RANGKUMAN PERAN MAHASISWA DAN HIMA DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
A. Peranan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi
Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia. Korupsi merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan dan kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan dan tatanan sosial masyarakat. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan Internasional. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change). Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yag mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan (KementerianPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013): a. Mampu menjadi agen perubahan b. Mampu menyuarakan kepentingan rakyat c. Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan d. Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga), lembaga-lembaga negara dan penegak hukum. B. Perlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi 1. Di Lingkungan Keluarga Kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang dapat diamati oleh mahasiswa, contohnya: a) Menghargai kejujuran dalam kehidupan b) Penerapan nilai-nilai religius di lingkungan terdekat, termasuk dalam aktivitas ibadah; c) Pemberian bantuan tanpa pamrih dan atas kesadaran sendiri; d) Berani mempertanggung jawabkan perilakunya; e) Mempunyai komitmen tinggi termasuk mentaati aturan; f) Berani mengatakan yang benar dan jujur. 2. Di Lingkungan Kampus Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi di lingkungan kampus dapat dibagi menjadi dua wilayah, yaitu untuk wilayah individu dan wilayah kelompok mahasiswa. Dalam wilayah individu seyogyanya mahasiswa menyadari perilakunya agar tidak terjerembab pada praktik yang menyuburkan benih-benih korupsi. Contohnya, menitipkan presensi kehadiran kepada teman untuk mengelabuhi dosen. Dalam wilayah kelompok, mahasiswa dapat saling mengingatkan apa yang terjadi di sekelilingnya terkait perilaku yang menjurus korup. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus yaitu : Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi Membuat kajian akademis 3. Di Masyarakat Sekitar Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan nilai-nilai antikorupsi di masyarakat sekitar. Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat di lingkungannya, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem yaitu memantau, melakukan kajian dan penelitian terhadap layanan publik. 4. Di Tingkat Lokal dan Nasional Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi bertujuan mencegah terjadinya perilaku korup dan berkembangnya budaya korupsi di tengah masyarakat. Dalam gerakan antikorupsi ini mahasiswa dapat menjadi pemimpin (leader), baik di tingkat lokal maupun nasional serta memiliki kesempatan untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dimulai dari lingkungan kampus yaitu dengan menyosialisasikan nilai-nilai antikorupsi, kemudian menyosialisasikan ke luar lingkungan kampus atau perguruan tinggi lainnya dengan dukungan BEM. Mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi internet dan media sosial dengan mengadakan situs opini antikorupsi atau menciptakan komunitas-komunitas antikorupsi di dunia maya. C. Peran Organisasi Mahasiswa dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Ada beberapa cara yang dapat dilakukan mahasiswa dan lembaga mahasiswa dalam upayanya memerangi korupsi, baik melalui cara-cara yang reformatif dan cara-cara yang lebih radikal, yaitu: 1) Mahasiswa harus sadar akan fungsinya sebagai social control, agent of change, iron stock, guardian of value, dan moral force. Pengenalan dan penanaman fungsi mahasiswa ini dapat ditanamkan mulai ketika mahasiswa tersebut masuk ke dunia perkuliahan melalui masa orientasi mahasiswa, yang seharusnya bersifat lebih substansial dan tidak hanya bersifat seremonial. Penanaman hal-hal normatif seperti inilah yang akan menjadi akar dan pondasi yang kuat bagi mahasiswa baru untuk memiliki budaya anti korupsi. Setelah memahami fungsinya, mahasiswa diharapkan akan memiliki suatu idealism boom atau ledakan idealisme dalam dirinya sehingga dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut secara lebih konkrit. 2) Mahasiswa harus menyadari bahwa mereka adalah stakeholder terbesar dalam kehidupan kampus. Dengan sadarnya mahasiswa akan hal tersebut mereka harus diarahkan untuk tidak tunduk diam terhadap berbagai penindasan dan ketidakadilan yang ada, dimulai dari lingkungan kampus. Mahasiswa harus diarahkan agar berani mengkritisi jikalau ada kebijakan kampus yang dianggap merugikan. Mahasiswa harus menuntut pejabat kampus untuk melakukan transparansi keuangan kampus, berani melakukan analisis terhadapnya dan melakukan kajian terhadap hal tersebut. Hal ini menjadikan mahasiswa bersikap antipati terhadap perilaku korupsi. 3) Mahasiswa harus sadar akan isu sosial-politik-ekonomi yang terjadi pada tingkat nasional. Edukasi dan pengkajian terhadap hal ini menjadikan mahasiswa dapat memandang lebih jauh dan visioner terhadap realita yang terjadi di luar lingkungan kampus yaitu pada bangsanya sendiri yang di mana mahasiswa diharapkan menjadi semacam pahlawan bagi mereka, baik melalui perlawanan langsung seperti advokasi dan aksi ataupun secara tidak langsung dengan edukasi. D. Peran HIMA dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam upaya transformasinya untuk terbebas dari budaya korupsi, HIMA harus memiliki tata kelola yang baik terlebih dahulu dengan menekankan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, serta kesetaraan dan kewajaran. HIMA harus memiliki keterbukaan informasi baik dalam pengambilan keputusan, penggunaan anggaran organisasi, dan sebagainya, dengan adanya transparansi tersebut organisasi akan terhindar dari benturan kepentingan yang merupakan bibit budaya korupsi. HIMA juga harus memiliki kejelasan fungsi, struktur, sistem serta pertanggungjawaban, sehingga organisasi akan bersifat akuntabel. Selain itu, HIMA bersifat independen dan dikelola secara profesional tanpa tekanan dari pihak manapun termasuk pihak kampus seperti rektorat. Organisasi harus dapat bergerak atas kemauan dan definisi kebaikannya sendiri menurut mahasiswa, bukan menurut pihak kampus. Kemudian organisasi juga harus berlaku secara setara dan wajar atau adil dalam memenuhi hak- hak stakeholder organisasi tersebut termasuk terhadap pengurus, anggota, dan masyarakat yang dipimpin organisasi tersebut. HIMA dapat berperan nyata melalui edukasi dan kampanye, yang merupakan salah satu strategi pemberantasan korupsi yang sifatnya represif. Prinsip-prinsip antikorupsi harus mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam progam-program kegiatan HIMA, misalnya:
Dengan membuat kegiatan kemahasiswaan dengan mengindahkan aturan yang
berlaku di kampus dan dijalankan sesuai dengan aturan (setiap kegiatan ada laporannya dan dilakukan evaluasi). Dengan demikian, integritas atau kesesuaian antara aturan dengan pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa dapat semakin ditingkatkan Mengelola keuangan dan memberikan laporan keuangan yang jelas. Demikian pula, ketua HIMA dan anggota harus peduli dan melakukan kontrol terhadap kinerja bendahara Ketua pelaksana HIMA membuat kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan.