Anda di halaman 1dari 27

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

ONE HEALTH
UPAYA PENCEGAHAN DENGUE

Disusun oleh :
Rizka Annisa 030.016.134
Vero Dwinta 030.012.274
Husam Hilal Alkatiri 030.016.070

Pembimbing
Ambar Wahyuningsih Roestam
Pendahuluan

• Demam berdarah dengue → masalah kesehatan utama wilayah tropis di dunia


• WHO → 50-100 juta infeksi DBD tiap tahun
• 97% provinsi Indonesia → endemik DBD
• CFR DBD di Indonesia
2012 → 0,86%
2013 → 0,77%
2014 → 0,90%
• Tahun 2015 terjadi kejadian KLB di Kalimantan Selatan
• Pada tahun 2015 dari ke 34 provinsi di Indonesia, 126.675 kasus DBD dan 1.229
meninggal dunia
GLOBAL DISTRIBUTION:

*Blue=absent;
Red=present
Etiologi

• Family Culicidae merupakan golongan Aedes aegepti menjadi vector DBD


• vektor utama DBD di Indonesia → Aedes aaegepti dan Aedes albopticus
• Penularannya melalui gigitan nyamuk betina yang membawa virus dalam tubuhnya dari
penderita demam berdarah lain
• Aedes aegepti mengalami metemorfosis sempurna → telur, larva, pupa, dan dewasa
Siklus Hidup

• Telur akan menetas jika kelembaban terlalu


rendah (4-5 hari)
• Larva akan berkembang menjadi pupa (5-7 hari)
• Larva menyukai air bersih, namun masih dapat
hidup dalam air keruh bersifat asam atau basa
• Pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 1-3
hari atau hingga beberapa minggu
• Aedes aegypti betenia hanya kawin sebanyak
satu kali
• Perkawinan terjadi 24-28 hari saat nyamuk
dewasa
SIKLUS TRANSMISI
Problem Intervention

PICO

Comparison Outcome
Determinan Yang
Health Workers’ Perceived
Dengue fever as an emerging disease in Berhubungan Dengan
Challenges for Dengue
Afghanistan: Epidemiology of the first reported Keberadaan Jentik Di
Prevention and Control in
cases Kelurahan Rangkah Buntu,
the Dominican Republic
Surabaya
 Case Fatality Rate (CFR) BDB di dunia
• Republik Dominika sebanyak 10% yang mengalami gejala berat
memiliki Populasi 8,6 juta
jika tidak diberikan tatalaksana, sedangkan
penduduk pada tahun
pada kasus yng diberikan penatalaksanaan • Tahun 2016, total jumlah
2000, dengan 32%
sebesar 0,1% penderita DBD di Jawa
penduduk DR hidup pada
 Pada kasus DBD sekitar 75% yang terinfeksi Timur 24.098 orang,
atau di bawah ambang
dengan rata-rata
kemiskinan, meningkat gambaran klinisnya berupa asimptomatik 61,9/100.000 penduduk
menjadi 9,9 juta penduduk  Keberadaan nyamuk Aedes (albopictus & (peringkat ke-16 di
pada tahun 2010, dengan aegypti) di Afganistan dan sering bepergian Indonesia).
41,6% hidup di bawah
dengan negara tetangga endemik • Jumlah kematian akibat
Problem ambang kemiskinan
menimbulkan risiko peningkatan kasus DBD DBD sebanyak 339
sehingga mengakibatkan
di Afganistan pada tahun 2019 yang didapat orang, atau
kualitas lingkungan yang
secara lokal dilaporkan satu bulan setelah persentasenya 1,4% dari
menjadi tempat
total penderita.
berkembang biaknya kasus pertama terkait perjalanan. • Tahun 2017, ditemukan 4
nyamuk.  Entomologi yang lemah, intervensi kasus demam berdarah di
• Adanya tantangan tenaga pengendalian vektor yang tidak memadai, dan Kelurahan Rangkah
Kesehatan dalam
kurangnya staf yang terlatih dalam Buntu Kota Surabaya.
pencegahan dan
pengendalian dengue pencegahan dan pengendalian demam
pada Republik Dominika berdarah dapat berkontribusi pada endemik
demam berdarah di Afghanistan
Health Workers’ Perceived Dengue fever as an emerging
Determinan Yang Berhubungan Dengan
Challenges for Dengue disease in Afghanistan:
Keberadaan Jentik Di Kelurahan Rangkah
Prevention and Control in Epidemiology of the first
Buntu, Surabaya
the Dominican Republic reported cases
 Pembudayaan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) 3M Plus secara
• Mencegah penularan virus berkelanjutan sepanjang tahun dan
dengue dengan cara melakukan mewujudkan terlaksananya Gerakan 1
pengendalian vektor atau Rumah 1 Jumanti
memutus rantai kontak manusia-  Membentuk Kelompok Kerja
vektor.
Operasional (Pokjanal) DBD di setiap
• Mengembangkan kesiapsiagaan
• Rekomendasi mereka tingkat administrasi dan melakukan
nasional dan rencana respons,
untuk memperkuat revitalisasi Pokjanal DBD yang sudah
mengadopsi pedoman
pengendalian demam ada dengan dukungan APBD
manajemen klinis, dan
berdarah di Republik
Intervention meningkatkan pengujian  Upaya promosi kesehatan dilakukan di
Dominika.
laboratorium. semua sektor, termasuk pembentukan
• Pencegahan dan
• Mengembangkan dan Juru Pembasmi Jentik (Jumantik) pada
pengendalian demam
mengadvokasi penerapan
berdarah. anak sekolah dan pramuka.
rencana nasional untuk
surveilans entomologi dan  Penemuan dini kasus DBD dan
pedoman nasional untuk pengobatan segera (early diagnosis and
surveilans vektor demam prompt treatment) yang merupakan
berdarah dan pengendalian bagian dari tata laksana kasus di
vektor. fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan lanjutan (Puskesmas dan
Rumah Sakit)
Health Workers’
Dengue fever as an emerging
Perceived Challenges for Determinan Yang Berhubungan
disease in Afghanistan:
Dengue Prevention and Dengan Keberadaan Jentik Di
Epidemiology of the first
Control in the Dominican Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya
reported cases
Republic
 Pelatihan tatalaksana kasus untuk
Dokter dan Tenaga Kesehatan di
• Pemberitahuan dini kepada Puskesmas dan Rumah Sakit
otoritas pengawasan dan  Penyediaan logistik tatalaksana
nasehat kepada pasien kasus DBD berupa Rapid Diagnostik
tentang pencegahan dan
Tes (RDT) dan reagen untuk
penyebaran demam berdarah
• Langkah-langkah yang sangat penting untuk program diagnosis serotype virus DBD
disarankan untuk pengendalian.  Pelaksanaan surveilans kasus DBD
memperkuat kepatuhan • Menguji demam berdarah untuk memantau dinamika kejadian
Intervention
terhadap pengendalian ketika kriteria klinis telah penyakit DBD di Indonesia sehingga
vektor di tingkat lokal terpenuhi dan kemungkinan terjadinya KLB DBD
dan nasional. dipertimbangkan sebagai dapat diantisipasi dan dicegah sejak
diagnosis banding di antara
para wisatawan yang kembali dini
dari negara endemik yang  Pelaksanaan surveilans vektor
datang dengan penyakit Aedes spp. untuk memantau
demam. dinamika vektor dengan demikian
peningkatan populasi Aedes spp
dapat diantisipasi.
Health Workers’
Dengue fever as an emerging
Perceived Challenges for Determinan Yang Berhubungan
disease in Afghanistan:
Dengue Prevention and Dengan Keberadaan Jentik Di
Epidemiology of the first
Control in the Dominican Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya
reported cases
Republic

Comparison Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding
Dengue fever as an emerging Determinan Yang Berhubungan
Health Workers’ Perceived Challenges
disease in Afghanistan: Dengan Keberadaan Jentik Di
for Dengue Prevention and Control in
Epidemiology of the first Kelurahan Rangkah Buntu,
the Dominican Republic
reported cases Surabaya

• Mengetahui faktor intrinsik dan


ekstrinsik terkait kendala apa saja
• Menurunnya jumlah kematian
yang menjadi hambatan dalam
akibat DBD
melakukan upaya pencegahan dan
• Kesadaran penduduk meningkat
pengendalian dengue di Republik • Berkurangnya kasus DBD
terkait kewaspadaan adanya jentik
Dominika. yang didapatkan dari negara
• Terbentuknya kelompok kerja
• Meningkatnya kewaspadaan endemik
operasional (kelompok Pokjanal) di
masyarakat terkait penyakit virus • Dapat terpenuhinya staf dan
setiap tingkat administrasi
dengue tenaga terlatih dalam
• Tenaga kesehatan semakin terlatih
• Berjalannya kerjasama lintas sektoral menangani kasus DBD
dalam menangani kasus DBD
• Pemahaman tentang pengaruh faktor • Meningkatnya kesiapsiagaan
Outcome • Adanya Tes (RDT) dan reagen
intrinsik dan ekstrinsik ini dapat untuk menangani DBD agar
untuk diagnosis serotype virus
menginformasikan diskusi otoritas tingkat morbiditas dan
DBD
kesehatan Republik Dominika tentang mortalitasnya rendah
• Terlaksananya surveilans vektor
langkah-langkah untuk meningkatkan • Meningkatmya kerjasama
Aedes spp. Dan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam inisiatif lintas batas untuk mencegah
populasi aedes spp. Dapat
demam berdarah secara teratur dan penyebaran penyakit lintas
diantisipasi
berkelanjutan, termasuk peningkatan batas
• Terlaksananya surveilans kasus
komitmen politik untuk memperluas
DBD dan mencegah terjadinya
pendidikan kesehatan dan
kasus KLB DBD
memperkuat program pengawasan
demam berdarah.
Hasil Jurnal
Determinan Yang Berhubungan
Health Workers’ Perceived Challenges for Dengue fever as an emerging disease in
Dengan Keberadaan Jentik Di
Dengue Prevention and Control in the Afghanistan: Epidemiology of the first
Kelurahan Rangkah Buntu,
Dominican Republic reported cases
Surabaya

Tantangan yang Dianggap Pekerja Kesehatan Demam berdarah sebagai penyakit yang Determinan yang berhubungan
Topik untuk Pencegahan dan Pengendalian Dengue muncul di Afghanistan: Epidemiologi kasus dengan keberadaan jentik di
di Republik Dominika pertama yang dilaporkan. kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya.

Tantangan yang dirasakan para tenaga


kesehatan untuk strategi pencegahan dan
Mendeskripsikan dan mendokumentasikan Penyebaran jentik yang ada di daerah
pengendalian demam berdarah,
manifestasi epidemiologi dan klinis 15 kasus kelurahan rangkah buntu, Surabaya
Identifikasi menggunakan pendekatan kualitatif, dan
demam berdarah yang dilaporkan pertama yang akan menyebabkan
Masalah menggambarkan rekomendasi mereka untuk
kali oleh sistem surveilans dan respons meningkatnya kejadian DB atau
memperkuat tindakan masa depan untuk
nasional pada tahun 2019. demam berdarah di daerah tersebut.
pengendalian demam berdarah di komunitas
Republik Dominika.

