Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama Mata Kuliah : Bimbingan Karir


Kode : BKI4807
Program Studi : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Email : fatimahfebruari01@gmail.com
Jenis Ujian : Open Book
Nama : Risma
NIM : 180101060492

1. Tahap perkembangan karir menurut Ginzberg dibagi menjadi tiga tahapan, sebutkan dan
jelaskan yang saudara pahami ?
2. Ada berbagai ragam teori dalam bimbingan karir, salah satunya teori Holland. Pandangan
Holland mencakup ide dasar, yaitu tipe kepribadian dan lingkungan. Buatlah pemilihan
karir berdasarkat teori tersebut menurut keilmuan saudara ?
3. Buatlah struktur Genogram dalam bimbingan karir menurut keilmuan saudara ?
4. Teori Trait and Factor dalam kerjanya banyak menggunakan alat pengukur, tes bakat,
minat, kecerdasan, dll. Jelaskan kaitannya teori Trait and Factor dalam bimbingan
konseling karir ?
5. Bimbingan dan Konseling harus bisa membantu peserta didik dalam membuat keputusan
menyangkut pendidikan dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Dalam proses
pengambilan keputusan ditunjukkan empat bagian, jelaskan ?

SELAMAT MENGERJAKAN
JAWAB
1. Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad dan Herma (1951) perkembangan dalam proses
pilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu fantasi, tentatif dan realistik.
a. Masa Fantasi
Masa yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. Ciri
utama dari masa ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan,
artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak
mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka. Seperti, anak
yang berumur lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi
dokter karena dokter umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar.
b. Masa Tentatif
Dalam masa tentatif pun, pilihan karier orang mengalami perkembangan. Mula-
mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan minat,
sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Anak mulai menanyakan kepada
diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan,
dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Tahap Realistik
c. Masa Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas
pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai
syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi.
2. Individu dalam memilih jabatannnya sangat tergantung dari corak hidupnya, yaitu yang
terlihat dari hasil pengukuran penilaian diri dan intelejensi yang kemudian akan hasil
tersebut didapatkan hierarkis pilihan pekerjaannnya yang di urutkan berdasar enam
golongan orientasi John L. Holland. Individu dalam memilih pekerjaannya karena
dipengaruhi oleh sejarah hidupnya dam juga karena tekanan sosial yang terjadi pada
dirinya. Penggolongan model-model orientasi ditujukan agar bisa diketahui urutan
kecenderungan seseorang dalam bekerja.
3. Genogram adalah tampilan bergambar tentang hubungan keluarga dan riwayat medis
seseorang. Ini melampaui pohon keluarga tradisional dengan memungkinkan pengguna
untuk memvisualisasikan pola keturunan dan faktor psikologis yang menekankan
hubungan. Berikut ini adalah gambaran di Genogram keluarga saya.

AYAH RISMA IBU RISMA

RISMA

4. Teori trait-factor menawarkan sejumlah implikasi bagi para Guru Bimbingan dan
Konseling khususnya Pada bidang Karir antara lain. Karena individu-individu memilih
sifat-sifat yang berhubungan dengan pilihan okupasional yang dapat diukur, maka
konselor dapat membantunya memahami dirinya sendiri, minat-minat, bakat-bakat, nilai-
nilai dan ketrampilan-ketrampilannya yang dapat ditransfer. Karena okupasi-okupasi
dapat digambarkan menurut tugas-tugas, menjadi tidak asing dengan tugas-tugas
okupasional, maka konselor membantu klien mempelajarinya sehingga mereka dapat
membedakan dan mengambarkan okupasi-okupasi. Karena mempelajari bagaimana
mengumpulkan, memahami, dan menerapkan informasi tentang diri dan dunia kerja
merupakan suatu ketrampilan penting dan pokok untuk mengambil keputusan-keputusan,
maka konselor harus membantu individu-individu mempempelajari ketrampilan.

5. Ada empat gaya pengambilan keputusan yang dikembangkan dari teori kepribadian
psikolog Carl Gustav Jung. Gaya pengambilan keputusan itu adalah Langsung
(Directive), Analitis (Analytic), Konseptual (Conceptual), dan Perilaku (Behavior).
Masing-masing gaya pengambilan keputusan ini mempunyai strategi berbeda agar bisa
memperoleh hasil yang efektif.
a. Langsung (directive)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang cepat, dimana orang yang memiliki
karakter ini tidak ingin membuang waktu berlama-lama dalam melakukan analisis
pilihan yang ada dan segera mengambil tindakan yang runtut. Pengambilan keputusan
didasarkan kepada pengalaman, sehingga akan sangat mudah menghadapi situasi
yang berulang, tetapi cenderung mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan
untuk situasi baru yang belum pernah dihadapi. Umumnya mereka tidak terlalu
tertarik untuk mendengarkan masukan orang lain terutama yang memiliki pandangan
berbeda. Bagi seseorang dengan gaya seperti ini, mengambil keputusan yang tepat
lebih baik dibanding mengikuti pendapat orang lain.
b. Analitis (analytic)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan khawatir
membuat keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa tidak nyaman apabila
harus mengambil keputusan segera. Data dan informasi adalah hal yang penting
sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Karena harus mempertimbangkan dan
menganalisis semua informasi untuk setiap pilihan sebelum memutuskan, seringkali
membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan keputusan. Orang dengan gaya
ini menikmati situasi-situasi baru yang tidak pasti, dan berusaha mencari data dan
informasi untuk mendapatkan kepastian. Selain itu, terbuka untuk mendengarkan
pendapat orang-orang di sekitar, dan memiliki kemampuan yang sangat baik pada
situasi yang menyediakan beberapa pilihan sulit.
c. Konseptual (conceptual)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara baru dan
berani menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil keputusan jangka panjang,
tetapi kurang cepat dalam menentukan rencana tindakan jangka pendek yang harus
segera diterapkan. Orang dengan gaya ini memiliki ide-ide yang original dan berbeda,
hanya saja kurang terdorong untuk melakukan tindakan nyata hingga dapat
mewujudkannya. Mereka lebih menikmati proses berpikir dan merencanakan
daripada bertindak, memiliki rasa percaya diri dan optimisme tinggi bahwa keputusan
akan membawa keberhasilan, memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi
serta mendapatkan pengakuan dari pihak lain, dan lebih mengutamakan intuisi
daripada data.
d. Perilaku (behavior)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya terhadap
orang lain. Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan kelompok yang
dianggap lebih utama daripada kepentingan pribadi, sehingga berusaha keras untuk
senantiasa menjaga hubungan baik dengan semua pihak. Oleh karena itu, mereka
merasa selalu membutuhkan masukan dan saran dari orang lain terlebih dahulu
sebelum mengambil keputusan. Mereka akan memastikan keputusan yang diambil
akan menyenangkan semua pihak, sehingga tidak perlu terjadi konflik dengan orang
lain. Karena sangat bergantung pada lingkungan dan pandangan orang lain, membuat
mereka sering berubah-ubah pendapat.

Anda mungkin juga menyukai