Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK

TEKNOLOGI DALAM EKONOMI GLOBAL DAN PENGELOLAAN INFORMASI


DALAM TANTANGAN TEKNOLOGI

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial

Agus Susanti 2010241861

Ibnu Satria 2010241992

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Teknologi Dalam Ekonomi
Global Dan Pengelolaan Informasi Dalam Tantangan Teknologi” dapat terselesaikan
dengan baik yang merupakan salah satu tugas kelompok dari Mata Kuliah Lingkungan Bisnis
dan Hukum Komersial pada Program Magister Akuntansi Universitas Riau.
Dalam makalah ini kami telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai
pihak untuk penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.B Isyandi, SE, MS sebagai dosen Mata Kuliah Lingkungan Bisnis
dan Hukum Komersial pada Program Magister Akuntansi Universitas Riau yang telah
memberikan tugas mengenai “Teknologi Dalam Ekonomi Global Dan Pengelolaan
Informasi Dalam Tantangan Teknologi” ini sehingga pengetahuan kami dalam
penulisan makalah ini semakin bertambah dan bermanfaat bagi kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya di kemudian hari.
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami
mohon maaf atas segala kekurangan dan menerima kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 02 Maret 2021

Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hubungan teknologi dengan organisasi bisnis 6
2.2 Mengelola sistem informasi dalam organisasi bisnis 7
2.2.1 Sistem penjualan dan pemasaran 10
2.2.2 Sistem manufaktur dan produksi 10
2.2.3 Sistem keuangan dan akuntasi 10
2.2.4 Sistem sumber daya manusia (SDM) 10
2.2.5 Sistem pemrosesan transaksi 10
2.2.6 Sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan 11
2.3 Melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis 11
2.4 Hak para stakeholder dan mengelola keanekaragaman tenaga kerja dalam
organisasi bisnis 12
2.4.1 Hak Stakeholder 14
2.4.2 Kompensasi untuk para eksekutif 15
2.4.2.1 Bentuk kompensasi eksekutif 17
2.4.3 Mengelola keanekaragaman tenaga kerja dalam organisasi bisnis18
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan banyak pengaruh di


berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan penggunaan teknologi, manusia dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah. Pekerjaan-pekerjaan yang dulunya dilakukan
secara tradisional kini dapat dilakukan menggunakan alat-alat yang canggih. Salah satu hasil
dari kemajuan teknologi adalah dihasilkannya komputer sebagai alat bantu manusia dalam
melakukan pekerjaan dan juga internet sebagai sarana komunikasi penghubung yang
digunakan melalui komputer. Pada bidang ekonomi, hal yang berhubungan dengan transaksi
dan administrasi menjadi semakin mudah dan efisien. Pada bidang sosial, internet mengubah
pola hubungan sosial antar individu yang menghilangkan jarak yang begitu jauh. Pada bidang
budaya, mudahnya terjadi transformasi budaya antarnegara.

Era “Globalisasi” yang ditandai dengan semakin meningkatnya jalur interkoneksi dan
interdependensi dunia, berperan memfasilitasi pertumbuhan perdagangan, investasi dan
keuangan yang lebih cepat dari pendapatan nasional berbagai negara. Ekonomi nasional suatu
negara akan semakin terintegrasi menjadi ekonomi global.

Globalisasi memfasilitasi bergeraknya “4i” (informasi, investasi, infrastruktur dan


individu) untuk melintasi batas-batas negara. Akselerasi proses globalisasi yang dramatis
difasilitasi oleh revolusi di bidang teknologi, yang mentransformasikan masyarakat dunia
memasuki era yang kita kenal dengan “era informasi”. Dalam era informasi, informasi telah
berkembang menjadi komoditas yang penting dan strategis, serta semakin luas memasuki
berbagai sisi dalam kehidupan masyarakat. Pengelolaan informasi pun semakin canggih dan
berkembang menjadi bisnis yang semakin menguntungkan, sehingga menampakkan wajah
yang industrial-komersial. Proses produksi, pengolahan, dan penyebarluasan informasi
semakin dipermudah dan dipercepat karena dukungan teknologi yang semakin canggih.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini :

a. Bagaimana hubungan teknologi dengan organisasi bisnis ?


b. Bagaimana mengelola sistem informasi dalam organisasi bisnis ?
c. Bagaimana melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis ?
d. Bagaimana hak para stakeholder dan mengelola keanekaragaman tenaga kerja dalam
organisasi bisnis ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

a. Untuk mengetahui hubungan antara teknologi dengan organisasi bisnis.


b. Untuk mengetahui cara mengelola sistem informasi dalam organisasi bisnis.
c. Untuk mengetahui cara melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis.
d. Untuk mengetahui hak para stakeholder dan mengelola keanekaragaman tenaga kerja
dalam organisasi bisnis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Teknologi dengan Organisasi Bisnis


