Anda di halaman 1dari 3

Asuhan Keperawatan pada Kelainan konginetal pada sistem cv pada anak PDA

a. Pengkajian 
1. Anamnesa 
a) Identitas 
PDA sering ditemukan pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic
menutup dalam 4 minggu pertama. PDA lebih sering insidens pada bayi perempuan 2x lebih
banyak dari bayi laki-laki.sedangkan bayi prematur diperkirakan sebesar 15%. PDA juga bisa
diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena
kelainan kromosom.
b) Keluhan utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas.
c) Riwayat penyakit sekarang 
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, dispnea,
tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia.
d) Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.
e) Riwayat penyakit keluarga  
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA.
f) Riwayat psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian
keluarga terhadap stress.
b. Pengkajian fisik (ROS: Review of system)
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas, bunyi tambahan, adanya otot bantu nafas saat inspirasi.  
2. Kardiovaskuler B2 (blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema
tungkai, clubbing finger, sianosis.
3. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4. Perkemihan B4 (bladder)
Produksi urin menurun (oliguria)
5. Pencernaan B5 (bowel) 
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
2. Diagnosa Keperawatan 
a) Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.
b) Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
c) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan
suplai oksigen ke sel.
d) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat
nutrisi ke jaringan.
e) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
3. Rencana Tindakan Keperawatan 
a) Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.
Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung.
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan
kulit.
2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing).
3. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah,
periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali).
Kolaborasi 
1. Pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya
toksisitas.
2. Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload. Obat anti afterload mencegah
terjadinya vasokonstriksi.
3. Berikan diuretik sesuai indikasi. Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume
plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko
terjadinya edema paru.
4. Permulaan gangguan pada jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya
harus cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.
5. Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidak adekuatan
curah jantung, vasokonstriksi dan anemia.
6. Deteksi dini untuk mengetahui adanya gagal jantung kongestif
 
b) Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal
Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru:
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi
pembuluh darah.
Intervensi Rasional.
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan
kulit. Atur posisi anak dengan posisi fowler.
2. Hindari anak dari orang yang terinfeksi.
3. Berikan istirahat yang cukup.
4. Berikan oksigen jika ada indikasi.
c) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan
suplai oksigen ke sel. 
Tujuan : Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.
Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.
1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas menggunakan parameter berikut : Nadi 20 per
menit diatas frekuensi istirahat, catat peningkatan TD, Nyeri dada, kelelahan berat,
berkeringat, pusing dan pingsan.
2. Kaji kesiapan pasien untuk meningkatkan aktivitas.
3. Dorong memajukan aktivitas.
d) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat
nutrisi ke jaringan.
Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang
Intervensi Rasional.
1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak.
2. Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game, nonton TV, puzzle,
nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.
3. Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat.
e) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil: Status nutrisi terpenuhidan nafsu makan klien timbul kembali.
Intervensi rasional 
1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
2. Mencatat intake dan output makanan klien
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi selama sakit.

DAPUS
Betz, C, & Sowden, L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai