Anda di halaman 1dari 9

Ni Luh Gede Aryawati dkk, Pengaruh Concern to Order dan Customer ...

197

PENGARUH CONCERN TO ORDER DAN CUSTOMER ORIENTATION


TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR REKTORAT
UNIVERSITAS UDAYANA

Ni Luh Gede Aryawati1


Gede Riana2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
Email : agus_adinda@yahoo.com,
Email : gederiana@yahoo.com

Abstrak: Pengaruh Concern to Order dan Customer Orientation Terhadap Kedisiplinan Pegawai
Rektorat Universitas Udayana (Unud). Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS) selalu mendapat penilaian
dari masyarakat yang menjadi pengguna jasanya. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan sekaligus
dilema yang berkepanjangan bagi aparatur negara tersebut. Studi yang bertajuk pengaruh concern to
order dan customer orientation terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Universitas Udayana (Unud) ini
menggunakan 129 orang pegawai sebagai sampel penelitian. Alat uji yang digunakan menguji hipotesis
adalah model regresi linear berganda dengan uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas
sebagai asumsi klasiknya. Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
baik oleh concern to order maupun customer orientation terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud.
Implementasi hasil uji tersebut tentunya adalah peningkatan kualitas pada kedua aspek tersebut. Fokus
peningkatan untuk concern to order adalah pada pemahaman secara tepat tentang tugas-tugas dan
tanggungjawab pegawai. Peningkatan kualitas costumer orientation diarahkan pada pengembangan
kemampuan menggunakan strategi sistem informasi.

Kata kunci: kedisiplinan, concern to order, customer orientation

Abstract: The Influence Concern to Order and Customer Orientation to Employee Discipline Udayana
University Rectorate. Discipline of Civil Servants (PNS) is always in the spotlight of the public who are
users of its services. This condition is a persistent challenge and dilemma for the state apparatus. The
study, titled influence concern to order and customer orientation to employee discipline Udayana
University Rectorate use 129 employees as the study sample. Test equipment used to test the hypothesis
is multiple linear regression model to test for normality, multicollinearity test and test heterocedastisity
as classical assumptions. Hypothesis test showed that there is a positive and significant effect either by
the concern to order and customer orientation to employee discipline Rectorate of Udayana University.
Implementation of the results of the test course is to increase the quality of both these aspects. Focus
increase for concern to order is the proper understanding of the duties and responsibilities of employees.
Improving the quality of customer orientation is directed at developing the ability to use information
systems strategy.

Keywords: discipline, concern to order and customer orientation

PENDAHULUAN menjadi tanggung jawabnya dalam suatu sistem yang


Disiplin kerja menjadi sebuah kunci keberhasilan dijalankan lembaga.
dari kinerja sebuah lembaga. Zouine (2014) yang PNS yang memahami perannya dengan baik dan
melakukan pengkajian pada penerapan Enterprise melaksanakannya secara disiplin akan mendorong
Resource Planing (ERP) baik pada lembaga kemajuan bagi lembaganya. Kirby (2003) dalam
pemerintahan maupun non-pemerintahan selama dua Dhliwayo (2011) menyatakan bahwa seorang
dekade belakangan ini menyatakan keberhasilan karyawan atau pegawai yang memahami
penerapan ERP sangat dipengaruhi oleh nilai individu pekerjaannya akan dapat memprediksi berbagai
dari karyawan atau pegawai. Individu yang kekacauan yang ditimbulkan dari beban tugasnya.
memahami perannya (concern to order) akan Selanjutnya akan mudah diperkecil peluang
secara disiplin menjalankan semua tugas yang kegagalan yang mungkin terjadi. Lebih jauh lagi
198 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 2, Agustus 2016

