HOSPITAL
RS adalah tempat dimana :
1. Orang dengan problem kesehatan datang.
2. Dr, perawat dan profesional lainnya melak-
sanakan aktivitas profesionalnya.
3. Pendidikan & riset di lapangan kesehatan
dilakukan.
4. Segmen masayarakat memperoleh lapang-
an pekerjaan.
(Magula, M, 1982)
HAKEKAT RUMAH SAKIT Sebuah tempat kerja yang sarat masalah; sehingga oleh
karenanya perlu ada problem-solving system.
Sebuah institusi besar; karena sarat dengan peralatan
berteknologi canggih, dioperasionalkan oleh sekumpulan Sebuah fasilitas publik esensial; yang merepresentasikan
orang dengan keahlian dan bakat sesuai yang dibutuhkan. infestasi sumber daya manusia, modal dan sumber daya
Sebuah struktur organisasi yang komplek; yang didalam- lainnya guna memberikan layanan kritikal (critical services)
nya ditempatkan banyak orang untuk melakukan kerja kepada masyarakat.
tertentu (dengan kompensasi finansial) sesuai kebutuhan Sebuah proses kerja organisasi yang tak sederhana;
rencana kerja yang dibatasi oleh aturan, regulasi dan pro- - inputnya; berupa personil, peralatan, dana, informasi dan
sedur sesuai kebutuhan birokrasi dan kebutuhan hukum. pasien;
Sebuah lembaga yang rumit; dengan banyak unit, departe- - proses kerjanya; melalui alokasi sumber daya, koordinasi,
men, staf, jabatan dan peran; yang kesemuanya itu saling integrasi psiko-sosial dan manajemen;
kait-mengkait dan saling kebergantungan. - hasilnya; diserahkan kembali kepada lingkungannya dlm
bentuk finished outputs, seraya RS harus tetap memperta-
Sebuah sistem yang dinamis dan adaptif; karena harus
hankan identitas dan integritasnya sebagai sebuah sistem
berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan eksternal,
sepanjang waktu.
sosial dan lingkungan organisasi.
(Magula, M.)
FAKTA
MESKI 1. 100000 orang American mati krn human errors.
RUMAH SAKIT ITU 2. Operator errors account for more than 50% of all
technical medical equipment problems.
KOMPLEK & SARAT MASALAH 3. 2000-10000 orang Amerika mati karena anesthetic
incidents, 70-82% karena human error.
TETAPI
4. Ketidak-cocokan radiologist dan Dr UGD 8-11%.
HARUS TETAP BERMUTU 5. Kesalahan diagnosis di Amerika sekitar 17%, bah-
kan di UGD & ICU sekitar 20-40%.
1
23/12/2017
ACCIDENT IN HOSPITAL
QUALITY STATEMENT
KOMITMEN MUTU Vision Statement:
Kita akan menjadi RS yang safe, reliable dan cost-
PERLU effective services dalam memenuhi kebutuhan semua
segmen pasien.
DIKONKRITKAN DENGAN Mission Statement:
Memberikan layanan kesehatan dengan cara yang
MEMBUAT paling baik dengan biaya efisien, tepat waktu, mengu-
tamakan keselamatan dan ………..
PERNYATAAN TENTANG MUTU
Quality Policy Statement:
(QUALITY STATEMENT) Mutu adalah yang paling utama untuk semua pasien.
Memenuhi keinginan customer internal dan eksternal.
Meningkatkan mutu layanan berbasis patient safety.
2
23/12/2017
PLANNING PLANNING
Tujuannya untuk mencapai kesempurnaan dengan Langkah penting proses perencanaan adalah me-
ngembangkan product dan atau jasa yang mampu
cara meningkatkan bisnis dan proses produksi secara
merespon kebutuhan customer, organisasi & suplier,
kontinyu.
PROCESS kompetitif & mengoptimalkan pendapatan stakeholder.
INPUT OUTPUT
people CONTROL
materials equipment information
money method Kontrol digunakan untuk membantu agar produk,
data
information procedures product proses dan layanan memenuhi harapan.
data, etc. environment service, etc. Dilakukan dengan menggunakan lingkaran feedback
materials (feedback loop) yang langkah-langkahnya berupa:
a. Evaluasi kinerja operasional sekarang.
Juran trilogy meliputi tiga komponen: - planning. b. Bandingkan kinerja tsb dengan tujuan.
- control. c. Bertindak jika ada gap. (Besterfield, D, H,. et al)
- improvement.
IMPROVEMENT PROBLEM
Tujuannya untuk mencapai level kinerja yang secara
signifikan lebih baik dari level sekarang. 1. Setiap manusia, tak peduli bagaimanapun skill,
abilities dan spesialisasi ilmunya, memiliki kecen-
Kesimpulan: derungan membuat fallible decisions (latent error)
1. Masalah mutu dalam layanan kesehatan harus dan melakukan unsafe acts (active error).
dipandang dari perspektif yang luas, tidak hanya 2. Bagaimanapun baiknya sistem didesain, dikons-
dari perspektif pasien belaka. truksikan, dioperasionalkan dan dijaga namun
2. Dalam merancang mutu yang lebih baik perlu te- tetap mengandung latent failure.
rus menerus melakukan kontrol.
3. Tidak seorangpun mampu meramalkan all the
3. Mengingat layanan kesehatan mengandung risiko
possible accident scenarios sehingga oleh sebab itu
yang dapat merugikan pasien dan RS maka
selalu saja ada celah walau sudah diupayakan
patient safety & risk management merupakan dua
untuk diproteksi.
hal yang tidak boleh diabaikan.
SOLUSI MOTIVATION
Motivating factors include such things as:
Meski ada kecenderungan manusia melakukan
errors dan melanggar safety procedures namun hal 1. Improving morale (meningkatkan keyakinan
itu dapat ditekan dengan cara: atau semangat juang).
2. Improving job skills.
1. Selection. 3. Utilizing proper and timely communication
2. Training. skills.
3. Well-designed equipment. 4. Having a safe work environment.
4. Good management. 5. Exercising good management skills.
Kendati demikian, “medical accidents” tidak akan 6. Acknowledging that job security is importance.
pernah bisa dihindari samasekali. 7. Developing a good communication system.
(Reason, J, T.)
(Besterfield, D, H,. et al)
3
23/12/2017
b. Prosesnya meliputi indentifikasi, evaluasi, dan mi- The objectives of helping the patient :
nimalisasi hazard secara terus menerus;
c. Outcome-nya dimanifestasikan untuk memperbai- To relieve his or her symptoms,
ki kesalahan Dr, mengurangi risiko atau hazard. To make him or her comfortable again.
To restore his or her sense of well-being.
Jika lingkungannya aman, risiko & acciden rendah.
(Institute of Medicine) (Curran, W, J., 1982)
3. Accident:
An event that involves damages to specified system 6. Patient Safety:
that suddenly disrupts the ongoing or potential out - Upaya menghindari, mencegah dan memperbaiki
put of the system. hasil buruk atau kecideraan yang disebabkan oleh
proses pelayanan kesehatan.
4. Risk:
Keselamatan pasien tidak terletak pada individu,
Probable rate of occurance of a hazardous situation
peralatan atau departemen saja, tetapi juga terletak
as well as the degree of the harm severity.
pada interaksi dari komponen-komponen sistem.
5. Error: Untuk menciptakan patient safety memerlukan kre-
The failure of a planned action to be completed as ativitas memperbaiki sistem operasional atau proses
intended (e.g., error of execution) or the use a wrong guna mengurangi terjadinya error.
plan to achieve an aim (e.g., error of planning).
4
23/12/2017
PREVENTIVE ERROR:
TREATMENT ERROR:
Tidak menyediakan prophylactic treatment.
Kesalahan proses, prosedur kerja atau tes. Tidak cukup melakukan monitoring atau
DIAGNOSIS MEDICATION
Overview: Overview:
1. Diagnosis merupakan langkah pertama dalam 1. Intervesi obat paling sering digunakan dlm klinik.
proses layanan kesehatan. 2. Komplikasi obat paling sering menyebabkan
2. Kesalahan diagnosis paling sering mengancam KTD, baik pd layanan primer maupun sekunder.
keselamatan pasien, baik pada layanan primer 3. Ancaman keselamatan pasien karena obat dapat
maupun sekunder. terjadi pada setiap step dari proses pemberian
3. Diagnostic test mungkin salah diinterpretasikan. obat.
4. Problem dalam proses diagnosis adalah komuni- 4. Ancaman keselamatan pasien dari penggunaan
kasi Dr-Pasien, utamanya karena kultur. obat sering ditemukan pada pasien yang sangat
5. Manajemen buruk dari hasil maupun rujukan da- muda, tua atau pasien dengan multiple medica-
pat menyebabkan terlambat mendiagnosis. tion.
