Anda di halaman 1dari 2

Jenis-jenis dan hak hukum Kreditur dalam Hukum Kepailitan

Dalam hukum kepailitan, terdapat beberapa jenis-jenis kreditur yang memiliki hak
hukum berbeda-beda dalam pemenuhan piutangnya. Dalam kepailitan, tentu menjadi
persoalan apabila dalam pengurusan harta pailit ternyata harta debitur tidak mencukupi
untuk membayar piutang kepada kreditur-kreditur yang ada. Dasar pengaturan jenis-
jenis kreditur diatur dalam Buku II KUH Perdata tentang Benda Bab kesebelas tentang
Piutang-Piutang yang diistimewakan. Pasal 1131 mengatur secara umum tentang
segala kebendaan si debitur yang demi hukum menjadi jaminan bagi utang yang
dibuatnya. Pasal 1132 disebutkan mengenai jenis jaminan, dimana harta si debitur akan
menjadi jaminan bagi si berpiutang (kreditur) umum yang secara bersama-sama
memiliki piutang kepada debitur. ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK PKPU). Adapun terdapat 3 jenis
kreditur yang dikenal dalam peraturan perundang-undangan yaitu:
1. Kreditur Preferen
Kreditur preferen merupakan kreditur yang memiliki hak istimewa atau hak
prioritas. Pasal 1134 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menentukan
bahwa “Hak istimewa adalah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan
kepada seorang berpiutang, sehingga tingkatnya lebih tinggi dari orang
berpiutang lainnya, yang semata-mata dikarenakan sifat piutangnya”. Ketentuan
awal dalam KUH Perdata tentang hak istimewa diatur dalam Pasal 1137 paragraf
1, yaitu “Hak dari Kas Negara, Kantor Lelang dan lain-lain Badan Umum yang
dibentuk oleh Pemerintah, untuk didahulukan, tertibnya melaksanakan hak itu,
dan jangka waktu belangsungnya hak tersebut, diatur dalam berbagai undang-
undang khusus yang mengenai hal-hal itu”. Kemudian diatur tentang hak
istimewa tentang benda-benda tertentu dan mengenai seluruh benda. Apa saja
hak istimewa tentang benda-benda tertentu diatur dalam Pasal 1139 KUH
Perdata dan hak istimewa mengenai seluruh benda diatur dalam Pasal 1149
KUH Perdata.
2. Kreditur Separatis
Kreditur separatis merupakan Kreditur yang memegang hak jaminan kebendaan
seperti gadai, hak tanggungan, fidusia, resi gudang, dan hipotik. Hal ini diatur
dalam Pasal 138 UUK, untuk PKPU yang menyebutkan bahwa kreditur yang
piutangnya dijamin dengan jaminan kebendaan maka dapat meminta diberikan
hak-hak yang dimiliki kreditur konkuren atas bagian piutang tersebut, tanpa
mengurangi hak untuk didahulukan atas benda yang menjadi agunan atas
piutangnya.
3. Kreditur Konkuren
Kreditur Konkuren merupakan kreditur yang tidak memegang hak jaminan
kebendaan, tetapi kreditur ini memiliki hak untuk menagih debitur berdasarkan
perjanjian. Namun dalam pelunasan piutang, kreditur konkuren mendapatkan
pelunasan yang paling terakhir setelah kreditur preferen dan kreditur separatis
terlunasi piutangnya. Kedudukan kreditur dalam jaminan perseorangan ini tidak
diberikan suatu privilege atau kedudukan istimewa diatas kedudukan kreditur
lainnya

Anda mungkin juga menyukai