ANTARA
DENGAN
TENTANG
Pada hari ini Selasa, tanggal enam belas, bulan Februari, tahun dua ribu enam
belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini;
PIHAK
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Berdasarkan....
t '
U
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK sepakat untuk melanjutkan
kerja sama dalam rangka Jasa Pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos
Polri, melalui Perjanjian Kerja Sama ini, dengan menyatakan beberapa hal
sebagai berikut:
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Surat adalah dokumen dengan berat sampai dengan 2.000 (dua ribu) gram
milik PIHAK PERTAMA yang akan dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada
pihak yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan menggunakan jasa
PIHAK KEDUA yang meliputi surat berharga, pos express, surat kilat khusus
dan surat biasa.
Barang berharga adalah chip data dan compact disc (berisi file penting yang
mempunyai pertanggungjawaban nasional) serta barang lainnya yang
mempunyai harga pertanggungan.
Paket Pos Polri adalah benda dengan berat lebih dari 2.000 (dua ribu) gram
milik PIHAK PERTAMA yang dikemas dalam ukuran dan bentuk tertentu dan
dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada pihak yang ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA dengan menggunakan jasa PIHAK KEDUA.
Kiriman adalah satuan surat, barang berharga dan paket Pos yang dikirimkan
melalui PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA.
Daftar Pengantar Kiriman adalah daftar yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA
yang memuat data kiriman dan diserahkan kepada PIHAK KEDUA pada saat
penyerahan kiriman.
8. Layanan Pos Standar adalah layanan pengiriman Surat dengan waktu tempuh
paling lama H+14 dalam jaringan nasional dengan menggunakan prangko.
9. Dalam......
9. Dalam Batas Antar yang selanjutnya disingkat DBA adalah wilayah antaran
dalam kota.
10. Luar Batas A ntar yang selanjutnya disingkat LBA adalah wilayah antaran
luar kota.
12. Reporting adalah laporan pengiriman dan penyerahan Kiriman yang telah
dilakukan oleh PIHAK KEDUA secara periodik.
13. Harga Tanggungan Nilai Barang/Premi adalah bea jaminan ganti rugi yang
dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai premi jika
terjadi kehilangan atau kerusakan Kiriman selama Kiriman dalam tanggung
jawab PIHAK KEDUA, yang besarnya adalah 0,24% (nol koma dua puluh
empat persen) dikali harga barang.
14. Hari H adalah hari pemrosesan kiriman yang dihitung 1 (satu) hari kerja setelah
tanggal pengambilan Kiriman oleh PIHAK KEDUA dari tempat PIHAK
PERTAMA.
15. Hari adalah hari kerja meliputi hari Senin sampai dengan Jumat kecuali hari
libur resmi lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah.
Tarif adalah harga yang disepakati oleh PARA PIHAK untuk setiap jenis
layanan pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos yang ada di PIHAK
KEDUA dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA sebagai Biaya Pengiriman.
I 18. Invoice adalah surat tagihan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA berisi tentang
kewajiban yang diharus dibayar oleh PIHAK PERTAMA
BAB II
M
BABU
Pasal 2
(1) Maksud Perjanjian ini adalah sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam
melaksanakan hak dan kewajiban yang ditentukan dan/atau disepakati dalam
perjanjian ini.
(2) Tujuan perjanjian ini adalah untuk mengatur Jasa Pengiriman Surat, Barang
Berharga dan Paket Pos Polri.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
a. layanan pengiriman;
b. syarat pengiriman;
d. biaya pengiriman;
BAB IV
BAB IV
PELAKSANAAN
Bagian Pertama
Layanan Pengiriman
Pasai 4
c. Reporting.
Bagian Kedua
Syarat Pengiriman
Pasai 5
(1) Semua Kiriman PIHAK PERTAMA harus memenuhi syarat pengiriman yang
ditetapkan PIHAK KEDUA, dan bukan merupakan Kiriman yang dilarang oleh
peraturan perundang-undangan.
b. nama dan alamat tujuan, jumlah Kiriman dan jenis layanan yang
digunakan; dan
Bagian Ketiga
Waktu Tempuh Kiriman
Pasal 6
(1) Waktu tempuh Kiriman mulai dihitung sejak hari pemrosesan Kiriman yang
dihitung 1 (satu) hari kerja setelah tanggal dilakukan Pick Up Service oleh
PIHAK KEDUA di tempat yang disepakati oleh PARA PIHAK.
