“ KONSEP HOSPITALISASI”
Disusun oleh:
Indriyani (193210017)
Irawati (193210018)
Moh.iqbal (193210022)
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis berharap semoga makalah ini yang berjudul “KONSEP
HOSPITALISASI“ dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..6
3.2 Saran…………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….8
BAB 1
PENDAHULUAN
Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan seorang individu yang
mendukung, menghargai, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap anak.
Sistem pelayanan dan personelnya harus mendukung, menghargai, memicu, dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pendekatan pemberdayaan
dan perbantuan efektif .
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta
komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain.
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga
sehat sesuai budayanya. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan,
konselor, pendidik, atau peneliti agar keluarga dapat mengenal tanda bahay dini
gangguan kesehatan pada anggota keluarganya.
Sebagai perawat, kita harus mampu memfasilitasi keluarga dalam pemberian
tindakan keperawatan langsung, pemberian pendidikan kesehatan pada anak,
memperhatikan bagaimana kehidupan sosial, budaya dan ekonomi keluarga sehingga
dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari keluarga tersebut
dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Tujuan dari family care center ini adalah memelihara peran keluraga dan perawat
dalam merawat anak di rumah sakit untuk mengurangi rasa cemas dan rasa
keputusasaan ketika anak mengetahui penyakit yang dideritanya.
Keluarga dapat menjalankan fungsinya sebagai koping bagi anak untuk
memberikannya kenyamanan emosional, membantu anak dalam membentuk identitas
dan mempertahankan saat terjadi stress.
Mengurangi stersor dan reaksi keluarga terhadap anak yang dihospitalisasi.
Karena stresor juga bisa berdampak pada orang tua atau keluarga klien diakibatkan rasa
takut, cemas dan frustasi akan keseriusan penyakit yang di derita oleh anggota
keluarganya
a. Fase protes Pada fase ini anak-anak bereaksi secara agresif terhadap
perpisahan dengan orang tua. Mereka menangis dan berteriak
memanggil orang tua mereka, menolak perhatian dari orang lain, dan
kedudukan mereka tidak dapat ditenangkan.
b. Fase putus asa Selama fase putus asa, tangisan berhenti, dan muncul
depresi. Anak tersebut menjadi kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk
bermain atau terhadap makanan, dan menarik diri dari orang lain.
c. Fase pelepasan disebut juga penyangkalan. Pada tahap ini, secara
superfisial tampak bahwa anak akhirnya menyesuaikan diri terhadap
kehilangan. Anak tersebut menjadi lebih tertarik pada lingkungan
sekitar, bermain dengan orang lain, dan tampak membentuk hubungan
baru. Akan tetapi perilaku ini merupakan hasil dari kepasrahan dan
bukan merupakan tanda-tanda kesenangan. Anak memisahkan diri dari
orang tua sebagai upaya menghilangkan nyeri emosional karena
menginginkan kehadiran yang dangkal dengan orang lain, menjadi
makin berpusat pada diri sendiri, dan semakin berhubungan dengan
objek materi.
Fase-fase tersebut mengakibatkan distress pada orang tua, yang tidak menyadari arti
dari reaksi tersebut. Jika orang tua dianggap pengacau maka orang tua akan menganggap
ketidakhadiran mereka sebagai suatu yang bermanfaat bagi penyesuaian dan pemulihan
anak. Mereka berespons terhadap perilaku anak degan hanya tinggal sebentar, tidak sering
mengunjungi anak, atau membohongi anak jika tiba saatnya untuk pergi. Akibatnya adalah
siklus kesalahpahaman yang destruktif dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Pada proses ini perawat melibatkan keluarga dengan cara menciptakan kesempatan
bagi para anggota keluarga terutama orangtua dari anak tersebut untuk menemani anak
dan cara bagi semua anggota keluarga untuk menampilkan kemampuan dan keterampilan
yang ada dalam menjalankan fungsinya sebagai keluarga. Sehigga dapat mengurangi rasa
cemas akibat perpisahan dengan keluarga pada anak tersebut.
Untuk menguragi rasa cemas akibat perpisahan dapat di lakukan dengan cara
menerima kehardiran orang tua setiap waktu, melakukan pendekatan kepada klien dengan
cara meluangkan waktu secara fisik dekat dengan anak sambil menggunakan suara
bernada tenang, pilihan kata yang tepat, kontak mata, dan sentuhan dengan cara yang
membentuk hubungan dan mengkomunikasikan empati.
2. Empowering (pengambil keputusan)
Perawat memberikan hak kepada keluarga dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan masalah kesehatan anaknya dan tidakan-tindakan yang harus
dilakukan, namun sebelumnya perawat harus memberikan informasi mengenai keputusan-
keputusan yang seharusnya keluarga putuskan.
Pada konsep empowering perawat harus menjalankan fungsinya sebagai pendidik,
fasilitator, dan sebagai supervisor pelayanan keperawatan atau sebagai pembina dalam
menjalankan sauhan keperawatan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehata.
Adapun kosep-konsep pendukung lainnya yaitu:
1. Family Strengths (kekuatan keluarga)
Keluarga merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan anak-anak.
Perawat mendukung keluarga dalam pengambilan keputusan untuk perawatan
anak mereka dan membantu keluarga agar lebih percaya diri dalam
menghadapi penyakit anak mereka.
2. Respect (menghormati)
Keluarga membutuhkan kepercayaan dan dihormati, termasuk menghormati
nilai masing-masing keluatga tentang kehatan, kepercayaan, nilai agama, dan
budaya. Perawat juga harus menghargai pengetahuan keluarga tentang anak
mereka, menngakui otoritas mereka sebagai pengambil keputusan dan
menghormati pilihan mereka.
3. Choice (pilihan)
Perawat menyediakan informasi yang keluarga butuhkan untuk membuat suatu
keputusan yang cerdas mengenai pengobatan dan mendukung keputusan yang
mereka buat sehingga keluarga mengerti dan mengetahui keuntungan dan
kerugian dari keputusan yang mereka buat.
4. Information sharing (berbagi informasi)
Perawat memberikan informasi medis kepada keluarga mengenai informasi
pribadi anak mereka. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan antara
tenaga medis dan keluarga
5. Support (mendukung)
Perawat mendukung keluarga dan menghormati keputusan yang mereka buat.
Mendukung atau mendorong kemampuan keluarga dalam merawat anak
mereka, sehingga keluarga lebih percaya diri.
6. Fleksibilitas
Keluarga memiliki kepribadian yang berbeda, pengalaman hidup, nilai,
kepercayaan, pendidikan dan latar belakang agama dan budaya sehingga
family center care menekankan bahwa perawat harus fleksibel, tidak
membeda-bedakan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan preferensi dari
semua keluarga.
7. Kolaborasi
Sebagai mitra dalam perawatan, staf profesional, dan anggota keluarga
bekerjasama sebagai kolabolator dalam kepentingan terbaik anak
1. http://www.psychologymania.com/2012/08/hospitalisasi-pada-anak.html
2. http://kumpulan-askepaskep/2011/03/hospitalisasi-pada-anak.html
3. http://wwwbroniescom/2010/05/makalah-hospitalisasi.html
4. Repository.usu.ac.id (dikutippadatanggal 24 maret 2014 8:59)
5. www.library.upnvj.ac.id(dikutippadatanggal 24 maret 2014 09:01)
6. Wong, Donna L. 2008. “PedomanKlinisKeperawatanPediatrik Volume 2”. Jakarta:
EGC
7. Sudiharto. 2007.
“AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanTranskultural”.
Jakarta: EGC