Anda di halaman 1dari 7

AUDITING 2

BAB 4
AUDIT AKUN PIUTANG

NAMA KELOMPOK :

1. LELLY KARUNIA ( 01118054 )


2. VANNY RACHMATTUL F ( 01118064 )
3. YULIA RATRI ( 01118065 )
4. HAFIZAH SALWA ( 01118076 )

DOSEN PENGAMPU :

Bayu N A, SE,MSA,Ak,CA,CPA,CPI,CTA,Asean CPA

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


PRODI AKUNTASI
SEMESTER 5 (KELAS B)
TAHUN PELAJARAN 2020
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam
jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatas perusahaan
Piutang disajikan dalam neraca ada 2 kelompok :
1. Piutang Usaha  piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan
normal perusahaan
2. Piutang Lain-lain  piutang yang timbul dari transaksi selain kegiatan usaha normal perusahaan
Misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang
pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga

Contoh transaksi yang mempengaruhi piutang usaha:

a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customer.


Perusahaan Sadewa menjual barang dagang secara kredit kepada toko Melati sebesar Rp 400.000,00.
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Piutang Usaha Rp 400.000,00
Pendapatan penjualan Rp 400.000,00

b. Transaksi retur penjualan


Pada tanggal 1 oktober, CV Prakasa melakukan transaksi penerimaan kembali dari Toko Alona seharga
Rp 900.000,00 dikarenakan brang yang diterima dalam keadaan rusak. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah:
Retur Penjualan Rp 900.000,00
Piutang Usaha Rp 900.000,00

c. Transaksi penerimaan kas dari debitur


Pada tanggal 6 Oktober, diterima pelunasan piutang dari Toko Mutiara sebesar Rp 1.200.000,00. Jurnal
untuk mencatat transaksi ini adalah:
Kas Rp 1.200.000,00
Piutang Usaha Rp 1.200.000,00

d. Transaksi Penghapusan Piutang


Pada tanggal 8 Oktober 2013, dihapuskan piutang sebesar Rp 1.500.000,00. Jurnal untuk mencatat
transaksi ini adalah:

Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.500.000,00

Piutang Usaha Rp 1.500.000,00


PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN PIUTANG USAHA DI
NERACA
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip
akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur
pada tanggal neraca.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan
pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah berseih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca harus
disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA


Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan caccatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang
usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha yang dicantumkan dineraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam cacatan akuntansi dan kelengkapan saldo
piutang udsaha yang disajikan dalam neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini :

1. Prosedur audit awal

Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsilaiasi informasi piutang usaha
dineraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:

 Usut saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan di
dalam buku besar
Untuk memperoelh keyakinan bahwa saldo piutang yang tercantum di neraca di dukung dengan
catatan akuntansi yang andal kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo piutang yang
dicantumkan di neraca di usut ke akun buku besar berikut ini :
 Piutang Usaha
 Piutang NonUsaha
 Cadangan Kerugian Piutang

 Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar


Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun piutang usaha,
auditor menghitung kembali saldo akun piutang dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah
pendebetan dan menguranginya dengan jumlah pengkreditan akun tersebut .

 Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akunpiutang usaha
dan akun cadangan kerugian piutang usaha
Kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha
dapat di temukan melalui review atas mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang.

 Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugiann piutang ke kertas kerja tahun yang
lalu
Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun piutang
usaha dan cadangan kerugian piutang, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua
akun tersebut.

 Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
Penerbitan di dalam akun piutang usaha diusut ke jurnal penjualan dan pengkreditan ke akun
tersebut di usut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum.

 Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.
Saldo akan kontrol piutang usaha di dalam buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan
jumlah saldo akun pembantu piutang usaha untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien
yang bersangkutan dengan piutang usaha dapat dipercaya ketelitiannya.
2. Prosedur Analitik

 Pada awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu
auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.

3. Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci

Keandalan  saldo  piutang  usaha  sangat  ditentukan  oleh  keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan
dikreditkan kedalam akun piutang usaha:

 Transaksi penjualan kredit


 Transaksi retur penjualan
 Transaksi penghapusan piutang usaha, dan
 Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha.

Keandalan saldo piutang usaha juga ditentukan oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat
berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian  substantif  terhadap  transaksi  rinci  yang digunakan
untuk  mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut

 Periksa  sampel  transaksi  yang  tercatat  dalam  akun  piutang  usaha  ke dokumen yang mendukung timbulnya
transaksi tersebut.
Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku pembantu piutang usaha.
 Periksa  pendebitan  akun  piutang  ke  dokumen  pendukung:  faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan
order penjualan.
 Periksa  pengkreditan  akun  piutang  ke  dokumen pendukung:  bukti  kas masuk, memo kredit untuk retur
penjualan atau penghapusan piutang.
 Lakukan  verifikasi  pisah  batas  (cutoff)  transaksi  penjualan  dan  retur penjualan

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci

Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi :

 Keberadaan atau keterjadian


 Kelengkapan
 Hak kepemilikan
 Penilaian

- Lakukan Konfirmasi Piutang

Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur :

 Tentukan metode,saat,dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan


Tedapat dua metode konfirmasi piutang yang dapat digunakan oleh auditor.
 metode konfirmasi positif dan
 metode konfirmasi negatif.
 Pilih debitur yanng akan dikirimi surat konfirmasi dan
Metode konfirmasi positif umumnya digunakan jika auditor menghadapi situasi : saldo piutang
klien kepada debitur secara individual berjumlah besar dan auditor mempunyai dugaan bahwa terdapat
banyak akun piutang usaha yang disengketakan antara klien dengan debiturnya atau terdapat
ketidaktelitian atau kecurangan saldo akun piutang usaha. Sedangkan metode konfirmasi negatif
umumnya digunakan oleh auditor jika pengendalian intern terhadap piutang usaha dinilai baik oleh
auditor.

 Kirimkan surat konfirmasi

Prosedur pengiriman surat konfirmasi kepada debitur dan penerimaan jawaban surat
konfirmasi, yaitu :

 Auditor meminta klien untuk mengirim surat konfirmasi kepada debitur.


 Klien mengirim surat konfirmasi kepada debitur.
 Debitur mengirim langsung jawaban atas surat konfirmasi kepada debitur.

- Lakukan Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang Dibuat Oleh Klien

Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang dicantumkan dineraca.

 Hitunglah kembali cadangan kerugian piutnag usaha yang dibuat oleh klien.

Cadangan kerugian piutang tersebut dihitung berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan penjualan
atau sebagai persentase tertentu dari saldo piutang usaha pada tanggal neraca

 Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibua oleh klien.

langkah pertama dalam memverifikasi kewajaran penilaian piutang usaha adalah meminta dari klien
daftar umur piutang usaha per tanggal neraca. Terhadap daftar umur piutang usaha tersebut auditor
melakukan prosedur audit berikut ini:

1. lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur piutang usaha tersebut .
2. bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang ke akun piutang usaha di dalam
buku besar.
3. Usut saldo piutang usaa kepada setiap debitur ke dalam kartu piutang yang bersangkutan.
4. Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi brikut ini:
 Periksa syarat penjualan yang berlaku.
 Periksa tanggal faktur yang belum di bayar oleh debitur ma umum pada tanggal neraca.
 Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut

 Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang diaudit dengan
cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya

Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca klien di
auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca sekarang
dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya. Dengan membandingkan pengelaman pengumpulan
piutang tahun sebelumnya auditor akan memperoleh gambaran mengenai cukup tidaknya cadangan
kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca yang sekarang diaudit oleh auditor.
 Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa
Dari daftar umur piutang usaha, auditor daftar memperoleh informasi nama debitur yang piutang
kepadanya telah lama kadaluwarsa. Dari informasi ini kemudian auditor akan memeriksa catatan kredit dan
arsip korespondensi dengan debitur yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai
kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang kepada para debitur tersebut. Auditor juga mengajukan
pertanyaan kepada klien mengenai kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang telah lama
kadaluwarsa.

- Penyajian Dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan

 Bandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi berterima umum

Piutang usaha harus di sajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Auditor
membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang di sajikan klien dalam neraca dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha
adalah :

1. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
Piutang tipe tertentu tidak dapat dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar, seperti piutang
kepada manajer perusahaan, direksi, dan perusahaan afiliasi yang laporan keuangannya tidak
dikonsolidasikan. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, piutang tersebut harus disajikan terpisah
dari piutang usaha dan disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar.

2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha
Seperti tercantum dalam prinsip akuntansi berterima umum, piutang nonusaha harus disajikan
di neraca terpisah dari piutang nonusaha. Piutang nonusaha yang merupakan piutang yang timbul dari
transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada
karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang
dividen dan bunga harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

3. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan (factore
aacountreceivable) ke perusahaan anjak piutang
Menurut prinsip akuntansi berterima umum, transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa harus diungkapkan memadai dalam neraca. Begitu pula, piutang yang
digadaikan dan yang dianjakkan harus diungkapkan memadai dalam neraca.

5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

Anda mungkin juga menyukai