(2) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Exspres adalah H + 1 hari kerja.
(3) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Kilat Khusus adalah paling lama H + 4
hari kerja.
(4) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Standar adalah paling lama H + 14 hari
kerja.
(5) Waktu tempuh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dijamin oleh
PIHAK KEDUA apabila:
Bagian Keempat
Biaya Pengiriman
Pasal 7
(1) Biaya Pengiriman yang disepakati oleh PARA PIHAK untuk Kiriman PIHAK
PERTAMA adalah tarif yang berlaku pada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan
j sebagaimana tercantum dalam lampiran Perjanjian ini.
(2) Biaya Pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum termasuk dalam
Harga Tanggungan Nilai Barang (HTNB) dan/atau Pajak Pertambahan nilai
(PPn).
(3) Apabila terjadi perubahan tarif dalam masa Perjanjian ini masih berlangsung,
maka PIHAK KEDUA akan memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA.
Bagian
•ya
8
Bagian Kelima
Tata Cara Penagihan dan Pembayaran
Pasai 8
(1) Pembuatan invoice Biaya Pengiriman oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA akan dilakukan oleh Kantor Pos Jakarta Selatan.
(2) Invoice sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan melampirkan:
a. kuitansi yang telah diberi materai sesuai ketentuan yang berlaku; dan
(3) Apabila PIHAK PERTAMA dalam batas waktu yang telah ditentukan belum
melakukan pelunasan, maka PIHAK KEDUA akan mengirimkan surat tagihan
kedua dan surat tagihan selanjutnya disertai biaya denda bila ada.
Pasal 9
(2) Pembayaran invoice sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
cara transfer oleh KPPN Jakarta III, Jalan Otto Iskandardinata No. 53-57,
Jakarta Timur 13340, melalui rekening PIHAK KEDUA sebagai berikut:
(3) Bea materai yang timbul akibat pembayaran sebagaimana dimaksud pada
I ayat (2), menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
Bagian
Bagian Keenam
Denda dan Ganti Rugi
Pasal 10
(1) Apabila pembayaran yang dilakukan PIHAK PERTAMA melewati batas waktu
yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 pada ayat (3),
maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan denda oleh PIHAK KEDUA.
(3) Besaran denda yang dikenakan kepada PIHAK PERTAMA adalah sebesar
r/o o (satu permill) perhari keterlambatan dengan total denda maksimal sebesar
5% (lima persen) dari total tagihan Biaya Pengiriman yang belum dilunasi.
Pasal 11
(2) Ganti rugi untuk Kiriman yang tidak diasuransikan diberikan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
(3) Ganti rugi untuk Kiriman yang diasuransikan diberikan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
b. untuk
c. untuk Kiriman hilang/rusak seluruhnya akan diberikan biaya ganti rugi
sebesar 100% (seratus persen) kali harga barang yang diasuransikan;
dan
c. untuk keterlambatan penyerahan Kiriman ke alamat penerima, akan
diberikan biaya ganti rugi sebesar 1,5 % (satu koma lima persen) dari
Biaya Pengiriman.
Pasal 12
(1) Mekanisme pengajuan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
diajukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA didahului dengan
penyampaian pengaduan kepada PIHAK KEDUA tentang keterlambatan,
kerusakan dan kehilangan kiriman paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal
pengiriman dengan melampirkan data kiriman: nomor resi, nama dan alamat
penerima serta jenis pengaduan.
(2) Pengajuan ganti rugi oleh PIHAK PERTAMA hanya akan diproses lebih lanjut
oleh PIHAK KEDUA apabila hasil investigasi yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA selama 7 (tujuh) hari kerja membuktikan bahwa memang
terjadi keterlambatan/kerusakan/kehilangan pada Kiriman milik PIHAK
PERTAMA.