adalah pegawai dapat dengan mudah meningkatkan karena adanya persoalan internal seperti tidak disiplin
jumlah pesanan atau jumlah tugas yang bisa dan pembagian kerja yang tidak didasarkan oleh job
diselesaikannya di masa mendatang. specification (Jono, 2009).
Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai sikap Pegawai Rektorat Unud merupakan PNS yang
menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap dalam pelaksanaan kinerjanya terikat oleh berbagai
peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis aturan kedisiplinanyang tertuang dalam Peraturan
maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya 2010 tentang Disiplin PNS. Disiplin PNS dalam
apabila melanggar tugas dan wewenang yang peraturan pemerintah tersebut didefinisikan sebagai
diberikan (Sastrohadiwiryo, 2002). Kedisiplinan kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati menghindari larangan yang ditentukan dalam
semua peraturan organisasidan norma-norma sosial peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
yang berlaku (Hasibuan, 2001). Kesadaran adalah kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
sikap seseorang yang secara sukarela mentaati dijatuhi hukuman disiplin.
semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung Upaya mewujudkan Renstra Unud akan berhasil
jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah bila didukung oleh seluruh komponen civitas
laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan akademika Unud. Salah satu komponen yang
peraturan organisasi, baik yang tertulis maupun tidak dimaksud adalah pegawai yang melaksanakan tugas
tertulis. Jadi seseorang akan bersedia mematuhi administratif. Pegawai kantor Rektorat Unud adalah
semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya PNS sebagai pelaksana kegiatan administrasi bagi
baik secara sukarela maupun karena terpaksa. fakultas-fakultas dan program-program studi yang
Semakin der asnya tuntutan perubahan ada. Bentuk partispatif pegawai kantor rektorat untuk
lingkungan, berimplikasi pula pada kemajuan pola pikir mewujudkan renstra Unud adalah dengan
dan sikap kritis masyarakat, disertai tuntutan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara
kebutuhan pelayanan yang semakin baik dari maksimal. Pelaksanaan tugas dan kewajiban ini akan
apar atur negara. Dalam keadaan demikian, mendapatkan penilaian yang selanjutnya akan
diperlukan suatu kondisi dan kapasitas aparatur yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja setiap pegawai
bersih dan bebas dari virus korupsi, kolusi dan yang berjumlah 191 orang.
nepotisme (KKN), serta diharapkan juga PNS bisa
berwibawa. Bersih artinya bahwa PNS sebagai KAJIAN PUSTAKA
pribadi memiliki ketaatan pada aturan yang berlaku Kesanggupan PNS dalam menaati kewajibannya
dan menjadikan ketaatan tersebut sebagai adalah sebuah komitmen untuk dapat mencapai tujuan
kebanggaan. Sedangkan berwibawa artinya, bahwa lembaga. Komitmen terbentuk oleh nilai-nilai individu
PNS sebagai pribadi memiliki kemauan dan yang ada dalam diri setiap individu. Cohen (2009)
kemampuan menjadikan pegawai atau masyarakat mengutip pendapat Schwartz (1992) mendefinisikan
yang dipimpinnya untuk taat pada aturan yang nilai individu sebagai bentuk keinginan dalam
berlaku, dan mereka akan dihargai oleh masyarakat mencapai tujuan yang diinginkan dan
karena “kebersihan dan kepeduliannya” untuk diimplementasikan dalam kehidupan sosialnya.
menempatkan masyarakat dalam prioritas yang Schwartz (1992) juga menyatakan bahwa nilai
utama. Aparatur yang bersih dan berwibawa akan individu tersebut dapat menjelaskan tentang motivasi
terwujud, bila menempatkan nilai-nilai disiplin sebagai seseorang untuk memenuhi kebutuhannya baik
acuan hidupnya (Herman, 2010). secara biologis serta peran yang diinginkannya dalam
Pegawai Negeri Sipil bagi pengguna jasa interaksi kehidupan sosial.
layanan publik, dapat dipastikan kesan pertamanya Vathanophas (2007) menyatakan bahwa setiap
adalah identik dengan pelayanan yang lambat dan individu yang bekerja di lembaga publik mempunyai
disiplin yang rendah. Hal-hal tersebut hingga saat ini beban tugas yang kompleks. Tugas mereka bukan
masih menjadi persoalan yang tidak kunjung hanya terbatas pada fungsi dari institusi, namun juga
terselesaikan. Pada era teknologi informasi, memikul tugas kenegaraan seperti membangkitkan
masyarakat berharap pelayanan prima dapat mereka kepercayaan masyarakat kepada negara dan
dapatkan dari para aparat PNS tersebut. Semakin pemerintah. Tugas lainnya adalah membuat
tinggi level ekspektasi masyarakat terhadap korps masyarakat paham akan tujuan negara yang
PNS, akan semakin tinggi pula tingkat ketidakpuasan diaplikasikan melalui program-program pemerintah.
masyarakat terhadap kinerja PNS. Hal ini terjadi Karena itulah diperlukan pegawai dengan nilai
Ni Luh Gede Aryawati dkk, Pengaruh Concern to Order dan Customer ... 199

individu yang dapat mendorong dirinya memahami dari aparatur birokrasi yang sesuai dengan harapan
secara tepat tugas-tugasnya (concern to order). dari masyarakat, pada akhirnya akan timbul trust
Pernyataan Vathanophas (2007) tentang diperlukannya kepada aparatur birokrasi tersebut. Hal inilah yang
pegawai yang memahami tugas (concern to order) akan menjadikan negara yang maju dalam hal
sesuai dengan kebutuhan Unud dalam melaksanakan pelayanan kepada warganya dan melahirkan pada
7 (tujuh) aspek dalam rencana strategisnya. terwujudnya birokrasi yang bersih, akuntabel dan
Setiap pegawai harus memiliki kesiapan untuk transparan (Tobirin, 2010).
melayani segala kebutuhan administratif yang ada. Disiplin kerja menjadi sebuah kunci keberhasilan
Keberhasilan tugas pelayanan ini sangat tergantung dari kinerja sebuah lembaga. Zouine (2014) yang
pada kualitas individu dari masing-masing pegawai. melakukan pengkajian pada penerapan Enterprise
Kosuge (2006) dan Hanzaee (2011) menyatakan Resource Planing (ERP) baik pada lembaga
bahwa keberhasilan pelayanan akan terwujud bila pemerintahan maupun non-pemerintahan selama dua
seorang pegawai memiliki nilai individu yang dekade belakangan ini menyatakan keberhasilan
mendorongnya berusaha menyukai tugasnya dan penerapan ERP sangat dipengaruhi oleh nilai individu
selalu belajar untuk mengerti apa yang dibutuhkan dari karyawan atau pegawai. Individu yang
pengguna. Nilai individu ini disebut orientasi pegawai memahami perannya (concern to order) akan
pada kebutuhan pelanggan (customer orientation). secara disiplin menjalankan semua tugas yang
Kompleksitas jenis kebutuhan administratif dan menjadi tanggung jawabnya dalam suatu sistem yang
jumlah pihak yang harus dilayani menimbulkan dijalankan lembaga.
konsekwensi bagi para pegawai untuk memiliki PNS yang memahami perannya dengan baik dan
kemampuan memahami kebutuhan pengguna jasanya melaksanakannya secara disiplin akan mendorong
(customer orientation). kemajuan bagi lembaganya. Kirby (2003) dalam
Vathanophas (2007) yang meneliti tentang kinerja Dhliwayo (2011) menyatakan bahwa seorang
PNS di Thailand menyatakan bahwa keberhasilan karyawan atau pegawai yang memahami pekerjaannya
pelaksanaan tugas seorang PNS dibentuk oleh konsep akan dapat memprediksi berbagai kekacauan yang
dirinya. Konsep diri atau nilai individu inilah yang ditimbulkan dari beban tugasnya. Selanjutnya akan
selanjutnya membentuk motivasi untuk melaksanakan mudah diperkecil peluang kegagalan yang mungkin
tugas yang dibebankan negara kepadanya. Bangkitnya terjadi. Lebih jauh lagi adalah pegawai dapat dengan
motivasi akan memicu keinginan untuk mempelajari mudah meningkatkan jumlah pesanan atau jumlah
segala bentuk kemampuan dan keterampilan yang tugas yang bisa diselesaikannya di masa mendatang.
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut. PNS mempunyai misi memberikan pelayanan
Kemampuan dan keterampilan adalah syarat terbaik kepada publik. Patel (2013) menyatakan
kompetensi yang harus dipenuhi pada masa awal bahwa kunci sukses pelaksanaan pelayanan publik
rekrutmen pegawai baru. Pada tahapan inilah maka adalah karyawan yang disiplin dalam mengemban
nilai individu bukan hanya menjadi pembentuk misi pelayanan publik. Artinya karyawan harus bisa
motivasi namun telah berkembang menjadi bagian lebih mengedepankan kepentingan publik yang
dari kompetensi itu sendiri. menjadi konsumennya (customer orientation) untuk
Ada banyak kompetensi yang harus dipenuhi mendorong terciptanya kepuasan publik. Ini dapat
oleh seorang PNS. Banyaknya kompetensi yang dapat dilakukan bila lembaga mendorong karyawan
harus dipenuhi ini mengingat besarnya dan untuk terus mengembangkan keterampilan dan
beragamnya beban tanggunggjawab yang dipikulnya. kompetensinya.
Karena itulah diperlukan pegawai pemerintahan yang Pelayanan yang diberikan seorang PNS kepada
memahami secara tepat tentang berbagai tugas yang publik telah menimbulkan konsekwensi terjalinnya
dibebankan padanya (Vathanophas, 2007). Selain kontak antar personal. Babbar (2008) melalui hasil
pemahaman pada tugas maka kompentensi utama studinya menunjukkan bahwa dalam kontak personal
yang perlu dimiliki oleh seorang pegawai seperti itu maka pekerja harus mampu tunjukkan
pemerintahan adalah memiliki orientasi kepada perhatian individu, keinginan untuk menolong, sopan
kebutuhan masyarakat yang dilayaninya. Ini karena santun, dan ketepatan dalam melakukan tindakan.
apabila publik dapat terlayani dengan baik oleh Kemampuan ini hanya dapat dilakukan oleh pekerja
aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur yang terlatih dan tentunya memiliki kedisiplinan pada
birokrasi mampu menempatkan posisi dan tugas utamanya yaitu memberikan pelayanan pada publik.
kedudukannya yaitu sebagai civil servant atau public Dalam konteks manajemen sumber daya
service. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja manusia (MSDM), pentingnya pembinaan disiplin
200 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 2, Agustus 2016

