Dosen Pengampu:
Laurensia Masri P, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan kesempatan bagi kami sehingga kami bisa menyusun atau menyelesaikan
makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan yang bertopik tentang “Landasan Agama, Landasan
Filosofis, Landasan Sosiologi, Landasan Hukum dan Landasan Moral”
Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan
yang kami miliki dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan. Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam pengerjaan makalah ini terutama kepada Ibu Laurensia Masri P,
S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan, baik
dalam segi penulisan maupun dalam penempatan kata demi kata. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan penulisan
makalah ini. Kami juga berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khusunya
bagi kami sendiri.
Penyusun
Medan, Desember 2020
Kelompok 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan ...................................................................................... 2
B. Jenis-jenis Landasan ...................................................................................... 2
1. Landasan Agama ...................................................................................... 2
2. Landasan Filosofi ..................................................................................... 3
3. Landasan Sosiologi .................................................................................. 8
4. Landasan Hukum ..................................................................................... 11
5. Landasan Moral ....................................................................................... 12
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor vital dalam kehidupan manusia. Setiap
individu membutuhkan pendidikan agar meraka dapat mempertahankan hidup mereka dan
juga agar mereka dapat diterima di dalam pergaulan. Sebenarnya bukan hanya manusia yang
melakukan proses belajar, hewan pun sebenarnya melakukan proses belajar, hanya saja dalam
prosesnya hewan lebih mengandalkan instinganya.
Pendidikan dibutuhkan untuk mencetak generasi baru yang lebih bermutu. Dengan
harapan dapat memperbaiki kondisi Indonesia saat ini. Pendidikan dilaksanakan dengan
tujuan memanusiakan manusia. Dimana dalam hal itu dimaksudkan untuk membentuk insan
yang dapat mematuhi norma-norma yang ada.
Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan itu, maka diperlukan sebuah landasan
pendidikan yang diharapkan dapat membuat pendidikan berfungsi seperti apa
seharusnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian landasan pendidikan?
2. Apa saja jenis-jenis landasan pendidikan?
3. Bagaimana pengaruh agama bagi pendidikan?
4. Bagaimana pengaruh filsafat bagi pendidikan?
5. Bagaimana pengaruh sosiologi bagi pendidikan?
6. Bagaimana pengaruh hokum bagi pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian landasan pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis landasan pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja pengaruh landasan pendidikan.
4. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Landasan Filosofis.
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan
itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan
sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat
(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, phileinberarti
mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah
sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi
mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia
dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:
1. Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
2. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada dianatara
keduanya: Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan
karena filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta
merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat
dapat dalam dua pendekatan, yakni:
1. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap
orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya
itu.
2. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology
(tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan
jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta social
dan politik (filsafat pemerintahan).
Meskipun seringkali terjadi pertentangan antar agama dan filsafat, namun terdapat
bebera[a tokoh besar yang mengemukakan pandangan filosofis yang berpijak pada filsafat
agama seperti Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037), Al-Gazali (1058-1111), dan Ibnu Rush
atau Averroes (1126-1198) dari agama islam, st, Thomas Aquinas (1225-1274) dari agama
katolik yang dapat dianggap puncak skolastik Kristen denga bfilsafat neothomisme Lao-
tse dari Tacis China, Rabidranat tagore di India dan sebagainya. Pendapat aliran ini
termasuk manusia sebagai penciptaan tertinggi.
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan
yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan. Keempat
mazhab filsafat pendidikan itu (Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144-150; Wayan
Ardhana, 1986 :14-18) adalah:
1. Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip
idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut tersebut maka
esensialisme tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan
tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang
realistic. Matematika yang sangat diutmakan idealisme, juga penting artinya bagi filsafat
realism, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil,
materiil dan nyata
Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu:
1. Penguasaan bahasa termasuk rerorika
2. Gramatika
3. Kesusateraan
4. Filsafat
5. Ilmu kealaman
6. Matematika
7. Sejarah
8. Seni keindahan (fine arts)
2. Perenialisme
Ada persama antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela
kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang poko-pokok (subject
centered). Perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikamatan,
yaitu:
a. Pengetahuan yang benar (truth)
b. Keindahan (beauty)
c. Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang
konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antaralain:
a. Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah.
b. Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk manusia yang unik,
yaitu kemampuan berpikir.
c. Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal.
d. Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
e. Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects).