Teknologi dewasa ini berkembang begitu pesat dan beragam. Keberadaannya pun kini
telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Teknologi menawarkan kehidupan yang lebih
mudah, efisien, dan nyaman. Kini hampir tidak ada satupun area kehidupan yang tak
memanfaatkan teknologi mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Teknologi
memiliki area yang amat luas sehingga tidak mudah untuk dikategorikan secara spesifik.
Sukanto Reksohadiprodjo (2000) menjelaskan pada hakikatnya, perubahan teknologi dapat
dikelompokkan dalam 4 bidang, meliputi:
1. Bidang komputer;
2. Bidang transportasi dan Komunikasi;
3. Bidang energi dan sumber daya alam;
4. Bidang proses produksi baru.
Dalam penerapan teknologi pada organisasi, terdapat pengaruh positif dan negatif.
Contoh positif dalam penerapan teknologi ini seperti:
1. Sebagai media untuk mengawasi kinerja organisasi.
2. Sebagai media untuk meningkatkan kualitas informasi.
3. Sebagai media untuk menganalisa daya saing organisasi.
4. Penghematan biaya, waktu, dan peningkatan produktivitas.
5. Untuk membantu aktivitas manajemen sumber daya manusia.
Selain pengaruh positif terdapat juga pengaruh negatif dalam penerapan teknologi, seperti:
1. Kemungkinan penyalahgunaan teknologi.
2. Tingginya kemungkinan masalah penolakan penggunaan teknologi.
3. Mengurangi sifat sosial.
Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja intern sebuah
organisasi atau perusahaan, terutama di bidang administrasi. Sistem database dapat dengan
mudah mengklasifikasi data perusahaan secara detail dan akurat. Bahkan sistem ini juga
dapat dimanfaatkan untuk absensi pegawai. Pada umumnya, sistem database mengambil
peran penting dalam pendataan inventaris perusahaan.
Kecanggihan komputer yang semula dikhawatirkan akan menambah jumlah
pengangguran kini malah berlaku sebaliknya, yakni menambah kesempatan kerja. Hampir
semua perusahaan besar kini butuh ahli komputer di bidang pendataan, informatika
(pemrograman), serta tentunya teknisi komputer. Ini dikarenakan pentingnya keberadaan
sumber daya teknologi yang menopang aktivitas perusahaan.
Kemampuan komputer mangatasi soal-soal kompleks saat ini tidak bisa disangkal lagi
amat membantu kinerja pegawai perusahaan. Pengolahan berbagai variabel yang akan
mamakan waktu lama jika diselesaikan secara manual kini akan menjadi amat mudah dan
cepat dengan komputer. Apalagi ditunjang kemajuan berbagai aplikasi analisa yang amat
beragam. Banyak pilihan bagi perusahaan untuk menggunakan aplikasi mana yang cocok
untuk kebutuhan perusahaan. Penyimpanan dan back up yang mudah juga menjadi nilai plus
komputer. Kini tidak perlu lagi khawatir data hilang asal komputer tidak error.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi turut memudahkan perpindahan arus barang
bagi sebuah perusahaan. Berbagai pelayanan kini tersedia baik dari jalur darat, laut, dan yang
paling express yakni jalur udara. Anggaran transportasi kini menjadi salah satu hal yang
paling diperhitungkan mengingat konsekuensi antara dana dan kecepatan yang kini semakin
setara. Transportasi darat memiliki kelebihan berupa dana yang lebih murah. Transportasi
laut memungkinkan pelayanan antarpulau dan kapasitas dalam jumlah besar. Transportasi
udara yang kini menjadi primadona memiliki banyak kelabihan, antara lain fleksibilitas dan
kecepatan, tapi tidak untuk besarnya kapasitas angkut dan biaya.
Komunikasi menjadi bidang yang paling banyak diperbincangkan. Kemudahan akses
akibat meluasnya jaringan internet telah menggeser keberadaan alat-alat seperti faksimile,
telegram, atau pos. Fasilitas e-mail yang mudah, murah, dan menyenangkan dengan berbagai
fitur menarik kini menjadi pilihan utama. Internet juga menjadi senjata ampuh untuk
pemasaran, mengingat konsumsi publik yang semakin lama terus meningkat terhadap
internet. Adanya jejaring-jejaring juga membantu mempermudah komunikasi baik
antarkaryawan maupun jajaran direksi. Hubungan-hubungan informal kini dirasa lebih
dibutuhkan karena dinilai lebih mempunyai efek untuk mempererat hubungan.
Selain internet, TV dan radio tetap menjadi fokus konsumsi publik terbesar yang
dimanfaatkan perusahaan terutama dan beriklan. Program TV yang makin beragam dan
bermutu kini juga bisa disisipi kepentingan-kepentingan oleh pihak tertentu. Misalnya, acara
otomotif yang digagas oleh perusahaan transportasi kini telah banyak menghiasi layar kaca.
Menurut Sukanto Reksohadiprodjo (2000), usaha-usaha untuk mempertahankan
keseimbangan anara penggunaan serta tersedianya sumber daya dalam menghadapi berbagai
persoalan yang sifatnya teknis dan ekonomis. Kemungkinan saling mengganti antara sumber-
sumber yang satu dengan yang lain sejatinya amat terbatas, namun perkembangan teknologi
memungkin hal itu, walau terkadang dibutuhkan biaya yang amat tinggi.
Satu hal yang dikhawatirkan dari pemanfaatan teknologi yang berlebihan adalah
pencemaran lingkungan. Tak bisa dipungkiri, alat-alat teknologi lebih banyak berbahan
anorganik (kimia) daripada bahan alami (organik). Emisi karbon juga amat besar, terutama
pada alat-alat canggih seperti komputer, kendaraan bermotor, dan Pendingin Ruangan.
Sehingga kini para ilmuan mulai mencari solusi untuk penggunaan teknologi ramah
lingkungan yang digagas perusahaan-perusahaan maju, terutama dari jepang.