pegawai berangkat dari pandangan bahwa tidak ada (3) Memonitor kualitas pekerjaan atau informasi
manusia yang sempurna, terbebas dari kekhilafan (X1.3).
dan kesalahan. Oleh sebab itu, setiap organisasi (4) Memonitor akurasi pekerjaan atau informasi
termasuk instansi pemerintah perlu memiliki berbagai (X1.4).
ketentuan yang harus ditaati oleh seluruh anggota (5) Mengembangkan dan menggunakan sistem
organisasi dan didukung oleh standar yang harus untuk meningkatkan permintaan (X1.5).
dipenuhi oleh setiap pegawai. Begitu pentingnya (6) Mengembangkan dan menggunakan sistem
kedisiplinan, sehingga ada ahli yang berpendapat untuk memastikan prosedur diikuti (X1.6).
bahwa kedisiplinan merupakan fungsi operatif
MSDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin Customer orientation (X2)
pegawai, semakin tinggi prestasi yang dapat Customer orientationadalah orientasi karyawan
dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit atau pegawai pada kebutuhan pelanggan.Dalam
bagi suatu organisasi mencapai hasil yang optimal.Hal penelitian ini, customer orientation diukur dengan
yang demikian, berlaku pula bagi komunitas aparatur indikator-indikator yang dikembangkan oleh Kosuge
negara, khususnya PNS, yang menempatkan (2006) dan Hanzaee (2011). Indikator yang dimaksud
kedisiplinan sebagai salah satu faktor yang adalah sebagai berikut.
menentukan keberhasilan pencapaian kinerja (1) Karyawan melakukan pekerjaan secara proaktif
organisasi (Herman, 2010). dalam suatu permasalahan lembaga tanpa
membedakan bidang yang menjadi tanggung
METODE PENELITIAN jawabnya maupun tidak (X2.1).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh (2) Karyawan yakin dapat membujuk klien untuk
pegawai Kantor Rektorat Universitas Udayana, yang melakukan sesuatu yang dianggap baik oleh
jumlahnya sebanyak 191 orang. Seluruh responden karyawan (X2.2).
tercatat pada empat biro yaitu (1) Biro Administrasi (3) Karyawan dapat mengambil inisiatif untuk
Akademik (BAA), (2) Biro Administrasi Umum dan memimpin pemecahan sebuah masalah dari klien
Keuangan (BAUK), (3) Biro Administrasi (X2.3).
Kemahasiswaan (BAK), dan (4) Biro Administrasi (4) Memahami keinginan klien untuk dapat terus
Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI). menciptakan nilai lebih bagi mereka (X2.4).
Jumlah sampel adalah sebanyak 129 orang (5) Karyawan memiliki keinginan untuk membantu
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
adalah variabel yang tidak dapat diukur secara standar kinerja organisasi (X2.5).
langsung (unobserved variable) yang sering disebut
dengan variabel laten atau konstruk. Konstruk Disiplin Kerja (Y)
tersebut dibentuk oleh indikator-indikator yang Disiplin adalah sikap dan tindakan-tindakan yang
diamati dalam dunia nyata dan dikembangkan dalam tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang
seperangkat pertanyaan-pertanyaan sebagai alat ukur. ada. Variabel disiplin kerja dalam penelitian ini
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dikembangkan dari hasil penelitian Harlie (2010) dan
mengenai pengertian variabel-variabel yang Suswardji (2012). Indikator-indikator pembentuk
digunakan dalam penelitian ini, yaitu konstruk eksogen variabel ini adalah sebagai berikut.
(concern to order dan customer orientation) dan (1) Selalu hadir tepat waktu (Y.1).
konstruk endogen (disiplin kerja pegawai) maka (2) Selalu mengutamakan presentase kehadiran
variabel-variabel beserta indikator-indikator yang (Y.2).
dianalisis dapat didefinisikan sebagai berikut. (3) Selalu mentaati ketentuan jam kerja (Y.3).
Concern to order (X1) (4) Selalu menggunakan jam kerja dengan efektif
Concern to orderadalah nilai individu yang dan efisien (Y.4).
dapat mendorong diri pegawai atau karyawan (5) Memiliki keterampilan kerja di bidang tugasnya
memahami secara tepat tentang tugas-tugasnya. (Y.5).
Dalam penelitian ini, concern to order diukur (6) Memiliki semangat kerja yang tinggi (Y.6).
dengan indikator-indikator yang dikembangkan oleh (7) Memiliki sikap dan kepribadian yang baik
Vathanophas (2007). Indikator yang dimaksud adalah dengan menunjukkan keteladanan dalam
sebagai berikut. melaksanakan tugas (Y.7).
(1) Menjaga ruang kerja dengan baik (X1.1). (8) Selalu kreatif dan inovatif dalam bekerja (Y.8).
(2) Mengorganisir ruang kerja dengan baik (X1.2).
Ni Luh Gede Aryawati dkk, Pengaruh Concern to Order dan Customer ... 201

