rendah menandakan tubuh mengalami anemia. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kehilangan darah, gangguan fungsi ginjal dan
sumsum tulang, paparan radiasi, atau kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, dan
vitamin B12.

5
Ketika hemoglobin tidak dapat berfungsi dengan baik, tubuh akan mengalami
beberapa gejala berupa lemas dan cepat lelah, sakit kepala dan pusing, kulit terlihat
pucat, dada berdebar, serta sesak napas. Hemoglobin yang rendah bisa diatasi dengan
cara mengatasi penyebab yang mendasarinya. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah
dan fungsi hemoglobin, orang yang mengalami kekurangan Hb juga dapat
mengonsumsi obat penambah darah atau makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan
vitamin B12, seperti daging, ikan, telur, dan sayuran.

2.2 SINTESIS HEMOGLOBIN


Sintesis hemoglobin merupakan proses biokimia yang melibatkan beberapa zat gizi
atau senyawa-antara. Proses sintesis ini terkait dengan sintesis heme dan protein
globin (Maylina, 2010).
Sel-sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel
sampai sekitar 34 g/dL sel. 
Sintesis hemoglobin membutuhkan produksi terkoordinasi heme dan globin.
Heme adalahkelompok prostetik yang memediasi pengikatan reversibel oksigen oleh
hemoglobin. Globinadalah protein yang mengelilingi dan melindungi molekul heme.
Heme disintesis dalam serangkaian langkah yang melibatkan kompleks enzim
dalammitokondria dan dalam sitosol sel (Gambar 1). Langkah pertama dalam sintesis
heme terjadidalam mitokondria, dengan suksinil KoA kondensasi dan glisin oleh
ALA sintase untukmembentuk 5-aminolevulic acid (ALA). Molekul ini diangkut ke
sitosol mana serangkaianreaksi menghasilkan struktur cincin yang disebut
coproporphyrinogen III. Molekul inikembali ke mitokondria di mana reaksi Selain
menghasilkan protoporhyrin IX.Para ferrochelatase enzim memasukkan besi ke
dalam struktur cincin protoporfirin IX untuk memproduksiheme. Gila produksi heme
menghasilkan berbagai anemi. Kekurangan zat besi,menyebabkan dunia yang paling
umumanemia, mengganggu sintesis hemesehingga menghasilkan anemia.Sejumlah
obat dan racun secara langsungmenghambat produksi heme denganmengganggu
enzim yang terlibat dalam biosintesis heme. Timbal umumnyamenghasilkan anemia
yang substansialoleh sintesis heme menghambat,terutama pada anak.

6
Sintesis globin
Dua rantai globin yang berbeda (masing-masing dengan molekul heme
individu) bergabung untuk membentukhemoglobin. Salah satu rantai alfaditunjuk. Rantai
kedua disebut "non-alpha". Dengan pengecualian dariminggu-minggu pertama
dariembriogenesis, salah satu rantai globinalpha selalu. Sejumlah variabelmempengaruhi
sifat rantai non-alphadalam molekul hemoglobin. Janinmemiliki rantai non-alpha yang
berbedadisebut gamma. Setelah lahir, sebuahrantai globin alpha non-berbeda,
yangdisebut beta, pasangan dengan rantaialpha. Kombinasi dari dua rantai alfa dandua
non-alpha menghasilkan rantai molekul hemoglobin lengkap (total empat rantai
permolekul).
 

Biosintesis Heme
Para sythesis heme adalah proses kompleks yangmelibatkan beberapa langkah enzimatik.
Proses inidimulai di mitokondria dengan kondensasi darisuksinil-CoA dan glisin untuk
membentuk 5-aminolevulinic asam. Serangkaian langkah-langkah dalam sitoplasma
menghasilkancoproporphrynogen III, yang kembali memasukimitokondria. Langkah-langkah
enzimatik akhirmemproduksi heme.

7
2.3 FUNGSI HEMOGLOBIN

1. Mendeteksi adanya penyakit yang memengaruhi tingkat Hb dalam tubuh.


Contohnya, kadar Hb rendah bisa menandakan seseorang memiliki anemia atau
kelainan darah lain.
2. Mengetahui bagaimana kesehatan pasien dengan masalah pada Hb tubuh.
Misalnya, pasien dengan anemia kondisinya stabil karena kadar Hb-nya
meningkat atau normal.
3. Membantu membuat keputusan tentang transfusi darah atau perawatan lain untuk
mengatasi anemia parah. 
4. Menentukan kelayakan darah untuk didonor. 

2.4 JENIS HEMOGLOBIN

Tipehemoglobin normal yang paling umum:

1. Hemoglobin A, jenis hemoglobin paling umum yang ada di tubuh orang dewasa
sehat.
2. Hemoglobin F atau hemoglobin fetal, jenis yang ditemukan pada janin dan bayi
baru lahir. Hemoglobin F akan segera terganti oleh hemoglobin A setelah bayi
lahir.
a. Apabila kadar hemoglobin A atau F terlalu tinggi atau rendah, kondisi ini
dapat menandakan adanya anemia jenis tertentu.
b. Sementara itu, terdapat pula ratusan tipe hemoglobin yang abnormal atau
bermasalah, seperti:

3. Hemoglobin S, tipe yang umum ditemukan pada penyakit anemia sel sabit.
4. Hemoglobin C, tipe ini tidak dapat membawa oksigen di dalam sel darah merah
dengan baik dan umum ditemukan pada anemia tingkat ringan.
5. Hemoglobin E, tipe yang umum ditemukan pada orang-orang keturunan Asia
Tenggara, dan disertai dengan gejala-gejala anemia ringan atau tidak bergejala
sama sekali.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

- Sel darah merah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan
yang disebut plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit
- Sintesis hemoglobin merupakan proses biokimia yang melibatkan beberapa zat
gizi atau senyawa-antara. Proses sintesis ini terkait dengan sintesis heme dan
protein globin (Maylina, 2010).

3.2 SARAN
Masukan dan saran kami persilahkan.

Anda mungkin juga menyukai