Anda di halaman 1dari 9

dexamethasone

Indikasi : Untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan

penyakit autoimun.

Dosis : 0,5-9 mg per hari

Mekanisme kerja : Bekerja dengan mengurangi peradangan dan

menurunkan sistem kekebalan tubuh, sama seperti

steroid yang dihasilkan oleh tubuh secara alami.

Efek Samping : Nafsu makan meningkat, berat badan bertambah,

gangguan tidur, sakit kepala dan perubahan siklus

menstruasi.

Interaksi Obat : Menurunkan efektivitas dexamethason jika

digunakan bersama phenytoin, rifampicin, barbiturat,

carbamazepine, atau ephedrine.

Golongan Obat : Kortikosteroid (obat yang mengandung hormone

steroid yang berguna untuk menambah hormone

didalam tubuh)

ambroxol

Indikasi : Mempermudah pengeluaran sekret yang kental dan

Lengket di dalam saluran pernafasan

Dosis : Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun: 1 tablet 2-3

Kali sehari, anak-anak 6-12 tahun ½ tab 2-3 kali

Sehari.

Mekanisme kerja : Ambroxol adalah agen mukolitik. Nitrat oksida yang


Berlebihan (NO) dikaitkan dengan inflamasi dan

Beberapa gangguan lain fungsi saluran nafas. NO

Meningkatkan aktivasi guanylate cyclase larut dan

Akumulasi GMP. Ambroxol telah terbukti

Menghambat NO dependent dari aktivasi larut

Guanylate cyclase. Juga mungkin bahwa

Penghambatan aktivasi NO-dependent dari larut

Guanylate cyclase dapat menekan sekresi lendir yang

Berlebihan, sehingga menurunkan viskositas lendir

Dan meningkatkan transportasi mukosiliar dari

Sekresi bronkial.

Efek Samping : Pada saluran cerna pernah dilaporkan pada

Beberapa pasien. Efek samping ini dapat berupa

Mual, muntah, dyspepsia, diare, mulut kering, dan

Gangguan indra pengecap.

Interaksi Obat : Penggunaan ambroxol bersamaan dengan obat batuk


Kering atau antitusif dapat menyebabkan dahak

Tersumbat. Agar aman, sebaiknya tanyakan ke dokter

Terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat lain.

Golongan Obat Mukolitik

CTM

Indikasi : Meredakan Gejala pilek, urtikaria preuritus,

Angioedema, dan reaksi anafilaksis.

Dosis : DL = 4 mg/- ; DM = -/24 mg

Mekanisme kerja : Antagonis reseptor histamine H1 dipembuluh darah,

Saluran pernapasan dan saluran gasterointestinal

Efek Samping : Hipersensitivitas yang terdokumentasi, Asma,

(Kontroversial), bayi prematur, wanita menyusui,

Asma akut, apnea tidur Interaksi Obat. Hindari

Pemakaian bersama obat lain yang menyebabkan

Sembelit, meningkatkan risiko efek samping serius


Terkait sembelit

Interaksi Obat : Penggunaan bersama penghambat MAO

Memperpanjang masa kerja dan meningkatkan efek

Antihistamin. Penggunaan bersama dengan

Alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat, atau

Depresan sistem saraf pusat lain akan memperkuat

Efek sediatif antihistamin, bersama antikolinergik

Lain; atropin, scopolamine meningkatkan risiko

Timbulnya efek antimuskarinik.

Golongan Obat : Agonis histamine perifer H1-reseptor

4. Pseudoefedrin

Indikasi : hidung tersumbat

Dosis : 60 mg 4-6 jam. Maks: 250mg setiap hari

Mekanisme kerja : Pseudoephedrine merupakan obat golongan

Dekongestan yang bekerja dengan cara meredakan


Pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung,

Sehingga saluran napas lebih terbuka dan napas

Menjadi lega.