(9) Kesediaan untuk mengikuti kode etik yang 2) Data sekunder


berlaku (Y.9). Data sekunder adalah data yang dikumpulkan
(10) Kesadaran yang berhubungan dengan norma secara tidak langsung, diambil dari dokumentasi
(Y.10). kantor Rektorat Universitas Udayana melalui Bagian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini Kepegawaian antara lain jumlah karyawan, identitas
ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. karyawan, struktur organisasi dan uraian tugas-tugas
1) Data kuantitatif yaitu jenis data yang dinyatakan masing-masing jabatan serta sejarah berdirinya
dalam bentuk angka-angka terdiri atas data Universitas Udayana.
absensi, data jumlah responden menurut jenis Penelitian ini merupakan penelitian survey. Alat
kelamin, umur, pendidikan dan masa kerja. pengumpuldata yang utama untuk menghasilkan data
2) Data kualititatif yaitu jenis data yang tidak dapat primer pada penelitian ini menggunakan kuesioner
dinyatakan dalam bentuk angka-angka antara lain yang disusun secara khusus guna mendapatkan
seperti gambaran umum tentang Universitas informasi spesifik yang dibutuhkan.
Udayana, struktur organisasi di Kantor Rektorat Penilaian terhadap variabel-variabel yang
Unud dan uraian tugas, bagian-bagian/jenis diidentifikasikan menggunakan skala, dalam studi ini
pekerjaan. menggunakan skala peringkat terperinci (itemized
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam rating scale). Pada penggunaan skala ini responden
penelitian ini adalah observasi, wawancara dan diminta untuk memberi respon terhadap setiap
angket/kuesioner. Observasi dilakukan dengan pernyataan dengan memilih salah satu diantara empat
pengamatan secara langsung serta mencatat pilihan. Data yang diperoleh antara lain data gender,
fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Contohnya pendidikan, golongan, jabatan, dan persepsi responden
adalah data persentase pegawai yang datang terhadap Concern to order, Customer orientation
terlambat dan obsevasi terdapatnya perbedaan dan disiplin kerja.
insentif yang diperoleh antara pegawai Kantor Penentuan skala yang dimaksud untuk dapat
Rektorat dengan pegawai di fakultas. Wawancara mengukur faktor-faktor Concern to order,
dengan cara tanya jawab dengan pihak terkait yaitu Customer orientation dan disiplin kerja dengan
pimpinan dan para pegawai Kantor Rektorat menggunakan skala peringkat terperinci (itemized
Universitas Udayana dengan terlebih dahulu rating scale) yang disampaikan dalam bentuk
mempersiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan sebagai berikut.
obyek penelitian. Wawancara digunakan untuk 1) Sangat setuju dengan nilai skor (4)
melengkapi informasi yang dibutuhkan terutama 2) Setuju dengan nilai skor (3)
mengenai penjelasan terhadap hal-hal yang sifatnya 3) Tidak setuju dengan nilai skor (2)
kualitatif dan dilakukan dalam penelitian pendahuluan. 4) Sangat tidak setuju dengan nilai skor (1)
Contohnya persentase jumlah pegawai yang mampu Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis,
meningkatkan disiplin kinerjanya setelah memperoleh maka analisis data dilakukan dengan teknik analisis
pelatihan. Angket/kuesioner adalah menyiapkan regresi berganda yang menjelaskan pengertian
terlebih dahulu pertanyaan yang diinginkan secara beberapa variabel bebas terhadap satu variabel
terstruktur dan disebarkan kepada responden untuk terikat. Oleh karena data yang diperoleh adalah data
dimintakan jawaban-jawaban terhadap unsur-unsur ordinal, untuk dapat dianalisis dengan regresi linier
yang berkontribusi terhadap disiplin pegawai Kantor berganda, maka terlebih dahulu data tersebut
Rektorat Universitas Udayanadan disebarkan kepada ditransformasi sehingga menjadi data interval.
responden untuk dimintakan jawaban-jawaban
terhadap unsur-unsur yang berkontribusi terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
disiplin pegawai Kantor Rektorat Universitas Udayana. Fakultas Sastra Udayana merupakan cikal bakal
Penelitian ini menggunakan data yang dari berdirinya Universitas Udayana (UNUD).
dikumpulkan dari sumber berikut. Ketika itu Fakultas Sastra Universitas Udayana
1) Data primer merupakan cabang dari Universitas Airlangga yang
Data primer adalah data yang diperoleh dan diresmikan oleh P. J. M. Presiden Republik Indonesia
dikumpulkan pertama kali secara langsung dari Ir. Soekarno, dibuka oleh J. M. Menteri P.P dan K.
pegawai Kantor Rektorat Universitas Udayana, Prof. DR. Priyono pada tanggal 29 September 1958
seperti data observasi kinerja karyawan saat ini dan sebagaimana tertulis pada Prasasti di Fakultas Sastra
hasil pengisian daftar pertanyaan yang diedarkan Jalan Nias Denpasar. Universitas Udayana secara
kepada responden. sah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962 dan
202 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 2, Agustus 2016

merupakan perguruan tinggi negeri tertua di daerah menghasilkan lulusan yang memiliki moral/etika/
Provinsi Bali. Sebelumnya, sejak tanggal 29 September akhlak dan integritas yang tinggi sesuai dengan
1958 di Bali sudah berdiri sebuah Fakultas yang tuntutan masyarakat lokal, nasional, dan internasional.
bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang 2) Mengembangkan penelitian dan pengabdian
dari Universitas Airlangga Surabaya. Fakultas Sastra kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan
Udayana inilah yang merupakan embrio dari pada masyarakat dan bangsa; dan
berdirinya Universitas Udayana. Berdasarkan Surat 3) Memberdayakan Unud sebagai perguruan tinggi
Keputusan Menteri PTIPNo.104/1962, tanggal 9 yang berlandaskan pengembangan Ipteks dan
Agustus 1962, Universitas Udayana secara syah nilai budaya.
berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi oleh Jumlah responden yang digunakan dalam
karena hari lahir Universitas Udayana jatuh penelitian ini adalah sebanyak 129 orang. Karakteristik
bersamaan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan dari responden tersebut adalah sebagai berikut : Jenis
RepublikIndonesia maka perayaan Hari Ulang Tahun kelamin terbagi menjadi dua karakter yaitu laki-laki
Universitas Udayana dialihkan menjadi tanggal 29 dan perempuan. Responden laki-laki berjumlah 74
September dengan mengambil tanggal peresmian orang atau 57,36 persen dan responden perempuan
Fakultas Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958. sebanyak 55 orang atau 42,64 persen.
Lambang Unud bernama Widya Cakra Usia dibentuk dengan enam kelompok umur
Prawartana yang artinya perputaran roda ilmu mulai dari usia kurang dari 25 tahun hingga > 45
pengetahuan berdasarkan Pancasila. Arti dari tahun. Kelompok usia dengan populasi sampel
lambang-lambang itu adalah berwujud sebuah terbesar adalah kelompok 36 – 40 tahun sebesar 41
lingkaran yang mempunyai roda cakra, di tengah orang atau 31,78 persen dan yang terkecil adalah
terdapat padma (bunga teratai) dengan delapan helai kelompok usia lebih dari 45 tahun yaitu sebanyak 7
daun yang melambangkan delapan penjuru angin, orang atau 5,43 persen.
yang melambangkan kesucian Tuhan Yang Maha Latar belakang pendidikan responden dalam
Esa merupakan sila pertama dari Pancasila. Roda penelitian ini beragam dari tingkat SMA hingga yang
cakra mempunyai empat buah jari-jari yang mengenyam pendidikan S2. Kelompok responden
melambangkan kekuatan yang membaja dari empat terkecil adalah responden dengan tingkat pendidikan
sila Pancasila.* Bagian luar dari jari-jari lingkaran SMA sebanyak 3 orang atau 2,33 persen. Kelompok
roda dihiasi dengan 54 (lima puluh empat) titik responden terbesar adalah responden dengan tingkat
sebagai ratna permata sesuai dengan rangkaian ilmu pendidikan S1 sebanyak 69 orang atau 53,49 persen.
pengetahuan yang diberikan Unud. Warna lambang Masa kerja dari 129 responden penelitian ini pun
Unud adalah kuning keemasan dengan warna dasar berragam mulai kurang dari 5 tahun hingga lebih dari
biru. Warna kuning keemasan melambangkan matahari 20 tahun. Populasi sampel terkecil berada pada
terbit dan warna biru melambangkan wama langit. kelompok responden dengan masa kerja lebih dari
Visi Universitas Udayana adalah “Terwujudnya 20 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau 7,75 persen.
lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber Populasi terbesar adalah responden dengan masa
daya manusia unggul, mandiri dan berbudaya. Sedangkan kerja 5 – 10 tahun yaitu sebanyak 48 orang atau
yang menjadi Misi Universitas Udayana adalah: 37,21 persen.
1) Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi melalui Hasil analisis tersaji pada Tabel 1 di bawah ini.
sistem pembelajaran yang bermutu dan
Tabel 1
Hasil Analisis Data
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Variabel t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 2.515 1.184 2.123 0.036
Concern to Order 0.884 0.087 0.556 10.109 0.000
Customer Orientation 0.791 0.104 0.416 7.570 0.000
Adjusted R square 0.811
Ftest 276.286
Sig. Ftest 0.000
Ni Luh Gede Aryawati dkk, Pengaruh Concern to Order dan Customer ... 204

