Anda di halaman 1dari 11

Written by : RIZA AGUNG NUGRAHA

NPM : 1506775216
TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL FT UI
 Baja armour untuk keperluan kendaraan perang harus
memiliki sifat keras, namun juga harus tahan terhadap
beban kejut/balistik untuk menahan proyektil logam
berkecepatan tinggi.
 Baja dengan karakteristik ini diperoleh dari pengolahan bilet
baja yang dilakukan pengerolan dalam keadaan panas
menjadi plat dengan ketebalan yang diperlukan.
 Proses pengerolan akan menyeragamkan struktur butir baja
dan menghilangkan ketidaksempurnaan yang akan
mengurangi kekuatan baja. Pengerolan juga mampu
memperpanjang struktur butir dalam baja sehingga mampu
mendistribusikan tekanan lebih baik.
 Rolled Homogenous Armour (RHA) merupakan standar
material armour. Berdasarkan komposisi mengacu AISI 4340
(berupa baja yang mengalami perlakuan panas quenching
dan tempering).
 Batasan ketebalan RHA adalah dari 7-12 inch, batasan
tersebut berkaitan dengan kemampuan pengerolan.
 Karakteristik mekanis dari RHA [1]:
 Campuran kimia dari RHA (Steel) [1]

 Kekerasan (hardness) vs Performa Balistik beberapa armour


baja [1].
 MIL-A 46177 Steel Plate
Aplikasi pada kapal atau kendaraan tempur ringan. Tingkat
kekerasan (hardness) : 362 BHN
 MIL-A-12560 Steel Plate
Umum dipakai untuk kendaraan tempur dan pengetesan
amunisi. Tingkat kekerasan (hardness) : 377 – 415 BHN
 MIL-A 46100 Steel Plate
Umum dipakai untuk aplikasi pada proyektil berkecepatan tinggi
(HPVs). Mengalami quenching dan tempering pada temperatur yang
sangat tinggi untuk mendapatkan ketangguhan permukaan. Tingkat
kekerasan (hardness) : 477-534 BHN.
Sifat liat (ductile) terbatas sehingga sulit ditekuk (bending).
 RHA masih umum digunakan pada kendaraan perang
sampai setelah WW II. Sejak perkembangan pesat pada
senjata anti-tank dengan proyektil berkecepatan sangat
tinggi, RHA menjadi tidak efektif sebagai material armour
dalam kendaraan tempur.
 IRHA merupakan pengembangan lebih lanjut dari RHA. IRHA
diharapkan memiliki kekerasan (hardness) yang lebih baik
dari RHA, dengan mempertahankan bobot dan kemampuan
las.
 IRHA memiliki kandungan karbon sebanyak 0,26%,
dibandingkan dengan RHA : 0,25% karbon. Kandungan
karbon yang dijaga antara 0,24-0,26% bertujuan menjaga
kemampuan las (weldability). Penambahan Nikel,
Molybdenum, dan Kromium akan memberikan kekerasan
yang lebih baik [3].

 Perbandingan komposisi kimia RHA dan IRHA [3].


Material C Ni Cr Mo Mn Si P S
RHA 0,25 2,25 1,35 0,25 0,25 0,23 0,010 0,003
IRHA 0,26 3,25 1,45 0,55 0,40 0,40 0,009 0,002
 Setelah mengalami perlakuan panas seperti RHA, yaitu
quenching dan tempering, IRHA diberikan perlakuan panas
ulang untuk mendapatkan karakteristik yang baru.
 IRHA mengalami normalising sampai 927 deg C, kemudian
didinginkan menggunakan udara pada suhu kamar.
 Kemudian dilakukan austenisasi pada 885 deg C dan
quenching menggunakan air.
 Setelah itu IRHA mengalami tempering pada 218 deg C
untuk mendapatkan kekerasan Rc 47 dan tempering pada
529 deg C untuk mendapatkan kekerasan Rc 41.
 Hasil uji balistik yang dilakukan oleh Brian Leavy [3] bahwa
pada baja IRHA baik dengan kekerasan Rc 41 dan Rc 47,
menunjukkan meningkatnya efisiensi balistik dibandingkan
dengan RHA konvensional.
 Peningkatan efisiensi balistik tersebut diperoleh dengan tidak
memberikan kompensasi peningkatan berat dan ruang.
[1] UNALER, E., “Development and Characterization of Light
Weight Armor Materials”, Thesis submitted to Izmir Institute of
Technology, July 2005
[2] Armour and Ballistic Steel Plate Product, Leeco Steel,
retrieved from http://www.leecosteel.com/mil-a46177-steel-
plate.html on Oct, 1st 2015
[3] Leavy, R.B., “Improved Rolled Homogenous Armour”, Army
Research Laboratory, Dynamic Science, Inc, March 1996

Anda mungkin juga menyukai