Anda di halaman 1dari 5

[TINJAUAN PUSTAKA]

Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M-Plus sebagai Upaya


Pengendalian Vektor dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Nur Aina Rahmania1, Sutarto2, Reni Indriyani3
1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian IKKOM dan IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang, Bandar Lampung

Abstrak
Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di 34 provinsi di Indonesia
dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Bandar Lampung merupakan daerah endemis DBD. Data Dinas Kesehatan
kota Bandar Lampung menyebutkan pada tahun 2012 mencapai 1.111 orang dan yang meninggal 11 orang, jumlah tersebut
merupakan angka tertinggi dibandingkan kabupaten lain. Diperlukan suatu pencegahan untuk menangani kasus DBD.
Pencegahan dan pengendalian DBD bergantung pada tindakan pengendalian vektor yang efektif. Manajemen lingkungan,
pengendalian biologis, pengendalian kimiawi, perlindungan individu merupakan pengendalian DBD. Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) adalah langkah konkrit dalam mencegah penyakit DBD, tindakan aplikatif dalam PSN yang paling mungkin
adalah kegiatan 3M-plus. Pada pelaksanaan masih tidak seutuhnya dilakukan, hanya sebagian poin yang dilakukan.
Tindakan PSN dan 3M-Plus dapat digunakan sebagai upaya pengendalian vektor dalam pencegahan penyakit DBD.

Kata kunci: DBD, pencegahan, pengendalian vektor

Action to Eradicate Mosquito Nest and 3M-Plus as Effort of Vector Control in


Prevention of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Abstract
In 2015, there were recorded 126,675 DHF patients in 34 provinces in Indonesia and 1,229 of them died. Bandarlampung is
a dengue endemic area. Data from Bandarlampung city health office stated that in 2012 it reached 1,111 people and 11
people died, the highest number compared to other regencies. Prevention is needed to deal with dengue cases. The
prevention and control of DHF depends on effective vector control measures. Environmental management, biological
control, chemical control, individual protection is the control of DHF. Eradication of Mosquito Nest (PSN) is a concrete step
in preventing dengue fever, the applicable action in PSN which is most likely is 3M-plus activity. In the implementation is
still not completely done, only a partial point is done. PSN and 3M-Plus actions can be used as an effort to control vectors in
the prevention of DHF.

Keywords: DHF, prevention, vector control

Korespondensi: Nur Aina Rahmania, Alamat Jl. Danau Towuti No 130 Kedaton Bandar Lampung, HP 087875388525, e-mail
nurainarahmania@gmail.com

Pendahuluan Saat ini bukan hanya terjadi peningkatan


Pada banyak daerah tropis dan jumlah kasus DBD, tetapi penyebaran di luar
subtropis, dampak penyakit DBD bersifat daerah tropis dan subtropis, contohnya di
endemik yang muncul sepanjang tahun, Eropa. Pada tahun 2012, terjadi lebih dari
terutama saat musim hujan ketika kondisi 2.000 kasus DBD pada lebih dari 10 negara di
optimal untuk nyamuk berkembang biak. Eropa. Setidaknya 500.000 penderita DBD
Biasanya sebagian besar orang akan terinfeksi memerlukan rawat inap setiap tahunnya,
dalam waktu yang singkat (wabah).1 dimana proporsi penderita sebagian besar
Demam berdarah (juga dikenal sebagai adalah anak-anak dan 2,5% di antaranya
Demam Berdarah Dengue) pertama kali diakui dilaporkan meninggal dunia.3 Demam berdarah
pada tahun 1950-an selama epidemi dengue di adalah penyebab utama penyakit serius dan
Filipina dan Thailand.2 Virus dengue kematian di kalangan anak-anak di beberapa
berkembang pesat pada perang dunia ke-2 negara Asia dan Amerika Latin.1
dimana penyebaran nyamuk terjadi secara Demam Berdarah Dengue (DBD) masih
massal bersama dengan pengerimiman barang merupakan salah satu masalah kesehatan
yang berperan dalam penyebaran global DBD.1 masyarakat yang utama di Indonesia. Seiring

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 524


Nur Aina Rahmania | Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M-Plus sebagai Upaya Pengendalian Vektor
dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan berurutan meliputi: 1) diagnosis dan


penduduk, jumlah penderita, dan luas daerah manajemen kasus, 2)surveilans dan persiapan
penyebarannya semakin bertambah. Di outbreak kasus, 3)pengendalian vektor, 4)
Indonesia, demam berdarah pertama kali implementasi vaksin di masa mendatang,
ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, hingga 5) operasional dasar dan implentasi
dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 penelitian.5
orang diantaranya meninggal dunia, dengan Pengendalian vektor dengue pada
Angka Kematian (AK) mencapai 41,3%. Sejak elemen ketiga dapat dilakukan dengan
saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh mengurangi sumber vektor yaitu meniadakan
Indonesia.4 kontainer atau tempat penampungan air yang
Pada tahun 2015, tercatat terdapat berpotensi sebagai tempat menguntungkan
sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi untuk oviposisi atau perkembangan nyamuk
di Indonesia, dan 1.229 orang diantaranya vektor dengue. Dapat juga dilakukan dengan
meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi sekedar menutup wadah penampung air atau
dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dengan membunuh jentik pada wadah
sebanyak 100.347 penderita DBD dan sebanyak tersebut menggunakan insektisida. Dengan
907 penderita meninggal dunia pada tahun melakukan survei terhadap sumber jentik
2014. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan melalui identifikasi penampung air mana yang
iklim dan rendahnya kesadaran untuk menjaga paling produktif terhadap perkembangan dan
kebersihan lingkungan.3 meniadakan penampung air produktif ini bisa
Termasuk di Kota Bandarlampung, yang sama efektifnya dengan meniadakan semua
merupakan daerah endemis DBD. Di daerah ini, wadah yang berpotensi.5
Dinas Kesehatan kota Bandarlampung Penanggulangan Penyakit Menular
mencatat pada tahun 2010, penderita DBD 763 Indonesia dilakukan melalui upaya
jiwa dan meninggal 16 jiwa. Tahun 2011, 413 pencegahan, pengendalian, dan pemberan-
jiwa orang dan yang meninggal 7 jiwa. Dan tasan. Upaya pencegahan, pengendalian, dan
Tahun 2012, meningkat 1.111 jiwa dan pemberantasan dalam Penanggulangan
meninggal 11 jiwa. Penyakit Menular dilakukan melalui kegiatan,
Menurut strategi global untuk antara lain pengendalian faktor risiko.
pencegahan dan pengendalian dengue tahun Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk
2012-2020 dari WHO, tujuan strategi adalah memutus rantai penularan dengan cara
untuk mengurangi mortalitas dengue kurang perbaikan kualitas media lingkungan,
dari 50% dan morbiditas dengue kurang dari pengendalian vektor dan binatang pembawa
25% serta mengestimasi angka kejadian penyakit, rekayasa lingkungan, dan
sebenarnya pada dengue di tahun 2015.5 Di peningkatan daya tahan tubuh. Perbaikan
Indonesia penanggulangan Penyakit Menular kualitas media lingkungan meliputi perbaikan
dilakukan melalui upaya pencegahan, kualitas air, udara, tanah, sarana dan
pengendalian, dan pemberantasan salah bangunan, serta pangan agar tidak menjadi
satunya gerakan PSN untuk DBD. 6
tempat berkembangnya agen penyakit.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara Perbaikan kualitas media lingkungan
dalam mengendalikan angka penderita DBD, dilaksanakan melalui upaya penyehatan dan
salah satu yang dapat dilakukan adalah PSN pengamanan terhadap media lingkungan.
dengan kegiatan 3M-plus untuk menangani Rekayasa lingkungan dilakukan paling sedikit
kasus DBD. Dalam artikel ini akan dibahas dengan kegiatan rehabilitasi lingkungan secara
mengenai PSN yang berguna sebagai tindakan fisik, biologi maupun kimiawi.6
preventif penyakit DBD. Perlindungan diri dari DBD dapat
dilakukan dengan menggunakan repellent,
Isi menggunakan pakaian yang mengurangi
Strategi global memerlukan koordinasi gigitan nyamuk. Baju lengan panjang dan
dan kolaborasi multisektoral, pendekatan celana panjang bisa mengurangi kontak dengan
manajemen vektor terintegrasi, dan nyamuk meskipun sementara. Untuk
monitoring pengendalian. Pelaksanaannya mengurangi kontak dengan nyamuk di dalam
dilakukan dengan lima elemen teknis secara keluarga bisa memasang kelambu pada waktu

