Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa

penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman,

bermutu serta merata dan nondiskriminatif.

Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.Salah

satu perubahan besar yang masih berlangsung di dalam sistem kesehatan di Indonesia

adalah perubahan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Di era Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) ini, pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat di rumah sakit

atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan.Pelayanan kesehatan harus dilakukan

secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medisnya, dimulai dari faskes primer seperti

puskesmas atau klinik.

Layanan kesehatan di tingkat primer ini merupakan tulang punggung pelayanan

kesehatan di Indonesia terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sistem

pelayanan kesehatan di Indonesia digambarkan dalam pyramid yaitu pelayanan primer,

pelayanan sekunder dan tersier, dimana sebenarnya yang paling besar peranannanya

adalah yang berada di posisi bawah, yaitu pelayanan primer. Puskesmas sebagai salah
2

satu faskes primer atau faskes tingkat pertama merupakan ujung tombak pemberian

pelayanan kepada masyarakat. Paska penetapan ketentuan BPJS di tahun 2014, peran

Puskesmas menjadi semakin vital.

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang

Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor

193; Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan

mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan,

kesesuaian dengan kebutuhan pasien,serta efisiensi biaya.Pemenuhan mutu pelayanan

tersebut dilakukan dengan pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan yang dilakukan

secara berjenjang melalui standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi dan penegakan

hukum yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan organisasi profesi dan

masyarakat.

Pemberian pelayanan publik yang berkualitas dan mampu memberikan kepuasan

bagi masyarakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah.

Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai tolok ukur pelayanan publik

dibidang kesehatan, merupakan salah satu pilar dalam memenuhi tuntutan reformasi

birokrasi. Faktanya, penilaian kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas menunjukan

hasil yang belum memenuhi standar kualitas sehingga target penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sulit dicapai.

Menghadapi persoalan yang demikian, maka standarisasi Puskesmas melalui

sistem akreditasi merupakan suatu keniscayaan yang mesti dilakukan untuk mampu

bertindak secara professional, dengan senantiasa mengembangkan sistem manajemen

yang baik serta mengembangkan program inovasi sehingga fungsi sebagai pemberi
3

pelayanan kesehatan individu maupun kelompok atau masyarakat dapat berjalan dengan

baik dan bermutu.

Saat ini, di lingkup Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah ada Puskesmas yang

sudah memperoleh status akreditasi. Salah satunya adalah Puskesmas Sememi yang

memperolehnya pada tahun 2016. Menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari lebih

lanjut bagaimana Puskesmas Sememi berproses hingga menuai hasil terakreditasi dari

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Melengkapi pengetahuan akademik yang diperoleh dalam perkuliahan dengan

pengetahuan dan keterampilan teknik praktis ditempat residensi, terutama tentang

akreditasi di Puskesmas Sememi Kota Surabaya

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam akreditasi di Puskesmas

Sememi Kota Surabaya

2. Mempelajari tahap persiapan pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Sememi Kota

Surabaya

3. Mempelajari tahap pelaksanaan proses penilaian akreditasi di Puskesmas Sememi

Kota Surabaya

4. Mempelajari tahap evaluasi pasca penilaian akreditasi di Puskesmas Sememi Kota

Surabaya
4

5. Mengetahui kendala dan masalah dalam proses akreditasi di Puskesmas Sememi

Kota Surabaya

6. Mempelajari strategi dalam menghadapi masalah, sehingga bisa didapatkan hasil

yang optimal dalam proses akreditasi di Puskesmas Sememi Kota Surabaya


5

BAB II

RENCANA KEGIATAN & KERANGKA KERJA

Rencana kegiatan residensi disusun berdasarkan data dan informasi yang

didapatkan dari instasi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas Sememi.

Data dan informasi yang dicari adalah tentang akreditasi Puskesmas. Kegiatan residensi

difokuskan pada tahapan pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Sememi Kota Surabaya,

yang dikaji antara lain adalah :

1. Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam proses akreditasi di Puskesmas

Sememi Kota Surabaya

2. Mempelajari tahapan akreditasi meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi

pasca penilaian di Puskesmas Sememi Kota Surabaya

3. Mengindentifikasi permasalahan dan strategi pemecahan masalah tersebut,

sehingga bisa mendapatkan hasil penilaian akreditasi yang optimal di Puskesmas

Sememi Kota Surabaya

2.1 Jadwal Kegiatan

2.1.1 Pra Residensi

Sebelum melaksanakan kegiatan residensi terlebih dahulu dilakukan survey

lokasi dan pengumpulan data dasar sebagai bahan dalam memilih dan menentukan

tempat yang akan dijadikan objek residensi. Adapun rencana survey lokasi dan

pengumpulan data dasar tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.


6

Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Pra Residensi

No Tanggal Tempat Kegiatan


1 13-18 Juni 2016 FKM Unair Penyusunan Proposal
2 19-25 Juni 2016 FKM Unair Konsultasi Proposal
dengan Pembimbing
3 27 Juni - 2 Juli 2016 Dinas Kesehatan Peninjauan lokasi,
Kota Surabaya pengumpulan informasi &
perizinan residensi
5 19 Agustus 2016 FKM Unair Pembekalan dan persiapan
pelaksanaan residensi

Dari tabel 2.1 terlihat bahwa pelaksanaan pra residensi direncanakan selama

bulan Juni hingga Agustus 2016.Pra residensi diawali dengan penyusunan proposal dan

pengumpulan informasi hingga persiapan pelaksanaan residensi.


7

2.1.2 Residensi

Setelah dilakukan survey awal dan pengumpulan data dasar lokasi residensi,

maka selanjutnya melaksanakan kegiatan residensi yang rencananya dapat dilihat pada

tabel 2.2.

Tabel .2.2 Rencana Kegiatan Residensi

No Tanggal Tempat Kegiatan


1 22 Agustus 2016 Puskesmas Sememi Serah terima mahasiwa &
Pemaparan Akreditasi oleh
Puskesmas Sememi
2 23-27 Agustus 2016 Puskesmas Sememi Pengumpulan data
3 29-31 Agustus 2016 Puskesmas Sememi Evaluasi Pengumpulan
Data
3 1 – 2 September 2016 Puskesmas Sememi Analisis data
4 3 September 2016 Puskesmas Sememi Evaluasi dan pelepasan
mahasiswa residensi

Tabel 2.2 menunjukkan bahwa, kegiatan pelaksanaan residensi direncanakan

pada tanggal 22 Agustus 2016 sampai 3 September 2016 dengan pertimbangan bahwa

pada waktu tersebut masih merupakan masa liburan kuliah semester II sehingga

kegiatan residensi tidak akan mengganggu jadwal perkuliahan semester III.

2.1.3 Post Residensi

Setelah pelaksanaan residensi maka selanjutnya dilakukan kegiatan post

residensi berupa pemaparan hasil yang akan disampaikan melalui seminar hasil. Adapun

rencana seminar hasil residensi dapat dilihat pada tabel 2.3.


8

Tabel 2.3 Rencana Kegiatan Post Residensi

No Tanggal Tempat Kegiatan


1 5 September 2016 s/d FKM Unair Konsultasi persiapan
17 September 2016 seminar
2 23 September 2016 FKM Unair Seminar hasil residensi

2.2 Area Kajian

Kajian residensi difokuskan kepada:

1. Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam proses akreditasi di Puskesmas

Sememi Kota Surabaya

2. Tahapan akreditasi meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pasca penilaian di

Puskesmas Sememi Kota Surabaya

3. Indentifikasi permasalahan dan strategi pemecahan masalah yang berhubungan

dengan proses akreditasi, sehingga bisa mendapatkan hasil penilaian yang optimal di

Puskesmas Sememi Kota Surabaya

2.3 Manfaat Kajian

Manfaat kajian yang dapat diperoleh antara lain sebagai berikut :

1. Hasil kajian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmiah dalam bidang ilmu

manajemen kesehatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan sebagai organisasi yang

memangku kebijakan kesehatan kepada masyarakat

2. Sebagai informasi bagi pihak terkait (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, dan Dinas

Kesehatan Provinsi) dalam rangka mewujudkan pelayanan yang bermutu di era JKN

melalui Puskesmas terakreditasi.


