Disusun oleh:
Nada Mustika Putri Kopa (31.191.056)
Zahra Nadira (31.191.088)
Zeita Fauziah (31.191.089)
Disusun Oleh
Telah diterima dan disetujui oleh ........... selaku dokter pembimbing Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal
Jakarta, November 2020
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Kuasa,
atas segala nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat yang berjudul “Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus” dengan
baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik
maupun saran yang membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar–besarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi
dan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................2
2.1 Pemeriksaan fisik pada neonatus..........................................2
2.1.1 Penilaian adaptasi neonatus........................................3
2.1.2 Mencari kelainan kongenital......................................4
2.1.3 Pemeriksaan fisik menyeluruh...................................5
2.1.4 Pemeriksaan umum....................................................6
2.1.5 Pemeriksaan rinci.....................................................12
2.1.6 Antropometri............................................................25
2.1.7 Pemeriksaan neurologi.............................................27
2.1.8 Pemeriksaan usia kehamilan....................................29
2.1.9 Pemeriksaan saat pulang..........................................29
2.1.10 Skrining..................................................................30
2.1.11 Edukasi...................................................................31
BAB III Kesimpulan..........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia 0 sampai 28 hari.
Kehidupan pada masa bayi baru lahir sangat rawan oleh karena memerlukan
penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal
di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir
dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat.1
Pemeriksaan bayi baru lahir atau neonatus mencakup pemeriksaan pada saat
lahir, pemeriksaan secara umum, pemeriksaan secara rinci, yaitu pemeriksaan
mulai dari kepala hingga kaki, ukuran antropometrik, pemeriksaan neurologis,
pemeriksaan kehamilan, dan pemeriksaan pada waktu memulangkan untuk
memastikan tidak ada yang terlewatkan.3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang kurang tiga kali,
yaitu waktu5 :
1. laju jantung
2. usaha bernafas
3. tonus otot
4. reflex terhadap rangsangan
5. warna kulit.
Penilaian ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan
petunjuk adaptasi neonatal. Dari skor Apgar yang didapatkan maka dijumlah, hasil
dan intepretasi dari penjumlahan skor Apgar seperti dibawah ini:
3
1. Skor Apgar 7-10 : baik.
2. Skor Apgar 4-6 : asfiksia ringan sampai sedang
3. Skor Apgar 0-3 : asfiksia yang berat.
Sebelum memeriksa bayi perlu diperiksa cairan amnion, tali pusat, dan
plasenta.
1. Cairan Amnion
2. Plasenta
3. Tali Pusat
4
hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15% daripadanya mempunyai satu
atau lebih kelainan kongenital terutama pada sistem pencernaan, urogenital,
respiratorik, atau kardiovaskuler.
Observasi 7,8
1. Mulut
5
2. Anus
4. Jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila
terdapat keraguan misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau
terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan
jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan
kromosom.
1. Tanda Vital
Suhu:
Perhatikan cara pengambilan suhu, dapat secara rektal,
oral, atau aksilar. Pemeriksaan suhu pada neonatus biasanya
dilakukan secara aksilar, dengan pemeriksaan per rektal apabila
suhu secara aksilar didapatkan abnormal. Suhu aksilar pada
neonatus sekitar 36,5-37,4 C. 5
Respirasi:
Frekuensi nafas normal pada neonatus adalah 30-60
kali/menit. Nafas periodik (≥3 episode apneu selama >3 detik
6
dalam stau periode 20 detik dalam keadaan rerspirasi normal)
masih dianggap normal dan umum dijumpai pada neonates. 5
Kisaran normal bayi baru lahir adalah 40-60 napas per
menit. Hitung pernapasan selama 60 detik penuh dengan
mengamati naik turunnya dada. Ini harus dilakukan dengan
dada bayi terbuka. Menghitung pernapasan selama 15 detik dan
mengalikannya dengan 4 memberikan hasil yang tidak akurat
pengukuran pada bayi baru lahir. Pastikan untuk menghitung
seluruh siklus 60 detik. Ukur frekuensi pernapasan saat bayi
tenang.7
Tekanan darah
Tekanan darah berkorelasi langsung dengan usia gestasi,
usia postnatal, dan berat badan. 5
Nadi
Frekuensi nadi normal antara 70-190 kali/menit pada
neonatus (umumnya 120-160 kali/menit saat bangun, >170
kali/menit dengan aktivitas atau menangis, dan 70-90 kali/menit
saat tertidur). Pada bayi yang sehat, frekuensi nadi meningkat
dengan adanya stimulasi.5
Saturasi O2
Pengukuran saturasi oksigen di Neonatal Intensive Care
Unit (NICU) telah menjadi standar perawatan dan terkadang
termasuk dalam tanda vital ke lima. Selain untuk mengukur
suplementasi oksigen, pengukuran saturasi oksigen dengan
pulse oximetry juga digunakan untuk skrining Critical
Congenital Heart Disease (CCHD) yang direkomendasi untuk
dilakukan pada seluruh bayi sebelum pemulangan. 5
7
2. Lingkaran Kepala,Panjang Badan, Berat Badan, Lingkar Dada,
Lingkar Perut dan Postur Tubuh .5
Lingkar kepala
Panjang badan
Ukur panjang kepala hingga tumit dalam sentimeter
saat bayi terentang sepenuhnya. Ini bisa jadi sulit tergantung
pada seberapa aktif bayinya. Ini paling baik dilakukan
dengan menggunakan UNICEF papan ukur, yang memiliki
alas di bagian bawah. Kepala bayi diletakkan di papan
(pada 0 cm), dan kaki bayi ditarik lurus. Panjangnya adalah
jarak antara atas kepala dan bagian bawah kaki.
Cara lain untuk mengukur panjangnya adalah
dengan memberi tanda pada lembaran di bagian atas kepala
8
bayi lalu tanpa menggerakkan badan, regangkan kaki lurus
dan beri tanda di bagian bawah kaki. Jarak antara 2 tanda
kemudian dapat diukur satu kali bayinya
dipindahkan. Ukuran Panjang badan normal antara 48-52
cm
Lingkar dada
Lingkar perut
9
terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan terutama tidak ada
tanda klinis abnormal lainnya. Penambahan >2cm dapat
dipertimbangkan abnormal, namun berbagai hasil studi
menunjukkan variasi lingkar abdomen 3,5 cm dalam satu
siklus pemeberian makan pada bayi prematur normal
Postur Tubuh
10
Gambar 3. Warna kulit
4. Keaktifan
Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan gerakan
tungkai dan lengan. Pada neonatus cukup bulan yang sehat, posisi
ekstremitas dalam keadaan fleksi, sedang gerakan tungkai dan lengannya
aktif dan simetris. Bila ada asimetris, pikirkan adanya kelumpuhan atau
patah tulang. Apabila neonatus diam saja, mungkin terdapat depresi
susunan saraf pusat atau akibat obat. Atau masih mungkin juga bayi
keadaan tidur nyenyak.
5. Tangisan bayi
6. Wajah neonatus
11
7. Keadaan gizi
1. Kulit10
Pada saat lahir seluruh tubuh bayi dilapisi oleh zat seperti lemak
yang berwarna putih kotor yang disebut verniks kaseosa. Zat ini mulai
diekskresi oleh kelenjar keringat janin pada masa gestasi 20 minggu.
12
Makin tua masa gestasi, makin tebal lapisan lemaknya dan akan menipis
pada bayi lebih bulan. Tebal jaringan subkutan pada neonatus cukup bulan
adalah sekitar 0,25 sampai 0,5 cm. Verniks ini dapat menghilang sendriri
beberapa hari sesudah lahir. Zat ini tidak larut dalam air, fungsinya untuk
menjaga suhu tubuh janin dan mencegah infeksi di dalam uterus. Di luar
kandungan verniks ini dapat menjaga suhu tubuh. Bayi dibersihkan dengan
kapas dan minyak kelapa yang steril kemudian disabun dan dimandikan.
