Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Renno | NIM: 1910115210038 | Kelas: A1 | Geografi Tanah dan Lingkungan

Resume Erosi dan Konservasi Lahan

1. Dea Puspita

Analisis Erosi dan Konservasi Tanah di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

Prediksi erosi merupakan salah satu hal penting untuk mengambil keputusan dalam perencanaan
konservasi tanah pada suatu bidang lahan. Model prediksi erosi yang umum digunakan di
Indonesia adalah metode USLE. Metode USLE adalah model prediksi erosi yang dirancang untuk
memprediksi erosi jangka panjang dari erosi lembar dan alur pada keadaan tertentu
menggunakan rumus :
A = R × K × LS × C × P
Dimana :
A : besarnya kehilangan tanah (ton/ ha/ tahun), diperoleh dari perkaitan factorfaktor erosi.
Besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi lambat dan erosi
cepat. Tidak termasuk sedimen yang diendapkan.
R : Indeks erosivitas hujan
K : indeks erodibilitas tanah.
LS : indeks lereng
C : indeks penutup tanah dan cara bercocok tanam
P : indeks tindakan konservasi tanah

Kajian Erosi Tanah dan Teknik Konservasi Tanah di Sub DAS Krueng Pirak Kabupaten Aceh Utara

Hasil perhitungan prediksi erosi di Sub DAS Krueng Pirak memiliki nilai bervariasi
pada setiap satuan peta lahannya (SPL). Nilai prediksi erosi sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi erosi diantaranya yaitu erosivitas hujan (R),
erodibilitas tanah (K), kemiringan dan panjang lereng (LS), vegetasi (C) serta
tindakan konservasi (P).
1. Nilai prediksi erosi terendah ( 14.96- 22.84 ton/ha/thn ) terdapat pada SPL
18 dan SPL 14 dengan penggunaan lahan kebun campuran, kerapatan tinggi
dengan lereng 3-8%, sedangkan nilai prediksi erosi tertinggi ( 338.98
ton/ha/thn ) terdapat pada SPL 21 dengan penggunaan lahan semak
belukar sehingga perlu dilakukan tindakan konservasi.
2. Usaha konservasi yang perlu dilakukan pada SPL 11 yaitu dengan cara
memadukan tanaman karet dengan tanaman ubi kayu, SPL 12, SPL 13, SPL
15 dengan cara memadukan tanaman utama dengan tanaman jagung, padi
gogo, ubi kayu, kacang tanah dan sisa-sisa tanaman dijadika nmulsa, pada
SPL 16 dan SPL 21 uasaha konservasi dilakukan dengan cara reboisasi
dengan penutup tanah pada tahun awal, sedangkan pada SPL 17 usaha
konservasi dilakukan dengan cara 133 memadukan tanaman jati dengan
tanaman kacang tanah dan kacang hijau.
2. Khusnul Khatimah
Beberapa faktor alam memengaruhi terjadinya erosi pada bentang alam seperti iklim, topografi,
vegetasi, aktivitas tektonik pada tanah.
Konservasi tanah penting untuk dilakukan agar tanah tetap terpelihara. Jika konservasi tidak
dilakukan, dikhawatirkan akan muncul masalah, sebagai berikut:
-Unsur hara yang seharusnya terkandung dalam tanah dan bahan organik akan hilang
-Terjadi proses salinisasi atau terkumpulnya garam / racun dalam tanah

-Air tawar pada akar dan batang akan jenuh


-Erosi tanah

Beberapa metode konservasi tanah:

• Metode vegetatif : menggunakan tanaman atau bagian tanaman untuk mengurangi


daya tumbuk air hujan dengan tanah. Tujuannya adalah agar air hujan tidak langsung
bertabrakan dengan tanah, mengurangi laju dan jumlah air di permukaan sehingga
mengurangi erosi tanah.
• Metode mekanik : perlakuan fisik yang diberikan kepada tanah dengan membuat
bangunan untuk mengurangi aliran permukaan air, sehingga tidak terjadi erosi dan
dapat meningkatkan penggunaan tanah.
• Metode kimia : Tanah akan diberikan soil conditioner untuk memperbaiki struktur
tanah.

Anda mungkin juga menyukai