9

3. Informasi yang diperoleh diharapkan menjadi bahan pertimbangan para pembuat

kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai dan kualitas pelayanan.

4. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat melengkapi pengetahuan akademik yang

diperoleh mahasiswa dalam perkuliahan dengan tambahan pengetahuan dan

keterampilan teknik praktis di tempat residensi dan meningkatkan kemampuan

profesionalisme mengenai manajemen pelayanan kesehatan khususnya tentang

akreditasi yang ada di Puskesmas.


10

2.4 Kerangka Kerja

Pengumpulan data Penentuan lokasi Melengkapi


dan informasi Residensi yaitu di kelengkapan
tentang Akreditasi Dinas Kesehatan administrasi yang
Puskesmas Kota Surabaya dibutuhkan
selama residensi

Penggalian data dan


informasi tentang
Paparan hasil Analisa dan proses akreditasi di
pengumpulan data, pembahasan Puskesmas Sememi
analisis, kesimpulan residensi Kota Surabaya melalui
dan rekomendasi obervasi dan
wawancara dengan
panduan kuesioner
Pengumpulan
literature dan teori
Revisi Laporan

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Residensi


11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tinjauan Konsep Akreditasi

3.1.1 Definisi Akreditasi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, akreditasi

Puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang diberikan oleh lembaga

independen penyelenggaraan akreditasi setelah dinilai bahwa Puskesmas telah

memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk

meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan. Dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit

3 tahun sekali.

3.1.2 Tujuan Akreditasi Puskesmas

Tujuan akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja

melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem

manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan

manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak

pasien dan keluarga, dengan memperhatikan hak petugas.Prinsip ini ditegakkan sebagai

upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.


12

3.1.3 Standar Akreditasi Puskesmas

Standar akreditasi Puskesmas disusun dalam 9 Bab, yang terdiri dari :

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)

Standar :

a. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas diidentifikasi dan tercermin

dalam Upaya Puskesmas. Peluang untuk pengembangan dan peningkatan

pelayanan diidentifikasi dan dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan.

b. Akses dan Pelaksanaan Kegiatan

Strategi perbaikan yang berkesinambungan diterapkan agar penyelenggaraan

pelayanan tepat waktu, dilakukan secara profesional dan memenuhi kebutuhan

dan harapan masyarakat, serta tujuan Puskesmas.

c. Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan

pelayanan, apakah sesuai dengan rencana dan dapat memenuhi kebutuhan dan

harapan pengguna pelayanan.

Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)

Standar:

a. Kegiatan Pengelolaan Puskesmas

Pengelola Puskesmas menjamin efektivitas dan efisiensi dalam mengelola upaya

dan kegiatan sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi

Puskesmas, Pengorganisasian Puskesmas.


13

b. Hak dan Kewajiban Pengguna Puskesmas

Adanya kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas

c. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan peralatan Puskesmas harus dipelihara agar dapat digunakan sesuai

kebutuhan dan sesui peraturan yang berlaku.

Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas

Standar:

a. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan

tujuan Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Pimpinan Puskesmas,

Penanggungjawab upaya dan pelaksana.

