Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATERI HUKUM LINGKUNGAN

TENTANG
PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP
Created By: Frency Siska

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, setiap usaha dan/atau kegiatan baik yang
dilakukan oleh perseorangan, badan usaha, maupun pemerintah, wajib melakukan Pengelolaan
lingkungan hidup yang dimulai dari tahap perencanaan, tahap pemanfaatan, tahap pengendalian,
dan tahap pemeliharaan lingkungan hidup. Untuk mengetahui bahwa suatu kegiatan dan/atau
usaha, telah mematuhi atau melakukan pelanggaran dalam rangka melaksanakan perencanaan
lingkungan hidup, pemanfaatan lingkungan hidup, pengendalian lingkungan hidup, dan
pemeliharaan lingkungan hidup, harus dilakukan pengawasan. Pengawasan lingkungan hidup
adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
dan/atau Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah untuk mengetahui, memastikan, dan
menetapkan tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang
ditetapkan dalam izin lingkungan dan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup (Pasal 1 angka 4 PermenLH tentang Pedoman Penerapan Sanksi
Administatif LH).
Pasal 75 UUPPLH yang menyebutkan Menteri, Gubernur, Bupati, atau Walikota, sesuai
dengan kewenangannya, wajib melaksanakan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kewenangan yang dimaksud, yaitu
kewenangan masing-masing Menteri, Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda).
Pada Lampiran UU Pemda terdapat matriks mengenai pembagian urusan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pembagian urusan di bidang lingkungan hidup, dikategorikan menjadi 11 (sebelas) sub bidang
urusan yaitu:
1. Perencanaan Lingkungan Hidup;
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup;
4. Keanekaragaman Hayati (Kehati);
5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah
B3);
6. Pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (PPLH);
7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang
terkait dengan PPLH;
8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat;
9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat;
10. Pengaduan Lingkungan Hidup; dan
11. Persampahan.
Khususnya berkaitan pengawasan lingkungan hidup, berdasarkan kategori sub bidang di
atas, sub bidang nomor 6 yaitu pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengawasan lingkungan hidup yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat yaitu pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin
lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. Pengawasan lingkungan hidup
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Provinsi yaitu pengawasan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
(PPLH) diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi. Sementara Pengawasan lingkungan hidup
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota yaitu pengawasan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Dalam UUPPLH, jenis perizinan yang diatur hanya izin lingkugan saja, sementara izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak disebutkan dalam UUPPLH, melainkan
disebutkan dalam UU Pemda. Namun demikian, dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif di Bidang Lingkungan
Hidup (PermenLH tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif LH), disebutkan dalam
Pasal 3 ayat (1) bahwa Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan Sanksi Administratif
kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam Pengawasan ditemukan
pelanggaran terhadap izn lingkungan, izin PPLH, dan/atau Peraturan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 1 angka 3 Permen LH
tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif LH, didefinisikan izn PPLH adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan pengelolaan air limbah,
emisi, udara, limbah bahan berbahaya dan beracun, bahan berbahaya dan beracun dan/atau
gangguan yang berdampak pada lingkungan hidup dan/atau kesehatan manusia.
Menteri, gubernur, bupati/walikota dalam menjalankan kewenangannya melakukan
pengawasan lingkungan hidup, menurut Pasal 71 ayat (2) UUPPLH, dapat mendelegasikan
kewenangan tersebut kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selanjutnya dalam Pasal 71 ayat (3) UUPPLH
disebutkan untuk melaksanakan pengawasan, menteri, gubernur, atau bupati/walikota,
menetapkan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (Pejabat PLH) yang merupakan pejabat
fungsional.Pejabat PLH tersebut mempunyai wewenang:
a. melakukan pemantauan;
b. meminta keterangan;
c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan;
d. memasuki tempat tertentu;
e. memotret;
f. membuat rekaman audio visual;
g. mengambil sampel;
h. memeriksa peralatan;
i. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau
j. menghentikan pelanggaran tertentu
Dalam melaksanakan tugasnya, menurut Pasal 74 ayat (2) UUPPLH, pejabat pengawas
lingkungan hidup dapat melakukan koordinasi dengan pejabat penyidik pegawai negeri sipil
(Pejabat PPNS). Dalam melakukan tugas pengawasan, penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan dilarang mengahalangi pelaksanaan tugas dari Pejabat PLH. Apabila terdapat
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, atau pihak manapun dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan pelaksanaan tugas Pejabat PLH dan/atau Pejabat PPNS,
menurut UUPPLH, akan dikenakan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dalam PermenLH tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif LH disebutkan
bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat PLH dan/atau Pejabat PLHD terhadap izin
lingkungan, izin PPLH, dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang PPLH, dilaksanakan
berdasarkan Laporan pelaksanaan izin lingkungan dan/atau izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup; dan/atau pengaduan masyarakat. Pada akhirnya tujuan yang diharapkan
dilakukannya pengawasan lingkungan hidup yaitu:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan dibidang pengendalian pencemaran dan /atau kerusakan lingkungan hidup.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan kewajiban dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan dan atau
persyaratan yang tercantum dalam izin terkait.
c. Untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha/dan atau kegiatan terhadap
ketentuan peraturan perundang – undangan lingkungan hidup.
d. Untuk mencegah terjadinya pencemaran/kerusakan Lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai