Anda di halaman 1dari 23

MOLUSKA

Moluska merupakan salah satu kelompok utama dari Invertebrata. Istilah Moluska
pada dasarnya diberikan untuk invertebrata bertubuh lunak seperti siput, kerang, cumi-cumi
dan gurita. Filum Moluska dapat hidup di berbagai lingkungan hidup dengan cara hidup yang
berbeda-beda pula sesuai dengan lingkungannya. Sebagian Moluska ditemukan hidup di laut
namun seiring dengan perkembangannya, beberapa Filum Moluska dapat beradaptasi untuk
hidup di air tawar, bahkan di daratan. Adaptasi lingkungan hidup Moluskan diikuti dengan
adaptasi cara hidupnya yang beragam mulai dari berenang aktif, mengambang di air seperti
plankton, menggali pada pasir/lumpur, hingga membuat lubang pada kayu atau batuan.
Sebagian besar cangkang keras yang ditinggalkan oleh Filum Moluska dapat terawetkan dan
sangat baik digunakan sebagai fosil indeks. Beberapa anggota Filum ini juga merupakan
penyusun batugamping yang penting.

Gambar 4.1. Beberapa tipe Moluska : (1) Amphineura, (2) Scaphopoda, (3) Gastropoda,
(4) Pelecypoda, (5) Cephalopoda. m = mulut, f = kaki, g = insang, a = anus. (Moore, dkk. 1952)

Karakter yang membedakan Filum Moluska dengan Invertebrata lainmya adalah


sebagian besar memiliki sistem tubuh simetri bilateral dan bergerak dengan cara
mengulur/memanjangkan tubuhnya, tidak bersegmentasi, serta bagian tubuhnya yang lunak
terlindung oleh cangkang yang biasanya tersusun oleh kalsium karbonat. Berdasarkan
perbedaan bentuk dasar, karakteristik cangkang, dan cara hidupnya, Filum Moluska di
bedakan menjadi 5 kelas, yaitu :
1. Amphineura
Golongan ini merupakan anggota Filum Moluska yang cangkangnya terdiri dari
8 lempeng yang terhubung satu dengan yang lain dan setiap lempeng berkedudukan
melintang terhadap arah memanjang badannya. Beberapa jenis ini tidak memiliki
cangkang. Golongan ini mencakup golongan Chiton atau tikus laut yang bergerak
dengan kakinya yang lebar dan rata, sedangkan insang dan anus terletak di bagian
belakang (posterior). Kelas ini tidak banyak meninggalkan banyak fosil walaupun
kisaran hidupnya sudah dimulai sejak Ordovician hingga masa kini (holosen).

Gambar 4.2. Chiton masa kini (1a, b, c) dan Chiton fosil (2a, b, c; 3) (Moore, dkk. 1952)
2. Scaphopoda
Golongan ini merupakan anggota Filum Moluska dengan cangkang berbentuk
tabung yang terbuka pada bagian awal dan akhirnya. Cangkang pada Kelas Scaphopoda
juga di kenal dengan cangkang gading gajah (elephant’s-tusk shell) karena bentuknya
yang melengkung dan memanjang seperti gading gajah. Kelas Scaphopoda hidup
dengan menggali pada sedimen laut dan memiliki kaki yang berbentuk kerucut.
Golongan ini tidak memiliki insang dan bernapas dengan mantel. Rentang hidupnya
dimulai dari Devon hingga Holosen namun tidak banyak dijumpai sebagai fosil.
Gambar 4.3. Scaphopoda (Moore, dkk. 1952)

3. Gastropoda
Istilah Gastropoda berasal dari kata gastro yang berarti perut dan pod yang
berarti kaki. Gastropoda bergerak dengan kaki yang berada pada bagian bawah
perutnya. Kelas ini merupakan anggota Filum Moluska yang termasuk golongan siput,
baik yang membentuk cangkang maupun yang tidak (siput telanjang = slug). Pada
golongan yang membentuk cangkang biasanya memiliki tubuh yang tidak simetris yang
berada di dalam cangkang yang terputar secara spiral maupun tidak terputar dan
cenderung membesar ke arah apertur.
Gastropoda pada umumnya mempunyai kepala yang jelas yang terdiri dari
mulut, mata, satu atau dua buah tentakel, sertakaki yang merupakan bagian ceper di
bawah perutnya. Bagian kepala dan kakinya dapat ditarik ke dalam cangkang melalui
lubang utama pada cangkang (apertur) dan beberapa jenis memiliki penutup
(operculum) yang tumbuh pada bagian lubang tersebut.
Gambar 4.4. Bagian-bagian cangkang Gastropoda (Shrock, dkk. 1953)
Cangkangnya berkembang sebagai tabung yang mekar dan terputar secara spiral
melingkari suatu sumbu yang berlubang yang disebut sebagai columella. Bagian
cangkang yang berupa satu lingkaran tersebut disebut satu putaran (whorl). Putaran
yang terakhir dan terbesar disebut sebagai body whorl. Kontak antara 2 putaran yang
berupa garis disebut sebagai sutur. Pada dinding cangkang sering menunjukkan hiasan
yang sangat bervariasi mulai dari bentuk lekukan, tonjolan, duri, alur, pematang, hinga
garis tumbuh atau kombinasi dari berbagai hiasan dalam satu cangkang.