2.2 Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis


Persaingan di bidang bisnis pada masa sekarang meningkatkan kebutuhan manajemen
akan informasi. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cepat yang disajikan
dalam bentuk yang informatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi yang
dibutuhkan berasal dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Penguasaan terhadap
informasi yang berasal dari kedua lingkungan tersebut sangat penting dalam menentukan
strategi yang tepat dalam persaingan bisnis yang sedang terjadi.
Informasi yang berasal dari lingkungan internal didapat dengan melakukan pemrosesan
terhadap dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pencatatan dan bukti transaksi yang
terjadi. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari informasi yang berasal dari
lingkungan internal dibutuhkan suatu mekanisme pemrosesan yang memenuhi komponen
tersebut. Solusi yang tepat untuk masalah ini adalah dengan menggunakan sistem informasi
yang tepat.
Selain untuk kebutuhan manajemen, sistem informasi yang tepat dibutuhkan juga untuk
memperlancar proses bisnis yang ada di dalam perusahaan. Sistem informasi yang terpusat
dan digunakan oleh setiap bagian yang ada di perusahaan akan mempercepat pertukaran
informasi yang akurat dari dan ke setiap bagian. Dengan demikian, proses bisnis yang terjadi
di dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Sistem Informasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah menjadi komponen
penting dalam organisasi bisnis modern yang sukses menjalankan usahanya, karena mampu
membantu dalam pengembangan bisnis dan mengelola keunggulan kompetitif. Sistem dan
teknologi informasi juga diandalkan untuk meningkatkan efiektivitas dan efisiensi proses-
proses bisnis yang ada di organisasi, sehingga menjadi proses bisnis unggulan (best practice),
juga mampu memfasilitasi jajaran manajer dalam pengambilan putusan dan kolaborasi antar
bagian.
Sistem informasi mengintegrasikan sumber daya manusia, teknologi (hardware,
software dan jaringan komunikasi), sumber data serta kebijakan dan prosedur kerja, untuk
mengelola (menyimpan, mengakses kembali, mengubah dan menyebarluaskan) informasi
dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi pada sebuah organisasi, dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu sistem pendukung operasional (misalnya untuk mengefisienkan
taransaksi bisnis, mengendalikan proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi) dan
sistem pendukung manajemen (misalnya untuk menyediakan laporan dan tampilan, dukungan
langsung pada proses pengambilan putusan).
Perusahaan melakukan aktivitas kerja menggunakan informasi untuk beroperasi secara
efisien dan meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan. Sistem informasi digunakan
perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan kinerja perusahaan
mereka. Sistem informasi adalah proses meningkatkan bisnis yang terletak pada inti bisnis,
sistem informasi digunakan dalam proses bisnis yang mana mengacu kepada metode dimana
pekerjaan dikelola, dikoordinasikan, dan difokuskan untuk memproduksi produk atau jasa
yang bernilai. Proses bisnis adalah arus kerja, informasi, dan pengetahuan untuk serangkaian
aktivitas.

Sebagai contoh, hampir semua bisnis memiliki cara untuk memperkerjakan karyawan
dalam hal ini proses memperkerjakan karyawan adalah proses bisnis dalam pengertian
serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk memperkerjakan karyawan baru. Dan
salah satu tujuan sistem informasi adalah untuk membuat proses bisnis dengan seefisien
mungkin. Terdapat dua cara sistem informasi meningkatakan proses bisnis dengan efisien
yaitu :

 Meningkatkan efisiensi proses yang ada.

 Mengubah proses yang ada dengan proses yang baru yang dapat merubah bisnis.

Sistim Informasi pada proses bisnis sebelumnya dilakukan secara manual, seperti
pengecekan kredit klien atau memeperoleh tagihan, dan pengiriman pemesanan. Teknologi
baru dapat mengubah arus informasi untuk menghentikan langkah berurutan dengan tugas
yang dapat dilakukan secara paralel dan menghilangkan penundaan pada pembuatan
keputusan dengan kata lain informasi dapat mengubah keseluruhan proses bisnis yang ada
menjadi proses bisnis yang baru.
Perusahaan yang berukuran besar dan menengah memiliki ribuan program komputer
dan ratusan sistem yang berbeda, bahkan perusahaan kecil memiliki sekumpulan sistem yang
berbeda seperti, e-mail untuk pelanggan,google untuk sarana periklanan, sistem untuk
menjaga catatan transaksi penjualan dan menjaga catatan pemasok.

2.2.1 Sistem Penjualan Dan Pemasaran

Fungsi penjualan dan pemasaran bertanggung jawab dalam menjual produk atau jasa
organisasi. Dalam pemasaran yang harus diperhatikan adalah mengenali pelanggan produk
atau jasa perusahaan, menentukan kebutuhan dan permintaan pelanggan, merenacanakan dan
mengembangkan produk atau jasa. Sistem penjualan dan pemasaran membantu manajemen
untuk mengawasi pergerakan yang mempengaruhi produk baru dan kesempatan penjualan,
dan mengawasi kinerja pesaing.

2.2.2 Sistem Manufaktur dan Produksi

Fungsi manufaktur dan produksi untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan.
Sistem manufaktur dan produksi meliputi perencanaan, pengembangan, dan pemeliharaan
fasilitas produksi. Untuk sistem bagian produksi menetapkan sasaran, pengadaan,
penyimpanan, dan bahan produksi untuk membuat produk menggunakan penjadwalan
peralatan, fasilitas, bahan baku, dan tenaga kerja.

2.2.3 Sistem Keuangan dan Akuntansi

Fungsi keuangan untuk mengelola aset keuangan perusahaan seperti : uang tunai ,
saham, obligasi, dan investasi lainnya yang digunakan untuk memaksimalkan pengembalian
atas aset keuangan.

