Anda di halaman 1dari 13

23/12/2017

HOSPITAL
RS adalah tempat dimana :
1. Orang dengan problem kesehatan datang.
2. Dr, perawat dan profesional lainnya melak-
sanakan aktivitas profesionalnya.
3. Pendidikan & riset di lapangan kesehatan
dilakukan.
4. Segmen masayarakat memperoleh lapang-
an pekerjaan.
(Magula, M, 1982)

HAKEKAT RUMAH SAKIT  Sebuah tempat kerja yang sarat masalah; sehingga oleh
karenanya perlu ada problem-solving system.
 Sebuah institusi besar; karena sarat dengan peralatan
berteknologi canggih, dioperasionalkan oleh sekumpulan  Sebuah fasilitas publik esensial; yang merepresentasikan
orang dengan keahlian dan bakat sesuai yang dibutuhkan. infestasi sumber daya manusia, modal dan sumber daya
 Sebuah struktur organisasi yang komplek; yang didalam- lainnya guna memberikan layanan kritikal (critical services)
nya ditempatkan banyak orang untuk melakukan kerja kepada masyarakat.
tertentu (dengan kompensasi finansial) sesuai kebutuhan  Sebuah proses kerja organisasi yang tak sederhana;
rencana kerja yang dibatasi oleh aturan, regulasi dan pro- - inputnya; berupa personil, peralatan, dana, informasi dan
sedur sesuai kebutuhan birokrasi dan kebutuhan hukum. pasien;
 Sebuah lembaga yang rumit; dengan banyak unit, departe- - proses kerjanya; melalui alokasi sumber daya, koordinasi,
men, staf, jabatan dan peran; yang kesemuanya itu saling integrasi psiko-sosial dan manajemen;
kait-mengkait dan saling kebergantungan. - hasilnya; diserahkan kembali kepada lingkungannya dlm
bentuk finished outputs, seraya RS harus tetap memperta-
 Sebuah sistem yang dinamis dan adaptif; karena harus
hankan identitas dan integritasnya sebagai sebuah sistem
berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan eksternal,
sepanjang waktu.
sosial dan lingkungan organisasi.
(Magula, M.)

FAKTA
MESKI 1. 100000 orang American mati krn human errors.
RUMAH SAKIT ITU 2. Operator errors account for more than 50% of all
technical medical equipment problems.
KOMPLEK & SARAT MASALAH 3. 2000-10000 orang Amerika mati karena anesthetic
incidents, 70-82% karena human error.
TETAPI
4. Ketidak-cocokan radiologist dan Dr UGD 8-11%.
HARUS TETAP BERMUTU 5. Kesalahan diagnosis di Amerika sekitar 17%, bah-
kan di UGD & ICU sekitar 20-40%.

(Dillon, B,S, 2003)

1
23/12/2017

ACCIDENT IN HOSPITAL

Human factors that cause accidents:


1. Staff disregard rules.
2. Not aware of rules.
3. Failure to pay attention when working.
4. Failure to follow instructions.
5. Not using protective devices while working.
6. Interfere by other staff.
7. Lack of skill or experience.
8. Taking chances.

MUTU (QUALITY) MUTU


Berdasarkan standar dari ANSI / ASQC, mutu
Mutu = produk / jasa yang unggul yang mampu merupakan totalitas dari kinerja (performance) dan
memenuhi atau bahkan melampaui ekspektasi dari
ciri khas (feature) dari product / jasa yang mampu
customer.
memuaskan stated needs atau implied needs.
Mutu dapat dikuantifikasi sbb: Q = P / E Stated needs = kebutuhan yang dinyatakan dalam
kontrak, yang kemudian disebut constraints.
P = performance (ditentukan oleh organisasi). Implied needs = kebutuhan yang tidak dinyatakan
E = expectations (ditentukan oleh customer). dalam kontrak, tetapi diharapkan oleh pasar sehingga
organisasi harus mengidentifikasi dan menentukan,
yang kemudian hal itu disebut parameters (safety,
Apabila Q = / > 1 maka customer akan merasakan availability, price, reliability, etc.).
good feeling tentang product atau jasa tersebut.
(Besterfield, D, H,. et al) (Besterfield, D, H,. et al)

QUALITY STATEMENT
KOMITMEN MUTU Vision Statement:
Kita akan menjadi RS yang safe, reliable dan cost-
PERLU effective services dalam memenuhi kebutuhan semua
segmen pasien.
DIKONKRITKAN DENGAN Mission Statement:
Memberikan layanan kesehatan dengan cara yang
MEMBUAT paling baik dengan biaya efisien, tepat waktu, mengu-
tamakan keselamatan dan ………..
PERNYATAAN TENTANG MUTU
Quality Policy Statement:
(QUALITY STATEMENT) Mutu adalah yang paling utama untuk semua pasien.
Memenuhi keinginan customer internal dan eksternal.
Meningkatkan mutu layanan berbasis patient safety.

2
23/12/2017

PLANNING PLANNING

Tujuannya untuk mencapai kesempurnaan dengan Langkah penting proses perencanaan adalah me-
ngembangkan product dan atau jasa yang mampu
cara meningkatkan bisnis dan proses produksi secara
merespon kebutuhan customer, organisasi & suplier,
kontinyu.
PROCESS kompetitif & mengoptimalkan pendapatan stakeholder.
INPUT OUTPUT
people CONTROL
materials equipment information
money method Kontrol digunakan untuk membantu agar produk,
data
information procedures product proses dan layanan memenuhi harapan.
data, etc. environment service, etc. Dilakukan dengan menggunakan lingkaran feedback
materials (feedback loop) yang langkah-langkahnya berupa:
a. Evaluasi kinerja operasional sekarang.
Juran trilogy meliputi tiga komponen: - planning. b. Bandingkan kinerja tsb dengan tujuan.
- control. c. Bertindak jika ada gap. (Besterfield, D, H,. et al)
- improvement.

IMPROVEMENT PROBLEM
Tujuannya untuk mencapai level kinerja yang secara
signifikan lebih baik dari level sekarang. 1. Setiap manusia, tak peduli bagaimanapun skill,
abilities dan spesialisasi ilmunya, memiliki kecen-
Kesimpulan: derungan membuat fallible decisions (latent error)
1. Masalah mutu dalam layanan kesehatan harus dan melakukan unsafe acts (active error).
dipandang dari perspektif yang luas, tidak hanya 2. Bagaimanapun baiknya sistem didesain, dikons-
dari perspektif pasien belaka. truksikan, dioperasionalkan dan dijaga namun
2. Dalam merancang mutu yang lebih baik perlu te- tetap mengandung latent failure.
rus menerus melakukan kontrol.
3. Tidak seorangpun mampu meramalkan all the
3. Mengingat layanan kesehatan mengandung risiko
possible accident scenarios sehingga oleh sebab itu
yang dapat merugikan pasien dan RS maka
selalu saja ada celah walau sudah diupayakan
patient safety & risk management merupakan dua
untuk diproteksi.
hal yang tidak boleh diabaikan.

SOLUSI MOTIVATION
Motivating factors include such things as:
Meski ada kecenderungan manusia melakukan
errors dan melanggar safety procedures namun hal 1. Improving morale (meningkatkan keyakinan
itu dapat ditekan dengan cara: atau semangat juang).
2. Improving job skills.
1. Selection. 3. Utilizing proper and timely communication
2. Training. skills.
3. Well-designed equipment. 4. Having a safe work environment.
4. Good management. 5. Exercising good management skills.
Kendati demikian, “medical accidents” tidak akan 6. Acknowledging that job security is importance.
pernah bisa dihindari samasekali. 7. Developing a good communication system.
(Reason, J, T.)
(Besterfield, D, H,. et al)

3
23/12/2017

TERMINOLOGI 2. Adverse Event:


1. Safety: Adverse event (KTD) didefinisikan sebagai injury
Lebih dari sekedar bebas dari error. yang disebabkan oleh medical management.
Safety memiliki dimensi multipel, meliputi: The trilogy of medical case management consists of:
a. Kesadaran bahwa layanan kesehatan itu komplek  Diagnosis;

dan riskan yang solusinya melibatkan sistem yang  Treatment; and

lebih luas;  Prognosis.

b. Prosesnya meliputi indentifikasi, evaluasi, dan mi- The objectives of helping the patient :
nimalisasi hazard secara terus menerus;
c. Outcome-nya dimanifestasikan untuk memperbai-  To relieve his or her symptoms,
ki kesalahan Dr, mengurangi risiko atau hazard.  To make him or her comfortable again.
 To restore his or her sense of well-being.
Jika lingkungannya aman, risiko & acciden rendah.
(Institute of Medicine) (Curran, W, J., 1982)

3. Accident:
An event that involves damages to specified system 6. Patient Safety:
that suddenly disrupts the ongoing or potential out - Upaya menghindari, mencegah dan memperbaiki
put of the system. hasil buruk atau kecideraan yang disebabkan oleh
proses pelayanan kesehatan.
4. Risk:
Keselamatan pasien tidak terletak pada individu,
Probable rate of occurance of a hazardous situation
peralatan atau departemen saja, tetapi juga terletak
as well as the degree of the harm severity.
pada interaksi dari komponen-komponen sistem.
5. Error: Untuk menciptakan patient safety memerlukan kre-
The failure of a planned action to be completed as ativitas memperbaiki sistem operasional atau proses
intended (e.g., error of execution) or the use a wrong guna mengurangi terjadinya error.
plan to achieve an aim (e.g., error of planning).

PATIENT SAFETY TYPE OF ERRORS


Overview: DIAGNOSTIC ERROR:
1. Banyak pasien mengalami KTD di RS.
2. Seringkali KTD tersebut sebenarnya dapat dihindari.  Kesalahan atau keterlambatan mendiagnosis.
3. Penyebab dan jenis ancaman terhadap keselamatan
pasien tergantung dari metode identifikasi dan klasi-  Tidak menggunakan tes-tes diagnostik yang
fikasi. diindikasikan.
4. Adverse drug event paling sering mengancam kese-
lamatan pasien, baik pada pelayanan primer maupun  Menggunakan tes-tes yang sudah ketinggalan
sekunder. zaman.
5. Kegagalan maupun keterlambatan membuat diagno-
 Tidak melakukan tindakan apapun atas hasil
sis paling sering mengancam keselamatan pasien pd
atau monitoring tes.
pelayanan primer.

4
23/12/2017

PREVENTIVE ERROR:
TREATMENT ERROR:
 Tidak menyediakan prophylactic treatment.
 Kesalahan proses, prosedur kerja atau tes.  Tidak cukup melakukan monitoring atau

 Kesalahan memberikan terapi.


follow-up terhadap terapi atau tindakan yang
telah diberikan.
 Kesalahan dosis atau cara memberikan obat.

 Keterlambatan yang dapat dicegah (avoidable OTHERS :


delay) untuk memberikan suatu terapi atau
 Kegagalan komunikasi.
merespon hasil abnormal suatu tes.
 Kegagalan peralatan (equipment failure).
 Melakukan perawatan yang tidak benar atau  Kegagalan dari sistem-sistem lainnya.
tidak diindikasikan.
Leape et al, Quality Review Bulletin, 1993

THE NATURE OF ERROR SWISS CHEESE DIAGRAM


Overview: TRIGGER
1. Paling banyak ancaman thd keselamatan pasien
disebabkan kombinasi yang komplek dari active POLICIES / PROCEDURES
error & latent error. PROFESSION
2. Active failure biasanya disebabkan human factor. TEAM
3. Latent failure terutama disebabkan oleh problem
INDIVIDUAL
organisasi sehingga memudahkan terjadinya
active failure. ENVIRONMENTAL
4. Latent error merupakan akar permasalahan terja- EQUIPMENT
dinya banyak ancaman thd keselamatan pasien.
ADVERSE EVENT

DIAGNOSIS MEDICATION
Overview: Overview:
1. Diagnosis merupakan langkah pertama dalam 1. Intervesi obat paling sering digunakan dlm klinik.
proses layanan kesehatan. 2. Komplikasi obat paling sering menyebabkan
2. Kesalahan diagnosis paling sering mengancam KTD, baik pd layanan primer maupun sekunder.
keselamatan pasien, baik pada layanan primer 3. Ancaman keselamatan pasien karena obat dapat
maupun sekunder. terjadi pada setiap step dari proses pemberian
3. Diagnostic test mungkin salah diinterpretasikan. obat.
4. Problem dalam proses diagnosis adalah komuni- 4. Ancaman keselamatan pasien dari penggunaan
kasi Dr-Pasien, utamanya karena kultur. obat sering ditemukan pada pasien yang sangat
5. Manajemen buruk dari hasil maupun rujukan da- muda, tua atau pasien dengan multiple medica-
pat menyebabkan terlambat mendiagnosis. tion.

5
23/12/2017

BENTUK MEDICATION ERRORS COMMUNICATION & SAFETY


Prescribing Transcribing Dispensing Administration
 Administration
Overview:
 Kontraindikasi  Salah mengkopi  Incompatible
 Duplikasi  Dibaca keliru  Extra dose error 1. Problem komunikasi dengan pasien atau dalam
 Kontraindikasi
 Tidak terbaca  Ada instruksi yg
 Gagal mencek
instruksi
 Obat tertinggal team merupakan ancaman terhadap keselamatan
 Instruksi tidak terlewatkan di samping bed
jelas  Instruksi tidak
 Sediaan obat buruk  Extra dose pasien.
 Instruksi penggunaan  Kegagalan
 Instruksi
keliru
dikerjakan
 Instruksi verbal
obat tak jelas mencek instruksi 2. Komunikasi yang buruk akan meningkatkan po-
 Tidak mencek
 Instruksi tidak diterjemahkan
 Salah hitung dosis
 Salah memberi label
identitas tential risk terhadap tuntutan hukum.
salah  Dosis keliru
lengkap
 Perhitungan
 Salah menuliskan
instruksi
 Salah menulis 3. Specific communication skill training dapat me-
instruksi
dosis keliru  Dosis keliru  Patient off ningkatkan keselamatan pasien.
 Pemberian obat di  Pemberian obat
luar instruksi di luar instruksi 4. KTD itu sendiri sering menimbulkan kesulitan da-
 Instruksi verbal
 Instruksi verbal
dijalankan keliru.
dijalankan keliru lam komunikasi dengan pihak pasien.
American Hospital Association

PATIENT SAFETY CULTURE PRINCIPLES


OF
Overview: CLINICAL RISK MANAGEMENT
1. Kultur sangat penting bagi patient safety. Overview:
2. Setiap orang dalam organisasi, baik individu 1. Risiko adalah bagian dari kehidupan yang tak
maupun kolektif, bertanggungjawab terhadap sepenuhnya bisa dihindari, tetapi diminimalkan.
patient safety. 2. Semua aspek dari layanan kesehatan berhubu-
3. Membangun kultur patient safety memerlukan ngan erat dengan risiko klinik.
kepemimpinan yang kuat. 3. Clinical risk management harus secara proaktif
4. Pendekatan team working pada industri pener- disertai sistem yang terencana untuk mencegah
bangan dapat ditiru untuk meningkatkan kultur atau mengurangi risiko potensial.
terhadap patient safety di RS. 4. Clinical risk management dapat berguna untuk
mengatasi risk / potential risk yang telah dikenali.

BELAJAR DARI ANCAMAN PATIENT SAFETY & THE LAW


Overview:
Overview:
1. Diperkirakan 85.000 KTD krn kelalaian di RS di
1. Belajar dari ancaman menuju ke patient safety
Inggris tiap tahun; meskipun demikian hanya se-
membutuhkan koleksi & analisis insiden.
kitar 6000 klaim baru yang muncul.
2. Ancaman thd patient safety tidak terlaporkan.
2. Th 2005-2006 klaim kelalaian medis menelan bia-
3. Root cause analysis dan audit kejadian yang
ya 560 juta pound sterling.
signifikan memerlukan pendekatan untuk mema-
3. Klaim sering disebabkan kegagalan memberikan
hami “kenapa ancaman terhadap keselamatan
penjelasan yg adekuat atau permemintaan maaf.
pasien bisa terjadi”.
4. Profesional yang tidak berpengalaman biasanya
4. Sistem pelaporan lokal dan nasional terhadap
meminta dicek oleh seniornya untuk menghinda-
insiden penting bagi pembelajaran dari ancaman
ri klaim.
menuju ke patient safety.

6
23/12/2017

FUTURE DIRECTIONS STANDAR


KESELAMATAN PASIEN RS
Overview:
1. Hak pasien.
1. Patient safety masih tetap menjadi masalah
2. Mendidik pasien & keluarga.
besar bagi RS.
3. Keselamatan pasien & asuhan berkesinambung-
2. Rintangan utama meningkatkan patient safety
an.
masih terletak pada keengganan organisasi un-
4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk
tuk mengimplementasikannya.
melakukan evaluasi dan meningkatkan KP.
3. Kurangnya evidence base yang membuktikan
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP.
efektivitas dari program patient safety.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
4. Riset lebih lanjut dibutuhkan untuk dapat mem-
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf utk men-
pengaruhi kebijakan dan praktek.
capai keselamatan pasien (KP).

CLINICAL GOVERNANCE CLINICAL GOVERNANCE


1. Upaya penyelarasan sistemik dari tanggungjawab kli- Tatakelola klinik yang baik dapat diwujudkan
nik & manajerial dengan praktek yang akontabel. melalui Clinical Staf Bylaws yang baik & benar.
2. Terciptanya team working dan interdependensi.
Clinical Governance:
3. Monitoring, perubahan, evaluasi dan peningkatan prak-
tek menuju standar keamanan. Sebuah sistem yang menunjukkan bahwa sistem
4. Mendorong peningkatan mutu yang terus-menerus apa tsb mampu menjamin adanya peningkatan mutu
dilakukan. klinik di semua level layanan kesehatan di RS.
5. Mempertahankan budaya belajar berkesinambungan.
Setiap RS harus akontabel dalam hal mutu dari
6. Upaya meningkatkan individu, tim, dan kinerja organisa-
si sebagai upaya yang harus dilaksanakan.
layanan yang mereka sediakan.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)

CLINICAL PRIVILEGES PEMBERIAN CLINICAL


Kewenangan yang diberikan kepada Dr, Drg, Perawat
PRIVILEGES
atau Bidan oleh Hospital Governing Board atau Direktur Ada banyak metoda pemberian Clinical Privilege.
untuk memberikan layanan kepada pasien di RS.
Pemberian kewenangan tsb secara umum dibatasi hanya Masing-masing metode punya kelebihan dan
pada tenaga kesehatan yg memiliki lisensi, pengalaman kelemahan atau punya keuntungan dan kerugian.
dan kompetensi.
Terdapat 4 metode pemberian CP, yaitu:
Emergency privileges perlu diberikan kpd setiap tenaga
kesehatan ketika ada kondisi emergensi di RS, tanpa
1. Laundry list method.
dikaitkan dengan tugas layanan reguler atau statusnya. 2. Categorical privilege delineation method.
Temporary privileges bisa diberikan kepada tenaga 3. Core privilege delineation method.
kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan dalam 4. Combination approach.
waktu terbatas atau kepada pasien spesifik. RS perlu mengkaji metode mana yg paling sesuai.

7
23/12/2017

AUDIT MEDIK HUBUNGAN Dr - PASIEN


Sarana riset untuk mengetahui tingkat mutu la-
Hubungan antara Dr dan Pasien terjadi:
yanan medik (tool of medical research).
1. Karena adanya perjanjian terapetik antara Dr
Bukan sarana untuk mencari kesalahan Dr (bukan dan Pasien.
tool of medical discipline). 2. Karena Undang-Undang, yaitu apabila:
Tujuannya agar tercipta penjaminan mutu (quality a. Dr bekerja di RS sbg sub-ordinat sehingga
assurance). menurut hukum ia harus melaksanakan
kewajiban RS (yang timbul karena adanya
Proses kerjanya adalah:
perjanjian terapetik antara RS dan Pasien);
a. Review; dilaksanakan oleh b. Dr melihat ada orang dlm kondisi emergensi
b. Analyze; dan sub komite audit medik shg ia wajib menolongnya (Pasal 531 KUHP).
c. Revise.

perjanjian terapetik perjanjian terapetik

DOKTER PASIEN RUMAH SAKIT PASIEN


PERIKATAN PERIKATAN

Hubungan karena UU
KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK

DOKTER SUB-ORDINAT
MELAKUKAN TINDAKAN, yaitu:
1. tindakan diagnosis: MELAKUKAN TINDAKAN, yaitu:
a. tindakan diagnosis A 1. tindakan diagnosis:
b. tindakan diagnosis B tiap tindakan yang a. tindakan diagnosis A
2. tindakan terapetik: punya risiko harus disertai b. tindakan diagnosis B tiap tindakan yang
a. tindakan terapetik X INFORMED CONSENT sendiri- 2. tindakan terapetik: punya risiko harus disertai
b. tindakan terapetik Y sendiri !!! a. tindakan terapetik X INFORMED CONSENT sendiri-
b. tindakan terapetik Y sendiri !!!

DR PENANGGUNG-JAWAB PELAYANAN
Adalah Dr (yang berdasarkan perintah Direktur,
Peraturan Direktur atau Protap) menjadi DPJP. TO ERR IS HUMAN
Dr tersebut bertanggungjawab, baik dari sisi
manajemen klinik maupun dari sisi hukum.
HOW TO BUILD
Direktur RS berwenang membuat aturan tentang
DPJP tersebut, dengan memperhatikan masukan A SAFER HEALTH SYSTEM
dari Komite Medik.
Intinya, konsep DPJP itu baik, sebab memberikan
kepastian siapa yang bertanggungjawab terhadap
setiap pasien.