Peneliti merekrut sampel dari 19 pekerja Sampel dikumpulkan selama di minggu Populasi penelitian ini didasarkan dari
kesehatan (10 laki-laki, 9 perempuan), hingga pertama sakit (biasanya selama 2 - 7 hari seluruh Kartu Keluarga (KK) RW.VI
5 orang di setiap provinsi, berdasarkan rujukan pertama timbulnya gejala) saat pasien Kelurahan Rangkah Buntu yang
dari mengunjungi fasilitas kesehatan. Karena diwakili satu orang per KK, sehingga
ahli administrasi atau klinis di puskesmas kondisi iklim yang menguntungkan untuk populasi dalam penelitian ini
Populasi provinsi atau regional. Sampel termasuk vektor, kasus mirip dengue yang diamati, berjumlah 447 orang kemudian
Studi praktisi kesehatan masyarakat, ahli dan persediaan alat uji untuk DENV yang diambil sampel dengan metode
entomologi, pendidik, klinisi dan administrator. tersedia, sampel yang dikumpulkan antara simple random sampling dengan
Mei dan Desember 2019 diuji untuk DENV perhitungan menggunakan rumus
ketika mereka memenuhi kriteria untuk Slovin dan didapat 211 responden
dugaan demam berdarah menurut kasus di yang ditetapkan
WHO menjadi sampel
Health Workers’ Perceived Dengue fever as an
Determinan Yang Berhubungan
Challenges for Dengue emerging disease in
Dengan Keberadaan Jentik Di
Prevention and Control in the Afghanistan: Epidemiology
Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya
Dominican Republic of the first reported cases

• Observasional analitik, desain yang


digunakan adalah cross sectional.
• Peneliti hanya melakukan observasi
dengan memperhatikan determinan
• Analisis deskriptif yang berhubungan dengan
retrospektif dari data keberadaan jentik, yaitu pendidikan,
tentang kasus terkonfirmasi pendapatan, pengetahuan, sikap,
Studi kualitatif menggunakan
Metode DBD. tindakan (3M+, Menguras bak mandi
pendekatan analisis etnografi minimal satu minggu sekali,
• Data retrospektif diambil
dari mjulai tanggal 3 oktober menggantung pakaian kotor lebih dari
satu hari), dan kebiasaan
sampai 16 desember 2019.
membersihkan rumah tanpa
memberikan perlakuan yang dilakukan
sekaligus pada suatu waktu (point time
approach).
Dengue fever as an
Health Workers’ Perceived Challenges emerging disease in Determinan Yang Berhubungan Dengan
for Dengue Prevention and Control in Afghanistan: Keberadaan Jentik Di Kelurahan Rangkah
the Dominican Republic Epidemiology of the Buntu, Surabaya
first reported cases
 Pemberantasan jentik diharapkan dapat
dilakukan secara berkesinambungan, sehingga
 Strategi pengendalian vektor vertikal
mampu memutus mata rantai vektor
atau "top-down" tradisional, termasuk
perkembangbiakan nyamuk. Keberlangsungan
penyemprotan pestisida yang dijalankan
program diperlukan pelaku dalam menjalankan
pemerintah, pada awalnya
program tersebut agar berjalan secara
menunjukkan hasil yang menjanjikan
berkelanjutan, sehingga dalam program
dalam pengendalian nyamuk global, • Surveilans vektor untuk
penyakit pertama kali Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
tetapi kekurangan dana yang
dan mengirim enam diperlukan kerja sama yaitu denganmembentuk
berkelanjutan dari waktu ke waktu.
sampel nyamuk dari kader pemberantas jentik yang dikenal dengan
Intervensi  Kampanye pendidikan kesehatan yang
provinsi Khost ke Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Keaktifan
One Health menekankan praktik pengendalian Singapura untuk kader sangat berpengaruh terhadap
vektor yang direkomendasikan dan pemeriksaan molekuler keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk.
partisipasi aktif anggota masyarakat dari Aedes spesies
nyamuk Banyak penelitian yang membahas tentang
dalam pengurangan populasi Aedes di
faktor yang memengaruhi keaktifan
dalam dan sekitar rumah mereka telah
pemberantasan sarang nyamuk.
terbukti meningkatkan pengetahuan dan
 Pembudayaan pemberantasan sarang nyamuk
kesadaran tentang demam berdarah,
(PSN) 3M Plus secara berkelanjutan sepanjang
tetapi pengetahuan tidak selalu sama
tahun dan mewujudkan terlaksananya Gerakan
dengan tindakan.
1 Rumah 1 Jumantik
Dengue fever as an
Health Workers’ Perceived Challenges for emerging disease in Determinan Yang Berhubungan Dengan
Dengue Prevention and Control in the Afghanistan: Keberadaan Jentik Di Kelurahan Rangkah Buntu,
Dominican Republic Epidemiology of the Surabaya
first reported cases
 Pendekatan inovatif dapat mengintegrasikan  Membentuk Kelompok Kerja Operasional
strategi pencegahan dan pengendalian demam (Pokjanal) DBD di setiap tingkat administrasi dan
berdarah dengan mempertahankan dukungan melakukan revitalisasi Pokjanal DBD yang sudah
politik, membentuk kemitraan berbasis ada dengan dukungan APBD
komunitas, memperkuat program pengawasan  Upaya promosi kesehatan dilakukan di semua
epidemiologis aktif, dan membangun sektor, termasuk pembentukan Juru Pembasmi
komunitas yang diberdayakan untuk Jentik (Jumantik) pada anak sekolah dan pramuka
mempromosikan pengendalian vektor jangka • Setelah menerima hasil  Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera
panjang dan perubahan perilaku komunitas. laboratorium fi (early diagnosis and prompt treatment) yang
Seperti yang diamati di Kuba, kolaborasi rmasi untuk DENV, merupakanbagian dari tata laksana kasus di
antarsektoral dan partisipasi masyarakat, pengawasan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
Intervensi ditambah dengan kemauan politik, adalah mengumpulkan data lanjutan (Puskesmas dan Rumah Sakit)
One Health benteng strategi pencegahan dan dengan wawancara  Pelatihan tatalaksana kasus untuk Dokter dan
pengendalian demam berdarah pasien, review rekam Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit
 Kolaborasi dalam sektor kesehatan dan medis, dan lembar hasil  Penyediaan logistik tatalaksana kasus DBD berupa
dengan sektor lain, pengambilan keputusan laboratorium untuk Rapid Diagnostik Tes (RDT)dan reagen untuk
berbasis bukti (misalnya, penerapan temuan melengkapi daftar baris diagnosis serotype virus DBD
ilmiah dalam praktik) dan pembangunan  Pelaksanaan surveilans kasus DBD untuk
kapasitas memantau dinamika kejadian penyakit DBD di
 Petugas kesehatan memainkan peran yang Indonesia sehingga kemungkinan terjadinya KLB
sangat diperlukan dalam melaksanakan inisiatif DBD dapat diantisipasi dan dicegah sejak dini
nasional di tingkat lokal. Dalam strategi  Pelaksanaan surveilans vektor Aedes spp. untuk
pencegahan dan pengendalian demam memantau dinamika vektor dengan demikian
berdarah terpadu. peningkatan populasi Aedes spp dapat diantisipasi.
Dengue fever as an
Health Workers’ Perceived Challenges for emerging disease in Determinan Yang Berhubungan Dengan
Dengue Prevention and Control in the Afghanistan: Keberadaan Jentik Di Kelurahan Rangkah Buntu,
Dominican Republic Epidemiology of the Surabaya
first reported cases
 Pendekatan inovatif dapat mengintegrasikan  Membentuk Kelompok Kerja Operasional
strategi pencegahan dan pengendalian demam (Pokjanal) DBD di setiap tingkat administrasi dan
berdarah dengan mempertahankan dukungan melakukan revitalisasi Pokjanal DBD yang sudah
politik, membentuk kemitraan berbasis ada dengan dukungan APBD
komunitas, memperkuat program pengawasan  Upaya promosi kesehatan dilakukan di semua
epidemiologis aktif, dan membangun sektor, termasuk pembentukan Juru Pembasmi
komunitas yang diberdayakan untuk Jentik (Jumantik) pada anak sekolah dan pramuka
mempromosikan pengendalian vektor jangka • Setelah menerima hasil  Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera
panjang dan perubahan perilaku komunitas. laboratorium fi (early diagnosis and prompt treatment) yang
Seperti yang diamati di Kuba, kolaborasi rmasi untuk DENV, merupakanbagian dari tata laksana kasus di
antarsektoral dan partisipasi masyarakat, pengawasan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