Fungsi Akuntansi bertanggung jawab menjaga dan mengelola catatan keuangan


perusahaan dalam hal penerimaan, pembayaran, depresiasi, penggajian, yang digunakan
untuk menghitung arus dana perusahaan.

2.2.4 Sistem Sumber Daya Manusia

Fungsi sumber daya manusia untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahan kan
tenaga kerja perusahaan dan digunakan untuk mendukung aktivitas seperti, mengenali
karyawan yang potensial.
2.2.5 Sistem Pemrosesan Transaksi

Manajer operasional membutuhkan sistem yang menyimpan catatan aktivitas dasar


dan transaksi organisasi, seperti penjualan, penerimaan kas, penggajian, keputusan kredit dan
arus bahan baku dipabrik dan sebuah sistem pemrosesan transaksi adalah sistem
terkomputerisasi yang menjalankan dan mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan
untuk menjalankan bisnis.

2.2.6 Sistem Informasi Manajemen Dan Sistem Pendukung Keputusan

SIM merangkum dan melaporkan operasi dasar perusahaan menggunakan data yang
disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi.

2.3 Melindungi Kekayaan Intelektual dalam Organisasi Bisnis


Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual
manusia yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Karya ini dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang
memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan
landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis. Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik
Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) merupakan padanan bahasa Inggris
intellectual property right.

Secara substantif pengertian HaKI dapat dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang
timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Karya-karya intelektual tersebut di
bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra ataupun teknologi, dilahirkan dengan pengorbanan
tenaga, waktu dan bahkan biaya. Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang
dihasilkan menjadi memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat
dinikmati, maka nilai ekonomi yang melekat menumbuhkan konsepsi kekayaan (Property)
terhadap karya-karya intelektual. Bagi dunia usaha, karya-karya itu dikatakan sebagai aset
perusahaan.

Kekayaan intelektual membutuhkan perlindungan dari pesaing bagi perusahaan untuk


tetap menguntungkan. Ini membutuhkan paten, hak cipta, merek dagang atau pelestarian
rahasia dagang. Kebanyakan bisnis memiliki nama, logo dan teknik branding yang serupa
yang dapat manfaat dari trademarking. Paten dan hak cipta di Amerika Serikat sebagian besar
diatur oleh hukum federal, sementara perdagangan rahasia dan trademarking sebagian besar
masalah hukum negara. Karena sifat kekayaan intelektual, bisnis membutuhkan perlindungan
dalam setiap yurisdiksi di mana mereka prihatin tentang pesaing. Banyak negara
penandatangan perjanjian internasional mengenai kekayaan intelektual, dan dengan demikian
perusahaan yang terdaftar di negara-negara tunduk kepada hukum nasional yang terikat oleh
perjanjian ini. Dalam rangka untuk melindungi rahasia perdagangan, perusahaan mungkin
membutuhkan karyawan untuk menandatangani klausul non-bersaing yang akan
memberlakukan pembatasan pada interaksi karyawan dengan pemangku kepentingan, dan
pesaing.

2.4 Hak Para Stakeholder Dan Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja Dalam
Organisasi Bisnis

Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan
permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya isu perikanan, maka stakeholder dalam hal ini
adalah pihak-pihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat  pesisir,
pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya
ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal
ini dapat  juga dinamakan pemangku kepentingan.
 Stanford Research Institut (SRI) adalah lembaga yang pertama kali menggunakan
konsep stakeholder. Lembaga ini mendefinisikan stakeholders sebagai kelompok yang
mampu memberikan dukungan terhadap keberadaan sebuah organisasi. Stakeholder adalah
semua pihak, internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Stakeholder is a group or an
individual who can affect, or be affected by, the success or failure of an organization (Luk,
Yau, Tse, Alan, Sin, Leo, dan Raymond, dalam Nor Hadi. 2011 : 93).
Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti :
pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga
diluar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja
perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi
dan dipengaruhi perusahaan.
Perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial. Perusahaan perlu
menjaga legitimasi stakeholder serta mendudukkannya dalam kerangka kebijakan dan
pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu
stabilitas usaha dan jaminan going concern (Adam, dalam Nor Hadi. 2011: 94-95). Dalam
pengambilan keputusan, para stakeholder membutuhkan informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terkait dengan aktivitas yang telah dilakukan. Perusahaan akan berusaha untuk
mengungkapkan informasi yang berintegritas, agar para stakeholder tetap menaruh
kepercayaan terhadap perusahaan. Menurut sifatnya pengungkapan informasi dibagi menjadi
dua, yaitu wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Pengungkapan informasi yang bersifat
wajib adalah laporan keuangan, informasi ini dibutuhkan oleh stakeholder yang
mempengaruhi maupun yang dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi perusahaan. Sedangkan
pengungkapan yang bersifat sukarela dibutuhkan oleh stakeholder yang berpengaruh maupun
tidak berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi perusahaan.
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu
stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA (1995) mengelompokkan
stakeholder kedalam stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci . Sebagai gambaran
pengelompokan tersebut pada berbagai kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik)
dapat kemukakan kelompok stakeholder seperti berikut :
1. Stakeholder Utama (Primer) Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki
kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek.
Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Contohnya :
a. Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni
masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena
dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian) dari
proyek ini. Tokoh masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh masyarakat
ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat.
b. Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalampengambilan dan implementasi suatu keputusan.
2. Stakeholder Pendukung (Sekunder) Stakeholder pendukung (sekunder) adalah
stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan keprihatinan
sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan
keputusan legal pemerintah. Contohnya :
a. Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan
secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang
yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki
concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
d. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam
pengambilan keputusan pemerintah.
e. Pengusaha(Badan usaha) yang terkait.
3. Stakeholder Kunci. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki
kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang
dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan instansi. Misalnya,
stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Contohnya :
a. Pemerintah Kabupaten.
b. DPR Kabupaten.
c. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

SIAPA STAKEHOLDER PERUSAHAAN ANDA?