8
23/12/2017

MEMAHAMI ACCIDENT HIGH RELIABILITY THEORY :

TEORI PERROW:  Kecelakaan dapat dicegah dengan desain orga-


nisasi dan manajemen yang baik.
 Dalam sistem tertentu kecelakaan tidak bisa
 Ciri dari reliable industri meliputi:
dihindari samasekali.
1. Komitmen organisasi terhadap safety.
 Dalam industri yang komplek dan berteknologi
2. Personil berkualitas disertai standar kesela-
tinggi maka kecelakaan merupakan suatu hal
matan yang tinggi.
yang normal.
3. Budaya organisasi yang kuat untuk secara
terus-menerus mau belajar disertai kesedia-
an untuk berubah.

PROVIDE LEADERSHIP
PRINSIP-PRINSIP
MERANCANG SISTEM YANG AMAN Diperlukan pimpinan yang:
DI ORGANISASI LAYANAN KESEHATAN
- Mampu menjadikan patient safety sebagai prioritas
tujuan organisasi (rumah sakit).
- Mampu menjadikan patient safety sebagai tanggungjawab
1. Provide Leadership. setiap orang yang terlibat dalam organisasi.
2. Respect Human Limits in Process Design. - Mampu merumuskan tugas-tugas dan ekspektasi yang jelas
menyangkut patient safety.
3. Promote Effective Team Functioning. - Mampu menyediakan human and financial resources guna
4. Anticipate the Unexpected. menganalisis error dan mendisain ulang sistem.
- Mampu mengembangkan mekanisme yang efektif untuk
5. Creating a Learning Environment. mengidentifikasi dan mengatasi para profesional yang
bekerja secara sembrono.
(Institue of Medicine) (Institute of Medicine)

RESPECT HUMAN LIMIT PROMOTE


IN PROCESS DESIGN (HORMATI EFFECTIVE TEAM FUNCTIONING
KETERBATASAN MANUSIA) - Latih terus menerus orang-orang yang diharapkan
dapat bekerja dalam tim.
- Rancang disain kerja yang aman (meliputi beban
kerja, jam kerja, ratio pasien-perawat dsbnya). - Ikutsertakan pasien dalam mendisain patient safety
dan proses pelayanan.
- Jangan mengandalkan memori (misalnya buat protap,
checklist dsbnya). ANTICIPATE THE UNEXPECTED
- Gunakan cara-cara tertentu agar fungsi-fungsi mau
tidak mau dapat terlaksana dengan baik. - Gunakan pendekatan proaktif untuk memeriksa proses
- Ingat bahwa manusia tidak dapat selalu berada dalam pelayanan dan mendisain ulang sebelum kecelakaan
keadaan waspada dalam jangka waktu yang lama. terjadi (misalnya menggunakan double-checking atau
tiger team).
- Sederhanakan proses kunci.
- Improve access to accurate, timely information (rekam
- Standardisasi proses-proses kerja (work processes).
medis & laporan lab selalu berada disamping pasien).
(Institute of Medicine, 2000) - Buat rancangan agar supaya error dapat terlihat.

9
23/12/2017

MENGAPA
CREATE RISK MANAGEMENT PERLU?
A LEARNING ENVIRONMENT :
- Gunakan latihan-latihan simulasi bila mungkin. Karena risiko dapat menyebabkan kerugian finan-
- Dorong agar orang mau melaporkan adanya error
sial (financial loss) berupa :
atau kondisi-kondisi bahaya.
- Jangan menghukum orang yang mau melaporkan 1. Loss of hospital‘s properties.
terjadinya error.
2. Loss of hospital’s personnel.
- Kembangkan kultur kerja agar komunikasi dapat
terjalin secara bebas diantara berbagai tingkat otoritas. 3. Loss of hospital’s activities.
- Implementasikan mekanisme feed back dan gunakan
error sebagai sarana pembelajaran. (Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000)
(Institute of Medicine, 2000)

KLASIFIKASI RISIKO
DARI ASPEK SUMBERNYA
1. Internal Risk, misalnya:
- Kerusakan asset oleh karyawan RS.
- Kelumpuhan, kematian atau kesakitan
akibat kecelakaan kerja.
- Mismanajemen.
- DLL.
2. External Risk, misalnya:
Bila Risk Management Cost di industri transportasi - Pencurian.
menduduki peringkat pertama, yakni 2,70 % dari revenue; - Penipuan.
maka untuk bidang pelayanan kesehatan menduduki - Piutang tak tertagih.
peringkat kedua, yaitu 2,03 % dari revenue. - Perubahan policy pemerintah, DLL.
(Towers Perrin & Risk Management Society, 1995)

