DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KAWAL
Jalan Wisata Bahari KM. 26 Kawal Kecamatan Gunung Kijang
Email : puskesmas_kawal@yahoo.com
1. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau biasa disebut Dengue
Haemorrahagic Fever (DHF) adalah salah satu penyakit menular yang masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat global terutama pada Negara
berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan masalah yang serius
terutama pada daerah perkotaan yang padat penduduknya. Penularan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui gigitan nyamuk species Aedes aegypti
dan Aedes albopictus (Depkes RI,Ditjen PPM & PLP,2005).
Kasus penyakit demam berdarah di Indonesia termasuk terbesar di dunia
setelah Thailand. Penyakit tersebut pertama kali dicurigai pada tahun 1962 di
Surabaya dan Jakarta, namun dapat dipastikan penyebabnya adalah virus dengue
pada tahun 1968.
Keberadaan jentik Aedes disuatu daerah merupakan indicator terdapatnya
populasi nyamuk Aedes di daerah tersebut. Penanggulangan penyakit DBD
mengalami masalah yang cukup kompleks, karena penyakit ini belum ditemukan
vaksin dan obatnya (Depkes, 1997), tetapi pengendalian tempat perindukan nyamuk
Aedes aegyptioleh masyarakat Indonesia lebih dititikberatkan dengan meniadakan
tempat perindukannya atau tidak memberikan kesempatan nyamuk berkembang
biak yang dikenal dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Metode ini tidak mudah dilakukan, karena lebih banyak membutuhkan partisipasi
masyarakat secara aktif.
Kabupaten Bintan merupakan satu dari tujuh kabupaten/kota di Propinsi
Kepulauan Riau yang tidak luput dari masalah penyakit ini. Setiap dekade termasuk
tahun 2012 Kabupaten Bintan menduduki urutan ke tiga jumlah kasus DBD
(Dinkesprov Kepri, 2012). Angka kesakitan penyakit DBD di Kabupaten Bintan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 terdapat 306 kasus, satu
orang diantaranya dinyatakan meninggal. Tingginya kasus DBD di Kabupaten
Bintan, menyebabkan daerah ini ditetapkan sebagai daerah endemis di Propinsi
Kepulauan Riau.
Kecamatan Gunung Kijang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Bintan yang ditetapkan sebagai salah satu daerah endemis DBD. Data
menunjukkan kasus DBD mengalami peningkatan dari tahun 2014 dan 2015. Pada
tahun 2014 jumlah kasus DBD sebanyak 19 kasus sedangkan tahun 2015 terdapat
24 kasus.
Pelaksanaan kegiatan Pemantauan jentik berkala dilaksanakan sesuai visi
puskesmas kawal yaitu terwududnya pelayanan kesehatan dasar yang prima di
kecamatan gunung kijang melalui pemberian pelayanan yang cepat dan tepat
sasaran sesuai dengan tata nilai UPTD Puskesmas Kawal yang telah ditetapkan
yaitu : KAWAL (Keikhlasan, Amanah, Wajib senyum, Adil, Lebih Peduli).
2. LATAR BELAKANG
a. Angka bebas jentik tahun 2017 masih dibawah 95%.
b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan 3M.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka disusunlah kerangka acuan
kegiatan pemantauan jentik berkala yang disusun berdasarkan RPK Puskesmas Kawal
tahun 2018.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan ABJ diatas 95%.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kemauan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang
nyamuk aedes.
2) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan gerakan 3M secara
rutin seminggu sekali
6. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah rumah warga, dengan target per desa 10 rumah per
bulan, sehingga total rumah yang dipantau dalam setahun sebesar 480 rumah.
Kegiatan pemantauan dilakukan oleh kader Jumantik setiap Desa memiliki 1 orang
Jumantik, total Jumantik 4 orang.