Anda di halaman 1dari 8

23/12/2017

Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan
Oleh rawat inap, rawat jalan dan gawat
Sofwan Dahlan darurat.
(Definisi Yuridis Menurut Pasal 1 angka 1 UURS)

Peranan Rumah Sakit Hakekat Rumah Sakit


 Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan o Sebuah institusi besar;
pemulihan kesehatan; karena …… sarat dengan peralatan yang
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dioperasionalkan oleh banyak orang, dgn
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang berbagai bakat dan keahliannya.
paripurna tingkat kedua dan ketiga;
 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan o Sebuah organisasi yang komplek;
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan sebab …… banyak orang melakukan kerja-
kemampuan dalam pemberian pelayanan; dan kerja tertentu dengan kompensasi sesuai
 Penyelenggaraan penelitian, pengembangan, dan kebutuhan rencana kerja ...... yang dibatasi
penapisan teknologi bidang kesehatan peraturan, regulasi, dan prosedur sesuai
(Pasal 5 UURS)
kebutuhan birokrasi dan kebutuhan hukum.

o Sebuah institusi dg sistem yg rumit; o Sebuah tempat kerja yang sarat dgn
karena ………… banyak departemen, unit, masalah;
jabatan, staf, peran, dan fungsi yang saling sehingga perlu ada aturan guna mengatasi
kait-mengkait, serta saling bergantungan
masalah tersebut (problem-solving system).
satu sama lain.

o Sebuah organisasi yang dinamis dan o Sebuah fasilitas publik esensial yang
adaptif; harus ada di setiap wilayah;
karena .............. harus selalu berinteraksi yang merepresentasikan infestasi SDM,
dengan lingkungan eksternal, sosial, dan finansial dan sumber daya lainnya ….….
lingkungan organisasi yang terus-menerus guna memberikan layanan kritikal kepada
berubah. masyarakat.

1
23/12/2017

o Sebuah proses kerja yang rumit ….. Ringkasnya


disebabkan: RS adalah tempat bertemunya banyak unsur
a. inputnya; berupa personil, peralatan, dan kepentingan, yaitu:
informasi, dana dan pasien; 1. Pemilik:
b. proses kerjanya; memerlukan sumber ingin supaya RS dikelola dengan baik, agar bisa
daya, koordinasi, integrasi psiko-sosial untung utk membiayai dan mengembangkan RS.
dan manajemen; 2. Manajemen (CEO/ COO/ Manajer/ Spv):
c. outputnya; berupa hasil akhir (finished ingin menerapkan prinsip-prinsip manajemen RS
output) yang diserahkan kembali kepada tanpa diganggu, dan mendapat imbalan layak.
masyarakat, disamping RS harus mem- 3. Profesional (Dr/ Drg/ Perawat/ Bidan):
pertahankan identitas dan integritasnya ingin agar dapat melaksanakan professional acti-
sepanjang masa. (Magula, M) vity-nya dg nyaman dan mendapat imbalan layak.

4. Pasien dan Keluarganya:


ingin agar mendapatkan pelayanan prima (dari
Konflik
aspek biologik mampu menyelesaikan problem
kesehatan, dari aspek psikososial aman dan Kepentingan berbeda dari berbagai
nyaman, dari aspek finansial terjangkau pasien).
unsur dalam RS ………… berpotensi
5. Masyarakat dan Lingkungannya:
ingin agar RS tidak memberikan dampak negatif. menimbulkan konflik …… yang pasti
6. Mahasiswa, Residen, dan Peneliti: akan membawa dampak pada mutu
ingin agar dapat melaksanakan activity-nya di RS. pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
7. Pemerintah/ DPR/ Pemda/ DPRD: yang bersangkutan.
ingin agar RS dapat memberikan kontribusinya
dalam mewujudkan kesejahteraan bg masyarakat.

Health Service Quality


QUALITY
Health service quality has three dimentions:
Quality = produk atau layanan ekselen yang dapat
1. Client Quality: what clients and carers want
memenuhi atau melebihi harapan pasien.
from the service (individuals and population).
Quality dikuantifikasi menjadi: Q = P / E 2. Professional Quality: whether the service meets
the professionally needs of its clients, and whether
Q = quality (mutu). the service correctly selects and carries out the
P = performance (kinerja yang ditetapkan RS). techniques and procedures which professional be-
E = expectations (harapan yang diingini pasien). live meet the needs of clients.
3. Management Quality: the selection and deploy-
If Q (P / E) is greater than 1, then the customer has a ment of resources in the most efficient way to meet
good feeling about the product or service.
customer needs, within limits and directives.
(Besterfield, D, H,. et al)
(Ovretveit, J., Townsend, C., 1992)

2
23/12/2017

Penyebab Konflik di RS Solusi Konflik di RS


Memerlukan perangkat hukum sebagai:
1. Sumber daya terbatas perlu efisiensi.
a. landasan pengelolaan RS dan mencegah konflik;
2. Proses kerja yg saling bergantungan b. acuan dasar penyelesaian konflik yg terjadi di RS.
satu sama lain perlu sinkronisasi. Jenis perangkat hukum tsb adalah:
3. Perbedaan nilai dan persepsi diantara 1. Hukum dalam UU:
staf RS perlu menyamakan persepsi. UU Kes, UURS, UUPK, UU KEPERAWATAN, dll.
2. Hukum diluar UU:
4. Tidak ada aturan perlu ada CBL, MSBL,
NSBL, Perdir ttg Kebijakan/ Pedoman dan SPO. a. CBL (oleh Pemilik), MSBL & NSBL ( oleh Direktur);
b. Peraturan Direktur ttg Kebijakan/ Pedoman/
5. Adanya difficult people perlu komunikasi.
Panduan/ Petunjuk Teknis ….. disahkan Direktur;
(Hematram Yadav, 2006) c. SPO ……….. disahkan Direktur.

Bylaws Hospital Bylaws


Terdiri dari:
o Corporate Bylaws;
Sebutan lain dari Bylaws adalah: o Medical Staff Bylaws dan Nursing Staff Bylaws.
- Statuta; ............ biasanya untuk Universitas Tujuannya adalah:
- Peraturan Internal ...... biasanya untuk RS o Corporate Bylaws:
agar tercipta “good corporate governance”.
- Peraturan Tatakelola ... biasanya untuk BLU o Medical Staff Bylaws dan Nursing Staff Bylaws:
- Konstitusi ........ biasanya untuk UUD negara agar tercipta “good clinical governance”.
Ciri-Ciri:
- Anggaran Dasar ...... biasanya untuk Badan
- CBL disahkan oleh pemilik RS; MSBL dan NSBL disahkan
Hukum (Yayasan atau Perseroan Terbatas) oleh Direktur RS.
- Peraturan Dasar Internal - berupa peraturan dasar (shg perlu ditindak-lanjuti
lagi dengan Peraturan Direktur dan SPO).

Fungsi HBL Berlandaskan


1. Acuan bagi Pemilik dalam melakukan
pengawasan terhadap RS miliknya.
UU, PP, Per-Pres, Per-Men,
2. Acuan bagi Direktur dalam mengelola
dan menyusun kebijakan operasional RS.
Perda,dan Anggaran Dasar PT,
3. Menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu. Yayasan, atau Perserikatan
4. Perlindungan hukum bagi “stake holders”.
5. Pencegahan dan penyelesaian konflik. maka
6. Persyaratan bagi keperluan akreditasi dan
pengajuan / perpanjangan perijinan.
Pemilik Rumah Sakit harus membuat
Corporate Bylaws

3
23/12/2017

Berlandaskan Corporate Bylaws Kebijakan (Policy)


maka A definite course or method of action selected to
guide and determine present or future decisions.
Direktur RS harus membuat: Direktur perlu menerbitkan Peraturan Direktur tentang:
1. Medical Staff Bylaws & Nursing Staff  Kebijakan Komite Medis dan Komite Keperawatan.

Bylaws.  Kebijakan Komite Etik RS,


 Kebijakan Rekam Medik.
2. Peraturan Direktur ttg Kebijakan.  Kebijakan Informed Consent.
 Kebijakan SPI.
3. Peraturan Direktur ttg Pedoman,atau  Kebijakan Tatakelola Meminta Keterangan Medis, dll.
Panduan.  Kebijakan Rahasia Kedokteran.
 Kebijakan Tata Laksana mendapatkan Clinical Privilege.
4. Standar Prosedur Operasional (SPO)  Kebijakan Penentuan Kematian, dll.