5
23/12/2017
6
23/12/2017
7
23/12/2017
Hubungan karena UU
KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK
DOKTER SUB-ORDINAT
MELAKUKAN TINDAKAN, yaitu:
1. tindakan diagnosis: MELAKUKAN TINDAKAN, yaitu:
a. tindakan diagnosis A 1. tindakan diagnosis:
b. tindakan diagnosis B tiap tindakan yang a. tindakan diagnosis A
2. tindakan terapetik: punya risiko harus disertai b. tindakan diagnosis B tiap tindakan yang
a. tindakan terapetik X INFORMED CONSENT sendiri- 2. tindakan terapetik: punya risiko harus disertai
b. tindakan terapetik Y sendiri !!! a. tindakan terapetik X INFORMED CONSENT sendiri-
b. tindakan terapetik Y sendiri !!!
DR PENANGGUNG-JAWAB PELAYANAN
Adalah Dr (yang berdasarkan perintah Direktur,
Peraturan Direktur atau Protap) menjadi DPJP. TO ERR IS HUMAN
Dr tersebut bertanggungjawab, baik dari sisi
manajemen klinik maupun dari sisi hukum.
HOW TO BUILD
Direktur RS berwenang membuat aturan tentang
DPJP tersebut, dengan memperhatikan masukan A SAFER HEALTH SYSTEM
dari Komite Medik.
Intinya, konsep DPJP itu baik, sebab memberikan
kepastian siapa yang bertanggungjawab terhadap
setiap pasien.
8
23/12/2017
PROVIDE LEADERSHIP
PRINSIP-PRINSIP
MERANCANG SISTEM YANG AMAN Diperlukan pimpinan yang:
DI ORGANISASI LAYANAN KESEHATAN
- Mampu menjadikan patient safety sebagai prioritas
tujuan organisasi (rumah sakit).
- Mampu menjadikan patient safety sebagai tanggungjawab
1. Provide Leadership. setiap orang yang terlibat dalam organisasi.
2. Respect Human Limits in Process Design. - Mampu merumuskan tugas-tugas dan ekspektasi yang jelas
menyangkut patient safety.
3. Promote Effective Team Functioning. - Mampu menyediakan human and financial resources guna
4. Anticipate the Unexpected. menganalisis error dan mendisain ulang sistem.
- Mampu mengembangkan mekanisme yang efektif untuk
5. Creating a Learning Environment. mengidentifikasi dan mengatasi para profesional yang
bekerja secara sembrono.
(Institue of Medicine) (Institute of Medicine)
9
23/12/2017
MENGAPA
CREATE RISK MANAGEMENT PERLU?
A LEARNING ENVIRONMENT :
- Gunakan latihan-latihan simulasi bila mungkin. Karena risiko dapat menyebabkan kerugian finan-
- Dorong agar orang mau melaporkan adanya error
sial (financial loss) berupa :
atau kondisi-kondisi bahaya.
- Jangan menghukum orang yang mau melaporkan 1. Loss of hospital‘s properties.
terjadinya error.
2. Loss of hospital’s personnel.
- Kembangkan kultur kerja agar komunikasi dapat
terjalin secara bebas diantara berbagai tingkat otoritas. 3. Loss of hospital’s activities.
- Implementasikan mekanisme feed back dan gunakan
error sebagai sarana pembelajaran. (Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000)
(Institute of Medicine, 2000)
KLASIFIKASI RISIKO
DARI ASPEK SUMBERNYA
1. Internal Risk, misalnya:
- Kerusakan asset oleh karyawan RS.
- Kelumpuhan, kematian atau kesakitan
akibat kecelakaan kerja.
- Mismanajemen.
- DLL.