Efek samping : Mual dan muntah, Rasa lelah, Lemas, Sakit kepala,

Mual

Interaksi obat : dapat meningkatkan tekanan darah dengan TCAS,

Agen simpatomematik lainnya (misalnya

Dekongestan, penekan nafsu makan, psikostimulan

Mirip amfetamin). Dapat melawan sebagai efek

Antihipertensi dari metildopa, bloker a dan b,

Bretylium, bethanidin, guanethidine, dan

Debrisoquine.

Golongan obat : Dekongestan

5. Trilac

Indikasi : Mengatasi radang dan alergi

Dosis : IA/IB awal 2,5-5 mg untuk sendi kecil dan 5-15 mg


Untuk sendi besar. Maks: 220 mg

Mekanisme kerja : Trilac bekerja dengan mengurangi respon sistem

Kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit,

Sehingga dapat mengurangi gejala seperti

Pembengkakan, nyeri dan reaksi alergi.

Efek samping : tukak peptik, rasa panas & kemerahan pada wajah,

Berkeringat, akne, vertigo, sakit kepala, lemah otot

Interaksi obat : Meningkatkan risiko hiperkalemia, jika

Dikombinasikan dengan amphotericin B, agonis beta

(misalnya salbutamol), penghambat beta (misalnya

Bisoprolol), dan teofilin.

Golongan obat : Kortikosteroid

6. Salbutamol

Indikasi : Untuk mengatasi sesak napas akibat penyempitan

Pada saluran udara pada paru-paru (bronkospasme)

Dosis : 2-4 mg PO setiap 6-8 jam


Mekanisme kerja : Melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan

Sehingga udara dapat mengalir dengan lancar.

Efek Samping : Jantung berdebar, kaki dan tangan gemetaran, sakit

Kepala, nyeri atau kram otot.

Interaksi Obat : Meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada

Fungsi jantung, bila digunakan bersama antidepresan

Golongan trisiklik, seperti amitriptyline, obat

Golongan MAOI

Golongan Obat : Bronkodilator

7. tremenza

Indikasi : meredakan gejala flu

Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun 1 tab atau 2 sdt, 6-12

Tahun ½ tab atau 1 sdt, 2-5 tahun 2 sdt. Dosis

Diberikan 3-4x/hari

Mekanisme kerja : Obat ini bekerja pada reseptor adrenergik di dalam


Mukosa saluran napas untuk melakukan

Vasokonstriksi pembuluh darah pada mukosa saluran

Napas dan mengurangi pembengkakan membran

Mukosa saluran napas akibat inflamasi. Bekerja pada

Reseptor histamin H-1 sebagai antagonisnya untuk

Mengurangi reaksi radang dan alergi yang timbul

Akibat pelepasan histamin

Efek samping : Rasa kering pada hidung, mulut dan tenggorokan

Mengantuk, Merasakan pusing dan sakit kepala,

Gangguan koordinasi dan tremor, Gelisah dan

Halusinasi.

Interaksi obat : Furazolidon dan penghambat monoamin oksidase:

Dapat meningkatkan efek simpatomimetik seperti

Sakit kepala dan krisis hipertensi

Golongan obat : antihistamin

8. codein
Indikasi : meredakan nyeri ringan hingga sedang.

Dosis : 15-60 mg/hari. 360 mg sehari

Mekanisme kerja : Kodein merupakan analgesik agonis opioid. Efek

Farmakologi terjadi apabila kodein berikatan secara

Agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di

Susunan saraf pusat. Kodein merupakan antitusif

Yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan

Menekan pusat batuk.

Efek samping : Pusing dan limbung, Mulut kering, Mual dan

Muntah, Kehilangan nafsu makan, Mudah merasa

Lelah, Sembelit, Sakit perut, Ruam.

Interaksi obat : Menimbulkan efek samping yang berpotensi fatal

Jika dikonsumsi bersama dengan obat penghambat

Enzim monoamine oxidase inhibitor (MAOI).

Golongan obat : Analgesik opioid

Anda mungkin juga menyukai