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 525


Nur Aina Rahmania | Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M-Plus sebagai Upaya Pengendalian Vektor
dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

tidur dan kasa anti nyamuk. Insektisida rumah angin. Tanaman-tanaman yang dapat ditanam
tangga seperti semprotan aerosol dan berupa selasih (Ocimum spp), Suren (Toona
repellent: obat nyamuk bakar, vaporize mats sureni, Merr), zodia (Evodia suaveolens,
(VP), dan repellent oles anti nyamuk bisa Scheff), geranium (Geranium homeanum,
digunakan oleh individu. Pada 10 tahun Turez), lavender (Lavandula latifolia, Chaix),
terakhir dikembangkan kelambu berinsektisida akarwangi, tembelekan, tahi kotok/bunga tahi
atau dikenal sebagai insecticide treated nets ayam, dan sereh wangi.10
(ITNs) dan tirai berinsektisida yang mampu Pengendalian secara kimiawi masih
melindungi gigitan nyamuk.7,8 paling populer baik bagi program pengendalian
Pencegahan dan pengendalian demam DBD di masyarakat. Penggunaan insektisida
berdarah bergantung pada tindakan dalam pengendalian vektor DBD bisa
pengendalian vektor yang efektif. Beberapa menguntungkan sekaligus merugikan.
metode pengendalian vektor telah banyak Insektisida kalau digunakan secara tepat
diketahui dan digunakan. Dalam hal ini sasaran, tepat dosis, tepat waktu, dan cakupan
manajemen lingkungan, pengendalian biologis, akan mampu mengendalikan vektor dan
pengendalian kimiawi, perlindungan individu mengurangi dampak negatif terhadap
merupakan pengendalian DBD yang dapat lingkungan dan organisme yang bukan sasaran.
dilakukan.7 Cara pengendalian ini antara lain dengan
Manajemen lingkungan adalah upaya pengasapan/fogging dan pemberian bubuk
pengelolaan lingkungan untuk mengurangi abate pada tempat-tempat penampungan air.4
bahkan menghilangkan habitatvekor nyamuk Achmadi (2008) memperkenalkan
sehingga akan mengurangi kepadatan populasi. konsep Manajemen Demam Dengue atapun
Kegiatan yang dilakukan antara lain DBD yang berbasis pada masyarakat. Konsep
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), ini menggabungkan pengendalian penyakit
pengelolaan tempat sampah, dan modifikasi pada sumbernya yakni penderita awal yang
tempat pengembangbiakan nyamuk hasil memiliki potensi sebagai sumber penularan,
samping kegiatan manusia.7,9 Kegiatan 3M pengendalian pada nyamuk yakni pengendalian
dihimbau untuk dilakukan oleh masyarakat sarang nyamuk, serta penyuluhan masyarakat
satu minggu sekali. Gerakan ini dicanangkan untuk mendukung gerakan brantas (secara)
oleh Pemerintah setiap tahunnya pada saat tuntas penyakit Demam Berdarah (Getas
musim penghujan di mana wabah demam DBD).11
berdarah dengue biasa terjadi.4 Komponen Manajemen DD berbasis
Pengendalian secara biologis dilakukan wilayah atau Getas DBD, terdiri dari 3 kegiatan
dengan menggunakan ikan larvivorus seperti yang dilaksanakan secara simultan dan
Gambusia sangat disarankan. Hal ini berperan paripurna:11
sebagai pengendalian secara Biologis dengan 1. Pencarian dan pengobatan kasus secara
pemanfaatan agent biologi untuk pengendalian pro aktif.
vektor DBD. Beberapa agen biologis lain yang 2. Gerakan Lingkungan Bersih (Pembersihan
mampu mengendalikan populasi larva vektor perindukan nyamuk)
DB/DBD adalah ikan pemakan jentik dan cyclop 3. Penggalangan masyarakat untuk
(Copepoda).4,7,9 melakukan Getas DBD.
Pengendalian secara biologis juga dapat Getas DBD masih kurang spesifik untuk
dilakukan dengan menanam tanaman hidup diimplementasikan langsung pada tingkat
pengusir nyamuk. Tanaman hidup pengusir keluarga. Secara sederhana PSN dilakukan
nyamuk adalah jenis tanaman yang berfungsi dengan cara 3M-plus, 3M yang dimaksud
menghalau nyamuk. Tanaman diletakkan di adalah:12
sudut-sudut ruangan rumah sebagai media 1. Menguras dan menyikat tempat-tempat
pengusir nyamuk. Jumlah tanaman penampungan air, seperti bak mandi/wc,
menyesuaikan luas ruangan. Untuk drum, dan lain-lain seminggu sekali.
penempatan diluar ruangan atau di 2. Menutup rapat-rapat penampungan air,
pekerangan sebaiknya diletakkan dekat pintu, seperti gentong air/tempayan, dan lain-
jendela atau lubang udara lainnya, agar aroma lain.
tanamanke dalam ruangan oleh dorongan

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 526


Nur Aina Rahmania | Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M-Plus sebagai Upaya Pengendalian Vektor
dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

3. Mendaur ulang barang-barang yang dapat (DBD) dari mulai pintu masuk negara sampai ke
menampung air hujan. pintu rumah.15
Selain itu ditambah (plus) dengan cara Keberhasilan strategi ini dipengaruhi
lainnya seperti: 1) mengganti air vas bunga, oleh faktor ekonomi dan sikap dalam
tempat minum burung, atau tempat-tempat implementasinya di tingkat keluarga atau
lainnya yang sejenis seminggu sekali, 2) rumah tangga. Pendistribusian masal seperti
memperbaiki saluran dan talang air yang tidak insektisida gratis, kelambu, perlu diikuti
lancer/rusak, 3) menutup lubang-lubang pada dengan subsidi finansial dalam
potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan mempromosikan penggunaannya.15,16
tanah, dan lain-lain), 4) menaburkan bubuk Pelaksanaanya masih beragam dan tidak
larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit sepenuhnya dilakukan 3M-plus melainkan
dikuras atau di daerah yang sulit air, 5) hanya sebagian kegiatan. Menurut penelitian
memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak- yang dilakukan oleh Heydari N, Larsen DA,
bak penampungan air, 6) memasang kawat Neira M, dkk berikut kegiatan pencegahan
kasa, 7) mengupayakan pencehayaan dan yang dilakukan dari yang banyak hingga jarang
ventilasi ruang yang memadai, 8) yaitu tidur di bawah tempat tidur bersih 92%
menggunakan kelambu, dan 9) memakai obat (35), menutup jendela dan pintu 61% (23),
yang dapat mencegah gigitan nyamuk.5,12 menutup tangki dengan air/jangan biarkan air
Pemberantasan Sarang Nyamuk terakumulasi di luar 55% (21), Fumigasi 53%
dilakukan melalui pengasapan dengan (20), membakar tanaman untuk asap 50% (20),
insetisida dalam 2 siklus. Siklus pertama semua menghilangkan sampah 50% (19), pembersihan
nyamuk yang mengandung virus dengue dan umum 45% (17), menggunakan repellent 32%
nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Namun, (12), menggunakan larvasida yang disediakan
akan muncul nyamuk-nyamuk baru yang oleh Kementerian Kesehatan 29% (11),
berasal dari jentik yang memang tidak dapat merapkan solar ke lantai 26% (10).17
dibasmi pada siklus pertama, oleh karena itu Selain itu dalam mendukung
perlu dilakukan penyemprotan siklus kedua. keberhasilan program pemberantasan demam
Siklus kedua penyemprotan yang kedua berdarah, disarankan Dinas Kesehatan
dilakukan 1 minggu sesudah penyemprotan mengupayakan kesinambungan program
yang pertama agar nyamuk yang baru tersebut demam berdarah dengue khususnya untuk
akan terbasmi sebelum sempat menularkan daerah endemis DBD secara lebih intensif,
kepada orang lain.13 mulai dari musyawarah masyarakat desa,
Pemberantasan Sarang Nyamuk perlu penyuluhan kelompok, hingga pelaksanaan
ditingkatkan terutama pada musim penghujan kerja bakti pemberantasan sarang nyamuk
dan pancaroba, karena meningkatnya curah demam berdarah dengue. Di samping itu perlu
hujan dapat meningkatkan tempat-tempat mempertimbangkan pola budaya masyarakat
berkembang biak nyamuk penular DBD, setempat seperti budaya pemberdayaan ikan
sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
biasa (KLB) terutama pada saat musim berdarah dengue, dengan cara mengupayakan
penghujan.14 program pemberdayaan ikan di desa
Selain PSN 3M Plus, sejak Juni 2015 percontohan pemberantasan sarang nyamuk
Kemenkes sudah mengenalkan program 1 demam berdarah DBD.18
rumah 1 Jumantik untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan akibat Demam Ringkasan
Berdarah Dengue. Jumantik merupakan Manajemen lingkungan, pengendalian
singkatan dari juru pemantau jentik, yaitu biologis, pengendalian kimiawi, perlindungan
anggota masyarakat yang secara sukarela individu merupakan pengendalian DBD yang
memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes dapat dilakukan. Manajemen lingkungan
aegypti di lingkungannya, melakukan dilakukan dengan PSN (meliputi 3M-Plus
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berupa menguras dan menyikat tempat-
rutin. Gerakan ini merupakan salah satu upaya tempat penampungan air seminggu sekali,
preventif mencegah Demam Berdarah Dengue menutup rapat-rapat penampungan air, dan
mendaur ulang barang-barang yang dapat

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 527


Nur Aina Rahmania | Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M-Plus sebagai Upaya Pengendalian Vektor
dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

menampung air hujan, pengelolaan tempat Kesehatan RI. Jakarta; 2014.


sampah, dan modifikasi tempat 10. Rahayu R, Mairawita, Putra SE.
pengembangbiakan nyamuk. Pengendalian Sosialisasi dan Aplikasi Penggunaan
biologis dengan mengendalikan populasi larva beberapa
vektor DB/DBD adalah ikan pemakan jentik. Tanaman Pengusir Nyamuk kepada Masyarakat
Pengendalian kimiawi dengan pengasapan atau Kota Padang di Daerah yang Rentan Terkena
fogging dan pemberian bubuk abate pada Panyakit Demam Berdarah. War Pengabdi
tempat-tempat penampungan air. Andalas. 2008;14(20):72–82.
Perlindungan individu dengan menggunakan 11. Achmadi UF. Manajemen penyakit
repellent, menggunakan pakaian yang berbasis wilayah. J Manaj Pelayanan
mengurangi gigitan nyamuk. Kesehat. 2008; 11(2):72–6.
12. Kementerian Kesehatan RI. Situasi
Simpulan demam berdarah dengue di indonesia.
Tindakan PSN dan 3M-Plus dapat Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi
digunakan sebagai upaya pengendalian vektor Kementrian Kesehatan RI; 2014.
dalam pencegahan penyakit DBD. 13. Kementerian Kesehatan RI. Kendalikan
dbd dengan psn 3m plus [Internet]. 2017.
Daftar Pustaka Kemenkes RI; 2017 [diakses 2 januari 2018].
1. Center for Disease Control and Prevention. Tersedia dari:
Dengue [Internet]. 2014 [diakses 2 Januari http://www.depkes.go.id/article/view/1602
2018]. Tersedia dari: 0900002/kendalikan-dbd-dengan-psn-3m-
https://www.cdc.gov/dengue/epidemiology plus.html
/index.html 14. Kementrian Kesehatan RI. Pemberdayaan
2. World Health Organization. Dengue and jumantik untuk mendukung gerakan psn
severe dengue [Internet]. WHO. World 3m plus [Internet]. Kemenkes RI; 2016
Health Organization; 2017 [diakses 2 Januari [diakses 2 januari 2018]. Tersedia dari:
2018]. Tersedia dari: http://www.depkes.go.id/article/view/160
http://www.who.int/mediacentre/factsheet 61600003/pemberdayaan-jumantik-untuk-
s/fs117/en/ mendukung-gerakan-psn-3m-plus.html
3. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin: Situs 15. Wiseman V, Mcelroy B, Conteh L, Stevens
DBD di Indonesia. Jakarta Selatan: Pusat W. Malaria prevention in The Gambia:
Data dan Informasi; 2016. patterns of expenditure and determinants
4. Kementerian Kesehatan RI. Demam of demand at the household level. 2006;
Berdarah Dengue. Bul Jendela Epidemiol. 11(4):419–31.
2010;2:48. 16. Steketee RW, Eisele TP. Is the scale up of
5. Sukohar A. Demam Berdarah Dengue (DBD). malaria intervention coverage also
Medula. 2014;2(2):1–15. achieving equity? 2009;4(12).
6. World Health Organization. Global Strategy 17. Heydari N, Larsen DA, Neira M, Ayala EB,
for Dengue Prevention and Control 2012– Fernandez P, Adrian J, dkk. Household
2020. World Heal Organiszation [Internet]. dengue preventioninterventions,
2012;43 [diakses 2 Jan 2018]. Tersedia dari: expenditures, and barriers to aedes aegypti
http://scholar.google.com/scholar?hl=en&b control in machala, ecuador. Int J Environ
tnG=Search&q=intitle:Global+strategy+for+ Res Public Health. 2017;14(196):1–15.
dengue+prevention+and+control#8 18. Rosidi AR, Adisasmito W. Hubungan faktor
7. NVBDCP. Strategy & plan of actions for penggerakan pemberantasan sarang
effective community participation for nyamuk demam berdarah dengue dengan
prevention and control of dengue. New angka bebas jentik di kecamatan
Delhi: National Vector Borne Disease sumberjaya kabupaten majalengka, jawa
Control Programme; 2017. barat. Maj Kedokt Bandung. 2009; 41(2):1–
8. Sinaga SN. Kebijakan penanggulangan 7.
penyakit demam berdarah di Indonesia. J
Ilm Res Sainis. 2015;1(1).
9. Menteria Kesehatan RI. Peraturan Menteri

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 528

Anda mungkin juga menyukai