Anda di halaman 1dari 17

(»0$ HI&ONISIA

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

PT POS INDONESIA (PERSERO)

_________ Nomor: B/10/11/2016_________


Nomor: PKS 40/Regional-IV/lll/10/A/0216

TENTANG

JASA PENGIRIMAN SURAT, BARANG BERHARGA


DAN PAKET POS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pada hari ini Selasa, tanggal enam belas, bulan Februari, tahun dua ribu enam
belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini;

1 RATNAWATI HADIWIDJAJA, S.H., M.H., selaku KEPALA SEKRETARIAT


UMUM (KASETUM) POLRI, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI), berdasarkan Surat
Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:
Sprin/2262/X/2015 tanggal 30 Oktober 2015 tentang Penunjukan dan
Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama,
berkedudukan di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta 12110,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. EBEN EZER PURBA, selaku KEPALA REGIONAL IV JAKARTA, yang dalam


jabatannya berwenang mewakili DIREKSI PT POS INDONESIA (PERSERO)
/ oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT POS INDONESIA
(PERSERO), berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor; SK.231 I/DIRUT/0814
tanggal 14 Agustus 2014, berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Banda
Nomor 30 Bandung 40115, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan alat negara yang berperan dalam


memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;

b. bahwa PIHAK KEDUA merupakan Badan Usaha Milik Negara


yang berbentuk perseroan terbatas yang didirikan dengan Anggaran Dasar
PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H.,
Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995 yang telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Akta Notaris Nomor 3 tanggal 24 November 2015 yang dibuat dan
disampaikan oleh Drs. Bambang Tedjo Anggono Budi, S.H., M.Kn.
Notaris di Kabupaten Bogor, yang bertujuan untuk turut serta melaksanakan
dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, dan pada khususnya di bidang
pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar
wilayah Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas; dan

c. bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara


Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan PT Pos Indonesia (Persero)
Nomor: B/6/II/2013 dan Nomor: 153/Penjualan-VI/1/PKS/0113 tanggal
2 Januari 2013 tentang Pelayanan Kiriman Pos.

Dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan yang berlaku sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;

2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan


Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia;

4. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan


Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

1 5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor 29 Tahun 2013 tentang


Tarif Layanan Pos Universal;

6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


2007 tentang Penyelenggaraan Pos Kepolisian Negara Republik Indonesia;
dan

7. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun


2014 tentang Panduan Penyusunan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

Berdasarkan....

t '

U
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK sepakat untuk melanjutkan
kerja sama dalam rangka Jasa Pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos
Polri, melalui Perjanjian Kerja Sama ini, dengan menyatakan beberapa hal
sebagai berikut:

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:

1. Surat adalah dokumen dengan berat sampai dengan 2.000 (dua ribu) gram
milik PIHAK PERTAMA yang akan dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada
pihak yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan menggunakan jasa
PIHAK KEDUA yang meliputi surat berharga, pos express, surat kilat khusus
dan surat biasa.

Barang berharga adalah chip data dan compact disc (berisi file penting yang
mempunyai pertanggungjawaban nasional) serta barang lainnya yang
mempunyai harga pertanggungan.

Paket Pos Polri adalah benda dengan berat lebih dari 2.000 (dua ribu) gram
milik PIHAK PERTAMA yang dikemas dalam ukuran dan bentuk tertentu dan
dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada pihak yang ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA dengan menggunakan jasa PIHAK KEDUA.

Kiriman adalah satuan surat, barang berharga dan paket Pos yang dikirimkan
melalui PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA.

Daftar Pengantar Kiriman adalah daftar yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA
yang memuat data kiriman dan diserahkan kepada PIHAK KEDUA pada saat
penyerahan kiriman.

6. Layanan Pos Express adalah layanan premium pengiriman Surat, Barang


Berharga dan Paket Pos dengan waktu tempuh H+1 dalam jaringan nasional
terbatas yang berlaku di PIHAK KEDUA.