Pada lebih kurang 40% neonatus cukup bulan, di kulit hidung dan
pipi terlihat bintik-bintik putih 8 kekuningan yang disebut milia, yaitu kista
epidermal yang berisi materi keratin, yang biasanya menghilang dalam
beberapa minggu. Kuku bayi yang sangat prematur belum sempurna
(rudimeter). Sebaliknya, kuku bayi lebih bulan akan lebih panjang dari
ujung jari.
2. Kepala10
13
yang lahir melalui vagina (terutama anak pertama atau kepala bayi terlalu
lama di ruang panggul) akan mengalami perubahan bentuk kepala. Letak
tulang parietal cenderung sedikit di atas tulang oksipital dan tulang forntal.
Kepala bayi yang letak sungsang atau lahir dengan bedah kaisar
biasanya bulat. Garis sutura, ukuran, dan tekanan fontanel anterior dan
posterior harus diperiksa dengan jari. Ukuran fontanel anterior bervariasi,
maksimal 3x3 cm. Fontanel yang tegang menandakan peningkatan tekanan
intracranial seperti pada edema otak, hidrosefalus, atau meningitis.
Fontanel posterior biasanya masih terbuka, dengan ukuran seujung jari.
Sebagian variasi bentuk kepala pada bayi dapat normal dan dapat
lebih menonjol pada bayi yang lehir secara pervaginam dibandingkan
dengan secara sesar.
14
Makrosefali: lingkar oksipitofrontal >90 persentil. Dapat normal atau
sekunder dari hidrosefalus.
Mikrosefali: lingkar oksipitofrontal <10 persentil, dan dapat terjadi
atrofi otak atau berkurangnya ukuran otak.
Fontanel anterior dan posterior: fontanel anterior umumnya menutup
dalam 24 bulan (median: 13 bulan) dan fontanel posterior dalam 2
bulan. Ukuran normal fontanel anterior 0,6-3,6 cm, posterior 0,5 cm.
Cephalic molding: bentuk asimetris tulang tengkorak akibat proses
persalinan. Sering ditemukan pada persalinan lama dan pervaginam.
Bentuk normal kepala umumnya kembali dalam 1 minggu.
Gambar 4. Fontanel
2. Wajah10
3. Mata10
15
Pemeriksaan mata neonatus seringkali sulit dilakukan karena
biasanya matanya tertutup. Dengan menggoyangkan kepalanya secara
perlahanlahan mata neonatus akan terbuka sehingga dapat diperiksa.
Mikroftalmia kongenital dapat ditemukan dengan cara inspeksi dan
palpasi. Glaukoma kongenital mulanya terlihat sebagai pembesaran,
kemudian sebagai kekeruhan kornea. Katarak kongenital dapat mudah
terlihat sebagai pupil yang berwarna putih. Trauma pada mata terlihat
sebagai edema palpebral, perdarahan konjungtiva atau retina.
Perhatikanlah adanya sekret mata. Konjungtivitis oleh kuman gonokok
dapat cepat menjadi panoftalmia dan menyebabkan buta.
4. Hidung10
5. Telinga10
16
Gambar 5. Pemeriksaan fisik telinga
6. Mulut10
17
Gambar 6. Kelainan pada mulut
7. Leher10
8. Dada
18
mempunyai arti klinis. Pada respirasi normal, dinding dada bergerak
bersama dengan dinding perut. Apabila terdapat gangguan pernafasan,
terlihat pernafasan yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi. Gerakan
dinding dada harus simetris. Bila tidak, pikirkan kemungkinan
pneumothoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.
