Auditing 2 Bab 4
Auditing 2 Bab 4
BAB 4
AUDIT AKUN PIUTANG
NAMA KELOMPOK :
DOSEN PENGAMPU :
Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsilaiasi informasi piutang usaha
dineraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
Usut saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan di
dalam buku besar
Untuk memperoelh keyakinan bahwa saldo piutang yang tercantum di neraca di dukung dengan
catatan akuntansi yang andal kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo piutang yang
dicantumkan di neraca di usut ke akun buku besar berikut ini :
Piutang Usaha
Piutang NonUsaha
Cadangan Kerugian Piutang
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akunpiutang usaha
dan akun cadangan kerugian piutang usaha
Kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha
dapat di temukan melalui review atas mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang.
Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugiann piutang ke kertas kerja tahun yang
lalu
Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun piutang
usaha dan cadangan kerugian piutang, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua
akun tersebut.
Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
Penerbitan di dalam akun piutang usaha diusut ke jurnal penjualan dan pengkreditan ke akun
tersebut di usut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum.
Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.
Saldo akan kontrol piutang usaha di dalam buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan
jumlah saldo akun pembantu piutang usaha untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien
yang bersangkutan dengan piutang usaha dapat dipercaya ketelitiannya.
2. Prosedur Analitik
Pada awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu
auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan
dikreditkan kedalam akun piutang usaha:
Keandalan saldo piutang usaha juga ditentukan oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat
berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang digunakan
untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut
Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang mendukung timbulnya
transaksi tersebut.
Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku pembantu piutang usaha.
Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan
order penjualan.
Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas masuk, memo kredit untuk retur
penjualan atau penghapusan piutang.
Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan
Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi :
Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur :
Prosedur pengiriman surat konfirmasi kepada debitur dan penerimaan jawaban surat
konfirmasi, yaitu :
- Lakukan Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang Dibuat Oleh Klien
Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
Hitunglah kembali cadangan kerugian piutnag usaha yang dibuat oleh klien.
Cadangan kerugian piutang tersebut dihitung berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan penjualan
atau sebagai persentase tertentu dari saldo piutang usaha pada tanggal neraca
langkah pertama dalam memverifikasi kewajaran penilaian piutang usaha adalah meminta dari klien
daftar umur piutang usaha per tanggal neraca. Terhadap daftar umur piutang usaha tersebut auditor
melakukan prosedur audit berikut ini:
1. lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur piutang usaha tersebut .
2. bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang ke akun piutang usaha di dalam
buku besar.
3. Usut saldo piutang usaa kepada setiap debitur ke dalam kartu piutang yang bersangkutan.
4. Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi brikut ini:
Periksa syarat penjualan yang berlaku.
Periksa tanggal faktur yang belum di bayar oleh debitur ma umum pada tanggal neraca.
Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut
Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang diaudit dengan
cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya
Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca klien di
auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca sekarang
dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya. Dengan membandingkan pengelaman pengumpulan
piutang tahun sebelumnya auditor akan memperoleh gambaran mengenai cukup tidaknya cadangan
kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca yang sekarang diaudit oleh auditor.
Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa
Dari daftar umur piutang usaha, auditor daftar memperoleh informasi nama debitur yang piutang
kepadanya telah lama kadaluwarsa. Dari informasi ini kemudian auditor akan memeriksa catatan kredit dan
arsip korespondensi dengan debitur yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai
kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang kepada para debitur tersebut. Auditor juga mengajukan
pertanyaan kepada klien mengenai kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang telah lama
kadaluwarsa.
Bandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi berterima umum
Piutang usaha harus di sajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Auditor
membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang di sajikan klien dalam neraca dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha
adalah :
1. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
Piutang tipe tertentu tidak dapat dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar, seperti piutang
kepada manajer perusahaan, direksi, dan perusahaan afiliasi yang laporan keuangannya tidak
dikonsolidasikan. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, piutang tersebut harus disajikan terpisah
dari piutang usaha dan disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha
Seperti tercantum dalam prinsip akuntansi berterima umum, piutang nonusaha harus disajikan
di neraca terpisah dari piutang nonusaha. Piutang nonusaha yang merupakan piutang yang timbul dari
transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada
karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang
dividen dan bunga harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
3. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan (factore
aacountreceivable) ke perusahaan anjak piutang
Menurut prinsip akuntansi berterima umum, transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa harus diungkapkan memadai dalam neraca. Begitu pula, piutang yang
digadaikan dan yang dianjakkan harus diungkapkan memadai dalam neraca.