Hasil uji regresi seperti yang ditampilkan pada mewujudkan renstra Unud adalah dengan
Tabel 1 secara umum dapat diinterpretasikan bahwa melaksanakan tugas dan kewajibannya secara maksimal.
concern to order dan customer orientation Peran administratif yang dijalankan oleh
memang benar mempengaruhi disiplin kerja pegawai Pegawai kantor Rektorat Unud mempunyai peran
rektorat di Universitas Udayana. Hasil uji F vital dalam menyukseskan pelaksanaan renstra
menunjukkan pengaruh yang signifikan (Sig. Ftest< Unud. Unud sebagai sebuah lembaga pendidikan
0,05) concern to order dan customer orientation modern tentunya tidak bisa terlepas dari kebutuhan
secara simultan terhadap disiplin kerja pegawai. Hasil administratif untuk meningkatkan kinerjanya.
yang signifikan ini menunjukkan model regresi yang Kebutuhan administratif pada lembaga pendidikan
dibangun dalam penelitian telah memenuhi syarat bukan hanya terkait dengan kebutuhan akan surat
kelayakan (model fit). Kontribusi pengaruh dari menyurat dan data kelembagaan. Kebutuhan
kedua variabel bebas yang ditunjukkan oleh nilai administratif pada lembaga pendidikan sangatlah
ajusted R square adalah sebesar 81,1 persen. Ini kompleks. Kebutuhan yang secara umum hanya
berarti concern to order dan customer orientation terbagi menjadi dua tujuan yaitu internal dan eksternal
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada ini mempunyai percabangan kebutuhan di kedua
disiplin kerja pegawai rektorat sebesar 81,1 persen tujuan tersebut.
sedangkan 18,9 persen sisanya dijelaskan oleh faktor Pencapaian target keberhasilan pegawai
lain yang tidak digunakan pada model uji. Koefisien administratif berdasarkan hasil penelitian ini adalah
regresi yang bertanda positif pada concern to order disiplin kerja yang baik dari setiap pegawai rektorat
(0,884) dan customer orientation (0,791) Unud. Disiplin kerja secara umum dirasakan sebagai
menjelaskan tentang pengaruh positif dari kedua konsekwensi yang berat dari sebuah pekerjaan.
variabel bebas tersebut terhadap disiplin kerja Namun saat seorang pegawai memahami tugasnya
pegawai rektorat. Pengaruh yang postif adalah setiap maka disiplin yang berat tersebut dapat dilaksanakan
penigkatan yang terjadi pada concern to order dan dengan baik. Paham dalam konteks ini adalah
customer orientation akan selalu diikuti oleh memahami tugasnya dengan benar sehingga dalam
peningkatan dari disiplin pegawai rektorat Univeritas melaksanakan tugas tersebut menjadi sangat mudah.
Udayana. Pengaruh positif tersebut dipertegas Paham dalam konteks ini juga diartikan sebagai
dengan hasil uji t yang menunjukkan bahwa concern pemahaman akan dampak negatif yang ditimbulkan
to order (10,109) dan customer orientation (7,570) bila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan tugasnya.
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan. Pemahaman seperti ini tentunya akan mendorong
Hasil penelitian menunjukkan bahwa concern seorang pegawai sadar akan tanggung jawab dan di
to order berpengaruh signifikan terhadap disiplin sisi lain tentunya akan menimbulkan rasa bangga.
kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Bangga bahwa pegawai tersebut mempunyai peran
penelitian Haydah (2012) yang menyatakan concern vital untuk kesuksesan misi dari lembaganya.
to order diperlukan oleh seorang PNS dalam Penelitian ini membuktikan bahwa customer
meningkatkan disiplin kerjanya. Seorang PNS akan orientation ber pengaruh signifikan untuk
berhasil menjalankan tugasnya bila memiliki meningkatkan kedisiplinan pegawai rektorat Unud.
pemahaman yang baik tentang tugas yang dibebankan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Kosuge
Pernyataan Haydah (2012) dapat didukung oleh (2006) dan Hanzaee (2011) menyatakan bahwa
pernyataan Vathanophas (2007). Vathanophas keberhasilan pelayanan akan terwujud bila seorang
menyatakan bahwa ada banyak kompetensi yang karyawan atau pegawai memiliki kualitas atau nilai
harus dipenuhi oleh seorang PNS. Banyaknya individu yang mendorongnya berusaha menyukai
kompetensi yang harus dipenuhi ini mengingat tugasnya dan selalu belajar untuk mengerti apa yang
besarnya dan beragamnya beban tanggunggjawab dibutuhkan oleh pihak yang memerlukan bantuan dari
yang dipikulnya. Karena itulah diperlukan pegawai karyawan atau pegawai tersebut. Ini berarti bahwa
pemerintahan yang memahami secara tepat tentang karyawan atau pegawai harus memiliki orientasi pada
berbagai tugas yang dibebankan padanya. kebutuhan pelanggan.
Pegawai kantor Rektorat Unud yang menjadi Tugas utama pegawai Rektorat Unud adalah
obyek studi dalam penelitian ini adalah pegawai melaksanakan kegiatan administrasi bagi fakultas-
negeri sipil yang berfungsi sebagai pelaksana fakultas dan program-program studi yang ada di
kegiatan administrasi bagi fakultas-fakultas dan Unud. Ini artinya setiap pegawai harus memiliki
program-program studi yang ada di Unud. Bentuk kesiapan untuk melayani segala kebutuhan
partispatif dari pegawai kantor rektorat untuk administratif dari setiap fakultas dan program studi
203 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 2, Agustus 2016