Standar Prosedur Operasional


 Bersifat lebih konkrit …. sebab sudah menjelaskan
tentang urutan yang tepat dari tahapan instruksi yg
menerangkan tentang:
APA
a. siapa (who) yang harus melakukan.
b. apa (what) yang harus dilakukannya.
CORPORATE GOVERNANCE
c. kapan (when) harus dilakukan.
d. bagaimana (how) melakukannya.
???
 Sebagai pedoman praktis bagi setiap staf di RS.
 Sebagai parameter bagi Direktur RS dalam menilai
pelaksanaan tanggungjawab para staf.
 Disahkan Dir guna implementasi Kebijakan Direktur.

TUJUAN
CORPORATE GOVERNANCE
CORPORATE GOVERNANCE
Corporate governance merupakan sistem dimana Mengamankan investasi pemilik atau shareholders dan
organisasi RS diarahkan dan dikendalikan. aset organisasi (RS) dengan cara:
Corporate governance merupakan kerangka dimana a. melindungi investor (pemilik atau shareholders);
berbagai kepentingan stakeholder diseimbangkan. b. meminimalkan risiko penipuan dan salah urus
(malpraktek). (Friedman, 1995)
Corporate governance mengatur hubungan antara
manajemen RS, dewan pengawas, pemegang saham Cadbury Committee:
(pemilik), dan semua pemangku kepentingan. Good governance menuntut adanya tiga kebutuhan dasar,
Corporate governance menyediakan struktur dimana yaitu:
melalui struktur itu …………. tujuan RS dirancang, 1. Internal financial controls
bagaimana cara mencapainya, serta bagaimana pula 2. Efficient & effective operations Cadbury Code
memonitor kinerja yang telah ditetapkan. 3. Compliance with law & regulation

4
23/12/2017

CIRI GOOD COPORATE GOVERNANCE BENEFITS of CORPORATE GOVERNANCE


o Menjamin kesuksesan dan pertumbuhan RS.
1. Accountability
o Mempertahankan kepercayaan investor karena RS mampu
setiap yang dikerjakan harus bisa dipertanggungjawabkan
meningkatkan efektifitas dan efesiensi.
kepada DPR/ DPRD, Pemerintah, masyarakat, moral dan etika,
serta hukum.
o Menurunkan biaya modal (capital cost).
o Memberikan pengaruh positif terhadap harga saham.
2. Probity o Memberikan dorongan kepada pemilik dan manajer untuk
harus ada absolute standard of honesty dalam menangani aset mencapai tujuan pemilik dan orgainasasi.
rumah sakit dimana soal integritas tsb harus dijadikan pedoman o Mengurangi kemubaziran, korupsi, risiko dan juga salah urus
prilaku personal dalam membuat keputusan yang dapat (mismanagement).
mempengaruhi pasien, staf, supplier, dll.
o Membantu pembentukan dan peningkatan branding.
3. Openness o Memastikan organisasi dikelola dengan cara terbaik sesuai
harus ada transparansi yang cukup guna meningkatkan dengan kepentingan semua pihak.
kepercayaan semua pihak (staf, pasien, masyarakat).
(Sherry, Pearce, Tingle, 2007)

MATERI CORPORATE BYLAWS


o Identitas RS:
- Nama RS;
- Visi, misi, tujuan, nilai-nilai, dan filosofi RS; APA
- Struktur organisasi pelaksana (instalasi, kelom-
pok staf medis dan staf keperawatan fungsional). CLINICAL GOVERNANCE
- Struktur organisasi pendukung (SPI, Komite Me-
dik, dan Komite Keperawatan). ???
- Hubungan, tata-kerja, dll.
o Identitas Pemilik:
- Nama pemilik RS;
- Peran (fungsi), tanggungjawab, kewenangan, tu-
gas, kewajiban, dan hak-hak dari pemilik.
- Hubungan Pemilik dengan DP/ GB dan Eksekutif.

CLINICAL GOVERNANCE KONSEP CLINICAL GOVERNANCE


1. Harus ada harmonisasi tanggungjawab klinik dan
Sebuah sistem …... yang mampu menjamin adanya
manajemen dengan akuntabilitas pelaksanaan.
upaya peningkatan mutu pada setiap jenis layanan
2. Harus dapat diwujudkan adanya tim kerja yang
kesehatan, baik layanan primer maupun sekunder.
bersifat interdependen.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007) 3. Harus bisa diwujudkan adanya sistem monitoring,
Merupakan framework bagi peningkatan mutu secara evaluating dan improving menuju standar aman.
berkesinambungan dengan meminimalkan risiko, 4. Harus ada dorongan agar selalu ada peningkatan
serta pengembangan organisasi dan staf (medik dan mutu menuju ke mutu optimal (optimum level).
keperawatan, dll) secara ber-kesinambungan. 5. Harus dapat menciptakan adanya budaya belajar
terus-menerus.
Peran Komite Medik dan Komite Keperawatan sangat
6. Harus ada upaya meningkatkan kinerja individu,
penting dalam menunjang Good Clinical Governance
kinerja team, dan kinerja organisasi.
guna menghindari KTD yang berujung pada sengketa.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)

5
23/12/2017

KEY COMPONENTS OF CLINICAL GOVERNANCE

APA
NON-CLINICAL GOVERNANCE
???

NON-CLINICAL GOVERNANCE
THAT SUPPORT CLINICAL GOVERNANCE
Hospital Bylaws
 Finance CORPORATE BYLAWS
 Personnel (human resources) (mengatur tatakelola RS sebagai korporasi agar
 Estate: building, electrical & mechanical services tercipta good corporate governance)
 Catering
 Domestic services MEDICAL STAFF BYLAWS
 Information technology (mengatur tatakelola staf medik agar tercipta
 Administration and clerical services good clinical governance)
 Medical records
 Library services NURSING STAFF BYLAWS
Non-Clinical Governance sangat penting untuk men- (mengatur tatakelola staf perawat & bidan guna
dukung terwujudnya Clinical Governance !!! menunjang good clinical governance)

BEDA PERATURAN dg KEPUTUSAN KEPUTUSAN (BESCHIKKING)


PERATURAN (REGELING): Cirinya:
Cirinya: sudah konkrit;
masih abstrak; bersifat memutuskan dan individual (menunjuk
bersifat mengatur, berlaku umum dan belum individual; individu tertentu);
belum final; dan sudah final; dan
belum menimbulkan akibat hukum. sudah menimbulkan akibat hukum (mis: munculnya/
dicabutnya kewajiban dan hak dari individu yang
Contohnya:
mendapatkan SK).
Peraturan Pemilik RS tentang Hospital Bylaws RS.
Peraturan Pemilik RS tentang …….….. Contohnya:
Peraturan Direktur RS tentang: SK Pemilik RS ...... ttg Pengangkatan Direktur RS.
- Kebijakan Informed Consent. SK Direktur RS …. ttg Susunan Komite Medik.
- Pedoman/ Panduan/ Informed Consent SK Direktur RS …. ttg Clinical Privilege Dr X, Bidan Y.
SPO tentang Informed Consent. SK Direktur RS …. ttg Penetapan Sanksi Dr……….

6
23/12/2017

UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
Nursing Staff Bylaws
PERATURAN MENTERI
PERDA Nursing Staff Bylaws adalah aturan yang mengatur
ANGGARAN DASAR PT/ YAYASAN (RS SWASTA) tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme
tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di Rumah
PER-GUB/ PER-WAL/ PER-BUP/ PER-DIR PT/ YYSN ttg CBL Sakit.
Nursing Staff Bylaws penting bagi terciptanya good
PER-DIR RS ttg MSBL dan NSBL clinical governance di Rumah Sakit.
Setiap RS wajib menyusun Nursing Staff Bylaws dg
PER-DIR RS ttg mengacu pada Corporate Bylaws RS dan peraturan
KEBIJAKAN, PEDOMAN, PANDUAN, PETUNJUK TEKNIS perundang-undangan.
Nursing Staff Bylaws disusun oleh Komite Kepera-
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
watan ……………… dan disahkan oleh Direktur RS.

Nursing Staff Bylaws Bagian Kelima


Kewenangan Klinik
BAB I Bagian Keenam
KETENTUAN UMUM Pembinaan
BAB II Bagian Ketujuh
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN Pengorganisasian Staf Keperawatan
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan BAB III
KOMITE KEPERAWATAN
Bagian Kedua Bagian Kesatu
Organisasi Staf Keperawatan dan Tanggungjawab Pembentukan
Bagian Ketiga Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pengangkatan Kembali Staf Keperawatan Susunan Organisasi dan Keanggotaan
Bagian Keempat Bagian Ketiga
Kategori Staf Keperawatan Fungsi, Tugas, dan Kewenangan

Bagian Keempat
Hubungan Komite Keperawatan dengan Direktur
Contoh Perdir Kebijakan IC
Bagian Kelima Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Panitia Adhoc
Pasal ……. tentang Peraturan Internal RS perlu
BAB VII menetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit ……
KETENTUAN PENUTUP tentang Tatalaksana Informed Consent;
Pasal …..
Peraturan Internal Staf Keperawatan ini mulai berlaku …….. Mengingat:
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan kepada 1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
…………. untuk mensosialisasikan dan menempatkannya di 2. UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang RS
bagian perpustakaan rumah sakit. 3. Dll
Ditetapkan : di Semarang, MEMUTUSKAN:
pada tanggal: 15 Februari 2015
Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR RS ……….
DIREKTUR, tentang INFORMED CONSENT
SOFWAN DAHLAN

7
23/12/2017

Contoh Peraturan Direktur ttg Kebijakan Contoh SPO Informed Consent


Kebijakan: Pengertian:
berisi pasal-pasal dari Pasal 1 memuat Ketentuan Informed consent adalah persetujuan yang diberikan
Umum …..… sampai Pasal terakhir yang memuat oleh pasien atau dalam hal pasien tidak berkompeten
Ketentuan Penutup. oleh keluarga yang berhak mewakili setelah ………..

Pedoman/ Panduan: Tujuan:


Untuk dijadikan acuan bagi seluruh dokter dalam
berisi sekitar 3 sampai 4 pasal; ditambah …..
melaksanakan ketentuan tentang informed consent.
Lampirannya: berisi uraian tentang Pedoman atau
Panduan. Kebijakan:
Semua tindakan medis harus ada IC.
Kebijakan, Pedoman, atau Panduan ditandatangani Sebelum memberikan IC, kepada yang berhak wajib
oleh Direktur RS. diberi penjelasan yang cukup ………..
Gelar akademik dari Direktur tidak boleh dicantumkan. IC dapat diberikan secara tertulis, lisan, atau tersirat.

Untuk tindakan medik berisiko tinggi, IC diberikan Pasien/ keluarganya yang setuju tindakan medis
secara tertulis dengan menandatangani atau membu- diminta untuk menandatanganinya atau membubuh-
buhkan cap ibu jari tangan kiri pada form …... kan cap ibu jari tangan kiri.
Jika yang berhak tidak bersetuju dengan tindakan Pasien/ keluarganya yang tidak setuju tindakan medik
medik yang akan dilakukan dokter maka ia wajib harus menandatangani form penolakan.
menandatangani form penolakan, atau kalau tidak, Dr menyimpan berkas informed consent menjadi satu
keputusan penolakan ditulis dalam rekam medis dan dengan rekam medik pasien yang bersangkutan.
ditandatangani oleh dokter dan saksi dari rumah sakit.
Unit Terkait:
Prosedur: Rawat Jalan
Dr memberikan penjelasan yang cukup mengenai ….. Rawat Inap
Dr memberikan waktu kepada pasien utk memutuskan Instalasi Gawat Darurat
dan jika perlu bantulah mendapatkan second opinion. Instalasi Bedah Sentral
Dr/ Perawat/ Bidan membantu pasien untuk mengisi Intensif Care Unit
form yang sesuai. Penunjang

Anda mungkin juga menyukai