BAB I
PENDAHULUAN
satu perubahan besar yang masih berlangsung di dalam sistem kesehatan di Indonesia
adalah perubahan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Di era Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) ini, pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat di rumah sakit
secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medisnya, dimulai dari faskes primer seperti
kesehatan di Indonesia terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sistem
pelayanan sekunder dan tersier, dimana sebenarnya yang paling besar peranannanya
adalah yang berada di posisi bawah, yaitu pelayanan primer. Puskesmas sebagai salah
2
satu faskes primer atau faskes tingkat pertama merupakan ujung tombak pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Paska penetapan ketentuan BPJS di tahun 2014, peran
Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
tersebut dilakukan dengan pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan yang dilakukan
hukum yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan organisasi profesi dan
masyarakat.
Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai tolok ukur pelayanan publik
dibidang kesehatan, merupakan salah satu pilar dalam memenuhi tuntutan reformasi
hasil yang belum memenuhi standar kualitas sehingga target penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sulit dicapai.
sistem akreditasi merupakan suatu keniscayaan yang mesti dilakukan untuk mampu
yang baik serta mengembangkan program inovasi sehingga fungsi sebagai pemberi
3
pelayanan kesehatan individu maupun kelompok atau masyarakat dapat berjalan dengan
Saat ini, di lingkup Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah ada Puskesmas yang
sudah memperoleh status akreditasi. Salah satunya adalah Puskesmas Sememi yang
memperolehnya pada tahun 2016. Menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari lebih
lanjut bagaimana Puskesmas Sememi berproses hingga menuai hasil terakreditasi dari
1.2 Tujuan
Surabaya
Kota Surabaya
Surabaya
4
Kota Surabaya
BAB II
didapatkan dari instasi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas Sememi.
Data dan informasi yang dicari adalah tentang akreditasi Puskesmas. Kegiatan residensi
lokasi dan pengumpulan data dasar sebagai bahan dalam memilih dan menentukan
tempat yang akan dijadikan objek residensi. Adapun rencana survey lokasi dan
Dari tabel 2.1 terlihat bahwa pelaksanaan pra residensi direncanakan selama
bulan Juni hingga Agustus 2016.Pra residensi diawali dengan penyusunan proposal dan
2.1.2 Residensi
Setelah dilakukan survey awal dan pengumpulan data dasar lokasi residensi,
maka selanjutnya melaksanakan kegiatan residensi yang rencananya dapat dilihat pada
tabel 2.2.
pada tanggal 22 Agustus 2016 sampai 3 September 2016 dengan pertimbangan bahwa
pada waktu tersebut masih merupakan masa liburan kuliah semester II sehingga
residensi berupa pemaparan hasil yang akan disampaikan melalui seminar hasil. Adapun
dengan proses akreditasi, sehingga bisa mendapatkan hasil penilaian yang optimal di
1. Hasil kajian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmiah dalam bidang ilmu
2. Sebagai informasi bagi pihak terkait (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, dan Dinas
Kesehatan Provinsi) dalam rangka mewujudkan pelayanan yang bermutu di era JKN
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk
peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit
3 tahun sekali.
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan memperhatikan hak petugas.Prinsip ini ditegakkan sebagai
Standar :
kegiatan.
c. Evaluasi
pelayanan, apakah sesuai dengan rencana dan dapat memenuhi kebutuhan dan
Standar:
dan kegiatan sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi
Sarana dan peralatan Puskesmas harus dipelihara agar dapat digunakan sesuai
Standar:
a. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan
Standar:
pelaksanaan kegiatan secara professional dan tepat waktu, tepat sasaran sesuai
masyarakat.
Standar:
14
dan efisiensi kegiatan upaya sejalan dengan tujuan upaya, tata nilai, visi, misi,
b. Perencanaan Upaya
c. Pengorganisasian Upaya
kerja lintas upaya dan lintas sektor untuk pelaksanaan dan keberhasilan upaya.
upaya.
Standar:
15
a. Perbaikan kinerja upaya konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
Standar:
b. Pengkajian
pelaksanaan pelayanan.
Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas kesehatan profesional dan/atau
tim kesehatan antar profesi yang digunakan untuk menyusun keputusan layanan
klinis.
Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu jika diperlukan
penanganan oleh tim kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas,
e. Rencana Rujukan
Rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien ke sarana pelayanan lain diatur dengan
f. Pelaksanaan Program
berlaku.
Pemberian makanan dan terapi nutrisi dengan kebutuhan pasien dan ketentuan
yang berlaku.
Standar:
a. Pelayanan Laboratorium
pengkajian pasien, serta mematuhi standard, hukum dan peraturan yang berlaku.
b. Pelayanan Obat
Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
c. Pelayanan Radiodiagnostik
17
Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelola sarana
dan pihak terkait diluar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang berlaku.
yang berlaku.
f. Manajemen Peralatan
Standar:
Mutu layanan klinis dan keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik
Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan dan
Ada beberapa manfaat yang didapatkan oleh Puskesmas ketika terakreditasi yakni:
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan
perseorangan.
gambaran masyarakat masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang baik, berperilaku sehat dan
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Wijono, 2008).
yakni Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, Cakupan Pelayanan Kesehtaan yang bermutu,
Puskesmas harus mengacu pada visi Pembangunan Kesehatan Puskesmas diatas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
kerjanya
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap kelurga dan masyarakat yang bertempat
berserta lingkungannya.
yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan mencakup pula
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
wilayah kerjanya.
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
perorangan.
demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
2. Keluarga Berencana
4. Kesehatan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
23
Instrumen Akreditasi Puskesmas. (2015). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Dasar Kementerian Kesehatan RI .
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi. (2015). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya: Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Profil Puskesmas sememi Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya: Puskesmas Sememi.