Intervensi ditambah dengan kemauan politik, adalah mengumpulkan data lanjutan (Puskesmas dan Rumah Sakit)
One Health benteng strategi pencegahan dan dengan wawancara  Pelatihan tatalaksana kasus untuk Dokter dan
pengendalian demam berdarah pasien, review rekam Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit
 Kolaborasi dalam sektor kesehatan dan medis, dan lembar hasil  Penyediaan logistik tatalaksana kasus DBD berupa
dengan sektor lain, pengambilan keputusan laboratorium untuk Rapid Diagnostik Tes (RDT)dan reagen untuk
berbasis bukti (misalnya, penerapan temuan melengkapi daftar baris diagnosis serotype virus DBD
ilmiah dalam praktik) dan pembangunan  Pelaksanaan surveilans kasus DBD untuk
kapasitas memantau dinamika kejadian penyakit DBD di
 Petugas kesehatan memainkan peran yang Indonesia sehingga kemungkinan terjadinya KLB
sangat diperlukan dalam melaksanakan inisiatif DBD dapat diantisipasi dan dicegah sejak dini
nasional di tingkat lokal. Dalam strategi  Pelaksanaan surveilans vektor Aedes spp. untuk
pencegahan dan pengendalian demam memantau dinamika vektor dengan demikian
berdarah terpadu. peningkatan populasi Aedes spp dapat diantisipasi.
Determinan Yang Berhubungan
Health Workers’ Perceived Challenges for Dengue fever as an emerging disease in
Dengan Keberadaan Jentik Di
Dengue Prevention and Control in the Afghanistan: Epidemiology of the first
Kelurahan Rangkah Buntu,
Dominican Republic reported cases
Surabaya
 Tantangan yang dirasakan termasuk
sumber daya ekonomi individu yang  Secara keseluruhan, CPHL menguji 569
 Hasil penelitian yang dilakukan di
terbatas, kurangnya kesadaran individu, sampel untuk CCHF antara Mei dan
wilayah RW. VI Kelurahan Rangkah
pendidikan atau tindakan, kurangnya Desember 2019, di mana 213 (37,4%)
Buntu, Kota Surabaya melalui
kerjasama di antara anggota masyarakat, positif untuk CCHF, dan sisanya 356
observasi keberadaan jentik, dari 211
dan terbatasnya keberlanjutan intervensi (62,5%) negatif. Dari 356 kasus negatif
rumah yang didatangi diketahui
pemerintah. CCHF, 62 memenuhi kasus de fi kondisi
bahwa responden yang terdapat
 Peserta menggambarkan tantangan yang untuk suspek demam berdarah dan
keberadaan jentik di rumahnya
dihadapi anggota masyarakat dengan dirujuk untuk pengujian. Selama periode
sebesar 121 rumah (57%) dan rumah
sumber daya ekonomi yang terbatas dalam ini, 62 sampel diuji demam berdarah, 15
responden yang tidak terdapat jentik
menetapkan prioritas antara kegiatan dan di antaranya (24,2%) positif. Dari 15
sebesar 90 rumah (43%).
pengeluaran sehari-hari. kasus, tiga (20%) kasus dilaporkan pada
 Sebagian besar responden yang
Hasil Studi  Seorang peserta juga menyampaikan bulan Oktober, enam (40%) pada bulan
berpendidikan rendah terdapat jentik
bahwa meskipun anggota masyarakat telah November, dan enam (40%) dilaporkan
dalam rumahnya yaitu sebesar
mengetahui tentang demam berdarah, pada Desember 2019.
57,7%.
namun jarak geografis dari lembaga  Sebelas dari 15 kasus (73%) adalah laki-
 Jumlah pendapatan dapat
kesehatan dapat menjadi penghambat laki, dan empat (27%) adalah
diinterpretasikan bahwa persebaran
akses layanan kesehatan. perempuan. Rentang usia antara 15
jentik cukup merata antara responden
 Selain jarak geografis dari institusi hingga 55 tahun, dengan rata-rata 34 dan
dengan pendapatan rendah hingga
kesehatan, peserta mendeskripsikan median 30 tahun. Empat kasus (28,6%)
tinggi, namun bagi responden yang
konteks sosial dan infrastruktur perpipaan adalah pelajar, tiga dengan riwayat
berpendapatan sedang keberadaan
yang buruk, dimana anggota masyarakat perjalanan (dua ke India, satu ke
jentik lebih dari setengahnya, yaitu
harus terus menerus menyimpan air untuk Pakistan), dan satu lagi dengan riwayat
62,5%.
keperluan rumah tangga. perjalanan yang tidak diketahui).
Determinan Yang Berhubungan
Health Workers’ Perceived Challenges Dengue fever as an emerging disease in
Dengan Keberadaan Jentik Di
for Dengue Prevention and Control in Afghanistan: Epidemiology of the first
Kelurahan Rangkah Buntu,
the Dominican Republic reported cases
Surabaya
 Sebagian besar peserta melaporkan
bahwa perwakilan MISPAS telah  Mengenai gejala, semua 14 kasus
mengadakan seminar kesehatan tentang menunjukkan demam (40 C / 104F), sakit
 Separuh responden memiliki
demam berdarah di komunitas lokal, kepala, nyeri otot, dan nyeri sendi 14 (100%).
pengetahuan yang baik.
menyadari bahwa anggota komunitas Tujuh (50%) kasus memiliki jumlah trombosit
Responden yang memiliki
harus mengetahui strategi yang yang rendah, Lima (35,7%) mengalami nyeri di
pengetahuan baik, ternyata juga
direkomendasikan untuk mencegah dan belakang mata, tiga (21,4%) mengalami ruam,
ditemukan jentik didalam
mengendalikan nyamuk di dalam dan tiga (21,4%) mengalami mual / muntah. Satu
rumahnya, yaitu sebesar 68,9%.
sekitar rumah mereka. kasus (7%) masing-masing mengalami
Hampir seluruh responden
 Banyak Peserta mengatakan bahwa perdarahan, gejala mirip flu, kelelahan, atau
memiliki sikap yang baik
situasi yang ideal adalah ketika anggota leukopenia. Rerata dan median jumlah sel
 Diketahui tidak ada hubungan
masyarakat bergabung untuk memerangi darah putih adalah 12.314 / m l, dan 5000 / m l,
Hasil Studi signifikan sikap dengan
ancaman penyakit. masing-masing, dan rata-rata dan median
keberadaan jentik (p=0,353).
 Banyak peserta melaporkan bahwa jumlah trombosit adalah 77,7714 / ml 3 dan
 Tidak ada hubungan yang
MISPAS tidak menyediakan tenaga kerja 79.000 / ml 3,
signifikan antara membersihkan
yang memadai untuk mendidik dan  Mayoritas kasus, sepuluh (71%) dirawat di
rumah dengan keberadaan jentik
memberdayakan anggota masyarakat rumah sakit karena demam berdarah di rumah
(p=0,409). Artinya responden
tentang kepatuhan terhadap tindakan sakit provinsi dan nasional (terutama rujukan
dengan kebiasaan membersihkan
pencegahan demam berdarah yang sekunder dan tersier), dan empat (29%)
rumah tidak berpengaruh terhadap
direkomendasikan atau dukungan dirawat sebagai pasien rawat jalan. Satu dari
keberadaan jentik di Kelurahan
ekonomi untuk mendapatkan sumber 14 kasus yang diselidiki kadaluwarsa (CFR =
Rangkah, Surabaya.
daya yang diperlukan untuk distribusi 7,1%) yang mengalami perdarahan dan
lokal. berkelas fi ed sebagai demam berdarah parah
 
Hasil Penerapan One Health Approach dalam Upaya
Pencegahan dan pengendalian jentik di Indonesia
Peran Jajaran
Kesehatan/
Peraturan/ Kebijakan Upaya Intervensi/ Kegiatan
Domain Program Pemerintah Pemangku
yang Mengatur Pencegahan dan Penanggulangan
kepentingan
terkait
Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Pengendalian Vektor Tenaga entomolog
Hewan indonesia nomor Surveilans vektor
Terpadu (PVT)  kesehatan
374/MENKES/PER/III/20
10
upaya pencegahan, pengendalian, dan
pemberantasan:
a. promosi kesehatan;
Undang-undang Nomor b. surveilans kesehatan;
Penyelenggaraan
82 Tahun 2014 tentang c. pengendalian faktor risiko;
Penanggulangan Tenaga kesehatan
penanggulangan d. penemuan kasus;
Penyakit Menular
penyakit menular e. penanganan kasus;
f. pemberian kekebalan (imunisasi)
Manusia
g. pemberian obat pencegahan secara
massal
Penyelidikan Pencarian penderita atau tersangka
Puskesmas
Peraturan menteri Epidemiologi DBD DBD
kesehatan Republik Penyelenggaraan kegiatan rutin dan berkala dalam
Dinkes
Indonesia Nomor 50 pengendalian vektor edukasi, pemantauan, serta
Puskesmas
tahun 2017 dan binatang pembawa Pengendalian Vektor dan Binatang
Tenaga kesehatan
penyakit Pembawa Penyakit
Peran Jajaran
Upaya Intervensi/ Kegiatan Kesehatan/
Peraturan/ Kebijakan
Domain Program Pemerintah Pencegahan dan Pemangku
yang Mengatur
Penanggulangan kepentingan
terkait
Peraturan menteri tenaga entomolog
Pengendalian Vektor Pengamatan dan penyelidikan
kesehatan Republik kesehatan
dan Binatang Vektor dan Binatang Pembawa
Indonesia Nomor 50 tahun kader kesehatan
Pembawa Penyakit Penyakit
2017 terlatih
Peraturan Menteri
Lingkungan
Kesehatan Republik  Konseling
 