yang ada di Unud. Beratnya tugas tersebut tentunya beberapa aspek. (1) Pengorganisiran ruang kerja
tidak cukup dengan memiliki kemampuan melayani dengan baik. 77
bagi setiap pegawainya. Namun juga kemauan untuk (2) Kemampuan memonitor kualitas pekerjaan
melayani dan selanjutnya kemauan ini menjadi atau informasi. (3) Kemampuan memonitor akurasi
orientasi atau tujuan utama dalam pelaksanaan tugasnya. hasil pekerjaan atau informasi yang diterimanya. (4)
Upaya pendisiplinan pegawai sering kali hanya Memaksimalkan pengembangan dan penggunaan
dilakukan dengan memberikan penghar gaan sistem untuk memastikan prosedur telah diikuti. (5)
(reward) saat pegawai berprestasi dan sanksi Meningkatkan pemikiran dan prilaku untuk lebih
(punishment) saat pegawai melanggaran peraturan. proaktif menyelesaikan permasalahan lembaga. (6)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pegawai Membangkitkan inisiatif untuk memimpin pemecahan
yang disiplin dapat dibentuk dengan cara mendorong masalah dari klien. (7) Pegawai sebaiknya dapat
pegawai untuk memahami kebutuhan pelanggannya. mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk
Pegawai yang memahami kebutuhan pelanggannya mengetahui keinginan klien secara mudah, tepat dan
tentu akan berupaya keras untuk memenuhi jelas.
kebutuhan pelanggan yang sering kali tidak mudah.
Karena itu pegawai jelas memerlukan kedisiplinan REFERENSI
untuk mewujudkan kebutuhan pelanggannya. Babbar, Sunil. 2008. The human element in airline
Pemahaman bahwa pelanggan sebagai orientasi service quality: contact personnel and the
utama dari kinerja seorang pegawai di sisi lain customer. International Journal of Operations
tentunya akan menimbulkan kebanggaan tersendiri & Production Management Vol. 28 No. 9,
baginya saat pegawai tersebut berhasil memenuhi 2008. pp. 804-830
kebutuhan pelanggannya. Kebanggaan ini pada fase Cheng, An-Shou. Fleischmann, Kenneth R.. 2010.
selanjutnya akan memotivasi seorang pegawai untuk Developing a Meta-Inventory of Human Values.
selalu disiplin dalam menjalankan tugasnya untuk ASIST 2010, October 22–27, 2010, Pittsburgh,
memenuhi kebutuhan pelanggan. PA, USA.
Upaya penegakan disiplin dengan penciptaan Cohen, Aaron. 2009. A value based perspective on
customer orientation merupakan metode commitment in the workplace: An examination
membangkitkan kedisiplinan dari dalam diri pegawai. of Schwartz’s basic human values theory among
Metode ini dirasakan lebih efektif dibandingkan bank employees in Israel. International
dengan penerapan metode reward and punishment. Journal of Intercultural Relations 33. 332–345
Bila metode ini berhasil dilaksanakan maka seorang Dhliwayo, Shepherd; Van Vuuren, Jurie J; Fletcher,
pegawai akan menjadi disiplin walau tidak ada Lizelle. The Practice of Strategic Planning and
penghargaan yang besar dan sanksi yang tegas Corporate Entrepreneurship in South African
sekalipun. Public Companies Southern Journal of
Entrepreneurship. 4.2 (Dec 2011): 46-67.
SIMPULAN DAN SARAN Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate
Simpulan dengan Program SPSS. Semarang : BP Undip
Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Grube, J.W, et. All 1994. Inducing Change in Values,
sebagai berikut. (1) Concern to order berpengaruh Attitudes, and behaviors : Belief System Theory
positif signifikan terhadap kedisiplinan pegawai and the Method of Value self-Confrontation,
Rektorat Unud. Ini berarti semakin baik pegawai Journal of Social Issues, 50, 153-174
Rektorat Unud memahami tugas-tugas (concern to Hanzaee, Kambiz Heidarzadeh. Mirvaisi, Majid 2011.
order) yang menjadi tanggung jawabnya maka Customer Orientation of Service Employees: A
kedisiplinannya akan semakin meningkat. (2) Case Study of Iranian Islamic Banking (Based
Customer orientation berpengaruh positif signifikan on COSE Model). International Journal of
terhadap kedisiplinan pegawai Rektorat Unud. Ini Marketing Studies Vol. 3, No. 4; November 2011.
berarti semakin baik orientasi pegawai Rektorat Herman, 2010. Pengembangan Model Pembinaan
Unud pada kebutuhan pelanggannya yang Disiplin yang Efektif Terhadap Kinerja Pegawai
merupakan ciivitas akademika Unud maka semakin Negeri Sipil. Jurnal Kebijakan dan Manajemen
meningkat kedisiplinan para pegawai tersebut. PNS. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penelitian
Saran Kepegawaian BKN.
Saran yang dapat disampaikan adalah peningkatan Jono, Amantoto Dwi. 2009. Tingkat Disiplin Pegawai
kualitas dari pegawai Rektorat dengan memperhatikan Negeri Sipil (Studi Pada Satuan Kerja Pemerintah
Ni Luh Gede Aryawati dkk, Pengaruh Concern to Order dan Customer ... 205