Layanan Pos Kilat Khusus adalah layanan pengiriman Surat, Barang


Berharga dan Paket Pos dengan waktu tempuh paling lama H+4 dalam
jaringan nasional terbatas yang berlaku di PIHAK KEDUA.

8. Layanan Pos Standar adalah layanan pengiriman Surat dengan waktu tempuh
paling lama H+14 dalam jaringan nasional dengan menggunakan prangko.

9. Dalam......
9. Dalam Batas Antar yang selanjutnya disingkat DBA adalah wilayah antaran
dalam kota.

10. Luar Batas A ntar yang selanjutnya disingkat LBA adalah wilayah antaran
luar kota.

11. Pick Up Service adalah fasilitas pengambilan/penjemputan Kiriman yang


diberikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk menjemput Kiriman
di tempat PIHAK PERTAMA sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
PARA PIHAK.

12. Reporting adalah laporan pengiriman dan penyerahan Kiriman yang telah
dilakukan oleh PIHAK KEDUA secara periodik.

13. Harga Tanggungan Nilai Barang/Premi adalah bea jaminan ganti rugi yang
dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai premi jika
terjadi kehilangan atau kerusakan Kiriman selama Kiriman dalam tanggung
jawab PIHAK KEDUA, yang besarnya adalah 0,24% (nol koma dua puluh
empat persen) dikali harga barang.

14. Hari H adalah hari pemrosesan kiriman yang dihitung 1 (satu) hari kerja setelah
tanggal pengambilan Kiriman oleh PIHAK KEDUA dari tempat PIHAK
PERTAMA.

15. Hari adalah hari kerja meliputi hari Senin sampai dengan Jumat kecuali hari
libur resmi lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah.

Tarif adalah harga yang disepakati oleh PARA PIHAK untuk setiap jenis
layanan pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos yang ada di PIHAK
KEDUA dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA sebagai Biaya Pengiriman.

17. Pembayaran Secara Kredit adalah fasilitas pembayaran kemudian yang


diberikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk pembayaran
pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos yang akan ditagihkan
PIHAK KEDUA.

I 18. Invoice adalah surat tagihan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA berisi tentang
kewajiban yang diharus dibayar oleh PIHAK PERTAMA

BAB II

M
BABU

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud Perjanjian ini adalah sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam
melaksanakan hak dan kewajiban yang ditentukan dan/atau disepakati dalam
perjanjian ini.

(2) Tujuan perjanjian ini adalah untuk mengatur Jasa Pengiriman Surat, Barang
Berharga dan Paket Pos Polri.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi:

a. layanan pengiriman;

b. syarat pengiriman;

c. waktu tempuh kiriman;

d. biaya pengiriman;

e. tata cara penagihan dan pembayaran;

f. denda dan ganti rugi; dan

g. hak dan kewajiban.


I

BAB IV
BAB IV

PELAKSANAAN

Bagian Pertama
Layanan Pengiriman

Pasai 4

(1) PiHAK KEDUA memberikan jasa layanan pengiriman kepada PiHAK


PERTAMA berupa:

a. layanan Pos Exspres;

b. layanan Pos Kilat Khusus; dan

c. layanan Pos Standar.

(2) Dalam hal pemberian jasa layanan pengiriman sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), PIHAK KEDUA memberikan layanan tambahan berupa:

a. pembayaran secara kredit;

b. Pick Up Service; dan

c. Reporting.

Bagian Kedua
Syarat Pengiriman

Pasai 5

(1) Semua Kiriman PIHAK PERTAMA harus memenuhi syarat pengiriman yang
ditetapkan PIHAK KEDUA, dan bukan merupakan Kiriman yang dilarang oleh
peraturan perundang-undangan.

(2) Kiriman diserahkan dengan menggunakan Daftar Pengantar Kiriman yang


memuat antara lain:

a. nomor, nama dan cap dinas PIHAK PERTAMA;

b. nama dan alamat tujuan, jumlah Kiriman dan jenis layanan yang
digunakan; dan

c. tanggal penyerahan, nama dan tanda tangan Petugas PIHAK PERTAMA


serta nama dan tanda tangan Petugas PIHAK KEDUA.
(3) Daftar...
Daftar Pengantar Kiriman dibuat oleh PIHAK PERTAMA (pengirim) per jenis
layanan dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) lembar diantaranya untuk
PIHAK KEDUA yang salah satunya sebagai dasar dalam penagihan Biaya
Pengiriman oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

Bagian Ketiga
Waktu Tempuh Kiriman

Pasal 6

(1) Waktu tempuh Kiriman mulai dihitung sejak hari pemrosesan Kiriman yang
dihitung 1 (satu) hari kerja setelah tanggal dilakukan Pick Up Service oleh
PIHAK KEDUA di tempat yang disepakati oleh PARA PIHAK.

(2) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Exspres adalah H + 1 hari kerja.

(3) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Kilat Khusus adalah paling lama H + 4
hari kerja.

(4) Waktu tempuh untuk jenis layanan Pos Standar adalah paling lama H + 14 hari
kerja.

(5) Waktu tempuh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dijamin oleh
PIHAK KEDUA apabila:

alamat Kiriman dicantumkan secara lengkap, jelas dan benar; dan

b. alamat Kiriman masuk kategori DBA.

Bagian Keempat
Biaya Pengiriman

Pasal 7

(1) Biaya Pengiriman yang disepakati oleh PARA PIHAK untuk Kiriman PIHAK
PERTAMA adalah tarif yang berlaku pada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan
j sebagaimana tercantum dalam lampiran Perjanjian ini.

(2) Biaya Pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum termasuk dalam
Harga Tanggungan Nilai Barang (HTNB) dan/atau Pajak Pertambahan nilai
(PPn).

(3) Apabila terjadi perubahan tarif dalam masa Perjanjian ini masih berlangsung,
maka PIHAK KEDUA akan memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA.

Bagian

•ya
8

Bagian Kelima
Tata Cara Penagihan dan Pembayaran

Pasai 8

(1) Pembuatan invoice Biaya Pengiriman oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA akan dilakukan oleh Kantor Pos Jakarta Selatan.

(2) Invoice sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan melampirkan:

a. kuitansi yang telah diberi materai sesuai ketentuan yang berlaku; dan

b. daftar Pengantar Kiriman.

(3) Apabila PIHAK PERTAMA dalam batas waktu yang telah ditentukan belum
melakukan pelunasan, maka PIHAK KEDUA akan mengirimkan surat tagihan
kedua dan surat tagihan selanjutnya disertai biaya denda bila ada.

Pasal 9

(1) PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai


jumlah yang tercantum pada invoice sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya invoice dari
PIHAK KEDUA.

(2) Pembayaran invoice sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
cara transfer oleh KPPN Jakarta III, Jalan Otto Iskandardinata No. 53-57,
Jakarta Timur 13340, melalui rekening PIHAK KEDUA sebagai berikut:

Bank Mandiri Cabang Fatmawati


Nomor rekening 1270006176760
Atas nama PT. POS INDONESIA (PERSERO) c.q. Kantor Pos
Jakarta Selatan.

(3) Bea materai yang timbul akibat pembayaran sebagaimana dimaksud pada
I ayat (2), menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

Bagian
Bagian Keenam
Denda dan Ganti Rugi

Pasal 10

(1) Apabila pembayaran yang dilakukan PIHAK PERTAMA melewati batas waktu
yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 pada ayat (3),
maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan denda oleh PIHAK KEDUA.

(2) Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara
tertulis.

(3) Besaran denda yang dikenakan kepada PIHAK PERTAMA adalah sebesar
r/o o (satu permill) perhari keterlambatan dengan total denda maksimal sebesar
5% (lima persen) dari total tagihan Biaya Pengiriman yang belum dilunasi.

Pasal 11

(1) Apabila kiriman PIHAK PERTAMA mengalami keterlambatan, kerusakan dan


kehilangan, maka PIHAK KEDUA akan memberikan ganti rugi kepada
PIHAK PERTAMA.

(2) Ganti rugi untuk Kiriman yang tidak diasuransikan diberikan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagai berikut:

a. untuk Kiriman hilang/rusak sebagian, akan diberikan biaya ganti rugi


sebesar 5 (lima) kali Biaya Pengiriman;

b. untuk Kiriman hilang/rusak seluruhnya akan diberikan biaya ganti rugi


sebesar 10 (sepuluh) kali Biaya Pengiriman; dan

c. untuk keterlambatan penyerahan Kiriman ke alamat penerima, akan


diberikan biaya ganti rugi sebesar 50% (lima puluh persen) dari Biaya
Pengiriman.

(3) Ganti rugi untuk Kiriman yang diasuransikan diberikan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA sebagai berikut:

a. untuk Kiriman hilang/rusak sebagian, akan diberikan biaya ganti rugi


sebesar 50% (lima puluh persen) kali harga barang yang diasuransikan;

b. untuk
c. untuk Kiriman hilang/rusak seluruhnya akan diberikan biaya ganti rugi
sebesar 100% (seratus persen) kali harga barang yang diasuransikan;
dan
c. untuk keterlambatan penyerahan Kiriman ke alamat penerima, akan
diberikan biaya ganti rugi sebesar 1,5 % (satu koma lima persen) dari
Biaya Pengiriman.

(4) Penentuan hilang/rusak sebagian/seluruhnya ditentukan melalui penilaian


PARA PIHAK.

Pasal 12

(1) Mekanisme pengajuan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
diajukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA didahului dengan
penyampaian pengaduan kepada PIHAK KEDUA tentang keterlambatan,
kerusakan dan kehilangan kiriman paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal
pengiriman dengan melampirkan data kiriman: nomor resi, nama dan alamat
penerima serta jenis pengaduan.

(2) Pengajuan ganti rugi oleh PIHAK PERTAMA hanya akan diproses lebih lanjut
oleh PIHAK KEDUA apabila hasil investigasi yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA selama 7 (tujuh) hari kerja membuktikan bahwa memang
terjadi keterlambatan/kerusakan/kehilangan pada Kiriman milik PIHAK
PERTAMA.

(3) Pembayaran ganti rugi Kiriman dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dilakukan dengan cara transfer ke rekening PIHAK PERTAMA, sebagai
berikut:

Bank PT.BANK MANDIRI (Persero) Tbk.KC JAKARTA


FALATEHAN
Nomor rekening 1020002148085
Atas nama BENDAHARA PENGELUARAN SETUM POLRI

, (4) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditanggung oleh
PIHAK KEDUA apabila disebabkan hal-hal sebagai berikut:

a. melanggar ketentuan syarat pengiriman sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5;

b. kerusakan/keterlambatan terjadi karena kesalahan atau kelalaian PIHAK


PERTAMA; dan

c. melampaui batas waktu pengajuan ganti rugi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1).
(5) Kirim an....
(5) Kiriman yang dibayar secara kredit dapat diproses ganti ruginya, sepanjang
Biaya Pengiriman dan Harga Tanggungan Nilai Barang (HTNB) telah dilunasi
seluruhnya oleh PIHAK PERTAMA.

(6) PIHAK PERTAMA tidak diperbolehkan memotong langsung dari nilai tagihan
pengiriman yang menjadi hak PIHAK KEDUA untuk kompensasi ganti rugi
yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA.

(7) Ganti rugi tidak diberikan untuk layanan Pos Standar.

Bagian Ketujuh
Hak dan Kewajiban

Pasal 13

(1) PIHAK PERTAMA berhak:

a. mendapatkan Pick Up Service sesuai waktu dan tempat yang telah


disepakati PARA PIHAK;

b. mendapatkan jasa layanan pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket


Pos sesuai standar waktu tempuh Kiriman yang telah disepakati PARA
PIHAK;

c. mendapatkan informasi tentang Kiriman yang dianggap bermasalah


dalam batas waktu yang layak; dan

d. mendapatkan ganti rugi dari PIHAK KEDUA jika Kiriman terlambat, rusak
atau hilang selama Kiriman dalam tanggung jawab PIHAK KEDUA
kecuali untuk Kiriman dengan jenis layanan Pos Standar.

(2) PIHAK KEDUA berhak:

a. menerima pembayaran Biaya Pengiriman secara tepat waktu dari PIHAK


PERTAMA;

b. mengenakan sanksi denda kepada PIHAK PERTAMA apabila terlambat


melakukan pembayaran Biaya Pengiriman;

c. menghentikan
c. menghentikan sementara Pick Up Service Kiriman PIHAK PERTAMA bila
tagihan belum dilunasi sedangkan batas maksimal tanggal pembayaran telah
terlewati dengan didahului surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA;
dan

d. memutuskan Perjanjian secara sepihak, apabila PIHAK PERTAMA melakukan


keterlambatan pembayaran setelah diingatkan secara tertulis paling banyak 3
(tiga) kali maksimal terhitung 1 (satu) bulan mulai diterimanya surat peringatan
terakhir oleh PIHAK KEDUA.

(3) PIHAK PERTAMA berkewajiban:

a. mencantgmkan Identitas Perusahaan PIHAK PERTAMA pada setiap


Kiriman:

b. menyediakan Daftar Pengantar Kiriman yang memuat informasi dan data;

c. menyertakan Daftar Pengantar Kiriman dalam setiap penyerahan Kiriman;

d. membayar Biaya Pengiriman tepat waktu kepada PIHAK KEDUA;

e. membayar denda yang timbul akibat keterlambatan pembayaran tagihan


Biaya Pengiriman oleh PIHAK PERTAMA; dan

f. menyerahkan surat perintah yang menangani kiriman PIHAK PERTAMA


kepada PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK KEDUA berkewajiban:

a. melakukan Pick Up Service sesuai waktu, tempat (Kantor Pos Polri) dan
syarat yang telah disepakati PARA PIHAK;

b. memberikan jasa pengiriman Surat, Barang Berharga dan Paket Pos


sesuai standar waktu tempuh Kiriman yang telah disepakati PARA
PIHAK;

c. memberikan ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA jika Kiriman terlambat,


rusak atau hilang selama dalam tanggung jawab PIHAK KEDUA, kecuali
untuk Kiriman dengan jenis layanan pos standar; dan

d. menyerahkan surat tugas sebagai petugas Pick Up Service kepada


PIHAK PERTAMA.

BAB V .....
B AB V

PENANGGUNG JAWAB

Pasal 14

(1) Penanggung jawab Perjanjian ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK dengan
menunjuk pejabat sesuai dengan ruang lingkup dan tugas masing-masing.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. PIHAK PERTAMA menunjuk Kepala Kantor Pos Sekretariat Umum Polri;


dan

b. PIHAK KEDUA menunjuk Kepala Kantor Pos Jakarta Selatan.

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 15

(1) PARA PIHAK sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
Perjanjian ini secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau
secara insidentil sesuai kebutuhan.

(2) PARA PIHAK dapat melakukan monitoring dan evaluasi, baik sendiri-sendiri
atau bersama-sama.

(3) Hasil monitoring dan evaluasi dapat digunakan PARA PIHAK sebagai rujukan
program kerja selanjutnya.

BAB VII

PEMBIAYAAN

Pasal 16

Segala biaya yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian ini dibebankan kepada PARA
PIHAK secara proporsional sesuai aturan yang berlaku.

BAB VIII

4
BAB VIII

KERAHASIAAN

Pasal 17

PARA PIHAK setuju untuk menjaga kerahasiaan Surat, Barang Berharga dan Paket
Pos dengan cara apapun selama berlakunya Perjanjian kepada pihak lain.

BAB IX

FORCE MAJEURE

Pasal 18

Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah suatu keadaan yang terjadinya
di luar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan
menyebabkan pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau
terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force
Majeure tersebut meliputi banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun
yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum,
kebakaran dan kebijakan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung
terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.

Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka pihak yang terhalang
untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh pihak lainnya.
Pihak yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa
Force Majeure tersebut kepada pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang
dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang
menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang terkena
Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera
setelah peristiwa Force Majeure berakhir.

Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi


atau diduga oleh pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau
kembali jangka waktu Perjanjian ini.

BABX
BABX

PEMBERITAHUAN

Pasal 19

Untuk setiap korespondensi dan pemberitahuan yang menyangkut Perjanjian,


PARA PIHAK sepakat untuk melakukannya secara tertulis yang dialamatkan
kepada:

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Jabatan Kepala Sekretariat Umum Kepala Kantor Pos Jakarta Selatan
Polri
Kantor Sekretariat Umum Polri Kantor Pos Jakarta Selatan
Alamat Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Jalan RS. Fatmawati 10, Jakarta
Baru, Jakarta 12110 12430
Telp. 021-7218014 021-7698864
Faks. 021-7246656 021-7503009
Email setum@polri.go.id 120kkp@posindonesia.co.id

(2) Pembatalan/perubahan alamat berlaku jika dilakukan secara tertulis dan


diterima oleh pihak lainnya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
terjadinya pembatalan/perubahan tersebut. Segala konsekuensi yang timbul
akibat keterlambatan pemberitahuan menjadi tanggung jawab pihak yang
melakukan pembatalan/perubahan tersebut.

(3) Setiap pemberitahuan dan korespondensi ke alamat atau nomor faksimile


tersebut di atas, dianggap telah diterima atau disampaikan:

a. pada hari yang sama apabila diserahkan langsung dan dibuktikan dengan
tanda tangan penerimaan pada buku pengantar surat (ekspedisi) atau
tanda terima lain yang diterbitkan oleh pengirim;

b. pada hari dan tanggal yang tercantum pada Bukti Terima, apabila dikirim
melalui jasa pengiriman dokumen milik PIHAK KEDUA; dan

c. pada hari yang sama, apabila dikirim melalui faksimile dengan ketentuan
mesin pengiriman faksimile menerbitkan laporan yang menunjukkan
bahwa pengiriman melalui faksimile telah berhasil.

(4) Masing-masing
(5) Masing-masing pihak menunjuk contact person yang bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas harian dan menindaklanjuti permasalahan yang timbul
sebagai berikut:

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Nama KAKANPOS SETUM POLRI WAKIL KEPALA KANTOR POS
BIDANG BISNIS DAN OPERASI
Bagian Setum Polri Kantor Pos Jakarta - Selatan
Alamat Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Jalan RS Fatmawati No. 10
Baru, Jakarta 12110 Jakarta 12430
Telp./Hp 021-7218236 021-7698864
Faks. 021-7246656 021-7503009
Email kanpossetumpolri@gmail.com 120wkp@posindonesia.co.id

Pembatalan/perubahan contact person dan alamat korespondensi berlaku


efektif jika pembatalan/perubahan secara tertulis telah diterima oieh pihak
lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya pembatalan/perubahan
tersebut. Segala konsekuensi yang timbul akibat keterlambatan pemberitahuan
menjadi tanggung jawab pihak yang melakukan pembatalan/perubahan
tersebut.

BAB XI

KETENTUAN LAIN

Bagian Pertama
Addendum

Pasal 20

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian oleh
PARA PIHAK, dalam suatu Perjanjian tambahan {addendum) yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Bagian Kedua
Perbedaan Penafsiran

Pasal 21

Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan penafsiran dan permasalahan dalam


pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara
musyawarah untuk mufakat.

Bagian
Bagian Ketiga
Masa Berlaku

Pasal 22

(1) Perjanjian ini berlaku 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 16 Februari 2016
sampai dengan 16 Februari 2018.

(2) Perjanjian ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan


kesepakatan PARA PIHAK dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya
Perjanjian ini.

(3) Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum masa berlaku sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dengan ketentuan Pihak yang bermaksud mengakhiri Perjanjian
ini wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada Pihak
lainnya.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 23

Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dan
tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Sama ini, dalam rangkap
2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.

TAMA, PIHAK KEDUA,

IDJAJA, S.H.. M.H. EN EZER PURBA


POLISI NRP 64020438

Anda mungkin juga menyukai