3. Pragmatisme dan Progresivisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional. Progresivisme yaitu perubahan untuk maju.
Manusia akan mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif
mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara
lain sebagai berikut:
a. Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
b. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d. Sekolah progresif harus merupakan sebuah laboratorium untuk melakukan reformasi
pedagogis dan ekperimentasi.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir
progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-
pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi haruslah memelopori
masyarakat kearah masyarakatbaru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain.
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
C. Landasan Sosiologi
Manusia selalu hidup berkrlompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup
lainnya, yakni hewan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari
pengelompokan hewan.
Kehidupan manusia dipelajari oleh filsafat, yang berusaha membedakan manusia
sebagai individu dan manusia sebagai anggota masyarakat. Pandangan aliran-aliran
filsafat tentang realitas sosial itu berbeda-beda, sehingga ditemukan bermacam-macam
aliran filsafat sosial.
Sosiologi lahir dalam abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang
masyarakat, sebagai ilmu empiris yang memperoleh pijakan yang kukuh. Nama sosiologi
untuk pertama kali digunakan August Comte (1798-1857) pada tahun 1839, sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan positif yang mempelajari masyarakat. Sosiologi mempelajari
berbagai tindakan sosial yang menjelma dalam realitas sosial. Karena banyaknya realitas
sosial maka lahirlah berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi kebudayaan, sosiologi
ekonomi, sosiologi agama, sosiologi pengetahuan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain.
a. Pengertian tentang Landasan Sosiologi
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu atau
bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri.
Perhatian sosiologi terhadap kegiatan pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatkan
sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang pendidikan sosiologi.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial pendidikan yang meliputi 4 bidang :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat.
2. Hubungan kemanusian disekolah
3. Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas, mempelajari interaksi sekolah dengan kelompok sosial
lain dalam satu komunitas.
Dari dulu higga kini, ciri yang menonjol dari masyaraakat Indonesia adalah
masyarakat majemuk yang tersebar diribuan pulau di nusantara. Melalui penjalanan yang
panjang, masyarakat yang bhineka tersebut akhirnya mencpai satu kesatuan politik untuk
mendirikan suatu negara serta berusaha mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagai
masyarakat yang bhineka tunggal ika. Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih
ditandai oleh dua ciri yang unik , yakni :
1. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial.
2. Secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas,
menengah, dan lapisan rendah.
A. Kesimpulan
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita
Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi
atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama. Pendidikan
adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari8 generasi ke generasi
dimanaopin di dunia ini. Dengan kata lain, pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat
hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Adapun
landasan-landasan pendidikan yang dapat kami jelaskan dalam tugas ini yaitu: landasan
agama, pendidikan tidak semata-mata hanya berorientasi cita-cita pada intelektual saja.
Namun tidakmelupakan nilai-nilai ketuhanan, individual, dan social. Artinya, penerus
pendidikan di samping akan menuntut dan memancing potensi intlektual seseorang, juga
menghidupkan dan mempertahankan unsur manusiawi dengan dirinya dengan landasan iman
dan takwa, yang kedua adalah landasan filosofis yang merupakan landasan yang berkaitan
dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok.
Yang ketiga ada landasan sosiologis yang merupakan suatu landasan dimana terjadi proses
interaksi antara dua individu atau bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
memperkembangkan diri. Dan yang terakhir adalah landasan hukum yang merupakan
landasan yang dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak mengalami
kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan maupun dalam penyajian materi yang
kami sampiakan. Sehubungan dari itu semua kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini dan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=landasan+agama+pendidikan&oq=landasan+agama+pen
didikan&aqs=chrome..69i57j0i22i30l7.5554j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://landasanpendidikandasar.blogspot.com/2013/04/landasan-landasan-dasar.html
http://shohib-everything.blogspot.com/2015/01/landasan-agamis-terhadap-pendidikan.html