Provinsi Lampung). Jurnal Ilmiah Administrasi Spencer, Lyle; Emmerling, Robert J.; Petersen, Kris.
Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.7, Juli- 2004. Emotional Intelligence Competencies of
Desember 2009. 662 – 677. Financial Advisors That Deliver Superior Client
Kosuge, Ryusuke. 2006. Internal dynamics of Portfolio Performance. Competency International.
customer-oriented service organizations www.competencyinternational.com.
Implications from a cognitive perspective. Sudarmanto,Gunawan.R. 2005. Analisis Regresi Linier
MMRC Discussion Paper. No. 103 21COE, Ganda dengan SPSS. Yogyakarta ; Graha Ilmu.
University of Tokyo MMRC Discussion Paper Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
No. 103. Bandung: Alfabeta
Tobirin. 2010. Penerapan Etika Moralitas dan Budaya Sumarjo. 2004. Analisis Pengaruh Kognisi, Budaya
Malu Dalam Mewujudkan Kinerja Pegawai Kerja, dan Kepemimpinan Terhadap Kedisiplinan
Negeri Sipil yang Pr ofesional. Jurnal Pegawai di Kecamatan Slogohimo Kabupaten
Kebijakan dan Manajemen PNS. Jakarta: Wonogiri. Jurnal Kebijakan dan Manajemen
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian PNS. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penelitian
BKN. Kepegawaian BKN.
Patel, Reena Nishchal. 2013. Measuring Customer Susilawati. 2005. Analisis Faktor Yang Berkontribusi
Satisfaction: A Model For Public Sector Banks Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kantor
In Gujarat. International Journal Of Rektorat Universitas Udayana. Tesis.
Management Research And Review/ Dec 2012/ Universitas Udayana.
Volume 2/Issue 12/Article No-4/2049-2055 Suswardji, Edi. Hasbullah, Rachmat. Albatross, Eka.
Riduwan, Engkos Achmad Kuncoro. 2007. Cara 2012. Hubungan Kompetensi dan Disiplin Kerja
Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Universitas
(Path Analysis). Bandung: Alfabeta. Singaperbangsa Kerawang. Jurnal Manajemen.
Robbins, S.P., and Judge, T.A. 2009. Perilaku Vol. 10 No. 1 Oktober 2012. 955 – 979.
Organisasi, Edisi keempat, Jakarta : Salemba, Titin Nur Haydah. 2012. Kendala dan Solusi dalam
40 – 99. Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Schwartz, S.H. 1992, Universals In The Content And Daerah (Studi di Badan Kepegawaian
structure of values : theoretical Advances And Daerah Kabupaten Malang). E-journal
Empirical Test in 20 Countries, advance in Universitas Brawijaya Malang.
Experimental Social Psychology, 25, 1-65 Vathanophas, Vichita. Thai-ngam, Jintawee. 2007.
Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Competency Requirements for Effective Job
manusia, reformasi Birokrasi, dan Manajemen Performance in The Thai Public Sector.
Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Kesepuluh. Contemporary Management Research. Pages
Bandung : Refika Aditama. 45-70, Vol.3 , No.1, March 2007.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2011. Zouine, Abdesamad; Fenies, Pierre. The Critical
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Success Factors Of The ERP System Project:
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai A Meta-Analysis Methodology Journal of
Negeri Sipil. Applied Business Research30.5 (2014): 1407.

Anda mungkin juga menyukai