Bab IV. Upaya Puskesmas Yang Berorientasi Sasaran (UPBS)

Standar:

a. Kebutuhan Upaya Puskesmas dianalisis

Penanggungjawab upaya Puskesmas mengidentifikasi kegiatan-kegiatan upaya

pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

b. Akses masyarakat dan sasaran terhadap kegiatan Puskesmas untuk memastikan

pelaksanaan kegiatan secara professional dan tepat waktu, tepat sasaran sesuai

dengan tujuan, kebutuhan dan harapan masyarakat.

c. Kepala Puskesmas melakukan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan upaya

kesehatan dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan serta harapan

masyarakat.

Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Puskesmas (KMUP)

Standar:
14

a. Tanggung jawab Pengelolaan Upaya Puskesmas

Penanggung jawab Upaya Puskesmas bertanggung jawab terhadap efektivitas

dan efisiensi kegiatan upaya sejalan dengan tujuan upaya, tata nilai, visi, misi,

dan tujuan Puskesmas.

b. Perencanaan Upaya

Perencanaan upaya disusun berdasarkan perencanaan Puskesmas dan mengacu

pada pedoman upaya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

c. Pengorganisasian Upaya

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Upaya Puskesmas dan

pelaksana dipandu dengan uraian tugas dan kewenangan yang jelas.

d. Komunikasi dan Koordinasi

Penanggungjawab Upaya Puskesmas membina komunikasi dan tata hubungan

kerja lintas upaya dan lintas sektor untuk pelaksanaan dan keberhasilan upaya.

e. Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan Upaya

Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur dalam pelaksanaan

upaya.

f. Akuntabilitas pengelolaan dan pelaksanaan upaya

Kepala Puskesmas dan penanggungjawab Upaya Puskesmas melakukan

monitoring upaya secara periodik.

g. Hak dan kewajiban sasaran upaya

Ada kejelasan hak dan kewajiban sasaran upaya.

Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM)

Standar:
15

a. Perbaikan kinerja upaya konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan

Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas,

Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana upaya yang ditunjukkan

dalam sikap kepemimpinan.

Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)

Standar:

a. Proses Pendaftaran Pasien

Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh

sarana dan lingkungan yang memadai.

b. Pengkajian

Kajian awal dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan

pelaksanaan pelayanan.

c. Keputusan Layanan Klinis

Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas kesehatan profesional dan/atau

tim kesehatan antar profesi yang digunakan untuk menyusun keputusan layanan

klinis.

d. Rencana Layanan Klinis.

Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu jika diperlukan

penanganan oleh tim kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas,

terkoordinasi dan melibatkan pasien/keluarga.

e. Rencana Rujukan

Rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien ke sarana pelayanan lain diatur dengan

prosedur yang jelas.


16

f. Pelaksanaan Program

Pelaksanaan layanan dipandu oleh kebijakan, prosedur dan peraturan yang

berlaku.

g. Pelayanan anastesi lokal, sedasi dan Pembedahan

Tersedia pelayanan anaestesi sederhana dan pembedahan minor untuk

memenuhi kebutuhan pasien.

h. Penyuluhan/pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarga.

Penyuluhan kepada pasien/keluarga pasien mendukung peran serta mereka

dalam setiap pengambilan keputusan dan pelaksanaan layanan.

i. Makanan dan Terapi Nutrisi

Pemberian makanan dan terapi nutrisi dengan kebutuhan pasien dan ketentuan

yang berlaku.

j. Pemulangan dan tindak lanjut

Pemulangan dan/tindak lanjut pasien dilakukan dengan prosedur yang tepat.

Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)

Standar:

a. Pelayanan Laboratorium

Pelayanan laboratorium tersedia tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan

pengkajian pasien, serta mematuhi standard, hukum dan peraturan yang berlaku.

b. Pelayanan Obat

Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.

c. Pelayanan Radiodiagnostik
17

Pelayanan radiodiagnostik sesuai kebutuhan pasien, dilaksanakan oleh tenaga

yang kompeten, dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku.

d. Manajemen Informasi Rekam Medis

Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelola sarana

dan pihak terkait diluar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang berlaku.

e. Manajemen Kemanan Lingkungan

Lingkungan pelayanan mematuhi persyaratan hukum, regulasi dan perijinan

yang berlaku.

f. Manajemen Peralatan

Peralatan dikelola dengan tepat

g. Manajemen Sumber Daya Manusia

Terdapat proses rekrutmen, retensi, pengembangan dan pendidikan

berkelanjutan tenaga klinis yang baku.

Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Standar:

a. Tanggung jawab tenaga klinis

Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis dan keselamatan

menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis.

b. Pemahaman Mutu Layanan Klinis

Mutu layanan klinis dan keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik

oleh semua pihak yang berkepentingan.

c. Pengukuran Mutu Layanan Klinis dan Sasaran Keselamatan Pasien


18

Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan dan

dievaluasi dengan tepat.

d. Peningkatan Mutu Layanan Klinis Pasien

Perbaikan mutu layanan klinis, dan keselamatan pasien diupayakan dan

dikomunikasikan dengan baik.

3.1.4 Manfaat Akreditasi Puskesmas

Ada beberapa manfaat yang didapatkan oleh Puskesmas ketika terakreditasi yakni:

1. Memberikan keunggulan kompetitif

2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan

3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer untuk memberikan

pelayanan terbaik kepada masyarakat.

4. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban, pendokumentasian dan

konsistensi dalam bekerja.

5. Meningkatkan keamanan dalam bekerja

3.2 Tinjauan Konsep Puskesmas

3.2.1 Definisi Puskesmas

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya diwilayah kerjanya. Selanjutnya menurut Permenkes RI No.75 Tahun 2014,

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


19

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan dengan sasaran keluarga kelompok dan masyarakat.Sedangkan Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan

perseorangan.

3.2.2 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah

gambaran masyarakat masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,

yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang baik, berperilaku sehat dan

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil

dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Wijono, 2008).

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama,

yakni Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, Cakupan Pelayanan Kesehtaan yang bermutu,

serta derajat kesehatan Penduduk Kecamata. Rumusan visi untuk masing-masing

Puskesmas harus mengacu pada visi Pembangunan Kesehatan Puskesmas diatas yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi

masyarakat serta wilayah kecamatan setempat (Wijono, 2008).


20

3.2.3 Misi Puskesmas

Puskesmas dalam mendukung pembangunan kesehatan Nasional mempunyai Misi

yakni sebagai berikut:

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan diwilayah kerjanya. agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu

pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatahn,

setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap kelurga dan masyarakat yang bertempat

tinggal diwilayah kerjanya makin berdaya dibidang kesehatan , melalui peningktan

pengetahuan, dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, keterjangkauan yang pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu beruaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayaanan

kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau

oelh seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat

berserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,


21

keluarga dan masyarakat yang berkinjung yang bertempat tinggla diwilayah

kerjanya tanpa dikriminasi dan dengn menerapkan kemajuan teknologi kesehatan

yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan mencakup pula

spek lingkungan dari yang bersangkutan (Trihono, 2005).

3.2.4 Fungsi Puskesmas

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif memantau dan

melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di

wilayah kerjanya.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta

ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan

perorangan.

3.2.5 Program Pokok Puskesmas


22

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun

fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun

demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah

sebagai berikut :

1. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )

2. Keluarga Berencana

3. Usaha Peningkatan Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Usaha Kesehatan Sekolah

9. Perawatan Kesehatan Masyarakat

10. Usaha Kesehatan Kerja

11. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

12. Usaha Kesehatan Jiwa

13. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )

14. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

15. Kesehatan Usia Lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
23

Instrumen Akreditasi Puskesmas. (2015). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Dasar Kementerian Kesehatan RI .

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi. (2015). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya: Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Profil Puskesmas sememi Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya: Puskesmas Sememi.

Anda mungkin juga menyukai