2.4.1 Hak Stakeholder


Pemegang Saham
a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham
memberi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara
b. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat waktu dan teratur,
agar memungkinkan seorang Pemegang Saham untuk membuat keputusan penanaman
modal berdasarkan informasi yang dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
c. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi Pemegang
Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan lainnya.
Pelanggan dan Konsumen

a. Hak untuk memilih barang serta mendapatkan barang tersebut sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
b. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang.
c. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang yang digunakan.
d. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
e. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
f. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau
jasayang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Pesaing
a. Hak mendapat perlakuan dalam persaingan sesuai dengan aturan dan cara kompetisi
yang baik dan adil.
b. Tidak mencari informasi rahasia pesaing dengan metode penipuan, tidak jujur, atau
tidakpantas atau melanggar hukum.
c. Tidak sengaja merusak reputasi pesaing dengan fitnah tak berdasar.
d. Tidak melakukan tindakan apapun yang melanggar kekayaan intelektual dan hak cipta
dari pesaing
Mitra Dagang
a. Hak mendapat perlakuan yang merata, adil, dan berdasarkan hasil yang adil dapat
diterima kedua belah pihak.
b. Hak untuk dipenuhinya perjanjian kerja sama yang sudah disepakati dan secara
bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi dikemudian hari.
c. Tidak meminta atau menerima aset atau keuntungan lainnya yang tidak jujur
untukperdagangan dengan mitra dagang.
d. Tidak memberikan kerjasama atau mendukung setiap orang atau organisasi yang
melakukan bisnis ilegal atau merupakan ancaman bagi masyarakat dan keamanan
nasional.
e. Berkomitmen untuk mempertahankan hubungan yang berkelanjutan dengan mitra
dagang dan mitra kontrak atas dasar saling percaya.
2.4.2 Kompensasi untuk Para Eksekutif
Kompensasi eksekutif merupakan fasilitas yang diberikan bagi eksekutif dan jajaran
pengambil keputusan sebagai insentif atas segala upaya kerja yang telah dilakukannya. Hal
ini dikarenakan para eksekutif tersebut harus bekerja hanya pada satu perusahaan dan bukan
pada perusahaan lain. Secara umum tujuan dari disusunnya sebuah rencana kompensasi
eksekutif adalah untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan
eksekutif perusahaan dan untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara pihak
manajemen perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.
Besarnya kompensasi yang diberikan kepada pihak manajemen dan kepada pemilik
perusahaan adalah berbeda antar perusahaan. Secara umum kompensasi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu berbentuk finansial maupun non-finansial. Dalam bentuk finansial
kompensasi dapat berupa gaji, bonus tahunan, opsi saham dan insentif jangka panjang dalam
berbagai bentuk, baik stock plans maupun bonus. Sedangkan kompensasi dapat digunakan
untuk:
a. Menarik orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan
perusahaan. Dalam hubungannya dengan upaya rekrutmen, program kompensasi yang
baik dapat membantu untuk mendapatkan orang yang potensial atau berkualitas sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena orang-orang
dengan kualitas yang baik akan merasa tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan
tertentu, dengan kompensasi yang dianggap layak dan cukup baik.
b. Mempertahankan karyawan yang baik. Jika program kompensasi dirasakan adil secara
internal dan kompetitif secara eksternal, maka karyawan yang baik (yang ingin
dipertahankan oleh perusahaan) akan merasa puas.
c. Meraih keunggulan kompetitif. Adanya program kompensasi yang baik memudahkan
perusahaan untuk mengetahui apakah besamya kompensasi masih merupakan biaya
yang signifikan untuk menjalankan bisnis dan meraih keunggulan kompetitif. Apabila
sudah tidak signifikan lagi, maka perusahaan mungkin akan beralih dengan
menggunakan sistem komputer dan mengurangi jumlah tenaga kerjanya atau
berpindah ke daerah yang tenaga kerjanya lebih murah.
d. Memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai tingkat
kinerja yang tinggi. Dengan adanya program kompensasi yang dirasakan adil, maka
karyawan akan merasa puas dan sebagai dampaknya tentunya akan termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
e. Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum. Dalam hal ini kompensasi yang
diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan aturan hukum yang berlaku. Contoh,
sesuai peraturan pemerintah patokan minimal pemberian upah yang berlaku saat ini
adalah sebesar UMR (upah minimum regional), maka perusahaan harus memberikan
kompensasi kepada karyawannya minimum sebesar UMR tersebut.
f. Memudahkan sasaran strategis. Suatu perusahaan mungkin ingin menjadi tempat kerja
yang menarik, sehingga dapat menarik pelamar-pelamar terbaik. Kompensasi dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai sasaran ini dan dapat juga dipakai untuk
mencapai sasaran strategis lainnya, seperti pertumbuhan yang pesat, kelangsungan
hidup dan inovasi.
g. Mengokohkan dan menentukan struktur. Sistem kompensasi dapat membantu
menentukan struktur organisasi, sehingga berdasarkan hierarki statusnya, maka orang-
orang dalam suatu posisi tertentu dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di posisi
lainnya.
Dengan demikian, kompensasi manajemen bagi para eksekutif perusahaan bertujuan
untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan eksekutif perusahaan
dan untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara pihak manajemen perusahaan
dengan pihak pemilik perusahaan.

