DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS JENANGAN
Jalan Raya Jenangan No. 37 Telp. 531118
PONOROGO
A. Pendahuluan
Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas
penyebarannya. Hal ini karena masih tersebarnya nyamuk Aedes aegypti (penular penyakit DBD)
di seluruh pelosok tanah air, kecuali pada daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut.
Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang
terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M yaitu : menguras
tempat penampungan air (TPA), menutup TPA dan mengubur/menyingkirkan barang-barang
bekas yang dapat menampung air hujan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M
secara terus menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program
dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini masih
terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu
upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting.2
B. Latar Belakang
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang meliputi; pengurasan tempat penampungan
air, menutup tempat penampungan dan penguburan barang bekas.
Salah satu hasil kesepakatan dalam Pertemuan Nasional Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diikuti 400 Memasuki milenium baru, Departemen
Kesehatan telah mencanangkan Gerakan.
Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma
sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas
sektor dan upayanya lebih di arahkan pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan
kesehatan.
Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan prilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan
lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia sehat 2010, di mana ada 3 pilar
yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, prilaku sehat dan pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil, dan merata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat kompleks
yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali,
tidak adanya kontrol nyamuk yang efektif di daerah endemis dan adanya peningkatan sarana
transportasi.
Selama ini upaya efektif untuk mencegah dan mengendalikan penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah dengan pengendalian vektornya. Upaya-upaya yang sudah dilakukan
antara lain dengan pemutusan rantai nyamuk penularnya dengan cara penaburan larvasida,
fogging focus dan PSN. Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) belum tersedia, oleh karena itu upaya yang paling
tepat untuk menanggulanginya adalah dengan memberantas vektor (nyamuk penularnya) yaitu
nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak di tempat penampungan air jernih baik di dalam
rumah maupun di luar rumah.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1091/MENKES/SK/X/2004 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan DiKabupaten /Kota menyebutkan
bahwa salah satu langkah Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah kegiatan
pemberantasan vektor yang meliputi :
a. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan cara ”3 M
Plus”.
b. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) tiap 3 bulan sekali tiap desa endemis pada 100 rumah
(bangunan) dipilih secara acak (random sampling) yang merupakan evaluasi hasil kegiatan
PSN DBD yang telah dilakukan masyarakat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Optimalisasi pelaksanaan kegiatan PJB pada program kesehatan lingkungan
Puskesmas Jenangan
2. Tujuan Khusus
Kegiatan dilakukan dengan mengadakan Pemeriksaan Jentik Berkala tiap 3 bulan sekali oleh
Keder Jumantik yang ada di Desa dan di pantau olah petugas Program DBD.
1) Pemetaan dan pengumpulan data penduduk, rumah atau bangunan dan lingkungan.
2) Pertemuan atau pendekatan kepada lingkungan masyarakat yang dihadiri warga setempat
2. Melakukan kunjungan rumah
1) Petugas kesehatan menceritakan tentang DBD, cara penularan dan lainnya dengan gambar
2) Mengajak bersama-sama melihat penampungan air,tempat perkembangbiakan nyamuk
dilingkungan rumah baik dalam maupun luar.
RT/RW :
Desa/ kelurahan :
NamaKK/ Jentik
Alamat
No Pengelola Keterangan
RT / RW + -
bangunan
…………………….2015
Petugas
F. Sasaran
I. Evaluasi
a. Daftar hadir
b. Format laporan hasil kegiatan
c. Bukti Foto Kegiatan