Gambar 4.5. Macam-macam variasi ornamen pada cangkang Gastropoda (Shrock, dkk. 1953)
Pada awal kemunculannya Kelas Gastropoda ditemukan hidup di lingkungan
laut. Seiring perkembangannya pada Mesozoik hingga Kenozoik kelompok ini mulai
beradaptasi dan beberapa diantaranya mampu hidup di air tawar dan di darat. Secara
umum jika dijumpai fosil Gastropoda dalam jumlah melimpah menunjukkan bahwa
lingkungan hidupnya berupa lingkungan yang berair dangkal, hangat, terang, dan energi
arus yang tidak terlalu tinggi. Untuk golongan yang hidup di laut dangkal yang jenuh
dengan senyawa karbonat biasanya akan mempunyai ukuran cangkang yang relatif
besar dengan dinding cangkang yang tebal serta memiliki hiasan yang kompleks.
Sedangkan golongan yang berdinding tipis dengan hiasan yang sederhana atau bahkan
tanpa hiasan sama sekali menunjukkan lingkungan perairan yang tidak jenuh karbonat,
yaitu lingkungan air tawar atau sebaliknya lingkungan laut yang dalam.
Kelas ini mempunyai spesies yang telah memfosil dalam jumlah yang sangat
besar mencapai lebih dari 14.000 spesies, sedangkan spesies yang hidup pada masa kini
jauh lebih besar lagi. Rentang waktu kemunculannya dimulai sejak Kambrian Awal
hingga Holosen, namun kelimpahan terbanyaknya ditemukan pada Masa Ordovician.
Gambar 4.6. Gastropoda pada Jaman Tersier (1) (Rahardjo, 2003)
Gambar 4.7. Gastropoda pada Jaman Tersier (2) (Rahardjo, 2003)
Gambar 4.8. Gastropoda pada Jaman Paleogen (1) (Moore, dkk. 1952)
Gambar 4.9. Gastropoda pada Jaman Paleogen (2) (Moore, dkk. 1952)
Gambar 4.10. Gastropoda pada Jaman Neogen (1) (Moore, dkk. 1952)
Gambar 4.11. Gastropoda pada Jaman Neogen (2) (Moore, dkk. 1952)
4. Pelecypoda
Kelas Pelecypoda merupakan salah satu kelas dari filum Moluska yang memiliki
cangkang yang terdiri dari dua sisi yang berukuran sama besar. Sekilas, akan terlihat
mirip dengan golongan Brachiopoda, namun pada kelas Pelecypoda cangkang akan
terlihat simetri bagian kanan dan kirinya jika dilihat dari sisi dorsal. Pelecypoda
memiliki ciri khas di bagian kaki yang berbentuk menyerupai kampak. Di dalam
cangkang, tubuh Pelecypoda yang bersifat lunak terbungkus oleh lapisan mantel yang
menghasilkan saluran (siphon) untuk menyedot (incurrent) dan melepaskan (excurrent)
air.
Pelecypoda dewasa terbesar masa lampau memiliki ukuran cangkang dengan
lebar mendekati 1 m (3.3 ft) dan dengan panjang 1,5 m (5 ft), contohnya Haploscapha
yang ditemukan di Kansas, dengan umur Upper Cretaceous. Kerang terbesar masa kini,
Tridacna, memiliki cangkang dengan bagian luar memiliki kerutan dengan panjang 90
cm (3 ft) dan memiliki berat lebih dari 600 lb, sedangkan bagian lunaknya memiliki
berat 25 lb. Secara umum, Pelecypoda memiliki panjang dan lebar antara satu inci
hingga dua inci.
Tubuh Pelecypoda mempunyai suatu sistem otot (ligament) yang membantu
bagian lunak tersebut menempel pada cangkang dan menghubungkan cangkang kanan
dan kiri dari Pelecypoda, otot tersebut terdapat di bagian dorsal tubuh Pelecypoda.
Umumnya, setelah tubuh atau bagian lunak dari Pelecypoda hilang, maka cangkang
akan tetap dalam keadaan terkatup. Itu disebabkan karena Pelecypoda memiliki gigi-
gigi pertautan dan socket yang terdapat di bagian garis pertautan (hinge line).
Di bagian luar cangkang sebelah perifer, akan terlihat garis-garis melengkung
yang merupakan garis pertumbuhan cangkang. Pertumbuhan cangkang berawal dari
bagian paruh, yang dinamakan beak. Saat cangkang diamati dengan bagian anterior
menjauh (bagian beak menunjuk arah sebaliknya dari pengamat), cangkang sebelah
kanan berada pada tangan kanan, sedangkan cangkang sebelah kiri berada pada tangan
sebelah kiri. Kemudian pertumbuhan cangkang akan membentuk bagian yang menonjol
di bagian dorsal yang dinamakan umbo. Lalu, ke arah luar cangkang akan terus tumbuh
yang dicirikan dengan adanya garis pertumbuhan, yang terbentuk secara paralel
konsentris menuju batas cangkang. Pada garis pertumbuhan dapat dibedakan menjadi
costae dan plicae, yang dilihat dari lipatan dan penebalan pada cangkang.
Jika sudah memfosil, maka tempat yang sebelumnya ditempeli oleh otot tersebut
akan meninggalkan bekas yang disebut adductor scar. Adductor scar ini terdapat di
bagian cangkang posterior dan anterior yang dihubungkan oleh garis palial. Garis palial
ini akan mebentuk lengkungan di bagian posterior cangkang yang dinamakan palial
sinus. Palial sinus ini berguna sebagai tempat keluarnya siphon dan tempat otot yang
membantu keluarnya kaki Pelecypoda saat masih hidup.
Gambar 4.12. Morfologi tubuh cangkang Pelecypoda (Shrock, dkk, 1953)
Lingkungan hidup Pelecypoda seluruhnya terdapat di dalam air (aquatic),
utamanya air laut. Umumnya, golongan Pelecypoda hidup di lingkungan laut dangkal,
ada yang hidup dengan cara bergerak lambat (vagile), ada pula yang hidup dengan cara
menambat di dasar laut (sessile). Beberapa golongan Pelecypoda dapat berenang dengan
baik (pelagic neanic), dengan cara mendorong tubuhnya melewati tubuh air dalam jarak
yang pendek, contohnya Pecten. Penentuan arah pergerakan Pelecypoda saat masih
hidup dilihat dari beak yang menunjukkan arah depan dari pergerakan Pelecypoda
tersebut. Sehingga penentuan cangkang kanan ataupun kiri mengikuti penentuan arah
depan pergerakan Pelecypoda. Pelecypoda merupakan golongan binatang yang sangat
mudah berkembang biak.
Keterdapatan fosil Pelecypoda di suatu tempat dengan keanekaragaman yang
baik dan cangkang yang tebal, menunjukkan bahwa sebelumnya daerah tersebut
merupakan daerah laut dangkal. Jika fosil yang ditemukan berukuran lebih kecil,
cangkang lebih tipis dan bersifat translucent, maka daerah tersebut sebelumnya
merupakan daerah laut dalam. Golongan Pelecypoda paling tua mulai muncul sejak
Cambrian. Pada kurun Mesozoik, keterdapatan Pelecypoda meningkat dari segi jumlah
dan variasinya. Pelecypoda berdinding cangkang tebal, seperti Gryphea, banyak
ditemukan pada Jaman Jura dan Kapur. Golongan Pecten merupakan Pelecypoda
penciri batuan berumur Kenozoik.
Gambar 4.13 Fosil-fosil Pelecypoda yang penting. (Rahardjo, 2003)

Gambar 4.14 Fosil-fosil Pelecypoda dari Jaman Kapur. (Moore, 1952)


Gambar 4.15 Fosil-fosil Pelecypoda dari Jaman Paleogen. (Moore, 1952)
Gambar 4.16 Fosil-fosil Pelecypoda dari Jaman Neogen (1). (Moore, 1952)
Gambar 4.17 Fosil-fosil Pelecypoda dari Jaman Neogen (2). (Moore, 1952)

5. Chepalopoda
Golongan ini mencakup golongan cumi-cumi, gurita, nautilus dan ammonoid
yang sudah punah. Golongan ini merupakan golongan yang paling maju dan paling
kompleks dari Phylum Moluska. Cangkangnya hanya sebuah, umumnya terputar mirip
Gastropoda dan disekat-sekat oleh septa. Perbedaan utamanya adalah bahwa
kebanyakan Cephalopoda putarannya pada satu bidang atau planispiral, sedangkan pada
Gastropoda putarannya bersifat trochospiral atau berputar tidak pada satu bidang dan
Helicoid yang menunjukkan perubahan cepat ukuran kamar yang semakin membesar.
Perbedaan lain yang lebih penting adalah bahwa rongga pada Cephalopoda terbagi
menjadi camerae (kamar) oleh septa yang menyilang rongga tersebut. Tubuh lunaknya
terletak pada kamar terakhir. Terdapat suatu batang kecil yang terbungkus oleh tabung
gampingan memanjang ke arah dalam menembus septa yang berfungsi sebagai panyalur
gas ke kamar-kamar yang tidak ditempati tubuh sebagai sarana untuk pengembangan.
Saluran ini disebut dengan sipuhuncle.

