Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN OPERASI

“PENGELOLAAN PERSEDIAAN”

KELOMPOK 6 :

1. Tasya Febristi Salsabila (2019210596)


2. Intan Emilia (2019210681)

3. Farach Aliyyah Putri S. (2019210703)

4. Anggie Tri Wahyuni (2019210707)


5. Aditya Dwi Pramasta R. (2019210711)
6. Setyo Wicaksono Khoiri (2019210724)

STIE PERBANAS SURABAYA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang ikut terlibat dan memberikan bantuan baik secara materi ataupun non materi. Makalah
ini kami susun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi, dimana
menarik bab tentang “PENGELOLAAN PERSEDIAAN”.
Dalam makalah ini terdapat materi mengenai Manajemen Operasi yang akan membantu
mahasiswa guna menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai Manajemen
Operasi.
Demikian makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin dengan berdasarkan
sumber-sumber yang valid, dan kami memohon maaf yang sebesarnya apabila ada kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, kritik dan saran sangat di harapkan untuk penyusun makalah
yang lebih baik kedepannya, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

 Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 06 Desember 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1           LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
1.3           TUJUAN DAN MANFAAT.....................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2.1  Pengelolaan persediaan..............................................................................................................6
2.2  Pengelolaan persediaan yang baik..............................................................................................6
2.3  Tujuan dan manfaat diadakannya pengelolaan..........................................................................9
2.4  persediaan..................................................................................................................................9
2.5  Biaya yang dibutuhkan dalam pengelolaan persediaan............................................................10
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1           LATAR BELAKANG
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka
banyak  bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan
utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi
berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan
oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya
terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan
merupakan salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana
prosedurnya terus menerus mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi
perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari
beberapa unsur yang paling aktif dan pokok dalam operasi perusahaan yang secara terus
menerus diperoleh, diproduksidan dijual.Begitu juga dengan lamanya persediaan yang
tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya
kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa
sehingga tidak laku dipasar.Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan
sangat penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini akan disajikan beberapa materi untuk
lebih mengetahui dan
memahami bagaimana persediaan dikelola secara benar yang diterapkan dalam suatu
perusahaan

1.2           RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pengelolaan persediaan yang baik?
2.      Apa saja tujuan diadakannya pengelolaan persediaan?
3.      Apa saja yang dibutuhkan dalam pengelolaan persediaan?
4.      Bagaiman perhitungan analisis ABC
5.      Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persediaan?
6.      Bagaimana perhitungan EOQ

1.3           TUJUAN DAN MANFAAT


1.3.1     Tujuan

4
Tujuan pembuatan makalah ini, antara lain
1.      Untuk mengetahui pengelolaan persediaan yang baik.
2.      Untuk mengetahui tujuan diadakannya pengelolaan persediaan.
3.      Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam pegelolaan persediaan.
4.      Untuk mengetahui analisis perhitungan ABC
5.      Untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persediaan.
6.      Untuk mengetahui perhitungan EOQ
1.3.2     Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengelolaan persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan
mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Persediaan Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan – karena biasanya mempunyai
nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi –
perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan penting untuk
mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Manajemen Persediaan adalah serangkaian kegiatan yang pada Intinya mengelola tingkat
persedian yang tepat agar jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil efektif dan
efisisen untuk mencapai tujuan perusahaan.
Terdapat macam-macam persediaan barang:
1.         Barang yang tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi)
2.         Barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang
dalam proses/pengolahan)
3.         Barang yang akan digunakan untuk produksi barang¬ barang jadi yang akan dijual (bahan
baku dan bahan pembantu) dalam kegiatan normal perusahaan.
Sifat-sifat persediaan diantaranya; biasanya merupakan aktiva lancar dengan perputaran < 1
tahun, merupakan jumlah yang besar dan memiliki pengaruh besar terhadap perubahan neraca
dan laporan laba rugi. Memperhatikan sifat persediaan maka pada akhir periode akuntansi
selalu dilakukan pemeriksaan persedian dengan tujuan mencocokkan pencatatan dengan
jumlah barang digudang, kegiatan ini kita kenal dengan istilah STOCK OPNAME.

2.2  Pengelolaan persediaan yang baik


Manajemen persediaan sangat penting karena berfungsi mengurangi risiko apabila
terjadi keterlambatan pengiriman barang, mengurangi risiko kenaikan harga, mengantisipasi
permintaan pelanggan, dan komitmen pada pelanggan.
Mengelola persediaan barang dengan baik bukanlah hal yang mudah. Jika jumlah
persediaan terlalu besar maka berakibat adanya dana besar yang menganggur karena tertanam

6
dalam persediaan, meningkatnya biaya penyimpanan, dan risiko kerusakan barang yang lebih
besar. Namun, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan
persediaan (stockout) karena seringkali bahan/ barang tidak dapat didatangkan secara
mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi,
tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.
             Tentunya persediaan juga harus memperhatikan permintaan pasar. Ini diperlukan
agar tidak terjadi persediaan berlebihan pada barang yang kurang diminati oleh pelanggan.
Kalau sampai tidak memperhatikan pasar, maka persediaan tersebut akan merugikan suatu
usaha karena dapat beresiko terjadinya kerusakan persediaan atau harga perolehan barang
tersebut menjadi turun drastis.
Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan analisis nilai persediaan. Dalam analisis ini, persediaan dibedakan berdasarkan
nilai investasi yang terpakai dalam satu periode. Biasanya, persediaan dibedakan dalam tiga
kelas, yaitu A, B, dan C berdasarkan atas nilai persediaan. Yang dimaksud dengan nilai
dalam klasifikasi ABC bukan harga persediaan per unit, melainkan volume persediaan yang
dibutuhkan dalam satu periode (biasanya satu tahun) dikalikan dengan harga per unit.
Kriteria masing-masing kelas dalam klasifikasi ABC, sebagai berikut :
1.Kelas A – Persediaan yang memiliki volume tahunan rupiah yang tinggi. Kelas ini mewakili
sekitar 70% dari total persediaan, meskipun jumlahnya hanya sedikit, biasa hanya 20% dari
seluruh item. Persediaan yang termasuk dalam kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi
dalam pengadaannya karena dalam kelas ini memerlukan perhatian tinggi dalam
pengadaannya karena berdampak biaya yang tinggi. Pengawasan harus dilakukan secara
intensif.
2.Kelas B – Persediaan dengan nilai volume tahunan rupiah yang menengah. Kelompok ini
mewakili sekitar 20% dari total nilai persediaan tahunan, dan sekitar 30% dari jumlah item.
Di sini diperlukan teknik pengendalian yang moderat.
3.Kelas C – Barang yang nilai volume tahunan rupiahnya rendah, yang mewakili sekitar 10%
dari total nilai persediaan, tetapi terdiri dari sekitar 50% dari jumlah item persediaan. Di sini
diperlukan teknik pengendalian yang sederhana, pengendalian hanya dilakukan sesekali saja.
Nilai persentase di atas tidak mutlak, namun tergantung dari kebijakan perusahaan. Demikian
pula jumlah kelas, tidakterbatas pada tiga kelas, tetapi dapat dilakukan untuk lebih dari tiga
kelas atau kurang.
Contoh 1 :

7
Suatu perusahaan dalam proses produksinya menggunakan 10 item bahan baku. Kebutuhan
persediaan selama satu tahun dan harga bahan baku per unit seperti dalam tabel berikut :

8
Tabel 1. Data Item Persediaan
Item Kebutuhan (unit/tahun) Harga (rupiah/unit)
H – 101   800      600
H – 102 3.000      100
H – 103    600   2.200
H – 104    800      550
H – 105 1.000   1.500
H – 106 2.400      250
H – 107 1.800   2.500
H – 108    780   1.500
H – 109    780 12.200
H – 110 1.000      200

Untuk membagi kesepuluh jenis persediaan tesebut dalam tiga kelas A, B, C dapat dilakukan
sebagai berikut :