2.4.2.1 Bentuk Kompensasi Eksekutif


Selain itu bentuk kompensasi juga dapat berbentuk finansial maupun non-finansial.
Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, upah, komisi, asuransi karyawan,
bantuan sosial karyawan, tunjangan dan sebagainya. Sedangkan dalam bentuk non-finansial
kompensasi dapat berbentuk tugas-tugas yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan
memadai, posisi kcrja, pengakuan, pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja yang
mendukung.
Kompensasi total dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen utama, yaitu:
1. Kompensasi dasar yaitu kompensasi yang jumlahnya dan waktu
pembayarannya tetap, seperti upah dan gaji.
2. Kompensasi variabel merupakan kompensasi yang jumlahnya bervariasi
dan/atau waktu pembayarannya tidak pasti. Kompensasi variabel ini dirancang
sebagai penghargaan pada karyawan yang berprestasi baik. Termasuk
kompensasi variabel adalah pembayaran insentif pada individu maupun
kelompok, gainsharing, bonus, pembagian keuntungan (profit sharing),
rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock-ownership plans) dan
stock-option plans.
3. Kompensasi total adalah benefit atau seringlcali juga disebut indirect
compensation (kompensasi tidak langsung). Termasuk dalam komponen ini
adalah (1) perlindungan umum, seperti jaminan sosial, pengangguran dan
cacat; (2) perlindungan pribadi dalam bentuk pensiun, tabungan, pesangon
tambahan dan asuransi; (3) pembayaran saat tidak bekerja seperti pada waktu
mengikuti pelatihan, cuti kerja, sakit, saat liburan, dan acara pribadi; (4)
tunjangan siklus hidup dalam bentuk bantuan hukum, perawatan orang tua,
perawatan anak, program kesehatan, dan konseling.
Beberapa bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan tersebut antara lain
adalah:
1. Kompensasi Total. Terdiri dari gaji, insentif jangka pendek tahunan, insentif jangka
panjang, bonus dan penghasilan tambahan. Tingkat kompensasi total ditentukan untuk
merefleksikan posisi pasar (marketplace) untuk memastikan daya saing, maupun
tanggung jawab masing-masing posisi atau jabatan, untuk memastikan ekuitas
internal. Kompensasi total terdiri dari:
(a) Gaji (salary), yang meliputi gaji target yang ditetapkan pada level menengah
dalam kelompok pembanding yang mencerminkan posisi yang serupa dalam
perusahaan, dan gaji dasar, yang merupakan gaji yang ditentukan oleh kebijakan
perusahaan.
(b) Pemberian Insentif Jangka Pendek Tahunan (Annual Short-Term Incentive
Award) yang meliputi kineija perusahaan atas dasar tujuan bisnis strategi dan
target keuangan yang dapat dikuatifikasikan dan konstribusi individual yang
dievaluasi pada dasar kriteria yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
2. Kompensasi Jangka Panjang. Kompensasi ini terdiri dari opsi saham dan unit saham.
Dimana penjelasannya yaitu:
(a) Opsi Saham (stock options), dimana pemberian opsi saham berbeda-beda
tergantung pada tingkat gaji dan tidak mengambil opsi saham yang masih beredar
sebagai bahan pertimbangan. Tingkat pemberian target tergantung pada posisi
pemegang jabatan dan total kompensasi relatif terhadap pasar.
(b) Unit Saham (share unit), yaitu pemberian bagi eksekutif senior dan karyawan
kunci dimana satu unit saham itu ekuivalen atau setara dengan satu saham biasa
yang mungkin diberikan pada pegawai atau karyawan tertentu yang memilik
jabatan pcnting di cabang lain.

2.4.3 Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja dalam Organisasi Bisnis


Dilihat dari berbagai aspek, keberagaman tenaga kerja semakin bertambah. Ketika
keberagaman ini dikelola secara efektif, organisasi akan mendapatkan keuntungan dari
beragam perspektif, pendapat, pengalaman, dan pengetahuan yang berbeda dari para
anggotanya untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik dan lebih responsif terhadap
konsumennya yang semakin beragam pula.
Keberagaman (diversity) adalah ketidaksamaan dan perbedaan diantara orang yang
disebabkan oleh usia, jenis kelamin, ras, etnisitas, agama, latar belakang social ekonomi,
pendidikan, pengalaman, penampilan fisik, kemampuan/ketidakmampuan, dan ciri-ciri
lainnya yang digunakan untuk membedakan antara orang satu dengan lainnya. Keberagaman
memunculkan isu etik dan tanggungjawab sosial. Demikian juga dalam sebuah organisasi.
Jika isu keberagaman ini tidak dikelola dengan baik organisasi bisa mengalami keruntuhan,
khususnya di lingkungan global.
Ada beberapa alasan mengapa keberagaman menjadi isu penting bagi para manager dan
perusahaan :
1. Ada kewajiban etis yang kuat dalam masyarakat untuk memperlakukan orang secara
pantas dan adil.
2. Mengelola keberagaman secara efektif dapat memperbaiki efektifitas
organisasi.Ketika para manager mengelola keberagaman secara efektif, mereka tidak
hanya mendorong manager lainnya untuk memperlakukan anggota organisasi secara
pantas dan adil namun juga menyadari bahwa keberagaman merupakan sumber daya
organisasi yang penting yang dapat membantu sebuah organisasi meraih keuntungan
kompetitif (competitive advantage).
3. Ada bukti kuat bahwa individu yang berbeda terus mengalami perlakuan tidak adil
ditempat kerja sebagai akibat adanya prasangka, stereotip, dan diskriminasi buruk.
Misalnya, perempuan sering dirugikan di tempat kerja karena dinomor duakan
daripada pria. Pria menerima gaji lebih baik dari perempuan walaupun memiliki
posisi yang sama. Di Amerika muncul istilah Glass Ceiling untuk menggambarkan
sebuah metapora yangmenyinggung hambatan-hambatan tak tampak yang
menghambat kelompok minoritas dan perempuan dari promosi menuju posisi puncak
di perusahaan.
Ada beberapa sumber keberagaman yang sering menjadi hambatan dalam perlakuan di
tempat kerja, yaitu :
1. Usia (age). Usia para pekerja atau karyawan sering menjadi sumber perlakuan
diskriminatif. Para manager mestinya menjamin bahwa kebijakan dan prosedur di
tempat kerja berlaku untuk semua pekerja dengan adil, tanpa memperhatikan usia
mereka. Mengelola keberagaman secara efektif, dengan demikian, berarti bahwa
semua karyawan dari usia yang berbeda-beda mampu saling belajar , bekerja
bersama-sama dengan baik,dan saling mengambil keuntungan dari perspektif berbeda
yang mereka miliki.
2. Jenis Kelamin (gender). Sumber diskriminasi lainnya adalah jenis kelamin, laki-laki
atau perempuan.Perempuan sering memperoleh perlakuan diskriminatif di tempat
kerja, baik dari aspek penggajian yang lebih rendah atau potensi untuk memasuki
jabatan yang lebih tinggi. Padahal mestinya mereka memperoleh hak yang sama jika
mereka melakukan pekerjaan yang sama.
3. Ras dan Kesukuan (race and ethnicity ). Ras terkait dengan bangsa seseorang
misalnya, ras Asia, Afrika, atau Amerika.Sedangkan Kesukuan atau etnisitas sering
merujuk pada kelompok orang berdasarkan bahasa atau budaya. Semakin
meningkatnya keberagaman ras dan etnis di tempat kerja atau dalam organisasi
membutuhkan pengelolaan yang efektif sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber
kekuatan organisasi bukan sebagai kelemahan.
4. Agama (religion). Agama bisa menjadi sumber perlakuan tidak adil dan diskriminasi
di tempat kerja.Oleh karena itu para manager atau perusahaan harus mengenali,
menyadari, dan memahami perbedaan agama dan keyakinan ini untuk dijadikan
sebagai sumber peningkatan loyalitas karyawan. Hal-hal yang bisa dilakukan para
manager misalnya ,menjadwal pertemuan berdasarkan hari libur agama dan memberi
kesempatan karyawan untuk beribadah pada jam-jam ibadah. Ketika para manager
memahami dan menghormati perbedaan agama ini maka loyalitas karyawan terhadap
perusahaan akan meningkat .
5. Kemampuan/ ketidakmampuan (capabilities / disabilities) Ketidakmampuan fisik
(cacat) sering menjadi sumber diskriminasi. Perusahaan ataupara manager harus
akomodatif terhadap karyawan yang menyandang ketidakmampuan semacam ini. Hal
yang bisa dilakukan para manager terkait dengan ketidakmampuan karyawan ini
diantaranya memberikan bantuan yang layak terhadap mereka, mengembangkan
lingkungan kerja yang non diskriminatif, dan mendidik organisasi tentang masalah
disability dan bentuk ketidakmampuan lainnya, misalnya cacat fisik atau penyakit
tertentu seperti HIV/AIDS.
6. Latar Belakang Sosial Ekonomi (social economic background  ) Istilah social
economic background  berhubungan dengan kombinasi antara faktor kelas social dan
faktor pendapatan. Dari perspektif managemen, manager harus sensitif dan responsif
terhadap keragaman tingkat sosial ekonomi karyawannya, terutama kepada mereka
yang kurang beruntung atau mereka yang berpenghasilan rendah. Bentuk sensitifitas
manager itu bisa berbentuk perhatian terhadap kebutuhan karyawan berpenghasilan
rendah dalam hal perumahan, pendidikan anaknya, dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan kerja serta pelatihan-pelatihan yang mendukung
kontribusi mereka terhadap perusahaan.
7. Orientasi Seksual (sexual orientation) Di Amerika Serikat 2% dari 10 % penduduknya
adalah kelompok guy dan lesbian. Kelompok guy dan lesbian ini sering memperoleh
perlakuan diskriminatif terkait dengan kesempatan kerja dan di dalam lingkungan
pekerjaan mereka, termasuk diIndonesia.
8. Jenis keberagaman lainnya. Jenis keberagaman lain yang sering menjadi sumber
perlakuan diskriminatif adalah aspek pendidikan, pengalaman, dan penampilan fisik
seseorang (kurus atau gemuk,cantik , tampan, dll).