Indonesia Nomor 13 tahun  Inspeksi Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
2015 tentang Lingkungan Puskesmas
Liingkungan
Penyelenggaraan  Intervensi Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Lingkungan Di Puskesmas
Summary Pendekatan One Health
PENDEKATAN
PENDEKATAN
KESEHATAN MANUSIA KESEHATAN
KESEHATAN HEWAN
LINGKUNGAN

• Berkurangnya kasus
DBD yang didapatkan
dari daerah endemic

• Berjalannya kerjasama • Pencegahan,


• Melakukan pengamatan
lintas sektoral pengendalian, dan
dan penyelidikan Vektor
pemberantasan Vektor
• Pembudayaan • Memperhatikan
pemberantasan sarang • Pemutusan rantai vektor
kebersihan dan kesehatan
nyamuk (PSN) 3M Plus perkembangbiakan
lingkungan rumah
nyamuk
• Pengawasan berkala
terhadap air yang
menjadi potensi sumber
penularan nyamuk Aedes
Aegypti
Terima Kasih
Daftar Pustaka

1. World Health Organization. The Global Strategy for dengue prevention and control, 2012 –2020.
2. Ministry of Health of Indonesia Republic. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. Vol.2,
Agustus 2010.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2014) Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2014. Banjarmasin, Dinkes
Provinsi Kalsel.
4. uda AS, Haqi DN. Determinan Yang Berhubungan Dengan Keberadaan Jentik Di Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya Determinant
Factor Of Larva Existence On The Rangkah, Surabaya. 7(1): 22-33; 2019.
5. Veras Estevez A. Bienvenido, Chapman J. Helena. Health Workers Perceived Challenges for Dengue Prevention and Control in the
Dominican Republic. MEDICC Review. 19(4); 2017.
6. Sahak MN. Dengue Fever as an Emerging Disease in Afghanistan : Epidemiology of the first reported cases. WHO, Kabul,
Afghanistan. 99:23-7; 2020.
7. Kemenkes RI. 2013. “Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia”. Jakarta : Ditjen PP dan PL.
8. Kemenkes. 2016. “Pusat Informasi dan Data Situasi DBD di Indonesia”. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
9. Kurniawan, Hendra. 2011. “Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue”, Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala Volume 11 Nomor 1 April 2011.

Anda mungkin juga menyukai