Tabel 2 Klasifikasi ABC dalam Persediaan


Item Volume Harga per Volume Nilai Nilai Kelas
tahunan unit tahunan kumulatif kumulatif
(unit)  (rupiah) (ribu rp) (ribu rp) (persen)
1 2 3 4 5 6 7
H – 109    780 12.200 9.516 9.516 47,5 A
H – 107 1.800   2.500 4.500 14.016 70,0 A
H – 105 1.000   1.500 1.500 15.516 77,5 B
H – 103    600   2.200 1.320 16.836 84,1 B
H – 108    780   1.500 1.170 18.006 89,9 B
H – 106 2.400      250    600 18.606 92,9 C
H – 101    800      600    480 19.086 95,3 C
H – 104    800      550    440 19.526 97,5 C
H – 102 3.000      100    300 19.826 99,0 C
H - 110 1.000      200    200 20.026 100,0 C

9
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa :
1.      Kelas A memiliki volume tahunan rupiah sebesar 70,0% dari total persediaan, yang terdiri
dari 2 item (20%), yaitu item H-109 dan H-107.
2.      Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 19,9% dari total persediaan, yang
terdiri dari item 3 (30%) persediaan.
3.      Kelas C memiliki nilai volume tahuna rupiah sebesar 10,1% dari total persediaan, yang
terdiri dari 5 item (50%) persediaan

2.3  Tujuan dan manfaat diadakannya pengelolaan


2.4  persediaan
Tujuan dikelolanya persediaan barang adalah :
1.      Menjaga jangan sampai persediaan habis
2.      Menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen
3.      Menjaga agar jangan sampai jumlah persediaan barang berlebihan.
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar kegiatan operasi perusahaan,
yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta
selanjutnya menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen.
Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut Freddy Rangkuti
(1996:2) adalah:
1.         dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan
produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam
proses dan pemindahan
2.         alasan organisasi, untuk memungkinkan suatu unit membuat jadwal operasinya secara bebas
tidak tergantung dari yang lainnya.
Manfaat adanya persediaan
1.      menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan
perusahaan.
2.      menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas atau tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
3.      mengantisipasi bahwa bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat
digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4.      mempertahankan aktivitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi
mencapai penggunaan mesin yang optimal

10
5.      memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya agar keinginan pelanggan
pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi
tersebut
6.      membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaannya atau
penjualannya.
2.5  Biaya yang dibutuhkan dalam pengelolaan persediaan
Unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkann menjadi tiga, yaitu :
1.     Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan (ordering cost, procurement costs) adalah biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari penempatan pemesanan
sampai tersedianya barang di gudang. Biaya pemesanan ini meliputi semua biaya administrasi
dan penempatan order, biaya pemilihan vendor/pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar
muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan barang
2.     Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan (carrying costs, holding costs) adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan
dengan diadakannya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa
gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksana pergudangan, biaya listrik, biaya
modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi ataupun biaya kerusakan, kehilangan
atau penyusutan barang selama penyimpanan.
3.      Biaya Kekurangan Persediaan
Biaya kekurangan persediaan (shortage costs, stockout costs) adalah biaya yang timbul
sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya kekurangan persediaan
ini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil), melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya ini merupakan biaya kesempatan yang timbul misalnya
karena terhentinya proses produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses, yang
antara lain meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi mesin dan karyawan.
Biaya kekurangan persediaan sulit untuk diukur dan sering hanya diperkirakan besarnya
secara subyektif. Namun, tidak berarti biaya kekurangan persediaan itu tidak bias dihitung.
Tabel 3 berikut ini merupakan suatu contoh bagaimana menghitung biaya kekurangan
persediaan. Pendekatan yang dilakukan dengan mencari rata-rata kerugian yang timbul akibat
tidak tersedianya persediaan dan probabilitas terjadinya untuk setiap kasus
2.6        Yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persediaan
Persediaan bisa dikatakan ideal jika  berada dalam tingkat paling ekonomis tanpa adanya
resiko pada perusahaan. Biasanya suatu resiko akan muncul yang diakibatkan adanya suatu

11
ersediaan seperti: biaya persediaan, kerusakan barang, kehilangan barang. Lalu apa saja
tantangan yang dihadapi dalam mengelola persediaan barang ?
1.      Pengelolaan Gudang Penyimpanan Gudang Penyimpanan adalah salah satu unsur terpenting
dalam menjaga dan mengelola barang persediaan, maka dari itu banyak harus di perhatikan
dalam memelihara gudang guna menjaga persediaan tetap dalam kondisi normal. Hal yang
perlu diperhatikan yaitu seperti suhu, temperature, kelembaban, kebersihan serta keamanan
yang terjamin. Selain itu sistem penataan persediaan di gudang yang baik harus diperhatikan
agar tidak mengganggu jalannya proses produksi atau keluar masuknya barang persediaan.
2.      Menyusun Standard Operational Procedure (SOP) yang Efektif dan Efisien Aktivas
pergudangan harus memiliki Standard Operational Procedure (SOP) yang disusun secara rinci
dan jelas guna menerima dan menangani persediaan dengan baik karena sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan rutin, mempermudah operasional kerja semua pihak yang
terlibat dalam usaha yang dijalankan serta dapat mengetahui dengan jelas hambatan –
hambatan yang mudah di lacak. Banyak sebagian mengetahui SOP dibuat hanya sebatas
sebelum suatu pekerjaan dilakukan, namun selain itu banyak yang harus dibuat diantaranya
seperti jika ada perubahan langkah kerja, misalnya adanya mesin baru, peralatan baru,
tambahan pekerja, lokasi berbeda dan semua yang mempengaruhi lingkungan kerja, sehingga
aturan main dalam perusahaan menjadi lebih jelas karen adanya acuan operasional yang
baku.
3.         Perawatan Persediaan Selain menjaga dan mengelola gudang,
Ada 5R yaitu hal mengenai perawatan persediaan, diantaranya yaitu : Ringkas, Rajin, Rawat,
Rapi, Resik. Mengenai 5R akan di bahas lebih rinci lagi terhadap point selanjutnya.
4.         Selalu melakukan Stock Opname Stock opname adalah istilah lain dari perhitungan fisik
persediaan. Tujuan diadakan stock opname adalah untuk mengetahui kebenaran catatan
dalam pembukuan, yang mana merupakan salah satu fungsi Sistem Pengendalian Intern
(SPI). Dengan diadakannya stock opname maka akan diketahui apakah catatan dalam
pembukuan persediaan benaratau tidak, jika ternyata ada selisih antara persediaan dengan
catatan pada pembukuan, kemungkinan ada transaksi yang belum tercatat, atau bahkan ada
kecurangan yang berkaitan dengan persediaan.
5.         Pengecekan Persediaan Secara Berkala Pengecekan secara berkala sangat diperlukan karena
untuk mengetahui dan memisahkan barang yang rusak atau cacat sehingga barang yang rusak
tidak dapat mempengaruhi barang yang baik atau yang berguna serta dapat mengurangi space
untuk barang yang tak terpakai. 

12
6.         Penyimpanan Persediaan yang Teratur dalam Pengelompokan Tidak hanya disimpan begitu
saja dalam mengatur dan mengelola persediaan, namun persediaan juga harus ditempatkan
atau disusun secara berkelompok dengan cara memberi kode sesuai kebutuhan dan
persediaannya contohnya mengelompokan bedasarkan nama barang, kode barang, spesifikasi
barang, unit, dll.

Cara Tabel dan Grafik


Contoh :
PT Feminim merupakan suatu perusahaan yang memproduksi tas wanita. Perusahaan ini
memerlukan suatu komponen material sebanyak 12.000 unit selama satu tahun. Biaya
pemesanan komponen itu Rp. 50.000 untuk setiap kali pemesanan, tidak tergantung dari
jumlah komponen yang dipesan. Biaya penyimpanan (per/unit/tahun) sebesar 10% dari nilai
persediaan. Harga komponen Rp. 3.000 per unit.