Mengelola keberagaman secara efektif tidak hanya memperbaiki bisnis namun juga
merupakan kewajiban etik. Dua prinsip moral yang memberi arahan pada para manager
dalam upaya mereka untuk memenuhi kewajiban ini adalah : keadilan distributif
( distributitive justice) dan keadilan procedural (procedural justice).
Distributive Justice adalah sebuah prinsip moral yang membutuhkan adanya distribusi
kenaikan gaji, promosi, dan sumber daya organisasi lainnya berdasarkan pada kontribusi
yang berarti dari setiap individu dan bukan didasarkan pada karakteristik personal lainnya
yang tidak bisa dikontrol. Prinsip keadilan distributif menjelaskan bahwa distribusi kenaikan
gaji, promosi,tugas-tugas menarik, ruang kantor, dan sumber daya organisasinya lainnya
diantara anggota organisasi harus adil. Distribusi dari hasil (outcome) ini harus didasarkan
pada kontribusi yang berarti dari setiap individu terhadap organisasi (misalnya, kontribusi
waktu, usaha, pendidikan,keterampilan, kemampuan, dan tingkat kinerja mereka) dan bukan
didasarkan pada hal-hal atau karakteristik individual yang tidak terkait dengan kinerja dan
tidak dapat dinilai (misalnya, jenis kelamin, ras, atau usia).
Procedural Justice adalah sebuah prinsip moral yang menghendaki adanya
penggunaan prosedur yang adil untuk menentukan cara mendistribusikan hasil kepada para
anggota organisasi. Keadilan prosedural akan eksis apabila para manager :
1. Melakukan penilaian secara cermat kinerja bawahannya.
2. Memperhatikan hambatan-hambatan lingkungan bagi kinerja di luar kendali
bawahannya, misalnya kurangnya persediaan, kerusakan mesin, dan berkurangnya
permintaan dari konsumen.
3. Mengabaikan karakteristik personal yang tidak relevan misalnya usia dan etnisitas
bawahan. Seperti keadilan distributif, keadilan procedural diperlukan tidak hanya
untuk menjamin perilaku etik tetapi juga untuk menghindari terjadinya pelanggaran
hukum yang merugikan.
Pengelolaan keberagaman secara efektif Mampu meningkatkan bisnis. Diantara
keuntungan yang akan diperoleh dari pengelolaan keberagaman secara afektif adalah :
1. Organisasi atau perusahaan akan memperoleh keuntungan kompetitif, yaitu
membantu organisasi menyediakan barang dan jasa yang jauh lebih baik kepada
konsumen.
2. Organisasi dengan karyawan yang beragam akan menjadi lebih kaya dalam hal
pendapat, pendekatan, dan kesempatan yang dapat memperbaiki keputusan
managerial.
3. Organisasi dengan pengelolaan keberagaman yang efektif akan menjadi organisasi
yang lebih kaya dengan gagasan-gagasan kreatif.
4. Organisasi akan mampu memberi layanan yang lebih baik kepada konsumen yang
beragam karena mereka mampu memahami kebutuhan mereka dengan baik.
Bagaimana mengelola keberagaman secara efektif , ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk merubah sikap dan nilai serta mendorong management keberagaman yang
efektif, diantaranya yaitu :
1. Adanya komitmen managemen puncak (top management). Komitmen managemen
puncak terhadap keberagaman sangat penting bagi kesuksesan institusi yang terkait
dengan kebijakan tentang keberagaman.
2. Berusaha meningkatkan keakuratan persepsi.
3. Meningkatkan kesadaran tentang keberagaman.
4. Meningkatkan keterampilan keberagaman, yaitu dengan cara memperbaiki cara para
manager dan bawahan saling berinteraksi dan memperbaiki kemampuan mereka
bekerjasama dengan orang yang berbeda.
5. Mendorong fleksibilitas. Manager dan bawahannya harus belajar bagaimana bersikap
terbuka kepada pendekatan dan cara yang berbeda dalam mengerjakan pekerjaan
mereka.
6. Memberikan perhatian yang melekat terhadap bagaimana anggota organisasi
dievaluasi. Evaluasi harus didasarkan pada indikator-indikator yang obyektif dan
jauhdari indikator yang tidak jelas atau bias.
7. Pertimbangkan jumlah. Manager harus memperhatikan perimbangan yang ada dalam
organisasinya, misalnya perimbangan antara pria-wanita di berbagai lini organisasi.
8. Memberdayakan karyawan guna menghadapi tindakan dan perkataan diskriminatif.
Ketika para manager dan karyawan menyaksikan rekan sekerjanya atau anggota
lainnya melakukan tindakan diskriminatif , maka mereka harus berani bicara dan
mereaksi perilaku tersebut.
9. Memberikan penghargaan kepada mereka yang mampu mengelola keberagaman
secara efektif dalam organisasinya.
10. Memberikan pelatihan yang menggunakan pendekatan multi cabang secara
berkesinambungan. Misalnya, pelatihan peningkatan kesadaran keberagaman dengan
memanfaatkan film, diskusi, role-play, sharing pengalaman, dll.
11. Mendorong terjadinya mentoring diantara karyawan yang beragam. Mentoring yaitu
proses saling menasehati dan membimbing antara anggota organisasi yang lebih
banyak dan baik pengalamannya kepada mereka yang masih kurang pengalamannya,
dan proses saling membantu untuk meningkatkan karier mereka dalam organisasi.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan
memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga
terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan institusi.
Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknologi informasi juga harus mempertimbangkan
pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta memperhatikan keberagaman tenaga kerja
untuk mendukung optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi
yang bertahap yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola, operasional
sampai dengan tahap pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA

Lawrence, A.T dan Weber, J, 2008, Business and Society : Stakeholders, Ethics and Public
Policy, 12th ed, USA :McGraw Hill.

Miarso, Yusufhadi , 2007, Teknologi , Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.

Reksohadiprodjo, Sukanto dan Gito Sudarmo, Indriyo, 2000, Manajemen Produksi, Edisi
Keempat, BEFE, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai