Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah

kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyrakat yang ditandai dengan berat

lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya nerhubungan ddengan

kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan

dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga

sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian

BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian

BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal

ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kehamilan, kadar haemoglobin dan

pernafasan pelayanan antenatal. BBLR termaksud faktor utama dalam peningkatan

mortalitas, morbiditas, dan diabiliatas neonates, bayi dan anak serta memberikan

dampak jangka Panjang terhadap kehidupannya diamasa depan.

BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya

masalah pada semua system organ tubuh meliputi gangguan pada pernafsan

(aspirasi meconium, asfiksia neonatorum), gangguan pada system pencernaan

(lambung kecil), gangguan pada system perkemihan (ginjal belum sempurna),

gangguan system persyarafan(respon rangangan lambat). Selan itu bayi berat lahir

rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR

berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak
serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat perunbuhan dan

perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.

Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan

yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah

disebutkan diatas. Bidan dan perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang

ikut berperan penting dalam memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir

rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat

tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana teori pada pasien dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ?

2. Bagaimana proses keperawatan pada pasien dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mendiskripsikan konsep dan asuhan keperawatan

neonatus dengan masalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

2. Tujuan khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian pada neonatus dengan Berat Badan Lahir Rendah

b. Menentukan masalah keperawatan pada neonates dengan Berat Badan

Lahir Rendah
c. Membuat rencana keperawatan pada neonates dengan Berat Badan Lahir

Rendah

d. Melakukan tindakan keperawatan pada neonates dengan Berat Badan

Lahir Rendah

e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada neonates dengan Berat

Badan Lahir Rendah

f. Mendokumentasikan hasil tindakan keperawatan pada neonates dengan

Berat Badan Lahir Rendah

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Mengetahui tentang konsep dan asuhan keperawatan pada neonatus dengan

Berat Badan Lahir Rendah

2. Manfaat Praktis

Dapat menjadi referensi dalam melakukan asuhan keperawatan pada neonatus

dengan Berat Badan Lahir Rendah


BAB II

TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan

gejalasistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis

neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga seringkali tidak terpantu, tanpa

pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48 jam.Sepsis

neonatorum merupakan penyebab kematian utama pada neonatus. Hal ini karena

neonatus rentan terhadap infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis

dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit imunitas masih rendah,

imunoglobulin yang kurang efisien dan luka umbilikus yang belum sembuh. Bayi

berat badan lahir rendah (BBLR) kondisinya lebih berat sehingga sepsis lebih

sering ditemukan pada BBLR. Selain itu, infeksi lebih sering ditemukan pada

bayi yang lahir di Rumah Sakit. Ini dapat terjadi karena bayi terpajan pada kuman

yang berasal dari orang lain karena bayi tidak memiliki imunitas terhadap kuman

tersebut Tindakan invasif yang dialami neonatus juga meningkatkan resiko

terjadinya sepsis karena tindakan invasif meningkatkan resiko terjadinya infeksi

nasokomial.

B. PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus


melalui beberapa cara, yaitu :

1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir.

Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan

umbilikus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman

penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain

virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis.

Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis, dan

toksoplasma.

2. Pada masa intranatal atau saat persalinan.

Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan

serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amnionitis dan

korionitis. Selanjutnya kuman melalui umbilikalis masuk ke tubuh bayi. Cara

lain, yaitu saat persalinan. Cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat

terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus

respiratorius,

kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut.

Selain melalui cara tersebut, infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit

bayi dan port the entry lain saat bayi melewati jalan lahir yang

terkontaminasi

oleh kuman (misalnya : herpes genitalis, candida albican dan n. Gonorrea).

3. Pada masa pascanatal atau sesudah persalinan.

Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi

nasokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat

pengisap

lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot).
Perawat atau profesi lain dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial.

Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.

Terdapat berbagai faktor predisposisi terjadinya sepsis, baik dari ibu maupun

bayi. Faktor predisposisi tersebut diantaranya :

1. Penyakit infeksi yang diderits ibu selama kehamilan.

2. Perawatan antenatal yang tidak memadai.

3. Ibu menderita eklampsi, DM.

4. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan

tindakan.

5. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan.

6. Adanya trauma lahir, asfiksia neonatus, tindakan invasif pada neonatus.

7. Sarana perawatan yang tidak baik, bangsal yang penuh sesak.

8. Ketuban pecah dini, amnion hijau kental dan berbau.

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik

serta dapat mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda dan

gejala yang dapat ditemukan pada neonatus yang menderita sepsis :

1. Tanda dan gejala umum.

Hipertermi atau hipotermi atau bahkan normal, aktivitas lemah atau

tidak ada dan tampak sakit, berat badan menurun tiba-tiba.

2. Tanda dan gejala pada saluran pernapasan.

Dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan otot pernapasan, merintih,

mengorok, dan pernapasan cuping hidung.

3. .Tanda dan gejala pada sistem kardiovaskuler.

Hipotensi, kulit lembab, pucat dan sianosis.


4. Tanda dan gejala pada saluran cerna.

Distensi abdomen, malas atau tidak mau minum, muntah, diare.

5. Tanda dan gejala pada sistem saraf pusat.

Reflek moro abnormal, iritabilitas, kejang, hiporefleksi, fontanel anterior

menonjol, pernapasan tidak teratur.

6. Tanda dan gejala hematologi.

Tampak pucat, ikterus, ptekiae, purpura, perdarahan, splenomegali.

Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan tes resistensi, dapat

digunakan untuk menentukan pilihan antibiotik yang tepat. Pada hasil

pemeriksaan darah tepi, umumnya ditemukan anemia, laju endap darah

mikro tinggi, dan trombositopenia. Biakan perlu dilakukan terhadap darah,

cairan serebrospinal, usapan umbilikus, lubang hidung, lesi, pus dari

konjungtiva, cairan drainase atau hasil isapan lambung. Hasil biakan darah

memberi kepastian adanya sepsis, setelah dua atau tiga kali biakan

memberikan basil posistif dengan kuman yang sama. Pemeriksaan lain

yang perlu dilakukan antara lain pemeriksaan protein reaktif C, IgM dan

IgA, pewarnaan gram.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : 1. Moh. Iksan Jamco ()

2. Niar Adyarti Cahyana (190300712)

Tempat Praktek : PICU/NICU

Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2020

I. DATA INDENTITAS PASIEN

Nama : By. Ny. R

No. rekam medik : 00533xxx

Nama Ayah : Bpk. F

Nama Ibu : Ny. R

Pekerjaan Ayah : Swasta

Pekerjaan Ibu : IRT

Pendidikan Ayah : SMA

Pendidikan Ibu : SMK

Agama : Islam

Alamat : Mranggen, RT 03/03 Demak

Suku : Jawa

Diagnose medis : BBLR, Sepsis


II. KELUHAN UTAMA

Pasien lahir dengan Berat badan kurang dari kisaran normal, Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) disertai dengan Sepsis.

III. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

Bayi rujukan dari RS Kasih Ibu dengan BBLR, KB KMK, SC presentasi bokong,

Bayi lahir jam 22.40 WIB, merupakan anak ke dua G2P1AO dengan usia kehamilan

33 minggu, Air ketuban hijau, tidak menggigil, menangis (+), kulit kemerahan (+), KU

sedang, kesadaran CM, BB: 2.140 kg, nadi: 160x/menit, RR: 80x/menit, suhu: 36.6 °c,

GDS: 60 g/dl, SPO2 92%.

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

1. Prenatal

- Jumlah kunjungan :

- Tempat :

- Penkes yang didapat :

- HPHT :

- Kenaikan BB selama hamial :

- Komplikasi obat :

- Obat-obatan yang didapat :

- Riwayat hospitalisasi :

- Golongan darah Ibu :

- Pemeriksaan kehamilan/Maternal screening :


( ) Rubelle ( ) Hepatitis ( ) CMV

( ) Go ( ) Herpes ( ) HIV

2. Intranatal

- Lama persalinan :

- Komplikasi persalian :

- Terapi yang diberikan :

- Cara melahirkan :

( ) Pervaginam ( ) Caesar ( ) Lain-lain

- Tempat melahirkan :

( ) Rumah Sakit ( ) Puskesmas

( ) Rumah bersalin ( ) Rumah

3. Postnatal

- Usaha nafas :( ) dengan bantuan

( ) tanpa bantuan

- Kebutuhan resusitasi :

- Apgar score :

 Bayi langsung :

 Tangisan bayi :

Tanda 0 1 2
Denyut jantung

(pulse)
Pernafasan

(respirasi)
Reflkes

(grammace)
Tonus otot

(activity)
Warna kulit

(apperence)

 Penilaian menit ke-1 :

 Penilaian menit ke-2 :

- Obat-obatan yang diberikan pada neonatus :

- Interaksi orang tua dengan bayi :

V. RIWAYAT KELUARGA

Genogram

Susunan keluarga (genogram 3 generasi)

VI. RIWAYAT SOSIAL

a. Sistem pendukung/keluarga terdekat yang bisa dihubungi :

Ayah pasien : Bpk. F

No. Tlp :

b. Hubungan orang tua dan bayi

Ayah Ibu
Menyentuh
Berbicara
Berkunjung
Kontak mata
c. Anak yang lain

Anak ke- Jenis kelamin Riwayat persalinan Riwayat imunisasi

d. Lingkungan rumah :

VII. KESEHATAN SAAT INI

a. Diagnosa medis :

b. Tindakan operasi :

c. Status nutrisi :

d. Status cairan :

e. Obat-obatan :

f. Aktivitas :

g. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan :

h. Pemeriksaan penunjang :

VIII. PEMERIKSAN FISIK

1. Kesadaran umum : sedang

2. Kesadaran :

3. Tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah :

b. Denyut nadi :

c. Suhu :
d. Pernpasan :

Saat lahir Saat ini


1. Berat badan 2.140 kg
2. Panjang badan 46 cm
3. Lingkar kepala
4. Lingkar dada
5. LLA (lingkar lengan

atas)

4. Tonus/aktivitas

a. Aktivitas bayi : Aktiv ( ) Merintih ( )

b. kulit : Tidak menangis ( ) Letargi ( )

Pucat ( ) Keriput ( )

c. lanugo : Ada ( ) tidak ada ( )

d. vernik casceosa :Ada ( ) tidak ada ( )

5. Kepala/leher

Inspeksi

Kepala : Bersih ( ) Kotor ( ) lain-lain ( )

Bentuk kepala : Normal ( ) caput sukceedanium ( ) cephal hematom ( )

Palpasi

Fontanel anterior : lunak ( ) menonjol ( ) tegas ( ) cekung ( ) datar ( )

Satura sagitaliss : tepat ( ) terpisah ( ) menjauh ( )

Molding : caput succedaneum ( ) cephalohematoma ( )

6. Mata

Inspeksi

Anda mungkin juga menyukai