2. External Risk, misalnya:
Bila Risk Management Cost di industri transportasi - Pencurian.
menduduki peringkat pertama, yakni 2,70 % dari revenue; - Penipuan.
maka untuk bidang pelayanan kesehatan menduduki - Piutang tak tertagih.
peringkat kedua, yaitu 2,03 % dari revenue. - Perubahan policy pemerintah, DLL.
(Towers Perrin & Risk Management Society, 1995)
10
23/12/2017
KEBIJAKAN CAKUPAN
RISK MANAGEMENT PROGRAMS RISK MANAGEMENT
1. Elimination (meniadakan risiko).
2. Reduction (mengurangi terjadinya risiko). 1. Identification of risk and education of staff:
3. Transfer of liability (mengalihkan tanggunggugat). (mengenali risiko dan mendidik staf).
4. Insurance (penjaminan oleh perusahaan asuransi). 2. Identifying and containing risk after an event:
(Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000) (mengenali dan mengekang risiko setelah terjadi
suatu peristiwa).
1. Elimination of risk (meniadakan risiko). 3. Education of staff and patient:
2. Reduction of hospital liability (mengurangi (mendidik staf dan pasien).
tanggunggugat). 4. Risk transfer:
3. Finacial loss control (mengendalikan kerugian). (mengalihkan risiko).
(Kohn L T, Corrigan J M, Donaldson M S.; 2000) (Kohn L T, Corrigan J M, Donaldson M S.; 2000)
11
23/12/2017
HUMAN ERROR
DI AREA OPERATING ROOM (OR)
5. Gagal mendiskusikan prosedur alternatif dan
1. Gagal menciptakan good leadership di OR. menjelaskan posisinya masing-masing menyangkut
beban kerja serta problem-problem yang berkaitan
2. Rencana persiapan pasien, antisipasi kerja
dengan pasien.
operator dan monitoring aktifitas team yang tak
efektif. 6. Adanya perbedaan yang tak terselesaikan antara
tim operasi dan tim anestesi.
3. Gagal mendapatkan keterangan guna
mempelajari situasi sebelumnya sebagai acuan 7. Koordinasi yang tidak baik.
kedepan. 8. Kegagalan konsultan untuk memberikan training
yang cukup kepada residen yang diserahi tugas
4. Gagal menjelaskan kpd setiap anggota tim ope-
operasi.
rasi dan tim lainnya tentang rancangan operasi. (Dillon, B, S.; 2003)
ANESTHESIA ERRORS
YANG SERING TERJADI 8. Incorrect blood transfused (salah transfusi
darah).
1. Syringe swap (spuit tertukar).
9. Loss of oxygen supply (kehabisan suplai oksigen).
2. Breathing circuit disconnection (sirkuit udara 10. Ampule swap (ampul tertukar).
terputus).
11. Unintentional extubation (ekstubasi tak sengaja).
3. Drug overdose. 12. Inadvertent change in gas flow (perubahan tidak
4. Ventilator failure (kegagalan kerja ventilator). sengaja).
13. Incorrect selection of airway management me -
5. Breathing circuit leak (sirkuit udara bocor). thode (salah memilih metode manajemen airway).
6. Premature extubation (ekstubasi terlalu dini). 14. Endobronchial intubation.
7. Breathing circuit misconnection (sirkuit salah 15. Hypoventilation (operator error).
sambung). (Dillon, B, S.; 2003)
PENYEBAB ANESTHESIA
ERROR Kurangnya komunikasi dengan tim bedah atau
dengan staf laboratorium.
Kurang pengalaman dokter anestesi. Emergency case.
Lelah atau tergesa-gesa. Kurang familier dengan peralatan yang diguna-
nakan.
Gagal melakukan ceking atau memperoleh Terlalu menggantungkan pada personil lainnya.
riwayat sakit. Adanya kegiatan anestesia dalam proses
Kurang familier dengan metode anestesi. pendidikan.
Kurangnya keahlian asistensi atau supervisi.
Kurang familier dengan metode operasi. Visual field restricted (pandangan yang tebatas).
Careless (kurang hati-hati). (Dillon, B, S.; 2003)
12
23/12/2017
CONTOH
Type of Loss Frequency Loss Severity Policy
Exposure
13