(3) Pembayaran ganti rugi Kiriman dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dilakukan dengan cara transfer ke rekening PIHAK PERTAMA, sebagai
berikut:
, (4) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditanggung oleh
PIHAK KEDUA apabila disebabkan hal-hal sebagai berikut:
(6) PIHAK PERTAMA tidak diperbolehkan memotong langsung dari nilai tagihan
pengiriman yang menjadi hak PIHAK KEDUA untuk kompensasi ganti rugi
yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA.
Bagian Ketujuh
Hak dan Kewajiban
Pasal 13
d. mendapatkan ganti rugi dari PIHAK KEDUA jika Kiriman terlambat, rusak
atau hilang selama Kiriman dalam tanggung jawab PIHAK KEDUA
kecuali untuk Kiriman dengan jenis layanan Pos Standar.
c. menghentikan
c. menghentikan sementara Pick Up Service Kiriman PIHAK PERTAMA bila
tagihan belum dilunasi sedangkan batas maksimal tanggal pembayaran telah
terlewati dengan didahului surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA;
dan
a. melakukan Pick Up Service sesuai waktu, tempat (Kantor Pos Polri) dan
syarat yang telah disepakati PARA PIHAK;
BAB V .....
B AB V
PENANGGUNG JAWAB
Pasal 14
(1) Penanggung jawab Perjanjian ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK dengan
menunjuk pejabat sesuai dengan ruang lingkup dan tugas masing-masing.
BAB VI
Pasal 15
(1) PARA PIHAK sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
Perjanjian ini secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau
secara insidentil sesuai kebutuhan.
(2) PARA PIHAK dapat melakukan monitoring dan evaluasi, baik sendiri-sendiri
atau bersama-sama.
(3) Hasil monitoring dan evaluasi dapat digunakan PARA PIHAK sebagai rujukan
program kerja selanjutnya.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 16
Segala biaya yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian ini dibebankan kepada PARA
PIHAK secara proporsional sesuai aturan yang berlaku.
BAB VIII
4
BAB VIII
KERAHASIAAN
Pasal 17
PARA PIHAK setuju untuk menjaga kerahasiaan Surat, Barang Berharga dan Paket
Pos dengan cara apapun selama berlakunya Perjanjian kepada pihak lain.
BAB IX
FORCE MAJEURE
Pasal 18
Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah suatu keadaan yang terjadinya
di luar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan
menyebabkan pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau
terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force
Majeure tersebut meliputi banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun
yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum,
kebakaran dan kebijakan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung
terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka pihak yang terhalang
untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh pihak lainnya.
Pihak yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa
Force Majeure tersebut kepada pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang
dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang
menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang terkena
Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera
setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
BABX
BABX
PEMBERITAHUAN
Pasal 19
a. pada hari yang sama apabila diserahkan langsung dan dibuktikan dengan
tanda tangan penerimaan pada buku pengantar surat (ekspedisi) atau
tanda terima lain yang diterbitkan oleh pengirim;
b. pada hari dan tanggal yang tercantum pada Bukti Terima, apabila dikirim
melalui jasa pengiriman dokumen milik PIHAK KEDUA; dan
c. pada hari yang sama, apabila dikirim melalui faksimile dengan ketentuan
mesin pengiriman faksimile menerbitkan laporan yang menunjukkan
bahwa pengiriman melalui faksimile telah berhasil.
(4) Masing-masing
(5) Masing-masing pihak menunjuk contact person yang bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas harian dan menindaklanjuti permasalahan yang timbul
sebagai berikut:
BAB XI
KETENTUAN LAIN
Bagian Pertama
Addendum
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian oleh
PARA PIHAK, dalam suatu Perjanjian tambahan {addendum) yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Bagian Kedua
Perbedaan Penafsiran
Pasal 21
Bagian
Bagian Ketiga
Masa Berlaku
Pasal 22
(1) Perjanjian ini berlaku 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 16 Februari 2016
sampai dengan 16 Februari 2018.
(3) Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum masa berlaku sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dengan ketentuan Pihak yang bermaksud mengakhiri Perjanjian
ini wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada Pihak
lainnya.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 23
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dan
tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Sama ini, dalam rangkap
2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.