Berdasarkan data itu, manajer perusahaan dapat menentukan jumlah pesanan yang paling
ekonomis (EOQ) yang dapat memberikan biaya total persediaan terendah. Perhitungan untuk
memperoleh EOQ pada kasus ini dapat dilihat dalam Tabel 4 :
Tabel 4. Contoh Perhitungan EOQ dengan Cara Tabel
Frekuensi Jumlah Persediaan Biaya Biaya Biaya total
pesanan pesanan rata-rata pemesanan penyimpanan (rupiah)
(kali) (unit) (unit) (rupiah) (rupiah)
1 12.000 6.000   50.000 1.800.000 1.850.000
2   6.000 3.000 100.000   900.000 1.000.000
3   4.000 2.000 150.000   600.000    750.000
4   3.000 1.500 200.000   450.000    650.000
5   2.400 1.200 250.000   360.000    610.000
6   2.000 1.000 300.000   300.000    600.000
7   1.714    857 350.000   257.100    607.100
8   1.500   750 400.000   225.000    625.000

Cara Formula
Dalam metode ini digunakan beberapa notasi sebagai berikut :
D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)

13
S = biaya pemesanan atau biaya setup (rupiah/pesanan)
h = biaya penyimpanan (% terhadap nilai barang)
C = harga barang (rupiah / unit)
H = h X C = biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)
Q = jumlah pemesanan (unit/pesanan)
F = frekuensi pemesanan (kali/tahun)
T = jarak waktu antar pesanan (tahun, hari)
TC = biaya total persediaan (rupiah/tahun)
Biaya pemesanan per tahun :
                = frekuensi pesanan X biaya pesanan
                 
Biaya penyimpanan per tahun
                = persediaan rata-rata X biaya penyimpanan          
EOQ terjadi bila biaya pemesanan = biaya penyimpanan
Biaya total per tahun = biaya pemesanan + biaya penyimpanan

Dengan menggunakan contoh kasus Feminim, kita memperoleh data sebagai berikut :


D = 12.000 unit
S = Rp. 50.000
h = 10%
C = Rp. 3.000
H = hxC = Rp. 300
EOQ dapat dihitung sebagai berikut :
EOQ = Q* = √(2) (12.000) (50.000) = 2.000 unit
                                   300
Jumlah frekuensi pesanan yang paling ekonomis ialah :
          F* = D
              Q
              = 12.000 / 2.000 = 6 kali/tahun
Jika 1 tahun sama dengan 365 hari maka jangka waktu antar tiap pesanan ialah :
          T* = Jumlah hari kerja per tahun
                Frekuensi pesanan
              = 365/6 = 61 hari

14
BAB III

PENUTUP

3.1           KESIMPULAN
Persediaan merupakan modal yang sangat penting yang memang harus ada dalam
perusaah. Maka dari itu suatu perusahaan perlu mengadakan pengelolaan ersediaan dengan
baik dan efektif agar tercapai tujuan perusahaan. Semakin baik suatu perusahaan mengelola
persediaannya maka dapat membantu mendapatkan kesuksesan usahanya. Banyak metode
yang dapat diterapkan dalam pengelolaan persediaan dan perusahaan perlu menyesuaikan
metode yang ada dengan jenis usaha yang dibidangi. Metode metode yang ada bila diterapkan
secara tepat akan dapat mendorong keberhasilan usaha yang lebih besar pula.

15
DAFTAR PUSTAKA

JayHeizer danBarryRender,2009,Operations Management.


Riyanto,Bambang, 1995,Dasar-dasar PembelanjaanPerusahaan, BPFE,Yogjakarta
http://www.academia.edu/9017994/MANAJEMEN_PERSEDIAAN
http://kuliah-manajemen.blogspot.co.id/2009/12/manajemen-persediaan.html

http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-persediaan-dalam-akuntansi/
http://kapanpunbisa.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-persediaan-barang.html 
https://www.researchgate.net/publication/342011136_ARTIKEL_PENGELOL
AAN_PERSEDIAAN_PERUSAHAAN
https://superakhwat08.wordpress.com/2014/05/26/pengelolaan-persediaan/

16

Anda mungkin juga menyukai