Gambar 4.18 : Bagian-bagian tubuh yang dan cangkang Cephalopoda (Rahardjo, 2003)

Garis potong antara septa dengan dinding luar disebut sutur. Sutur ini memiliki
konfigurasi mulai dari meliuk sederhana (nautiloid) sampai bentuk perliukan yang
sangat kompleks (ammonitic). Pola-pola sutur ini memberi tanda pengenal untuk
berbagai genera dan spesies dari Cephalopoda yang berangka luar yaitu golongan
Nautiloidea dan Ammonoidea. Golongan Nautiloidea mempunyai sutur yang
bergelombang dan mempunyai siphuncle yang berada di tengah. Golongan ini meraja
lela pada awal Paleozoik dan setelah itu menurun drastis. Pada masa kini tinggal satu
spesies yang bertahan hidup yakni Nautilus.
Gambar 4.19: Pola sutur Cephalopoda (Rahardjo, 2003)

Golongan Ammonoid berbeda dengan Nautiloid dengan adanya sutur yang jauh
lebih kompleks, disamping siphuncle-nya yang lebih kecil dan terletak pada bagian
ventral. Ammonoid yang hidup pada Paleozoik menunjukkan sutur yang bertipe
goniatitic, sedang yang hidup di jaman Trias sebagian besar menunjukkan tipe sutur
ceratitic. Sebagian kecil fauna Trias yang lain serta golongan yang hidup pada jaman
Jura dan Kapur menunjukkan sutur dari tipe ammonitic yang kompleks.

Gambar 4.20 Morfologi dan bagian cangkang Nautilus. (Rahardjo,2003)

Sebagian kecil anggota dari Kelas Cephalopoda mempunyai cangkang dalam.


Golongan ini dimasukkan ke dalam golongan Belemnoidea. Cangkang daru golongan
ini berbentuk seperti cerutu. Contoh genusnya adalah Belemnite, yang merupakan fosil
indeks yang penting untuk jaman Jura dan Kapur.
Gambar 4.21. Beberapa contoh fosil Cephalopoda (Rahardjo, 2003)
Pertanyaan:

1. Apakah perbedaan pokok antara Kelas Gastropoda dengan Kelas Cephalopoda ?


2. Gambarkan fosil Dentalium dan sebutkan bagian-bagian dari cangkangnya!
Berdasarkan atas kondisi morfologinya apa habitat Dentalium itu menurut pendapat
saudara ?
3. Apa fungsi columella pada Gastropoda ?
4. Apa persamaan dan perbedaan antara:
a. Conus dengan Turritella
b. Macoma dengan Mercenaria
c. Epitonium dengan Goniobasis
d. Ammonit dan Belemnitella
5. Jaman apa yang ditunjukkan oleh:
a. Mesalia
b. Belemnit
c. Lyropecten
d. Glycimeris
6. Sebutkan 3 genus Gastropoda, 2 genus Pelecypoda dan 1 genus Cephalopoda yang
secara bersama mungkin hidup pada Kala Eosen !
7. Sebutkan 2 genus Gastropoda, 3 genus Pelecypoda dan 1 genus Cephalopoda yang
secara bersama mungkin hidup pada jaman Kapur (Cretaceous) !
8. Suatu singkapan mengandung fosil Gastropoda dalam jumlah yang sangat banyak.
a. Batuan macam apa yang kira-kira terbentuk ? Apa nama petrologi batuan
tersebut ?
b. Lingkungan macam apa yang ditunjukkan oleh kumpulan fosil seperti itu ?
9. Perhatikan gambar Exogyra sebelah kanan pada Gambar 4.15. Tentukan dibagian
manakah posterior (bagian belakang) dan berdasarkan itu maka cangkang tersebut
merupakan cangkang dekstral atau sinistral ? Tentukan dimana letak beak berada dan
hiasan apa yang dijumpai pada Exogyra tersebut ? Lihat gambar 4.13 untuk memandu
menjawab pertanyaan ini.
10. Genus Pelecypoda lain apakah yang:
a. Paling mirip dengan Pecten
b. Berdinding cangkang tebal dan hidup pada Jaman Kapur
11. Apakah perbedaan pola sutur Nautiloid dengan Ammonitic ? Gambarkan !
12. Apakah arti Siphuncle dan apa fungsinya ?

Anda mungkin juga menyukai