9. Paru10
Frekuensi nafas yang normal pada BBL adalah 40-60 kali per
menit. BBL dengan frekuensi nafas yang terus menerus di atas 60 kali per
menit perlu diamati lebih teliti untuk kemungkinan adanya kelainan paru,
jantung, atau metabolik. Fluktuasi frekuensi nafas tergantung dari aktivitas
fisis, menangis, tidur, atau bangun. Karena fluktuasinya cepat maka
frekuensi nafas BBL harus dihitung dalam satu menit penuh dan kalau
mungkin dihitung saat bayi tidur atau dalam keadaan tenang oleh karena
sering terdapat periodic breathing, yaitu henti nafas yang berlangsung 5-
10 detik di antara pola pernafasan yang regular. Serangan apnea yang
sebenarnya biasanya lebih lama dari 20 detik dan sangat jarang terjadi pada
BBl cukup bulan. Amati pola pernafasan. Jika bayi tenang, dalam keadaan
normal tidak dijumpai pernafasan cuping hidung, merintih ataupun retraksi
dada. Sebagian bayi, khususnya bayi prematur, saat menangis dapat
menunjukkan retraksi sentral atau subkostal ringan.
19
oleh terlalu banyak atau terlalu sedikit udara di paru dapat menyebabkan
jaringan intrakostal tertarik ke dalam. Oleh karena itu, untuk membedakan
atelektasis dan emfisema harus dinilai bentuk dan ukuran dada, perkusi,
dan pemeriksaan rontgen.
Pada ekstremitas hitung jumlah jari tangan dan kaki. Lihat posisi
kaki apakah baik atau bengkok kedalam atau keluar. Perhatikan gerakan
ekstremitas simetris atau tidak. Patah tulang yang mutipel terdapat pada
osteogenesis imperfekta. Paralisis pada lengan mungkin disebabkan oleh
fraktur humerus atau kelumpuhan Erb’s (kerusakan saraf servikal V, VI).
Kelumpuhan pada tangan disebabkan oleh paralisis Klumpke (kerusakan
saraf servikal 7 dan torakal 1). Pemeriksaan jari tangan dan kaki perlu
unruk melihat sindaktili, polidaktili, claw-hand atau claw-feet. Semua BBL
harus diperiksa panggulnya untuk melihat apakah ada dislokasi tulang
panggul bawaan, dengan cara Ortholani. Perhatikan posisi kedua kaki
apakah ada pes ekuinavarus atau valgus. Tonus ekstremitas juga perlu
diperhatikan. Hipotonia umum (floppy infant) biasa disebabkan oleh
kelainan susunan saraf pusat. 5
11. Genital7,8,11
Laki – laki
20
fimosis. Pastikan testis ada di dalam skrotum dan nilai apakah ada hernia
atau massa. Bila bayi lahir dengan presentasi bokong pervaginam, bayi
dapat mengalami pembengkakkan dan kebiruan pada genitalia akibat
tekanan dari servik.
21
seharusnya tidak menyebabkan sakit pada anak. Terkadang, usus bisa
tersangkut di dalam kantung skrotum. Jika ini terjadi, Anda mungkin tidak
akan mudah mampu mendorong isinya kembali ke rongga perut. Jika usus
tersangkut di dalam kantung skrotum, suplai darah ke usus bisa berkurang,
yang bisa mengakibatkan kematian itu bagian dari usus. Jika sebagian usus
mati, ini mungkin menyakitkan. Ini sangat serius dan mungkin mengancam
nyawa. Hidrokel umumnya terasa lebih lembut daripada hernia. Untuk
membedakan keduanya, Anda dapat menonjolkan cahaya ke kantung
skrotum. Tempatkan lampu di bagian bawah kantung skrotum. Jika terang
bersinar suspek hidrokel
22
Gambar 7. Genitalia normal laki-laki dan contoh kelainan
Perempuan7,8,11
Observasi labia mayora dan minora serta klitoris. Labia mayor pada
bayi tampak membesar dan sering kemerahan sekunder dari hormone
maternal. Panjang klitoris normal bayi baru lahir <7 mm, dengan rata-rata
4 mm. discharge vagina sering didapatkan dan sering tidak
berwarna/bening, kental, dan keputihan atau tampak ada darah. Bayi
23
perempuan mungkin mengeluarkan cairan keputihan atau bahkan sedikit
darah dari vagina - ini normal. Saat memeriksa alat kelamin wanita, coba
pisahkan labia seperti pada gambar di foto di bawah.
12. Anus7,8,11
24
abnormal antara vagina dan rektum (rektum fistula vagina). Oleh karena
itu, meskipun Anda melihat mekonium, pastikan untuk tetap
memverifikasi keberadaannya pembukaan anal.
2.1.6 Antropometri12
25
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat
badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely underweight),
tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau
sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U
rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan, sehingga perlu
dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum
diintervensi.
2. Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur
(PB/U atau TB/U)
26
4. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Pada pasien yang sudah bangun harus diusahakan agar tetap bangun
selama pemeriksaan saraf otak dengan jalan memberi kesempatan kepada pasien
27
untuk mengisap. Refleks Rooting diperiksa dengan menyentuhkan ujung jari di
sudut mulut pasien, maka pasien akan menengok ke arah rangsangan dan berusaha
memasukkan ujung jari tersebut ke mulutnya, kalau ujung jari dimasukkan ke
dalam mulutnya 3 cm akan diisap, dan disebut sucking reflex (refleks isap).
Pemeriksaan refleks rooting dan refleks isap dilakukan untuk menentukan
kelainan saraf V, VII dan XII. Reaksi refleks rooting sempurna terjadi pada bayi
dengan umur kehamilan 32 minggu atau lebih, pada umur kehamilan 28 minggu
reaksinya lambat dan tidak sempurna. Pemeriksaan refleks rooting reaksinya tidak
selalu konstan, kalau hanya diperiksa sekali pada hari pertama hasilnya negatif
belum tentu abnormal.
b. Refleks Moro
Ini adalah suatu reaksi kejutan dengan menimbulkan perasaan jatuh pada
bayi. Bayi dalam posisi telentang, kemudian kepalanya dibiarkan jatuh dengan
cepat beberapa sentimeter dengan hati-hati ke tangan pemeriksa. Reaksinya bayi
akan kaget, lengan direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi, dan tangan terbuka
disusul dengan gerakan lengan adduksi dan fleksi. Pada bayi prematur, setelah ia
merentangkan lengan tidak selalu diikuti oleh gerakan fleksi. Gerakan tungkai
bukan merupakan bagian yang khas untuk refleks Moro. Kalau tidak ada reaksi
merentangkan lengan sama sekali berarti abnormal, demikian pula kalau rentangan
lengan asimetris.
Bayi diletakkan dalam posisi telentang, kepala di garis tengah dan anggota
gerak dalam posisi fleksi, kemudian kepala ditengokkan ke kanan, maka akan
terjadi ekstensi pada anggota gerak sebelah kanan, dan fleksi pada anggota gerak
sebelah kiri. Yang selalu terjadi adalah ekstensi lengan, sedangkan tungkai tidak
selalu ekstensi, dan fleksi anggota gerak kontralateral juga tidak selalu terjadi.
Setelah selesai ganti kepala dipalingkan ke kiri. Tonus ekstensor meninggi pada
28
anggota gerak arah muka berpaling. Tonus fleksot anggota gerak kontralateral
meninggi.
d. Refleks Withdrawal
Usia kehamilan BBL dapat dinilai dengan beberapa cara, termasuk dengan
menghitungnya dari hari pertama haid terkhir sampai saat kelahiran, atau dengan
cara ultrasonografi.Mengetahui usia kehamilan dan keadaan gizi BBL sangat
penting untuk dapat mengkategorikan BBL apakah cukup bulan, atau lebih bulan
dan apakah sesuai, lebih kecil, atau lebih besar untuk usia kehamilannya. 10
Perlu diperhatikan9:
29
Tali pusat: adanya infeksi
2.1.10 Skrining14
a. Skrining Pendengaran
ROP sering terjadi pada bayi prematur, sehingga perlu dilakukan skrining
agar terapi yang sesuai dapat dimulai sedini mungkin dan dapat mencegah
terjadinya kebutaan. Skrining ROP dilakukan pada beberapa kondisi, yaitu:
Bayi baru lahir dengan berat ≤1500 gram atau usia gestasi ≤34
minggu
Bayi dengan risiko tinggi, seperti mendapat FiO2 tinggi,
transfusi berulang, kelainan jantung bawaan, gangguan
pertumbuhan janin, infeksi/sepsis, gangguan napas, asfiksia,
30
dan perdarahan otak. Skrining ini direkomendasikan pada
neonatus dengan kriteria sebagai berikut:
Masa gestasi >30 minggu: 2–4 minggu setelah lahir
Masa gestasi ≤30 minggu: 4 minggu setelah lahir
Tidak dapat memfiksasi dan mengikuti objek pada usia 3 bulan
Riwayat katarak kongenital, retinoblastoma, penyakit metabolik
dalam keluarga
c. Skrining Hipotoroid
2.1.11 Edukasi15
Dokter mengedukasi pentingnya ASI untuk tumbuh kembang anak, termasuk rute
pemberiannya, tanda-tanda bayi lapar, dan kemampuan menghisap bayi. Ibu perlu
mengerti tanda-tanda pemberian ASI yang adekuat, yaitu kenaikan berat badan,
frekuensi BAK, dan warna urine yang normal. Edukasi penting lainnya adalah
tentang perlekatan yang benar antara payudara dan mulut bayi agar proses
menyusui efektif. Penurunan berat badan setelah kelahiran juga perlu dinilai.
Penurunan berat badan yang normal adalah 1–2% dari berat lahir per hari,
maksimal 10% pada hari ke-5.
31
BAB III
KESIMPULAN
Masa neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia 0 sampai 28 hari. Pada
masa ini terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim
menjadi di luar rahim. Pada masa neonatal bayi memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi, karena tubuh bayi yang masih rentan sehingga perlu
dilakukannya pemeriksaan fisik pada saat masa neonatal yaitu pemeriksaan yang
dilakukan segera setelah bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik neonatus adalah
pemeriksaan yang dilakukan segera setelah bayi baru lahir. Pemeriksaan BBL
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pemeriksaan fisik pada neonatus dilakukan paling tidak sebanyak tiga kali,
yakni: (1) pada saat lahir, yaitu penilaian Apgar, mencari kelainan kongenital, dan
pemeriksaan cepat dan menyeluruh; (2) pemeriksaan lanjutan lebih rinci yang
dilakukan dalam 24 jam atau pada hari berikutnya; (3) pemeriksaan pada waktu
akan pulang. Pada saat dipulangkan juga dilakukan beberapa pemeriksaan saat
memulangkan, dimana dilakukan lagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa
tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan. Perlu
diperhatikan dari susunan saraf pusat, kulit apakah ada ikterus dan kelainan lain,
jantung apakah ditemukan suara jantung tambahan atau bising yang baru muncul,
pada abdomen adakah tumor yang belum terdeteksi, periksa kembali tali pusar
dan juga apakah bayi sudah menerima asi serta periksa pada ibu apakah sudah
mengetahui cara menyusui yang baik dan benar.
32
Daftar pustaka
33
11. Wahudiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak Ed.
3. Jakarta: CV Sagung Seto. 2014.163-4
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Tentang Standar Antropometri Anak.
13. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Tuttle DJ, editors. Neonatology:
management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs. New
York: McGraw-Hill Education Medical; 2013.
14. Benitz WE. Hospital Stay for Healthy Term Newborn Infants. the
American Academy of Pediatrics. 2015 May; 135(5). 3. Australia
Department of Health. health.qld.gov.au. [Online].; 2014. Available from:
https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0029/141689/g
newexam.pdf
15. Complete Examination of a Newborn. World Health Organization. 2014.
34