KLASIFIKASI RISIKO KLASIFIKASI RISIKO


DARI ASPEK MANAJERIAL DARI ASPEK DAPAT TIDAKNYA
DIALIHKAN
 Prevented Risk:
Cost of occurrence > cost of management.
Karena pelanggaran hukum dengan sengaja. 1. Risiko yang dapat dialihkan:
 Normally Prevented Risk: a. Kepada pihak mengalami kerugian.
Cost of occurrence > cost of management. (hanya risiko medis & akibat ikutan saja yang
Karena pelanggaran hukum tak sengaja (lalai). dapat dialihkan kepada pasien lewat prosedur
 Managed Risk: informed consent).
Cost of occurrence sedikit > cost of management.
Akibat pelanggaran terhadap kewajiban (duty). b. Kepada PERUSAHAAN ASURANSI.
 Unprevented Risk: (tanggunggugat akibat malpraktek medis bisa
Cost of occurrence < cost of management. dialihkankan kepada pihak asuransi).
 Unpreventable Risk:
Risk whose occurrence is unmanageable.
2. Risiko yang tidak dapat dialihkan.
(Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000)

10
23/12/2017

TUJUAN UMUM STRATEGI


RISK MANAGEMENT RISK MANAGEMENT
Mengendalikan kerugian financial rumah sakit 1. Risk control (pengendalian risiko):
agar tidak mengganggu kegiatan operasionalnya.
a. Risk avoidance or elimination (meniadakan).
TUJUAN KHUSUS b. Risk reduction or minimation (mengurangi
RISK MANAGEMENT atau meminimalkan risiko).
1. Preserving hospital’s financial resources. 2. Risk financing (pembiayaan risiko):
(memelihara sumber daya finansial rumah sakit) a. Risk acceptance or risk retention (menanggung
2. Preserving hospital’s human resources. sendiri).
(memelihara sumber daya manusia rumah sakit) b. Risk transfer (mengalihkan) kepada:
- pihak lain yg mengalami kerugian.
3. Preserving hospital’s activities. - pihak Perusahaan Asuransi Malpraktek.
(memelihara kelangsungan aktivitas rumah sakit)

KEBIJAKAN CAKUPAN
RISK MANAGEMENT PROGRAMS RISK MANAGEMENT
1. Elimination (meniadakan risiko).
2. Reduction (mengurangi terjadinya risiko). 1. Identification of risk and education of staff:
3. Transfer of liability (mengalihkan tanggunggugat). (mengenali risiko dan mendidik staf).
4. Insurance (penjaminan oleh perusahaan asuransi). 2. Identifying and containing risk after an event:
(Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000) (mengenali dan mengekang risiko setelah terjadi
suatu peristiwa).
1. Elimination of risk (meniadakan risiko). 3. Education of staff and patient:
2. Reduction of hospital liability (mengurangi (mendidik staf dan pasien).
tanggunggugat). 4. Risk transfer:
3. Finacial loss control (mengendalikan kerugian). (mengalihkan risiko).
(Kohn L T, Corrigan J M, Donaldson M S.; 2000) (Kohn L T, Corrigan J M, Donaldson M S.; 2000)

LANGKAH-LANGKAH A. IDENTIFIKASI RISIKO


MANAJEMEN RISIKO MELIPUTI
Melakukan retrospective, concurrent and
 Identifikasi risiko. prospective identification of loss exposure untuk:
 Evaluasi risiko (yang berhasil diidentifikasi). 1. Mengidentifikasi:
 Menetapkan kebijakan (untuk tiap-tiap risiko a. Objek-objek atau area-area apa saja yang
dapat terkena oleh sesuatu kerugian.
yang berhasil diidentifikasi).
b. Kerugian-kerugian apa saja yang dapat me-
 Implementasi kebijakan (termasuk melakukan ngenai sesuatu objek atau area.
edukasi terhadap staf, pasien, pengunjung, 2. Mengenali kondisi-kondisi yang memperbesar
pemasok dan masyarakat). risiko atau peril:
 Evaluasi kebijakan yang diimplementasikan a. Physical hazard.
(untuk memperoleh umpan balik tentang konsep, b. Moral hazard.
kebijakan dan proses dari kebijakan tsb guna c. Morale hazard.
improvisasi yang akan datang). d. Legal hazard.

11
23/12/2017

HUMAN ERROR
DI AREA OPERATING ROOM (OR)
5. Gagal mendiskusikan prosedur alternatif dan
1. Gagal menciptakan good leadership di OR. menjelaskan posisinya masing-masing menyangkut
beban kerja serta problem-problem yang berkaitan
2. Rencana persiapan pasien, antisipasi kerja
dengan pasien.
operator dan monitoring aktifitas team yang tak
efektif. 6. Adanya perbedaan yang tak terselesaikan antara
tim operasi dan tim anestesi.
3. Gagal mendapatkan keterangan guna
mempelajari situasi sebelumnya sebagai acuan 7. Koordinasi yang tidak baik.
kedepan. 8. Kegagalan konsultan untuk memberikan training
yang cukup kepada residen yang diserahi tugas
4. Gagal menjelaskan kpd setiap anggota tim ope-
operasi.
rasi dan tim lainnya tentang rancangan operasi. (Dillon, B, S.; 2003)

ANESTHESIA ERRORS
YANG SERING TERJADI 8. Incorrect blood transfused (salah transfusi
darah).
1. Syringe swap (spuit tertukar).
9. Loss of oxygen supply (kehabisan suplai oksigen).
2. Breathing circuit disconnection (sirkuit udara 10. Ampule swap (ampul tertukar).
terputus).
11. Unintentional extubation (ekstubasi tak sengaja).
3. Drug overdose. 12. Inadvertent change in gas flow (perubahan tidak
4. Ventilator failure (kegagalan kerja ventilator). sengaja).
13. Incorrect selection of airway management me -
5. Breathing circuit leak (sirkuit udara bocor). thode (salah memilih metode manajemen airway).
6. Premature extubation (ekstubasi terlalu dini). 14. Endobronchial intubation.
7. Breathing circuit misconnection (sirkuit salah 15. Hypoventilation (operator error).
sambung). (Dillon, B, S.; 2003)

PENYEBAB ANESTHESIA
ERROR  Kurangnya komunikasi dengan tim bedah atau
dengan staf laboratorium.
 Kurang pengalaman dokter anestesi.  Emergency case.
 Lelah atau tergesa-gesa.  Kurang familier dengan peralatan yang diguna-
nakan.
 Gagal melakukan ceking atau memperoleh  Terlalu menggantungkan pada personil lainnya.
riwayat sakit.  Adanya kegiatan anestesia dalam proses
 Kurang familier dengan metode anestesi. pendidikan.
 Kurangnya keahlian asistensi atau supervisi.
 Kurang familier dengan metode operasi.  Visual field restricted (pandangan yang tebatas).
 Careless (kurang hati-hati). (Dillon, B, S.; 2003)

12
23/12/2017

SARANA UNTUK B. EVALUASI RISIKO


MEMBANTU IDENTIFIKASI RISIKO 1. Menentukan klasifikasi risiko, yaitu:
1. Checklists or inventories of assets and a. Prevented risk?
important resources. b. Normally prevented risk?
2. Operational flowcharts and finacial statements. c. Managed risk?
d. Unprevented risk?
3. Patient incident and unusual occurrence reports.
e. Unpreventable risk?
4. Medical audits.
2. Mengkaji tingkat ancaman finansial terhadap
5. Interdisciplinary risk management or quality RS dengan cara mengkaji:
assurance commitees.
a. Loss frequency (kekerapan).
6. Constant communication among hospital staff
and physicians about patient complaints and b. Loss severity (keterukan / keparahan).
problems. c. Loss dispersion (nilai sebaran).
(Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000) (Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000)

SARANA UNTUK C. MENETAPKAN KEBIJAKAN


MEMBANTU EVALUASI RISIKO Kebijakan diambil setelah mempertimbangkan:
1. Sifat Risiko, yaitu:
Evaluasi risiko dapat dilakukan dengan meng- a. Dapat dihindari samasekali?
gunakan TEORI PROBABILITAS, yaitu: b. Tidak dapat dihindari samasekali?
1. Formal (menggunakan rumus-rumus atau 2. Strategi Reduksi (change loss exposure), yaitu:
a. Reducing frequency?
prinsip-prinsip dari teori probabilitas). b. Reducing financial seriousness?
2. Informal (menggunakan pengalaman atau c. Reducing variation of losses?
3. Strategi Penanggungan Kerugian, yaitu:
standar-standar yang berlaku).
a. Risk financing retention(ditanggung sendiri)?
b. Risk financing transfer (dialihkan), yaitu:
(Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000) - kepada pihak yang mengalami kerugian?
- kepada Perusahaan Asuransi?

CONTOH
Type of Loss Frequency Loss Severity Policy
Exposure

1 Rendah Rendah Retensi atau


Pengendalian
2 Tinggi Rendah Retensi atau
Asuransi atau
Pengendalian

3 Rendah Tinggi Asuransi atau


Pengendalian

4 Tinggi Tinggi Menghindari

13

Anda mungkin juga menyukai