Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL

BLOK IMUNOHEMATOLOGI

TUTOR :

dr. Andi Nurmawanti

Oleh :

KELOMPOK VIII

1. Ahmad Arief J. Bana (K1A1 13 002)


2. Alfitrayana Waode Khairunnisa (K1A1 14 111)
3. Amin Rifail (K1A1 17 004)
4. Andi Achmad Rizal (K1A1 17 005)
5. Anisah Aryani Subaera (K1A1 17 006)
6. Gita Ananda (K1A1 17 040)
7. I Dewa Ayu Meyta Putri Sandradevi (K1A1 17 041)
8. ElvirenConstanty Adi (K1A1 17 064)
9. Fanda Indiana Novita Natsir (K1A1 17 065)
10. Febriski Okta Bimantara S. (K1A1 17 066)
11. Frily Indar Argadita (K1A1 17 039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
MODUL 1

PILEK MENAHUN

A. SKENARIO

SKENARIO

Seorang laki-laki berumur 15 tahun datang ke puskesmas dengan riwayat


menderita pilek selama kira-kira 1 tahun. Kadang-kadang pilek ini disertai
lendir pada tenggorokan yang dirasakan berasal dari belakang hidung.
Pada waktu kecil ia sering menderita sesak nafas.

B. KATA SULIT
1. Pilek : Gejala berupa rhinore disertai bersin berulang
2. Lendir : Cairan kental berfungsi untuk melumasi bagian organ tubuh

C. KATA KUNCI
1. Laki-lakiumur 15 tahun
2. Pilek kira-kira selama 1 tahun
3. Lendir pada tenggorokkan dari belakang hidung
4. Sesak nafas sewaktu kecil

D. PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi, histologi, fisiologi organ terkait?
2. Bagaimana respon imun tubuh terhadap gejala pilek?
3. Apakah penyakit ini termaksud alergi atau infeksi dan jelaskan.
4. Jelaskan gejalan dan tanda akibat reaksi alergi tipe 1 pada organ THT.
5. Jelaskan apakah terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, dan riwayat sesak
napas dengan penyakit yang dialami saat ini.
6. Jelaskan penyakit-penyakit apa saja yang berhungan dengan pilek?
a. Rhinitis Alergi
b. Rhinitis vasomotor
c. Sinusitis
d. Polip hidung
e. Rhinitis medikamentosa

E. PEMBAHASAN
 Anatomi, Histologi dan Fisiologi dari organ terkait
A. TELINGA
- ANATOMI

Secara anatomi dari fungsi telinga dibagi atas:

a. Telinga luar
Ialah bagian telinga yang terdapat sebelah luar membran
timpani.Terdiri dari:
* Daun telinga (aurikel)
Daun telinga merupakan suatu lempengan tulang rawan yang
berlekuk-lekuk ditutupi oleh kulit dan dipertahankan pada tempatnya oleh
otot dan ligamentum. Liang telinga luar 2/3 bagian dalam dibentuk oleh
tulang. Kulit yang melapisi tulang rawan liang telinga luar sangat longgar
dan mengandung banyak folikel rambut, kelenjar serumen dan kelenjar
sebasea. Gendang telinga dan kulit liang telinga bagian dalam mempunyai
sifat membersihkan sendiri yang disebabkan oleh migrasi lapisan keratin
epithelium dari membran timpani keluar, kebagian tulang rawan.
Pada ujung medial dari saluran tersebut terdapat membarana
tympani, pada saluran ini terdapat mucosa yang mengandung rambut,
kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Hasil produksi dari kelenjar
disebut cerumen.

b. Telinga Tengah
Terdiri dari:
o Membran timpani
Membran timpani terdiri 3 lapisan, yaitu:Lapisan squamosa,
lapisan mukosa, lapisan fibrosa terdiri serat melingkar dan serat radial.
Bagian membran timpani sebelah atas disebut pars flacida(membran
shrapnel) bagian yang lebih besar disebelah bawah disebut pars
tensa membran timpani.
o Cavum timpani
o Tulang-tulang pendengaran : malleus, incus dan stapes
o Tuba eustachius
o Sel-sel mastoid

c.  Telinga dalam


Terdiri dari labyrinthus osseus dan labyrinthus membraneceus.
Labyrinthus osseus terdiri dari ruangan dan saluran, berada di dalam pars
petrosa ossis temporalis. Ruangan dan saluran-saluran tersebut adalah
vestibulum, 3 canalis semicirkularis, 3 ampulla ossea dan canalis spiralis.
Pada ujung lateral dari vestibulum terdapat fenestra vestibuli yang
ditutupi oleh basis stapedius. Pada tiap canalis semicircularis terdapat
crus ampullae dan crus simplex. Canalis spiralis cochlea berbentuk
seperti rumah siput dengan basis berada di sebelah medial dan cupula di
sebelah lateral. Bangunan ini melingkari suatu sumbu horizontal. Canalis
ini bermuara pada dasar vestibulum.

B. HIDUNG
- ANATOMI

Hidung terdiri dari:


Hidung bagian luar
- Berbentuk pyramid
- Dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan.
Rongga hidung (cavum nasi)
-Berbentuk terowongan dari depan kebelakang
-Dipisahkan oleh septum di bagian tengah menjadi cavum nasi kanan dan
kiri
-Cavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu:
o Dinding medial
o Dinding lateral
o Dinding inferior
o Dinding superior
Dinding medial hidung yaitu septum nasi, septum dibentuk
oleh tulang dan tulang rawan, pada dinding lateral terdapat konka
yaitu;
a. Konka superior Kecil, dibagian atas
b.  Konka media Lebih kecil, letaknya ditengah
c.  Konka inferior Terbesar dan paling bawah letaknya
d. Konka suprema Terkecil dan rudimenter

Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat


rongga sempit yang disebut meatus. Ada 3 meatus, yaitu:
a. Meatus inferior terletak diantara konka superior dengan dasar
hidung dengan rongga hidung
b. Meatus medius terletak diantara konka media dan dinding
lateral rongga hidung.
c. Meatus superior merupakan ruang diantara konka superior
dan konka media.
Dinding superior merupakan merupakan dasar rongga
hidung dengan superior atau atap hidung sangat sempit.

Innervasi :
Permukaan laur hidung dipersarafi oleh nervus nasociliaris dan
nervus infraorbitalis. Septum nasi mendapat persarafan dari cabang nervus
ethmoidalis anterior di bagian antero-superior, dan dari nervus
sphenopalatinus yang dipercabangkan oleh ganglion pterygopalatinum di
bagian postero-inferior.
Dinding lateran dibagi menjadi 4 kuadran, sesuai daerah
vaskularisasinya, di mana kuadran antero-superior dilayani oleh nervus
ethmoidalis anterior. Kuadran anterior-inferior dipersarafi oleh nervus
dentalis superior anterior, kuadran postero-superior mendapat persarafan
dari ramus nasalis posterior lateralis yang dipercabangkan oleh ganglion
sphenopalatinum, dan kuadran postero-inferior dilayani oleh ramus nasalis
posterior-inferior yang dipercabangkan oleh nervus palatinus major.

Vascularisasi :
a. ramus sphenopalatinus yang dipercabangkan oleh arteri
maxillaries
b. ramus ethmoidalis anterior dan ramus ethmoidalis posterior yang
dipercabangkan oleh arteri ophtalmica
c. ramus labialis superior yang dipercabangkan oleh arteri facialis
d. ramus ascendens dari arteri palatina major.

Ke empat arteri tersebut di atas membentuk anastomosis (plexus


kiesselbach), dan terletak di bagian anterior septum nasi, di dalam
vestibulum nasi dekat pada atrium dan didekat meatus medius. Pada
tempat ini sering terjadi epistaxis (= perdarahan hidung) dan tempat ini
disebut area dari little. Pembuluh-pembuluh vena membentuk jaringan
cavernosa, terutama pada concha nasalis inferior dan concha nasalis
media, yang berfungsi untuk menghangatkan serta membuat udara
inspirasi menjadi lembab. Pembuluh darah vena berjalan mengikuti
arterinya.

 SINUS PARANASALIS
Sinus paranasalis adalah hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga
terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara/ostium
kedalam rongga hidung. Sinus paranasalis terbagi menjadi 4:
a) Sinus maxillaris
Berbentuk pyramid, dinding anterior sinus adalah permukaan fasial os
maxilla, dinding posterior sinus adalah permukaan intra-temporal maxilla,
dinding medial adalah dinding lateral rogga hidung, dinding superior
adalah dasar orbita dan dinding inferior adalah prosesus alveolaris dan
palatum.
b) Sinus frontalis
Yang dimana antara kiri dan kanan tidak simetris. Biasanya juga bersekat-
sekat dan tepi berlekuk-lekuk, kalau tidak ada sekat-sekat tersebut maka
menunjukkan infeksi sinus. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang
relatif tipis dari orbita dan fossa serebri anterior sehingga infeksi dari sinus
frontal mudah menjalar ke daerah ini.
c) Sinus ethmoidalis
Bentuknya bervariasi dan dianggap penting karena dapat merupakan fokus
infeksi bagi sinus-sinus ethmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang
menyerupai sarang tawon. Yang terdapat didalam massa bagian lateral os
ethmoid, yang terletak diantara conca media dan dinding medial orbita.
d) Sinus sphenoidalis
Tempatnya dibelakang sinus ethmoid posterior dibagi 2 sekat yaitu septum
intersfenoid, bagian superior berbatasan dengan fossa serebri media dan
kelenjar hipofisis, bagian inferior berbatasan dengan atap nasofaring,
bagian lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a.carotis interna
danbagian posterior berbatasab dengan fossa serebri posterior dipons.

Peranan :
Udara inspirasi dapat melewati sinus paranasalis yang membuat
udara tersebut menjadi basah dan panas. Selain itu menyebabkan tulang
cranium menjadi ringan dan menambah resonansi suara.

Innervasi :
Sinus paranasalis dilayani oleh nervus opthalmicus dan nervus
maxillaris. Sinus frontalis dipersarafi oleh nervus supra-orbitalis, cellulae
ethmoidalis anterior dipersarafi oleh nervus ethmoidalis anterior, cellulae
ethmoidalis posterior dan sinus sphenoidalis mendapat innervasi dari
nervus ethmoidalis posterior, dan sinus maxillaris dipersarafi oleh nervus
alveolaris superior.

C. TENGGOROKAN
1. FARING
a. Anatomi
 Dinding faring dibentuk oleh:
o Selaput lendir.
o Fasia faringo basiler.
o Pembungkus otot.
o Sebagian fasia bukofaringeal.
 Unsur faring meliputi:
o Muksa.
o Palut lender.
o Otot.
 Faring terdiri atas:
1.  Nasofaring
-Batas-batas:
Superior: dasar tengkorak.
Inferior: palatum mole.
Anterior: rongga hidung.
Posterior: vertebra servikal

2.  Orofaring (mesofaring)


-Batas-batas:
Superior: palatum mole.
Interior: tepi atas epiglotis.
Anterior: rongga mulut.
Posterior: vertebra servikal.

3.  Laringofaring (hipofaring).


-Batas-batas:
Superior:tepi atas epiglottis.
Anterior: laring.
Inferior: esophagus.
Posterior: vertebra servikal.

2. LARING
a. Anatomi

Bagian terbawah saluran napas atas. Dibentuk oleh cartilago,


ligamentum, otot, dan membrana mucosa. Terletak di sebelah ventral
pharynx, berhadapan dengan vertebra cervicalis III-VI. Berada di sebelah
caudalis dari os hyoideum dan lingua serta berhubungan langsung dengan
trachea. Di sebelah ventral ditutupi oleh kulit dan fascia, di kiri-kanan
linea mediana terdapat otot-otot infrahyoideus. Di sebelah posterior
terdapat pharynx, yang memisahkan daripada otot-otot prevertebralis.
Posisi larynx dipengaruhi oleh gerakan kepala, deglutition dan phonasi.

Bata-batas:
 Atas: rongga laring --- aditus laring.
 Bawah: rongga laring --- kaudal kartilago krokoid.

Cartilago Laryngis
Dibentuk oleh 3 buah cartilago yang tunggal, yaitu cartilago
thyreoidea, cartilago cricoidea, dan cartilago epiglottica, dan 3 pasang
cartilago yang terdiri atas cartilago arytenoidea, cartilago corniculata serta
cartilago cuneiforme.

(dr. hendra utama, SpFk.2014.buku ajar kesehatan telinga, hidung, tenggorok kepala dan
leher.Edisi ke-7.jakarta.fakultas kedokteran universitas Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai